"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
  
Yer. 15:10,16-21; Mzm. 59:2-3,4-5a,10-11,17-18; Mat. 13:44-46.

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Yesus mengumpamakan Kerajaan Sorga dengan harta dan mutiara yang sangat berharga. Maka, bagi kita orang beriman, jelas bahwa harta dan mutiara kita yang paling berharga tidak lain adalah Tuhan sendiri, yang bertahta dalam Kerajaan Sorga. Namun, bukan Kerajaan Sorga yang ada di awang-awang sana, tetapi Kerajaan Sorga yang hadir di tengah-tengah kita, sebagaimana kita mohon "datanglah Kerajaan-Mu". Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh tetapi Tuhan yang dekat dan terlibat dalam kehidupan kita. Memang, meskipun dekat dengan kita, Tuhan itu tersembunyi seperti harta yang terpendam atau seperti mutiara yang harus dicari. Ada kalanya, kita dapat dengan mudah menemukan-Nya begitu saja, seperti halnya petani yang menemukan harta terpendam. Namun, seringkali kita harus mencarinya, mungkin cukup lama dan dengan bersusah bayah, baru bisa menemukan seperti padagang yang mencari mutiara yang indah. Dengan menemukannya,itu pun kita tidak otomatis memilikinya. Untuk dapat memilikinya, kita harus berani mengorbankan apa yang kita miliki, seperti halnya petani dan pedagang yang setelah menemukan harta dan mutiara yang dicarinya, kemudian menjual seluruh miliknya sehingga mereka dapat membeli harta dan mutiara tersebut. Demikian pula, untuk menjadikan Tuhan sebagai harta dan mutiara yang paling berharga dalam hidup kita, kita pun harus mau berkorban. Mengorbankan waktu kita untuk sujud menyembah kepada Tuhan dalam doa-doa kita dan mengabdi-Nya dalam pelayanan kepada sesama. Juga mengorbankan keingingan dan kehendak kita, lebih-lebih keegoisan kita, untuk diganti dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup seperti Paulus, "aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20).

Doa: Ya Bapa, Engkau telah mengorbankan Putera tunggal-Mu untuk kami. Semoga kami pun rela berkorban demi mendapatkan harta dan mutiara yang paling berharga, yakni Engkau sendiri. Amin. -agawpr-

Rabu, 30 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVII

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
    
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Mat 13:45-46)

    
Antifon Pembuka (Yer 15:16)

Bila aku menemukan Sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu menjadi kegirangan bagiku dan kesukaan hatiku.

Doa Pagi


Ya Allah, Bapa kami, dalam diri Yesus Kristus Engkau telah mengaruniakan harta yang terpendam dan mutiara yang paling berharga. Kami mohon, berilah kami kebijaksanaan agar dapat melepaskan dengan sukacita segala sesuatu guna memperoleh harta dan mutiara itu, yaitu, Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21)
     
    
"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."
                
Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celakalah aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun. Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku. Sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya. Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan, "Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)
1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari para penumpah-penumpah darah.
2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
5. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.  
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
   
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
    
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
    
MEDITATIO : Mutiara yang berharga itu adalah hidup damai sukacita di dunia dan juga berarti kehidupan damai sukacita di surga. Seseorang yang mencari Tuhan di dunia akan merelakan semua miliknya untuk dapat memperoleh mutiara atau damai sukacita itu.

Sukacita itu sendiri sebenarnya diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan kepada semua orang, tidak ada yang harus dibayar, tidak ada diskriminasi terhada penerimanya. Namun agar mampu menerimanya kita harus membersihkan diri dulu. Kita harus 'menjual' milik kita yang paling berharga yaitu 'kehendak bebas' kita, hak prerogatif kita yang berasal dari Allah dan 'membeli' sukacita itu.

Dengan menyerahkan 'kehendak bebas' itu maka kita berpasrah diri pada 'kehendak Tuhan', sehingga karya Tuhan dapat bekerja dengan sempurna atas diri kita. Berpasrah diri pada Tuhan bukanlah manifestasi dari kelemahan tubuh dan jiwa tetapi upaya untuk membangkitkan kekuatan rohani kita.
 
CONTEMPLATIO : Hadirkan wajah Yesus dalam imajinasi anda. Renungkan perumpamaan diatas dan rasakan kegembiraan pedagang itu saat menemukan mutiara yang indah. Rasakan kehangatan yang menjalar di tubuh anda.

ORATIO : Ya Yesusku, aku percaya kehendak-Mu lebih sempurna dari kehendakku, terjadilah kehenda-kMu atas diriku dan hadirkanlah damai sukacitamu dalam kehidupanku. Amin.

MISSIO : Aku tidak akan komplain pada Tuhan tentang segala hal yang akan terjadi hari ini, tetapi aku akan mencoba mengerti hikmah dari semua hal yang terjadi pada hari ini.
   
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Selasa, 29 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Marta

Yer 14:17-22; Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11; Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Hari ini kita memperingati St. Marta, salah seorang wanita sahabat Yesus yang cukup dekat. Yesus sendiri amat menyanyangi Marta dan kakaknya, Maria, serta Lazarus, saudaranya (Yoh 11:5; Yoh 11:3). Beberapa kali, Yesus singgah di rumah mereka, entah sekedar mampir (Luk 10:38) atau memang mengkususkan untuk datang (Yoh 11:7). Dalam kisah persahabatan mereka, khususnya antara Marta dan Yesus, tampak bahwa Marta adalah seorang yang aktif, cekatan, ringan tangan dalam melayani dan cerewet dalam arti positif, namun juga beriman mendalam. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya singgah di rumahnya (Luk 10:38-42), ia dengan cekatan melayani dan menjamu mereka. Namun cerewetnya juga muncul. Sambil melayani ia ngedumel karena Maria, kakaknya, tidak membantu, malah enak-enak mendengarkan Yesus. Padahal sebenarnya wajar kalau kakak beradik menerima tamu lalu sang kakak menemani para tamu untuk ngobrol sedangkan sang adik yang melayani. Sifat aktif dan cekatannya juga muncul pada saat Lazarus, sakit. Dengan segera, ia memberitahukan perihal sakitnya Lazarus kepada Yesus (Yoh 11:3), lalu ketika Yesus datang, ia cepat-cepat pergi "menthukke" untuk mendapatkan-Nya sebelum Yesus sampai di rumahnya (Yoh 11:20). Lagi-lagi cerewetnya mucul. Yang dikatakan pertama kali kepada Yesus bukan ucapan selamat datang dan "mbagekke sugeng rawuh" serta mengucapkan terimakasih atas kehadiran-Nya tetapi langsung protes. Dalam bahasa sehari-hari kita, mungkin ia berkata, "Ah, Tuhan. Engkau terlambat, sehingga saudaraku sudah mati" (bdk. Yoh 11:21). Yach, begitulah relasi antara 2 sahabat yang akrab dan sangat dekat. Namun, di balik itu, ia tetap mempunyai iman dan kepercayaan yang besar pada Yesus. Sikapnya yang selalu terbuka menerima Yesus di rumahnya dan aktif menyambut serta melayani-Nya menegaskan betapa ia sangat beriman dan percaya kepada-Nya. Maka, tampak jelas di sini bahwa semua sikap dan tindak-tanduk Marta tersebut mengalir dari kedekatan dan relasinya yang mendalam dengan Yesus. Marilah kita mohon agar Gereja kita, baik di tingkat lingkungan maupun paroki, dianugerahi banyak Marta, yakni para wanita yang beriman mendalam, aktif, cekatan dan ringan tangan dalam pelayanan. Boleh dan baik juga mereka itu cerewet. Bukan cerewet untuk menggosip dan saling menjelekkan di antara ibu-ibu sendiri, tetapi cerewet dalam arti positif, misalnya cerewet pada para imamnya dalam menjaga menu makanan agar tetap sehat atau cerewet untuk mengingatkan para imam dalam menghayati kesetiaan serta kesucian panggilannya.

Doa: Santa Marta, doakanlah kami agar kami dapat meneladanmu dalam menjalin persahabatan yang erat dengan Yesus sehingga kami pun mampu untuk menjadi anggota Gereja yang aktif, cekatan dan ringan tangan dalam pelayanan. Amin. -agawpr-

Selasa, 29 Juli 2014 Peringatan Wajib Sta. Marta

Selasa, 29 Juli 2014
Peringatan Wajib Sta. Marta
         
Gereja mengajarkan bahwa setiap jiwa rohani langsung diciptakan Allah Bdk. Pius XII. Ens. "Humani generis" 1950: DS 3896; SPF 8. - ia tidak dihasilkan oleh orang-tua - dan bahwa ia tidak dapat mati Bdk. Konsili Lateran V 1513: DS 1440.: ia tidak binasa, apabila pada saat kematian ia berpisah dari badan, dan ia akan bersatu lagi dengan badan baru pada hari kebangkitan. (Katekismus Gereja Katolik, 366)

       

Antifon Pembuka (Luk 10:38)
   
Yesus memasuki sebuah dusun, dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.

Doa Pagi

Alah Bapa kami, Putra-Mu telah mengalahkan kematian berkat wafat-Nya di kayu salib dan berkat kebangkitan-Nya, Ia memulihkan kehidupan kami. Kami mohon, semoga Roh-Mu tinggal di dalam diri kami dan membimbing kami menuju pada kehidupan yang baru. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Dosa bangsa terpilih selalu membuat remuk redam sang nabi. Doa nabi selalu menjadi perpanjangan mulut penyesalan dosa bangsanya. Harapannya tentu Allah memberikan belas kasihan dan pengampunan dosa-dosanya untuk dapat kembali pada jalan Allah.
  

Bacaan dari Kitab Yeremia (14:17-22)

     
Air mataku bercucuran siang dan malam tiada hentinya, sebab anak dara, puteri bangsaku, dilukai dengan luka parah, luka yang sama sekali tak tersembuhkan. Apabila aku keluar ke padang, di sana ada orang-orang yang mati terbunuh oleh pedang! Apabila aku masuk ke dalam kota, di sana ada orang-orang sakit kelaparan.” Bahkan baik nabi maupun imam menjelajah negeri yang tidak dikenalnya. Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, namun tiada sesuatu yang baik. Kami mengharapkan kesembuhan, namun hanya ada kengerian. Ya Tuhan, kami insaf akan kejahatan kami, dan akan kesalahan leluhur kami; kami sungguh telah berdosa terhadap-Mu; janganlah kiranya menolak kami, dan janganlah Engkau menghinakan tahta kemuliaan-Mu! Ingatlah akan perjanjian-Mu dengan kami, janganlah kiranya membatalkannya. Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara para dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya Tuhan Allah kami, pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Ayat. (Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, dan ia akan mempunyai terang hidup.

Marta dan Maria dua bersaudara yang sama-sama beriman pada Yesus. Mereka mempunyai relasi dan komunikasi yang sangat akrab dengan Yesus. Yesus menjadi andalan dalam hidupnya. Bahkan ketika salah satu dari keluarganya meninggal tetap berharap berharap dan percaya pada Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang mempunyai kekuasaan besar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:19-27)
    
   
"Akulah kebangkitan dan hidup!"
   
Menjelang hari raya Paskah, banyak orang Yahudi datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, ‘Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya’. Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup! Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
  
atau
  
  
Cara pandang Tuhan bisa berbeda dengan cara pandang manusia. Bagi Tuhan, sikap duduk tenang sambil mendengarkan Dia adalah sebuah pilihan terbaik, seperti telah dilakukan oleh Maria. Sedangkan bagi Marta, saudarinya, sibuk melayani dipandang sebagai yang terbaik.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
   
"Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara."
   
Sekali peristiwa dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, tetapi Maria sibuk sekali melayani. Marta mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku!” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

    
Apa jadinya dunia tanpa Allah? Hanya ada peperangan dan malapetaka. Bahkan nabi dan imam pun sebagai andalan relasi dengan Sang Khalik, berkeliaran tanpa tujuan. Pribadi-pribadi menarik seperti Santa Marta dan Santa Maria, menjadi teladan hidup sejati. Menjadi sahabat Allah dan kerap mendapat kunjungan Tuhan Yesus. Rahasianya adalah bila ada cinta kasih, selalu berkanjang dalam doa dan penuh kepercayaan berharap kepada-Nya, maka hadirlah Tuhan. Apakah keluarga Anda ingin mendapat kunjungan kasih dari Tuhan Yesus?

Doa Malam

Yesus Sang Terang sejati, kedatangan-Mu selalu membawa perubahan. Semoga aku rela melayani sesamaku dan rela berbagi dengan mereka yang sangat membutuhkan, baik secara rohani maupun jasmani. Amin.

RUAH

"Sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Senin, 28 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
 
Yer. 13:1-11; MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 13:31-35.

"Sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Demikianlah, kita dapat melihat adanya 2 ciri utama Kerajaan Allah. Yang pertama adalah pertumbuhan dan perkembangan, yang kedua adalah memberikan manfaat berupa perlindungan yang aman. St. Paulus menegaskan, "Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rm 14:17). Jadi, soal pertumbuhan dan perkembangan di sini bukan pertama-tama pertumbuhan dan perkembangan fisik yang ditopang oleh makanan dan minuman jasmani, tetapi lebih pada pertumbuhan dan perkembangan iman/rohani secara menyeluruh yang meliputi baik aspek mental, moral maupun spriritual. Pertumbuhan dan perkembangan rohani ini pertama-tama merupakan buah karya Roh Kudus yang selalu menghidupi, membarui dan membimbing kita. Maka, untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan rohani, tidak cukup bagi kita hanya membuka mulut untuk menerima makanan dan minuman, tetapi lebih-lebih kita harus membuka diri dan hati akan kehadiran dan karya Roh Kudus. Nah, kalau kita selalu hidup dalam Roh Kudus sehingga iman dan hidup rohani kita mengalami perkembangan yang baik, maka kita akan semakin bermanfaat. Tuhan akan dengan mudah menggunakan kita sebagai alat-Nya untuk melestarikan karya penyelamatan-Nya di dunia ini. Sesama juga akan merasakan manfaat atas kehadiran kita yang selalu membawa kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang sejati.

Doa: Tuhan, semoga aku semakin membuka diri akan Roh Kudus-Mu, sehingga berkat bimbingan-Nya, aku semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan dengan demikian selalu siap Kaupakai sebagai alat-Mu untuk menghadirkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang sejati. Amin. -agawpr-

Senin, 28 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 28 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
   
Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus Bdk. AA 5.. Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan internasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil. (Katekismus Gereja Katolik, 2832)

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pagi
     
Ya Allah, dalam kurban Kristus yang satu dan sempurna, Engkau telah menyempurnakan berbagai kurban Perjanjian Lama. Semoga, meski kami diliputi kelemahan dan dosa, kami tetap tekun memelihara benih-benih kebaikan yang telah Kautanam dalam diri kami sehingga dapat menghasilkan buah yang melimpah. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                   
Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)
 
Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

     
MEDITATIO : Ragi, Kerajaan Surga, Kuasa Allah, Iman, Kasih, tidak terlihat oleh mata telanjang tetapi karyanya nyata. Ragi mengubah secara perlahan-lahan adonan tepung dan air yang tidak enak dan keras, menjadi roti yang empuk dan wangi. Demikian juga dengan kasih, tidak terlihat namun dengan berjalannya waktu mengubah baik yang mengasihi maupun yang dikasihi. Kasih adalah transformasi yang memberikan rahmat ganda. Waktu yang dibutuhkan untuk transformasi itu tergantung pada keterbukaan hati dan kepasrahan diri para pelakunya.

Dalam kehidupan nyata, keyakinan ini tidak mudah diwujudkan dan bahkan mengucapkannya pada orang yang sedang menderita saja sangat sulit. Hari ini kami mengunjungi seorang ibu berusia 40 tahun dengan 2 anak yang baru saja ditinggal suaminya yang gagal ginjal 2 hari yang lalu. Ibu ini terbaring lumpuh di RS karena kanker payudara, tulang belakang dan paru-paru. Saat suaminya meninggal dia hanya bisa mencium jenasahnya disamping dalam posisi terbaring. Begitu dalam kekecewaan sang suami pada Tuhan sehingga dia sempat menolak untuk didoakan padahal mereka berdua adalah aktivis gereja.

Saat itu rasanya tidak ada penghiburan yang bisa diucapkan, airmata kita juga sudah tidak berarti lagi dibandingkan kesedihannya. Hanya satu yang tersisa, yang tidak bisa dirampas oleh dunia saat iman kepercayaan, saat iman pasrah diri sudah lemah, 'Pengharapan akan Kasih Tuhan sendiri', akan janji-Nya bahwa ada tempat di surga bagi orang-orang yang percaya akan 'Kasih-Nya' walaupun mengalami penderitaan di dunia. Kasih mengubah segala hal yang negatif menjadi positif, sebaliknya segala hal yang positif tanpa kasih akan berubah menjadi negatif. Itulah yang kami sampaikan kepada ibu itu, bahwa Kasih Tuhan akan mengubah penderitaan mereka menjadi sukacita di surga.
 
CONTEMPLATIO: Duduklah tenang dan aturlah nafas anda. Bayangkanlah ragi yang halus seperti debu mampu mengubah sekepal adonan tepung dan air menjadi roti seloyang. Bayangkan kuasa Tuhan pada ragi itu, rasakan juga kekuatan yang timbul saat ini.

ORATIO: Ya Tuhan, aku akan bersabar menunggu karya kasih-Mu dalam hidupku. mungkin terasa lambat namun aku percaya engkau akan mengubah hidupku agar sesuai dengan rencananmu. Amin.

MISSIO: Aku akan mendaraskan Syahadat Para rasul setiap pagi sebelum bekerja agar kasih Tuhan selalu hadir sepanjang hari.
   
 
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Kaplet Santo Rafael


Kobus: Mat 13:44-52


"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVII

1 Raj 3:5.7-12; Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Rm 8:28-30; Mat 13:44-52

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Yesus mengajar dengan menggunakan banyak perumpamaan (Mat 13:34). Demikian pula, ketika mengajar tentang Kerajaan Allah. Ia mengumpamakan Kerajaan Allah dengan realitas kehidupan kita sehari-hari. Kerajaan Allah itu mirip/hampir sama dengan harta yang terpendam, dengan mutiara, dan dengan pukat yang dilabuhkan ke laut. Melalui kemiripan ini, Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah itu tidak berada di atas dan jauh dari kita tetapi dekat dengan kita dan terwujud melalui berbagai macam tanda, termasuk sikap dan tindakan kita sehari-hari.

Meskipun Kerajaan Allah itu dekat dengan kita, namun seringkali tersebunyi sehingga tidak selalu kelihatan. Maka, kita harus mencarinya dan membuatnya kelihatan serta terwujud secara nyata. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!" (Mat 6:33). Mungkin kita lalu bertanya: bagaimana secara konkret kita bisa mencari Kerajaan Allah? Perumpamaan-perumpamaan dalam Injil hari ini membandingkan Kerajaan Allah dengan "harta" dan "mutiara". Dengan demikian, Kerajaan Allah merupakan sesuatu yang sangat bernilai atau berharga dan dengan demikian begitu penting serta layak diperjuangkan, seperti halnya orang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang yang di dalamnya terdapat harta terpendam atau seperti pedagang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara yang dicari dan ditemukannya.

Dalam sebuah kerajaan, siapakah orang yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting? Tentu Sang Raja, bukan? Demikian pula dalam Kerajaan Allah. Tuhanlah yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting sehingga layak untuk kita perjuangkan, kita cari, kita temukan lalu kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya. Untuk mencari Tuhan dan mengabdi-Nya memang butuh pengorbanan. Namun, sebenarnya pengorbanan itu tidak berat. Sebab, kita hanya perlu mengorbankan waktu untuk bersama Tuhan dalam doa, Ekaristi, pertemuan umat (Mat 18:20), membaca dan merenungkan sabda-Nya. Tidak berat bukan? Karena kita semua mempunyainya dan dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari. Namun, apa yang tidak berat itu seringkali sulit kita lakukan dengan berbagai macam alasan. Padahal, seperti yang dijanjikan Yesus, bahwa semua hal yang kita perlukan akan dianugerahkan kepada kita kalau kita dengan tekun dan setia mencari Tuhan (Mat 6:33).

Tuhan tidak kelihatan tetapi tersembunyi. Maka, tugas kita adalah membuat-Nya menjadi kelihatan, bukan malah membiarkannya tetap tersembunyi. Kita dipanggil untuk mencari, menemukan dan menjadikan-Nya kelihatan melalui kesaksian hidup beriman kita. Semoga melalui pemikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan-tindakan kita sehari-hari, semakin banyak orang percaya bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh ada dan dekat dengan kita. Hanya dialah satu-satunya harta dan mutiara yang paling berharga, yang pantas kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya.

Doa: Selama hidupku, kucari wajah-Mu ya Tuhan. Sebab, “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” Amin. (St. Agustinus)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy