Minggu, 06 Agustus 2017
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
"Apa yang lebih bahagia, lebih tinggi dan lebih mulia daripada tinggal bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan-Nya?" (St. Anastasius dari Sinai)
PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN), DENGAN CREDO (SYAHADAT)
Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)Dalam
awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa:
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah
Dia! In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The
Father's voice was heard: This is my beloved Son, with whom I am well
pleased. Listen to him. Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me. Doa PembukaYa Allah, dalam Penampakan
Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan
kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan
martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami,
yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah
bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
Aku,
Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut
Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti
bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang
berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.
Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.
Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus
melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan
seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu,
dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu
diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka
segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal
adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1.
Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau
bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan
hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin
di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan
keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)
"Suara itu kami dengar datang dari surga."
Saudara-saudara,
kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami
memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus
sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami
menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah
Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan,
"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami
dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas
gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman
yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu.Demikianlah sabda TuhanU. Syukur kepada Allah.Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.Ayat. (Mat 17:5c)Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."
Sekali
peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan
bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya
bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar
seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang
berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa
bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan
di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk
Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang
terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang
berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan
mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh
mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat
kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka,
"Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak
Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Ziarah.... Ya. Siapa yang tak pernah mengalaminya? Orang bisa berziarah ke mana pun, tergantung tujuan dan ujud yang kita punya, tergantung budget yang tersedia dan kekuatan raga yang ada.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Hanya tiga murid yang diajak Yesus mengalami kemuliaan-Nya itu: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka diajak Yesus naik (berziarah) ke sebuah gunung yang tinggi (ay. 1). Di sana Yesus berubah rupa di depan mata mereka. Tampak pula Musa dan Elia. Pengalaman ini mengagumkan bagi ketiga murid tadi, sampai-sampai mereka lupa diri, mau mengalaminya terus, "Tuhan, alangkah baiknya kita berada di tempat ini." Mereka juga mau mendirikan tiga tenda.
Pengalaman itu tidak hanya membawa kebahagiaan, kebanggan, sukacita, namun juga ketakutan (ay. 6). Karena sentuhan Yesus, mereka tidak takut lagi: "Berdirilah, jangan takut!" Pengalaman itu tidak begitu lama, karena tiga murid Yesus itu tidak lagi melihat seorang pun kecuali Yesus. Ini juga pengalaman kita saat bahagia: ada saatnya selesai.
Kadang ketika berziarah, kita mengalami pengalaman yang "aneh, asing, menggetarkan, membahagiakan, juga menakutkan." Orang jawa mengatakan "wedi asih"; menakutkan, juga menyenangkan (Latin: tremendum et fascinosum). Itulah pengalaman rohani yang bisa kita alami. Pada saat mengalami itu kita "diam", tidak berani menceritakan apa yang kita alami, bahkan apa yang kita lihat namun tidak dilihat dan tidak dialami oleh orang lain.
Berhadapan dengan pengalaman seperti itu, sikap Bunda Maria dapat menjadi teladan kita, "Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya." Kita diajak meluangkan waktu untuk hening merenungkan, melihat kembali, merasakan, mencari arti bersama Tuhan pengalaman yang menggetarkan, membahagiakan sekaligus menakutkan tadi. Tanpa permenungan, pengalaman itu akan berlalu begitu saja, hilang dan tidak menjadi kekuatan iman kita. Itulah mengapa sebagai orang beriman waktu hening untuk merenung, mengecap pengalaman bersama Allah sangat penting. Pengalaman seperti iilah yang menguatkan kita sebagai orang beriman. Selamat bermenung. Tuhan memberkati. (JK/INSPIRASI BATIN 2017)
Antifon Komuni (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When Christ appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.