Selasa, 06 Agustus 2019
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
“Ketika Tuhan memberimu rahmat untuk merasakan kehadiran-Nya, dan menghendaki agar engkau dapat berbicara kepada-Nya seperti kepada sahabat yang terkasih, katakanlah kepada-Nya perasaanmu dengan bebas dan percaya diri. Sang Kebijaksanaan itu akan bersegera menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang mencari-Nya (lih. Keb 6:14). Ia akan bersegera menghampirimu, ketika engkau mencari kasih-Nya. Ia akan menghadirkan diri-Nya kepadamu, untuk memberimu rahmat dan obat yang engkau perlukan. Ia hanya menunggu satu kata darimu, untuk menunjukkan bahwa Ia ada di sisimu dan mau mendengarkanmu dan menopangmu….” (St. Alfonsus de Liguori)
PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN), TANPA CREDO (SYAHADAT)
Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)Dalam
awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa:
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah
Dia! In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The
Father's voice was heard: This is my beloved Son, with whom I am well
pleased. Listen to him. Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me. Doa PembukaYa Allah, dalam Penampakan
Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan
kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan
martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami,
yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah
bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut
Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti
bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang
berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.
Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.
Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus
melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan
seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu,
dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu
diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka
segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal
adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau
bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan
hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan
semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat
kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.
Iman Petrus sungguh dikuatkan. Ia menjadi saksi mata atas keagungan Tuhan. Yesus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Bapa.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)
"Suara itu kami dengar datang dari surga."
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol
manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan
kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari
kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan
kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang
kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami
bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami
makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.
Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan
pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan
bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!
Petrus,
Yakobus dan Yohanes menjadi saksi-saksi kemuliaan Yesus di atas sebuah
gunung. Mereka diminta untuk mendengarkan Yesus. Mereka disiapkan untuk
menghadapi penderitaan dan salib Yesus.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik
ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus
berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah
dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya
menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan
kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu
Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka
melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di
dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus,
Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk
Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu
apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian,
datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu,
takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang
berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara
itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu
merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan
kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari
ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Kita diajak
untuk mengarahkan pandangan kepada Yesus yang dinyatakan oleh Bapa
sebagai Putra-Nya yang terkasih. Peristiwa di atas gunung yang dialami
oleh para murid merupakan kesaksian yang meneguhkan iman akan Yesus
sebagai Putra Allah. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi sangsi dan
ragu-ragu bahwa Yesus yang kita imani adalah sungguh-sungguh Putra
Allah. Pernyataan Allah Bapa yang berbunyi, "Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" sangatlah
penting untuk dijadikan dasar yang kokoh bagi kita untuk mengimani
Yesus, sebagai Putra Bapa. Bapa sendiri berkenan kepada Yesus Putra-Nya,
maka pastilah kita juga berkenan akan Yesus dan tidak perlu membuat
kita bimbang.
Transfigurasi, sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini, adalah salah satu momen dalam kehidupan Yesus ketika penghalang antara alam surgawi dan bumi menyelinap pergi untuk memungkinkan waktu ke-Ilahian-Nya bersinar. Bahwa wahyu ini harus terjadi di "gunung tinggi" sejalan dengan hubungan tradisional pegunungan dengan tempat tinggal Allah.
Perintah terakhir, "Dengarkan dia!" Adalah instruksi khusus untuk memperhatikan dengan seksama apa yang Yesus katakan dalam prediksi sengsara pertama (Mat 16:21) dan akan segera diulangi (17: 22-23; juga 20:17-19 ). Mulai sekarang, tepat sebagai Anak Allah yang terkasih, Yesus harus menapaki jalan menuju Yerusalem sebagai Mesias yang datang, “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang” (20:28). Dua kebenaran yang menurut Petrus sangat sulit untuk didamaikan satu sama lain — bahwa Yesus adalah “Anak Allah yang hidup” (16:16) dan bahwa Ia ditakdirkan untuk menderita dan mati (16:21) —di sini disatukan dalam wahyu langsung dari Tuhan. Menjadi Anak Allah tidak akan melindungi Yesus dari kematian. (lihat juga Rom 8:32; Ibr 5: 7-10; Yohanes 3:16). Para murid akan berjuang untuk menyatukan kedua kebenaran ini sampai akhir cerita.
Dalam tindakan terakhir Yesus mendatangi para murid, bersujud dan mengatasi rasa takut dengan menyentuh mereka dengan kata-kata yang meyakinkan. Putra Allah yang telah berubah rupa sekali lagi, sederhana dan nyata, Yesus, Manusia yang mereka kenal. Dengan bergerak begitu cepat dari kemuliaan dan teofani kembali ke kemanusiaan sederhana, kisah ini menegaskan kembali rasa kehadiran Ilahi dalam pribadi manusia Yesus. Para murid sejenak berbagi pengalaman Musa dan Elia tentang kemuliaan surgawi di hadirat Allah. .
Gema Transfigurasi yang kita dengar dalam Bacaan Kedua (2 Ptr 1: 16-19) mengingatkan kebenaran ini untuk mendorong generasi orang percaya di kemudian hari yang mengalami kesulitan dan mungkin tergoda untuk putus asa akan kemenangan akhir dari penyebab Allah. Dalam "kegelapan" saat ini Transfigurasi adalah "lampu" untuk menerangi jalan sampai "fajar tiba dan bintang fajar terbit di benak Anda". "Fajar" dan "Bintang Fajar" adalah kedua julukan yang merujuk pada Yesus dalam kemuliaan penuh Mesianiknya. Iman kepada-Nya dan berharap kemenangan akhir dari perjuangannya adalah pelita yang terus menerangi jalan kita dalam apa yang sering kali merupakan kegelapan zaman kita. (renunganpagi)
Antifon Komuni (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When Christ appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.