| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 08 Februari 2016 Hari Biasa Pekan V

Senin, 08 Februari 2016
Hari Biasa Pekan V

Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651; lih. Katekismus Gereja Katolik 1374)


Antifon Pembuka (Mzm 132:7)

Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.

Doa Pagi'


Allah Bapa Mahabaik, Engkau agung melebihi segala sesuatu, sebab Engkau setia akan janj-Mu. Kami mohon, semoga kami mengimani benar yang datang dalam nama Tuhan, ialah Yesus Kristus, Mesias, saksi belas kasih-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
    
   
"Imam-imam membawa tabut perjanjian ke tempat mahakudus dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan."
   
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya, yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
 
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
  
Pada suatu hari Yesus dan murud-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

"Lalu berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tikarnya ke mana saja mereka dengar Yesus berada" (ay. 55). Mengamati dan membayangkan satu ayat di atas, yang muncul dalam pikiran saya adalah: ini pasti pribadi yang sangat menarik, berkuasa dan banyak orang kagum serta percaya. Begitu mendengar bahwa Yesus datang atau bahkan hanya mau lewat daerahnya, desa itu menjadi ramai; orang-orang berbondong-bondong membawa saudara-saudarinya, orangtua, kakek-nenek, tetangganya yang sakit, orang yang sakit menjadi sembuh. Hebat, menyentuh, dan menggerakkan. Itulah pribadi Yesus, kata-kata-Nya menggetarkan sekaligus berkuasa.

Kalau pribadi Yesus saja menarik banyak orang pada waktu itu, bagaimana dengan diri saya saat ini? Kalau menyentuh jumbai-Nya saja mereka yang percaya akan disembuhkan, dan nyatanya juga sembuh, bagaimana dengan diri kita setiap kali menerima dan menelan Sakramen Mahakudus (komuni)? Bukankah dalam Ekaristi kita tidak hanya mendengarkan sabda Tuhan atau menjamah jumbai jubah Yesus? Kita menerima di tangan kita sendiri Sakramen Mahakudus, lalu memasukkan ke mulut kita, diterima dengan lidah, dan kita telan. Yesus masuk dalam tubuh kita. Marilah kita bertanya pada diri sendiri, bila masih dalam kebimbangan, keraguan, merasa kurang diperhatikan, dianaktirikan oleh Tuhan, merasa bahwa doa-doanya tidak dikabulkan, apakah kita masih merasa Tuhan tidak adil.

Apakah kita sudah berlari-lari (baca: berusaha sekuat tenaga) untuk "berjumpa atau menemui" Yesus dengan membaca Kitab Suci dan merenungkannya? Sudahkah kita mencontoh cara hidup dan perilaku-Nya? Bukankah Yesus adalah Guru kita dan kita adalah murid-murid-Nya. Dalam keheningan, semoga kita mendengarkan pengajaran-Nya dan disapa oleh Yesus. Tuhan memberkati. (JK/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mrk 6:56)

Semua orang yang menjamah Yesus menjadi sembuh.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy