Renungan 17: Pilihan sebagai kebebasan untuk....

64 Tahun Kemerdekaan Indonesia

 

Dalam hidup ini kita tidak pernah lepas dari suatu pilihan. Suatu keputusan yang harus dipilih dengan mengatakan “ya” atau “tidak”. Persoalannya menjadi lebih sulit jika pilihan yang ada bukan hanya yang bersifat dualistis-dikotomis, baik-buruk, benar-salah, hitam-putih, seolah semua sudah jelas. Namun jika apa yang ada di hadapan kita sama-sama baik atau sama-sama buruk, kita ditantang untuk mampu memilih mana yang lebih baik di antara yang baik atau yang lebih sedikit bernilai buruk di antara yang sama buruk. Hal ini hanya mungkin jika dalam diri kita ada kebebasan batin untuk memilih, keterbukaan untuk mendengarkan suara hati, juga kebijaksanaan dalam menjatuhkan pilihan sehingga sesuai pada ukurannya.


Kisah yang ditampilkan dalam bacaan Injil yang memperingati Hari Kemerdekaan ini dimana Yesus dicobai dalam mengambil keputusan untuk membayar pajak (Mat 22:15-22), kita diajak untuk mampu bersikap bijaksana dalam suatu pilihan. Ketika dicobai oleh orang-orang Farisi, Yesus tidak langsung menjawab persoalan itu dengan hanya melihat secara benar-salah, baik-buruk, persolan surgawi-duniawi; melainkan Ia justru mengajak orang untuk mampu menempatkan duduk perkara yang ada secara bijaksana dan ditempatkan pada porsinya yang sesuai, dengan tidak begitu saja memisahkan yang rohani-manusiawi, altar-pasar, tetapi justru diarahkan pada kebaikan bersama (bonum commune). “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (ayt. 21).

Dengan semangat kemerdekaan Republik Indonesia ke-64 yang kita peringati hari ini, marilah kita bersama Yesus belajar untuk melihat pilihan dalam hidup ini bukan sebagai kebebasan dari peraturan, kewajiban dan tanggungjawab tetapi kita ditantang untuk mampu bersikap mengembangkan kebebasan untuk bertidak sesuai dengan ukurannya. Selain itu, kita pun ditantang untuk memiliki keterbukaan dalam menempatkan segala perkara duniawi supaya dilakukan demi kepentingan bersama dan terarah kepada memuji kemuliaan Allah; sedangkan yang rohani pun hendaknya juga menghidupi dan menyemangati hidup kita setiap hari dalam karya, pelayanan, dan kesaksian hidup bagi sesama. Dengan demikian kita pun ikut-serta bersama Allah menghadirkan Kerajaan-Nya di muka bumi yang penuh damai, cinta, dan kasih persaudaraan, dalam kesaksian hidup konkret setiap hari. (fr. diakon natalis www.reginacaeli.org)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy