| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 02 Juli 2011 Pw. Hati Tersuci SP Maria.

Sabtu, 02 Juli 2011
Pw. Hati Tersuci SP Maria.

“Mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (Luk2:50-51)


Doa Renungan


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas Bunda Maria, Bunda Yesus Putra-Mu yang telah mengajari kami untuk melaksanakan kehendak-Mu dengan lembut dan rendah hati. Semoga keteguhan hatinya dalam memegang prinsip menguatkan kami dan kelembutan hatinya menyinari hati kami untuk dapat melayani kebutuhan sesama dengan murah hati, sehingga semakin banyak orang merasa gembira karena dihargai dan disapa sebagai pribadi.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Ini adalah sebuah kisah penipuan yang menyebabkan Yakub menerima berkat yang seharusnya untuk Esau. Yang ditakutkan Yakub, kalau penipuannya diketahui. Ketegangan semakin memuncak oleh pertanyaan-pertanyaan Ishak, "Siapakah engkau?", "Lekas juga engkau mendapatkannya, anakku!" Baru setelah Ishak akhirnya mencium bau anaknya, ia sadar akan tipuan itu. Tetapi pemberian berkat telah dilangsungkan dan tidak bisa dibatalkan lagi.


Pembacaan dari Kitab Kejadian (27:1-5.15-29)


"Yakub menipu saudaranya dan merampas berkat anak sulung."

Ketika Ishak sudah tua, matanya menjadi kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Pada suatu hari ia memanggil Esau, anak sulungnya, dan berkata kepadanya, "Anakku." Sahut Esau, "Ya, Bapa." Berkatalah Ishak, "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu kapan aku mati. Maka sekarang ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu. Pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang. Olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari. Sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati." Tetapi Ribka mendengarnya ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Segera Esau pergi ke padang gurun memburu seekor binatang untuk dibawa kepada ayahnya. Sementara itu, Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau anak sulungnya, yang disimpannya di rumah. Disuruhnya Yakub, anak bungsunya, mengenakan pakaian itu. Kedua belah tangan Yakub serta lehernya yang licin lalu dibalut dengan kulit anak kambing yang telah ia sembelih. Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya kepada Yakub, anaknya. Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata, "Bapa!" Sahut ayahnya, "Ya anakku. Siapakah engkau?" Kata Yakub kepada ayahnya, "Akulah Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan, seperti yang Bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini. Lalu berkatilah aku." Lalu Ishak berkata kepada anaknya, "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawab Yakub, "Karena Tuhan Allahmu membuat aku mencapai tujuanku." Lalu kata Ishak kepada Yakub, "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya merabanya serta berkata, "Kalau suaranya, suara Yakub; kalau tangannya, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya, "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya, Ya!" Lalu berkatalah Ishak, "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Maka didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya. Lalu Ishak makan; dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak kepadanya, "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." Yakub lalu mendekat dan mencium ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinya dia, katanya, "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu. Jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah dia; dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, sebab Ia baik.
Ayat. (Mzm 135:1-2.3-4.5-6)

1. Pujilah nama Tuhan, pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, hai orang-orang yang datang melayani di rumah Tuhan, di pelataran rumah Allah kita.
2. Pujilah Tuhan, sebab Tuhan itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama-Nya itu indah. Sebab Tuhan telah memilih Yakub bagi-Nya, ia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
3. Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar, bahwa Tuhan kita itu melebihi segala dewata. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Para murid Yohanes Pembaptis menganggap praktik matiraga begitu penting, sehingga mereka mempertanyakan sikap para murid Yesus yang tidak berpuasa. Jawaban yang diberikan adalah bahwa pada zaman Yesus, pengantin laki-laki, bukanlah waktu yang tepat untuk berpuasa. Keradikalan sikap Yesus dan ketidaksesuaian antara ajaran-Nya dengan bentuk kesalehan lama dikemukakan melalui gambaran kain baru dan anggur lama.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-17)

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?"

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, "Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


"
Bah, berkali-kali masuk bengkel rekoleksi, bengkel retret, bengkel rohani, bengkel bacaan Kitab Suci tiap hari, namun sama saja tuh," sergah Daniel yang agak banci. Kebanciannya yang terlalu menonjol, membuat banyak orang selalu menertawakan Daniel dan lupa akan apa yang dikatakannya. "Karena itu, aku alergi dengan yang namanya rekoleksi-rekoleksian....", keluh Daniel.

Kitab Kejadian pada perikop tersebut menegaskan bahwa siapa yang mengutuk, ia akan dikutuk pula dan siapa yang memberkati, ia akan diberkati pula. Artinya, siapa yang menanam hal-hal yang baik, ia pun akan memanen hal-hal yang baik pula. Itulah harapan dari kita masing-masing yang mestinya kita tularkan kepada orang lain di sekitar kita.

Dalam hidup bersama orang lain kita tak luput dari kelemahan-kelemahan. Namun, bila kita punya niat-niat yang baik untuk mereparasi hati yang kotor, membersihkan 'oli kotor' dengan 'oli bersih' dalam kehidupan kita, kita pasti akan disayang Tuhan dan sesama. Bukti reparasi adalah kita ganti dengan doa bersama maupun pribadi. Tidak hanya itu, kita tingkatkan pula kepedulian kita terhadap orang lain di dekat kita, sesudahnya kita luaskan kepedulian kita kepada orang yang paling membutuhkan.

Pada peringatan Hati Tersuci Maria ini kita syukuri, bahwa Bunda Maria adalah Bunda yang sungguh-sungguh memperhatikan kita. Ia amat penuh perhatian kepada Yesus kecil yang hilang di Yerusalem, sehingga bersama Santo Yusuf ia berusaha mencari dan menemukan-Nya. Kita ini murid-murid dan pengikut Yesus. Sebelum menghembuskan napas terakhir-Nya, Yesus memasrahkan murid-murid-Nya pada Bunda-Nya: "Inilah ibumu!" (Yoh 19:27). Dalam konteks ini ia adalah Bunda bagi murid-murid Yesus, Bunda bagi Gereja. Seperti ia memperhatikan Yesus dengan penuh kasih, demikian juga Maria memperhatikan kita dan terus-menerus berdoa bagi kepentingan kita.

Perhatian Bunda Maria kepada Yesus tetap diberikan. Ia tidak sepenuhnya memahami misteri inkarnasi dalam diri Putranya. Kasihnya jauh lebih besar daripada kebutuhannya untuk mengetahui segala-galanya. Kendati Yesus dan perutusan-Nya tidak sepenuhnya ia pahami, "ibu-Nya menyimpan semua perkara itu dalam hatinya." (Luk 2:51). Semoga dengan teladan Bunda Maria ini, kita bisa mengedepankan semangat kasih, daripada memperhatikan perasaan dan kepentingan kita sendiri.

Tuhan, berkali-kali engkau mengingatkan aku lewat berbagai ajaran-Mu sehari-hari dalam Injil-Mu maupun lewat teladan hidup-Mu. Bantulah agar aku mampu berubah dan memulai hidup ini dengan sesuatu yang baru dan memulai untuk hidup suci di hadapan-Mu. Amin.

RUAH - Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy