Jumat, 08 Mei 2015
Hari Biasa Pekan V Paskah
Liturgi merupakan doa yang didoakan sepanjang sejarah gereja, maka
liturgi tidak dapat diubah-ubah sesuka hati. Selain itu, liturgi
merupakan doa seluruh Gereja yang tersebar di segala penjuru dunia:
setiap orang Kristiani, terlepas dari tempat tinggalnya, setiap kali
memasuki sebuah gereja untuk merayakan liturgi seharusnya merasa berada
di rumah sendiri. Kita mesti merayakan liturgi yang tidak boleh kita
ubah sesuai dengan selera kita, melainkan sebagai sebuah realitas yang
lebih besar dari diri kita, sebagaimana sering dikatakan oleh Bapa Suci
Benediktus XVI. (Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, Duta Besar Takhta
Suci untuk Indonesia)
Antifon Pembuka (Why 5:12)
Anak Domba yang telah dikurbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan
Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.
Doa Pagi
Allah Bapa pangkal keselamatan manusia, kami telah Kautebus dalam
misteri Paskah Kristus yang kami rayakan dengan gembira. Semoga kami
dilindungi dan diselamatkan oleh daya kekuatan Kristus. Sebab Dialah
Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)
"Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu."
Pada akhir sidang pemuka jemaat di Yerusalem yang membicarakan soal
sunat, rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat mengambil
keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan
diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas. Yang
terpilih yaitu Yudas yang disebut Barnabas, dan Silas. Keduanya adalah
orang yang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka
diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan
penatua-penatua, dari saudara-saudaramu, kepada saudara-saudara di
Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami
telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tidak
mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu
dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan
untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama
dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah
mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi kami
telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan
pesan tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus
dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak
beban daripada yang perlu, yakni: kamu harus menjauhkan diri dari
makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging
binatang yang mati dicekik dan dari pencabulan. Jikalau kamu memelihara
diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah
berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka
memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada
mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang
menghiburkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau
bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari
kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau
bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu
menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.
Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi
seluruh bumi!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah
memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)
"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih
seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah
sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku
tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah,
dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam
nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah
seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Ada seorang prajurit muda dari Perancis yang mendapat luka berat pada
perang dunia II. Lengannya terkena tembakan sedemikian parahnya sehingga
harus diamputasi. Dia adalah seorang prajurit muda yang tampan, dan
sang ahli bedah itu merasa amat sedih bahwa orang muda itu selanjutnya
harus hidup sebagai orang cacat. Maka dia menunggu di tepi tempat tidur
untuk menyampaikan berita yang buruk itu bila prajurit itu menjadi sadar
kembali. Pada waktu pemuda itu membuka matanya, dokter itu berkata
kepadanya: ”Aku menyesal sekali untuk memberitahukan kepadamu bahwa
engkau telah kehilangan lenganmu.” Kata pemuda itu kepada dokter:
”Dokter...aku tidak kehilangan lenganku karena aku telah memberikannya
untuk Perancis.”
Teman-teman yang terkasih, memberikan diri kita bagi orang lain bukanlah
perkara mudah. Kita seringkali mempertimbangkan untung dan ruginya bila
hendak menolong orang lain. Yesus menegaskan bahwa pengorbanan atau
penyerahan diri bagi orang lain harus berlandaskan pada kasih. Kasih
menggerakan kita untuk menyerahkan diri secara total bagi mereka yang
mengharapkan saluran tangan kita.
Gambaran kasih itu jelas tampak dalam diri Yesus. Peristiwa sengsara,
wafat, dan kebangkitan-Nya di salib menyadarkan kita bahwa cinta-Nya
tulus bagi manusia. Maukah kita meneladan model kasih Yesus?
Tuhan Yesus terima kasih atas pengorbanan penuh kasih-Mu kepada kami.
Ajarilah kami agar berani berkorban bagi orang-orang yang sedang
berkesusahan. Amin. (Oase Rohani 2015)
Antifon Komuni
Yang Tersalib bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.
The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.