| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Mendalami Kitab Tobit

Kitab Tobit merupakan salah satu kitab yang termasuk di dalam kanon Alkitab yang diakui oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Pada umumnya diyakini bahwa kitab abad kedua Sebelum Masehi. Isi Kitab Tobit adalah kisah tentang Tobit dari suku Naftali yang hidup di Ninewe, Ibu Kota Asyur, setelah pembuangan suku Israel Utara pada tahun 721 S.M.

Kitab Tobit bisa dibagi dalam tiga struktur, yaitu :

1. Bab 1-3 merupakan inti dari isi Kitab Tobit

a. Kesaksian Tobit bagaimana ia menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupnya.
Kesalehan dan kebenaran hidupnya terungkap dalam kesetiaannya pergi ke Yerusalem untuk beribadat di Bait Allah, rutin membawa persembahan persepuluhan bagi para imam dan orang miskin, mengambil istri dari kaum keluarganya sendiri dan menjauhkan dirinya dari makanan bangsa asing. Tobit secara istimewa juga memberi kesaksian tentang kebaikan-kebaikan yang ia lakukan terhadap para saudara dan kaum sebangsanya, yaitu : memberi makanannya kepada orang yang lapar, memberi pakaiannya kepada orang yang telanjang, menguburkan mayat-mayat yang terlantar, dan mengundang orang-orang miskin makan bersamanya.

Jalan kebenaran dan kesalehan yang ditempuh Tobit adalah Firman Tuhan yang tertulis dalam Kitab Musa : “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan” (Mazmur 119:1).

b. Yang didapatkan Tobit : Penderitaan.

  1. Ia melarikan diri karena akan dibunuh oleh Raja Sanherib (1:19).
  2. Seluruh harta bendanya disita, kecuali istrinya Hana dan anaknya, Tobia (1:20)
  3. Ia menjadi buta (2:10). Akibatnya (2:11-14) Hana, istrinya, yang bekerja untuk memenuhi keluarganya. Ia menjadi curiga bahwa istrinya telah mencuri kambing. Kecurigaannya membuat istrinya marah.

c. Penderitaan itu membuat Tobit sedih, mengeluh, dan menangis.
Penderitaan Tobit begitu berat sehingga mau mati saja. Namun, ia menyampaikan kelah kesahnya dalam doa (3:1-6).

d. Sara anak Raguel dalam waktu yang sama juga menderita (3:7-15).

Penderitaan Sara : Kenistaannya adalah ia sudah diperistrikan kepada tujuh laki-laki, tetapi mereka meninggal sebelum melakukan sesuatu sebagaimana pantasnya suami bagi istrinya. Ia begitu menderita dengan nista itu sehingga ia ingin menggantung diri (3:10). Namun, Sara akhirnya membawa keluhannya ke dalam doa. Penderitaan Sara ditulis dalam bab 3 karena melalui Sara, Tobit dan keluarganya dipulihkan.

e. Doa Tobit dan Sara dikabulkan Allah dengan mengutus Malaikat Rafael yang menyamar menjadi manusia. Mata Tobit disembuhkan dengan hati dan jantung ikan raksasa, sedangkan Sara dilepaskan dari setan dengan empedu dari ikan yang sama.

2. Bab 4-12 : ceritera yang menjelaskan peristiwa pertolongan Tuhan kepada Tobit.

3. Penutup Bab 13-14

Lagu Pujian Syukur Tobit yang menyatakan sukacitanya (Bab 13). Isinya :Tobit memuji Allah Yang Hidup dan mewartakan kebesaran-Nya. Tobit yakin bahwa Allah akan berbalik kepada orang-orang yang bertobat. Allah akan menggembirakan orang-orang yang bertobat dengan memberikan berkat, yaitu damai sejahtera . Tobit meminta Tobia dan keluarganya meninggalkan Niniwe sebelum kota itu dihancurkan (Bab 14)

Pelajaran yang kita dapat dari Kisah Tobit adalah kita hendaknya membawa segala persoalan hidup, khususnya persoalan di dalam keluarga di dalam doa. Allah pasti memberikan pertolongan kepada melalui malaikat-malaikatnya. Karena itu, marilah kita menjadikan Sabda Tuhan dan Doa keluarga sebagai sumber kekuatan kita. Tuhan memberkati.


oleh Romo Felix Supranto, SSCC
Paroki Regina Caeli Pantai Indah Kapuk

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy