| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 10 Oktober 2018 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 10 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXVII
     
Kesetiaan umat yang dibaptis adalah satu prasyarat yang menentukan untuk pewartaan Injil dan untuk perutusan Gereja di dunia. Supaya berita keselamatan dapat menunjukkan kepada manusia kekuatan kebenaran dan kekuatan sinarnya, ia harus disahkan oleh kesaksian hidup orang Kristen "Kesaksian hidup kristiani sendiri beserta amal baik yang dijalankan dengan semangat adikodrati, mempunyai daya kekuatan untuk menarik orang-orang kepada iman dan kepada Allah" (AA 6). -- Katekismus Gereja Katolik, 2044


Antifon Pembuka (Luk 11:1)

Tuhan, ajarilah kami berdoa, sebagaimana yang diajarkan Yohanes kepada murid-murid-Nya.
   

Doa Pembuka
  

Ya Allah, Putra-Mu telah memperkenalkan Engkau sebagai Bapa Kami. Ia juga mengajari kami bagaimana caranya berdoa. Semoga kami semakin menjadi pendoa yang tekun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (2:1-2.7-14)
 
   
"Mereka melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku."
   
Saudara-saudara, empat belas tahun setelah dipilih Tuhan, aku pergi ke Yerusalem bersama dengan Barnabas, dan Titus pun kubawa serta. Aku pergi ke sana berdasarkan suatu pernyataan. Di sana aku membentangkan Injil yang kuberitahukan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, jangan sampai dengan percuma aku telah berusaha. Pada kesempatan itu aku berbicara tersendiri dengan orang-orang yang terpandang. Mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil bagi orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus bagi orang-orang bersunat; maka mereka menjadi yakin. Sebab sebagaimana Tuhan telah memberi Petrus kekuatan untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, demikian pula Ia memberi aku kekuatan untuk menjadi rasul bagi orang-orang yang tak bersunat. Mereka pun menjadi yakin mengenai kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku. Maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan daku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan. Semua setuju bahwa kami pergi kepada orang-orang yang tak bersunat, sedangkan mereka kepada orang-orang yang bersunat. Mereka hanya minta agar kami tetap mengingat orang-orang miskin; dan hal itu sungguh-sungguh kuusahakan. Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku terus terang menentang dia, karena ia salah. Sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat. Tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Juga orang-orang Yahudi lain ikut berlaku munafik seperti dia, sehingga Barnabas sendiri terseret oleh kemunafikan mereka. Aku melihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil. Maka aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua, "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827.
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Rm 8:15) 
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, 'Abba, ya Bapa.'

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)
  
"Tuhan, ajarilah kami berdoa."
    
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Bila kalian berdoa, katakanlah: 'Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

    
 Yesus mengajarkan cara berdoa. Yesus memberikan contoh doa yang sangat sederhana. Yesus lebih mementingkan kualitas hubungan antara manusia dengan Allah. Yesus menghendaki setiap orang berdoa dengan penuh kepercayaan. Yesus membarui hubungan manusia dengan Allah. Yesus menunjukkan bahwa Allah, sangat dekat dengan manusia. Maka, Allah disapa dan diposisikan sebagai "Bapa" yang baik, penuh kasih, pem,urah, pemaaf dan pengampun. Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya dan menjadikan saudara dan saudari Yesus, Putera-Nya. Dalam mendoakan "Bapa Kami" kita disadarkan untuk selalu memuliakan Allah dan percaya penuh atas penyelanggaraan-Nya atas hidup kita. Gereja memberi tempat yang sangat istimewa pada doa Bapa Kami. Diyakini, doa ini merupakan warisan Tuhan Yesus sendiri pada Gereja. Karena itu, Bapa Kami dianggap sebagai doa yang paling sempurna. Berdasarkan Pedoman Umum Missale Romawi (2002), Bapa Kami merupakan salah satu dari tiga teks yang mensyaratkan rumusan utuh. Dua lainnya ialah ‘Aku Percaya’ dan ‘Kemuliaan’. Maka pemenggalan teks, parafrase, membuat variasi lagu ‘solis dan refren’, dilarang oleh Gereja. 
  
 
 Doa Bapa Kami adalah doa Gereja. Itulah sebabnya, doa Bapa Kami termasuk doa pokok dalam rangka tiga Sakramen Inisiasi Kristen: Baptisan, Penguatan, dan Ekaristi. Dalam semua tradisi liturgi, doa Bapa Kami merupakan bagian hakiki dari ibadat pagi dan sore (KGK 2768). Santo Yohanes Krisostomus berkata, “Tuhan mengajar kita berdoa untuk saudara-saudari kita secara bersama-sama. Karena Ia tidak mengatakan: ‘Bapaku’ di dalam surga, tetapi: ‘Bapa kami’, sehingga doa kita seperti dari satu jiwa mendoakan seluruh tubuh Gereja” (dikutip dari KGK 2768). Dalam perayaan Ekaristi, kita selalu mendoakan Bapa Kami sesudah Doa Syukur Agung selesai, dan sebelum penerimaan komuni. Mengapa? Katekismus Gereja Katolik memberikan penjelasannya yang sangat bagus:

    Dalam perayaan Ekaristi, doa Tuhan merupakan doa seluruh Gereja. Di sini tampillah artinya yang penuh dan daya gunanya. Disisipkan di antara Doa Syukur Agung (anaphora) dan pembagian Komuni ia menyimpulkan, di satu pihak seluruh permohonan dan syafaat yang diucapkan dalam epiklese, di lain pihak ia memohon untuk diperbolehkan masuk ke dalam perjamuan perkawinan surgawi, yang diantisipasi dalam komuni sakramental (KGK 2770)..
(RENUNGAN PAGI)
        
Antifon Komuni (Luk 11:1)
   
Tuhan ajarilah kami berdoa, sebagaimana yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy