| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 15 Oktober 2011 Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

Sabtu, 15 Oktober 2011
Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

"Tidak ada kegelapan yang lebih pekat daripada jiwa yang berada dalam keadaan dosa berat" (St Teresia dari Yesus)

Antifon Pembuka

Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah hatiku rindu pada-Mu, ya Allah. Hatiku haus akan Allah, Allah yang hidup.

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahabaik, melalui kasih-Mu, aku mengimani Kristus, Putra-Mu. Teguhkanlah aku dalam pengharapan untuk mempercayakan seluruh hidupku ke dalam tangan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan Penopangku. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (4:13.16-18)

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berhara, Abraham berharap dan percaya."

Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat, Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, melainkan karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, melainkan juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua seperti ada tertulis, "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapak banyak bangsa." Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan sabda-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekali pun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah bersabda kepadanya, "Begitu banyaklah nanti keturunanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:6-7.8-9.42-43)

1. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Sebab Tuhan ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Roh Kebenaran akan memberi kesaksian tentang Aku, dan kalian pun harus memberi kesaksian, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:8-12)


"Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kamu katakan."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni. Tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. Apabila kalian dihadapkan kepada majelis atau pemerintah, atau penguasa, janganlah kalian kuatir bagaimana dan apa yang harus kalian katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kalian katakan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

”Barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” Perkataan ini cukup keras dan banyak orang tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan Tuhan. Menyangkal Yesus masih bisa diampuni, tetapi menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak bisa diampuni.

Allah menciptakan segala sesuatu dan manusia menurut citra-Nya dengan diembusnya Roh Kudus, DAYA HIDUP. Yesus yang penuh dengan Roh Kudus melakukan karya agung Allah: yang sakit disembuhkan, yang mati dibangkitkan. Yesus mengembusi para murid-Nya dengan Roh Kudus dan berkata, ”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh. 20:22–23). Demikianlah karya Roh dalam penciptaan, menopang ciptaan dan menebusnya dengan kelimpahan kasih Allah.

Kasih pengampunan Tuhan tidak berkesudahan, tanpa batas, dan tanpa syarat. Barang siapa percaya akan kerahiman dan belas kasih Allah serta bertobat, dia akan menikmati kelimpahan kasih dan pengampunan Allah. Barang siapa tidak percaya dan tidak bertobat, dia bukan saja menutup diri akan kerahiman Allah, tetapi juga menghujat Roh Allah yang memampukan orang untuk memiliki DAYA HIDUP baru. Pengampunan selalu ada bagi orang yang percaya dan bertobat.


Tuhan, sadarkan aku selalu akan kelimpahan kasih karunia-Mu dalam hidupku. Panggillah aku untuk selalu tinggal dalam kelimpahan kasih dan kerahiman-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 14 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVIII

Jumat, 14 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVIII

“Allah telah mencipta kita tanpa kita, tetapi Ia tidak mau menyelamatkan kita tanpa kita.” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka

Berbahagialah orang, bila dosanya diampuni dan kesalahannya dihapus oleh Tuhan. Berbahagialah orang, bila kejahatannya tidak diperhitungkan Tuhan. Dan tulus ikhlas hatinya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, melalui iman Abraham kami beroleh belas kasihan-Mu. Bantulah aku untuk selalu berani menaruh harapan dan kepercayaan kepada-Mu, terutama di saat-saat yang sulit dalam hidupku. Amin.

Iman yang kuat mampu menyelamatkan jiwa. Berkat iman, banyak jiwa mengalami pertobatan dan dapat hidup bahagia. Berkat iman Abraham, semua kaum beriman mendapat jaminan keselamatan Allah. Pertobatan menjadi tanda keterbukaan iman kepada tawaran keselamatan Allah bagi setiap orang. Dengan demikian, iman orang benar akan menyelamatkan jiwa sesamanya.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (4:1-8)

"Abraham percaya kepada Allah, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran."

Saudara-saudara, apakah yang akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur kita? Sebab jika Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia mendapat alasan untuk bermegah, tetapi bukan di hadapan Allah. Sebab apa kata Kitab Suci? “Abraham percaya kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Kalau ada orang bekerja, upahnya diperhitungkan bukan sebagai hadiah, melainkan sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Demikian juga Daud memuji bahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah persembunyian bagiku. Engkau melindungi aku sehingga aku selamat dan bergembira.
Ayat. (Mzm 32:1b-2.5.11)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, bersorak gembiralah, hai orang-orang jujur!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap.

Ragi itu bisa membuat awet dan enak suatu makanan. Tapi, ragi kemunafikan kaum Farisi pengaruhnya sangat buruk yang dapat menghancurkan hidup bersama. Orang beriman mesti waspada menghadapi pengaruh buruk ini. Setiap saat, banyak pengaruh buruk selalu mengancam keteguhan iman. Namun, bersama kekuatan Allah, kaum beriman tidak boleh takut menghadapinya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:1-7)

"Rambut kepalamu terhitung semuanya."

Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Yesus lalu mulai mengajar pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya, “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi. Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui. Karena itu apa yang kalian katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan yang kalian bisikkan ke telinga di dalam kamar akan dimaklumkan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kalian takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi kemudian tak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepadamu siapakah yang harus kalian takuti. Takutilah Dia yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sungguh, aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dilupakan Allah. Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena tu jangan takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kemunafikan itu bagaikan racun dalam kehidupan. Kemunafikan bisa merusak karakter kehidupan. Hidup dan kata-kata orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat telah menjadi bagaikan ragi bagi masyarakat. Pengaruh yang merasuk sungguh merusak karena kemunafikan mereka. Yesus mengingatkan para murid-Nya supaya berhati-hati terhadap kemunafikan. Dengan kata lain, secara positif, para murid diminta untuk hidup dalam kejujuran. Para murid juga diminta untuk lebih takut kepada Allah daripada kepada manusia. Sebab segala sesuatu dalam hidup manusia berada dalam kuasa tangan Tuhan sendiri.

Doa Malam

Yesus Tuhanku, terima kasih karena Engkau selalu mendampingi setiap langkah hidupku. Di saat aku mau belajar jujur pada-Mu maupun pada diriku sendiri, Engkau justru menghibur dan menguatkan hatiku. Tinggallah bersamaku dalam istirahat malam ini. Amin.


RUAH

Kamis, 13 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVIII

Kamis, 13 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVIII

"Berjaga-jagalah dengan penuh perhatian" (St Teresa dari Yesus)


Antifon Pembuka

Kristus Yesus ditetapkan oleh Allah, supaya darah-Nya menjadi tebusan bagi mereka yang percaya pada-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan memberikan Putra-Mu untuk menebus kami dari kuasa dosa. Tambahkanlah imanku ketika aku jatuh dalam ketakutan dan keraguan, terutama dalam menghadapi godaan-godaan dunia yang dapat membuat aku jauh dari-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Penyelamatku. Amin.

Orang beriman hendaknya taat beribadah kepada Tuhan. Kebaktian kepada Tuhan perlu diimbangi dengan pelayanan amal kasih di tengah masyarakat. Inilah perwujudan nyata proses menemukan kehadiran Allah dalam peristiwa nyata. Karena pada akhirnya, keselamatan orang beriman bukan ditentukan karena melakukan hukum melainkan karena iman yang nyata.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (3:21-30a)

"Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum."

Saudara-saudara, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kau lah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.

Makam seringkali dibangun dan dihias dengan begitu indah. Namun di dalamnya terdapat tulang-belulang yang telah hancur. Gambaran sifat kaum Farisi ini sangat keras. Penampilan luar mereka begitu meyakinkan, tapi hati mereka sangat busuk. Mereka munafik dan menghalangi orang lain untuk maju dan berkembang dalam iman. Padahal tiap orang punya yang sama.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:47-54)

"Darah para nabi, mulai dari Habel sampai kepada Zakharia akan dituntut."

Sekali peristiwa, tatkala duduk makan di rumah orang Farisi, Yesus berkata, "Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Dalam kehidupan, kritik itu sungguh dibutuhkan. Saran itu sangat diperlukan. Kritik dan saran itulah yang membuat orang bisa berkembang dan maju. Sayang, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak terbuka hatinya terhadap kritikan Yesus. Mereka berkutat pada harga diri dan egoisme mereka yang sempit. Mereka gagal mengolah maksud baik dari kecaman Yesus. Mereka mau membalas dendam dengan mencari kesalahan daripada-Nya. Itulah sebabnya, mereka tidak bisa bertumbuh berkembang dalam hidup dan iman mereka.

Doa Malam


Tuhan, Engkau setia mengasihi aku sekalipun aku jatuh-bangun dalam banyak dosa, kesalahan dan kelalaian. Teguhkanlah hatiku untuk selalu bertobat sehingga keberadaanku dapat membawa semua orang untuk mengenal kasih-Mu lebih dalam. Amin.


R U A H

Rabu, 12 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVIII

Rabu, 12 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVIII

“Hidup yang baik itu tidak lain dari mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Doa Pagi

Bapa, penuhilah hatiku dengan kasih-Mu agar aku dapat mengerti apa yang Engkau kehendaki dalam diriku melalui sabda-Mu hari ini. Semoga kasih-Mu memancar dalam kata-kata dan tindakanku. Demi Yesus Kristus, Tuhan yang menyelamatkanku. Amin.

Allah itu satu-satunya hakim Agung. Dia mempunyai hak untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Semua orang tidak mempunyai hak untuk menghakimi. Maka, orang yang menghakimi sesamanya berarti dia melawan Allah karena telah berani mengambil hak Allah. Allah menghakimi tiap manusia dengan adil. Semua orang akan mendapat ganjaran sesuai perbuatannya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (2:1-11)

"Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya."

Hai manusia, siapapun juga engkau, kalau menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari kesalahan. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau pun menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Ataukah kauanggap sepi kemurahan-Nya yang berlimpah? Kauanggap sepikah kesabaran dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri untuk hari penghakiman. Saat murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Hidup kekal akan diberikan kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, yang mencari kemuliaan, kehormatan dan kebakaan. Tetapi murka dan geram akan diberikan kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani. Sebaliknya kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.9)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.


Orang yang punya jabatan dan status sering kali ingin dihormati, didahulukan dan diutamakan. Jarang sekali mereka tetap rendah hati dan berusaha menghormati dan mendahulukan kepentingan orang lain. Sifat-sifat kaum Farisi dan ahli Taurat ini sangat tidak sesuai dengan kehendak Allah. Padahal, Allah selalu menginginkan keadilan dan belas kasih.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)

"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya. Seorang ahli Taurat menjawab, “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” Tetapi Yesus berkata lagi, “Celakalah kalian juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Kembali Yesus mengecam orang-orang Farisi. Mengapa? Mereka hanya memerhatikan seluk beluk kecil dalam hal keagamaan. Mereka hanya mengharapkan pujian dari pihak manusia. Ahli-ahli Taurat pun tak luput dari kecaman Yesus. Mereka hanya membuat peraturan-peraturan picik dari hukum Taurat. Mereka hanya membebankannya kepada orang lain, dan sebaliknya mereka sendiri tidak melakukannya. Baik orang-orang Farisi maupun ahli-ahli Taurat gagal dalam membangun keutamaan-keutamaan hidup lewat hukum dan peraturan yang berlaku. Mereka gagal bertanggung jawab sebagai pemimpin-pemimpin umat.

Doa Malam

Tuhan, Engkau menghendaki supaya aku tidak mudah menghakimi sesama dengan kesadaran bahwa aku pun tidak luput dari kesalahan dan dosa. Bantulah aku untuk mau bersikap adil terhadap sesama dan tekun dalam berbuat baik. Amin.


RUAH

Selasa, 11 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVIII

Selasa, 11 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVIII


"Tujuan kehidupan yang berkebajikan ialah menjadi serupa dengan Allah." (St Gregorius dari Nisa)

Antifon Pembuka

Langit mewartakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memasyhurkan karya tangan-Nya. Hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan kepada malam berikutnya.

Doa Renungan


Tuhan, ajarilah aku untuk semakin mengenal-Mu melalui sabda-Mu yang aku baca dan renungkan hari ini. Terangilah budi dan hatiku dengan Roh Kudus-Mu. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (1:16-25)

"Sekalipun mereka mengenal Allah, namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah."

Saudara-saudara, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Langit mewartakan kemuliaan Allah.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.

2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)
"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."

Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Yesus sungguh berlaku sangat kasar terhadap orang Farisi yang mengundang dia makan di rumahnya. Orang Farisi itu mengundang Yesus karena terkesan dan tertegun dengan pengajaran-Nya. Namun, apa yang dia dapatkan? Yesus sebagai tamu mengecam sikap orang-orang Farisi yang sangat legalistis dan ritualistis. Hati mereka tertutup dengan substansi ajaran agama mereka. Walau hanya sebagai tamu, Yesus tetap mewartakan kebenaran hidup beragama demi keselamatan orang itu. The truth hurts—kebenaran menyakitkan, tetapi tetap harus diwartakan.

Yesus menekankan pentingnya kebersihan hati—bukan kebersihan tangan—dalam menghayati dan mengamalkan kehidupan beragama. Dia mengkritik sikap mereka yang mau menonjolkan kesalehan di bagian luar, tetapi hati mereka penuh dengan kebusukan, kesombongan, kerakusan, kegetiran, iri, dan sebagainya. Dia menganjurkan kita agar lebih memerhatikan sedekah. Sebab, sedekah adalah ungkapan hati yang penuh kasih dan perhatian bagi orang lain. Yesus mengajarkan agar hati kita dipenuhi dengan pikiran yang penuh kasih dan perhatian agar tidak diisi dengan kebencian, kemarahan, kecemburuan, dan kesombongan.

Doa: Tuhan, penuhilah hatiku dengan kasih-Mu dan tambahkan dahagaku akan kesucian agar aku selalu menikmati damai dan ketenangan bersama-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Senin, 10 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVIII

Senin, 10 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVIII


“Inilah Tuhan, terang kita, surya kebenaran, yang sinarnya menerangi Gereja Katolik yang tersebar di seluruh dunia.” (Mgr. Yohanes dari Napoli)

Antifon Pembuka

Segala ujung bumi telah menyaksikan penyelamatan oleh Allah kita. Bersoraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bersorak gembira dan bernyanyilah.

Doa Pagi

Bapa yang penuh kasih, tinggallah dalam diriku. Penuhilah hatiku dengan damai-Mu yang selalu menjadi kekuatan dan kegembiraan sepanjang hari ini. Demi Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Penebusku. Amin.

Dasar iman Kristen adalah Paskah, kebangkitan Yesus Kristus. Berkat kebangkitan-Nya, dosa-dosa dunia dihapuskan. Hubungan antara manusia dengan Allah yang renggang dipulihkan kembali. Kasih karunia Allah diperuntukkan bagi semua orang yang mengimani-Nya dan menaruh harapan kepada-Nya. Itulah warta sukacita Injil yang disampaikan Rasul Paulus.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:1-7)

"Dengan perantaraan Kristuslah kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa supaya percaya."

Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu dahulu telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan para nabi dalam kitab-kitab suci. Pokok isinya ialah tentang Anak Allah yang menurut daging dilahirkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia itulah Yesus Kristus, Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Dan kalian yang telah dipanggil menjadi milik Kristus, kalian pun termasuk di antara mereka. Kepada kalian semua yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Ul: lh. 11, do=c, 2/4, PS No. 807

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Iman sejati itu menyerahkan diri secara total kepada Allah. Ia tidak lagi memerlukan tanda fisik yang spektakuler. Allah sudah menganugerahkan Tanda sejati, yaitu Yesus Kristus, Anak tunggal-Nya. Kebangkitan-Nya dari alam maut menjadi Tanda keselamatan Allah yang nyata. Orang yang tekun bertobat akan mampu menghayati imannya dengan penuh sukacita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)

"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Yunus!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus


Renungan


Pewartaan Yesus tidak selalu mudah diterima oleh para pendengar-Nya. Mereka tidak gampang untuk percaya dan bertobat. Itulah sebabnya, Yesus mencela mereka sebagai angkatan yang jahat. Mereka juga tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikianlah juga Yesus menjadi tanda bagi orang-orang Yahudi. Orang-orang Niniwe bertobat karena pewartaan Yunus, demikianlah seharusnya para pendengar Yesus juga bertobat dan percaya karena karya pewartaan-Nya.

Doa Malam

Tuhan, ampunilah aku jika aku menuntut suatu tanda dari pada-Mu. Terlebih ketika aku mengalami masalah dalam hidupku. Mampukan aku untuk melihat kebaikan-kebaikan-Mu yang Engkau nyatakan melalui sesamaku. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 10-16 Oktober 2011


Rata Penuh
Senin, 10 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 1:1-7; Mzm 98:1-4; Luk 11:29-32.
Yesus sudah hadir di tengah manusia, mewartakan Kerajaan Allah, menawarkan keselamatan, lalu wafat dan bangkit pada hari ketiga. Jika itu semua masih tidak cukup untuk membuat kita hidup terarah kepada Bapa, tanda apa lagi yang kita nantikan supaya kita sungguh-sungguh bertobat? Persoalannya, barangkali, karena hati kita yang masih keras-membatu! Itulah sulitnya!

Selasa, 11 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 1:16-25; Mzm 19:2-5; Luk 11:37-41.
Manusia lebih mudah untuk mendandani penampilan dan tampak luar, tetapi sering lupa membersihkan bagian dalam diri. Padahal kita sama-sama sepaham, bagaimana kualitas seorang manusia sesungguhnya pertama-tama ditentukan isi dalamnya. Ya, bagaimana hatinya!

Rabu, 12 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 2:1-11; Mzm 62:2-3.6-7.9; Luk 11:42-46.
Alangkah sulitnya menjalin kesesuaian antara komitmen dengan tindakan; antara kata-kata dengan perbuatan. Kita pun biasa tergiring untuk mudah menghakimi ketimbang memahami; menghendaki orang melakukan sesuatu, tetapi kita sendiri menjauhinya. Kalau begitu, kita tak ubahnya dengan orang Farisi yang dikecam Yesus.

Kamis, 13 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 3:21-30a; Mzm 130:1-6; Luk 11:47-54.
Kita mungkin tidak secara langsung berbuat jahat, tetapi dengan membiarkan atau membenarkan perbuatan jahat, kita sudah melakukan kejahatan. Maka, Yesus mengecam hal seperti itu. Juga, Yesus mengecam orang yang sudah tidak mau berbuat baik, tetapi sekaligus menghalang-halangi orang lain untuk melakukan yang baik.

Jumat, 14 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 4:1-8; Mzm 32:1-2.5.11; Luk 12:1-7.
Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Jadi, hiduplah takut akan Tuhan. Dengan sikap seperti itulah kita akan selalu berusaha menghindari dosa, bahkan meskipun tak ada orang lain yang tahu.

Sabtu, 15 Oktober : Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Yesus, Perawan Pujangga Gereja (P).
Rm 4:13.16-18; Mzm 105:6-9.42-43; Luk 12:8-12.
Kalau kita mengakui Yesus di depan manusia, Yesus akan mengakui kita di depan malaikat-malaikat Allah. Sebaliknya, yang menyangkal akan disangkal juga. Sederhana saja: lakukanlah apa yang sudah kita dengar dari Yesus; itulah pengakuan kita akan Dia! Juga sederhana: tak usah peduli sabda-Nya, itulah penyangkalan kita!

Minggu, 16 Oktober : Hari Minggu Biasa Pekan XXIX (H).
Yes 45:1.4-6; Mzm 96:1.3-5.7-10ac; 1Tes 1:1-5b; Mat 22:15-21.
Kisah Injil hari ini mengajak kita untuk terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kita didorong untuk memenuhi kewajiban kita sebagai warga negara. Namun, kita sendiri adalah 'mata uang' Allah, karena diri kita adalah gambar Allah. Kita juga diingatkan bahwa apa yang menjadi hak Allah dari hidup kita harus juga kita berikan kepada-Nya.

Bacaan Harian 10-16 Oktober 2011


Rata Penuh
Senin, 10 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 1:1-7; Mzm 98:1-4; Luk 11:29-32.
Yesus sudah hadir di tengah manusia, mewartakan Kerajaan Allah, menawarkan keselamatan, lalu wafat dan bangkit pada hari ketiga. Jika itu semua masih tidak cukup untuk membuat kita hidup terarah kepada Bapa, tanda apa lagi yang kita nantikan supaya kita sungguh-sungguh bertobat? Persoalannya, barangkali, karena hati kita yang masih keras-membatu! Itulah sulitnya!

Selasa, 11 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 1:16-25; Mzm 19:2-5; Luk 11:37-41.
Manusia lebih mudah untuk mendandani penampilan dan tampak luar, tetapi sering lupa membersihkan bagian dalam diri. Padahal kita sama-sama sepaham, bagaimana kualitas seorang manusia sesungguhnya pertama-tama ditentukan isi dalamnya. Ya, bagaimana hatinya!

Rabu, 12 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 2:1-11; Mzm 62:2-3.6-7.9; Luk 11:42-46.
Alangkah sulitnya menjalin kesesuaian antara komitmen dengan tindakan; antara kata-kata dengan perbuatan. Kita pun biasa tergiring untuk mudah menghakimi ketimbang memahami; menghendaki orang melakukan sesuatu, tetapi kita sendiri menjauhinya. Kalau begitu, kita tak ubahnya dengan orang Farisi yang dikecam Yesus.

Kamis, 13 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 3:21-30a; Mzm 130:1-6; Luk 11:47-54.
Kita mungkin tidak secara langsung berbuat jahat, tetapi dengan membiarkan atau membenarkan perbuatan jahat, kita sudah melakukan kejahatan. Maka, Yesus mengecam hal seperti itu. Juga, Yesus mengecam orang yang sudah tidak mau berbuat baik, tetapi sekaligus menghalang-halangi orang lain untuk melakukan yang baik.

Jumat, 14 Oktober : Hari Biasa Pekan XXVIII (H).
Rm 4:1-8; Mzm 32:1-2.5.11; Luk 12:1-7.
Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Jadi, hiduplah takut akan Tuhan. Dengan sikap seperti itulah kita akan selalu berusaha menghindari dosa, bahkan meskipun tak ada orang lain yang tahu.

Sabtu, 15 Oktober : Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Yesus, Perawan Pujangga Gereja (P).
Rm 4:13.16-18; Mzm 105:6-9.42-43; Luk 12:8-12.
Kalau kita mengakui Yesus di depan manusia, Yesus akan mengakui kita di depan malaikat-malaikat Allah. Sebaliknya, yang menyangkal akan disangkal juga. Sederhana saja: lakukanlah apa yang sudah kita dengar dari Yesus; itulah pengakuan kita akan Dia! Juga sederhana: tak usah peduli sabda-Nya, itulah penyangkalan kita!

Minggu, 16 Oktober : Hari Minggu Biasa Pekan XXIX (H).
Yes 45:1.4-6; Mzm 96:1.3-5.7-10ac; 1Tes 1:1-5b; Mat 22:15-21.
Kisah Injil hari ini mengajak kita untuk terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kita didorong untuk memenuhi kewajiban kita sebagai warga negara. Namun, kita sendiri adalah 'mata uang' Allah, karena diri kita adalah gambar Allah. Kita juga diingatkan bahwa apa yang menjadi hak Allah dari hidup kita harus juga kita berikan kepada-Nya.

Nuansa Cinta (Sharing Pelayanan Pastor Felix Supranto, SS.CC)

Perjalananku subuh itu dibalut dengan kesedihan. Aku akan menghantar seorang pemuda berusia tiga puluh lima tahun menuju tempat istirahatnya yang kekal dengan mempersembahkan Ekaristi baginya. Kenangan akan kebersamaan dengannya di kamarnya tiga hari sebelumnya telah menguatkan iman, tetapi sekaligus membuatku merasa kehilangan. Ia mengatakan kepadaku dengan mantapnya: “Satu-satunya kerinduanku adalah menghadap Bapa. Tuhan Yesus telah menyediakan tempat yang indah. Yang ada di sana hanyalah kebahagiaan. Rasa sakit akan hilang dengan sendirinya”. Aku dengan berat hati harus menyampaikan pesannya kepada kakak perempuan yang dicintainya dalam perjalanan mengambil mobilku di halaman katedral. Pesannya sangat sederhana bahwa ia jangan menumpahkan air mata kesedihan karena ia sudah bahagia. Ia mengucapkan rasa terimakasih atas kebaikan dan perhatiannya. Ia akan meminta Allah Bapa untuk melindunginya



Kisah kematiannya memang mengharukan. Nuansa cinta tidak hilang dengan adanya peti jenasah dan lagu-lagu duka. Sebelum meninggalkan dunia, ia bertunangan dengan seorang gadis yang baik sekali. Mereka telah berpacaran cukup lama. Segala persiapan pernikahan sudah dilakukannya. Tanggal pernikahan gereja telah ditentukan, tetapi terpaksa ditunda karena ia tiba-tiba tak berdaya dan hanya bisa berbaring di ranjangnya. Gadis pujaannya merawatnya dengan terus-menerus berpengharapan dan berdoa agar ia cepat pulih kembali seperti sediakala. Ia ingin menggandeng tangannya untuk menuju altar Tuhan tempat mereka akan mengikrarkan janji setia sampai akhir hayat. Bukannya kesembuhan yang didengarnya, tetapi kematiannya yang begitu cepat menghantam jiwanya. Keinginan untuk lebih lama merawatnya telah dihentikan oleh Sang Sumber Kehidupan. Deraian air matanya membasahi peti jenasahnya selama Misa untuk mengiringi jiwanya ke surga. Misa pun terasa menyedihkan. Aku menopangkan tanganku di atas kepalanya dan meletakkan tangannya di atas peti jenasah calon suaminya seperti memberkati pernikahan mereka. Hatinya terasa hampa, perih, dan pilu. Ia memandangku dengan air mata memenuhi pipinya : “Romo, calon suamiku telah pergi. Dia tak mungkin kembali. Mampukah aku melewati kepedihan dan kesunyian ini ?” Aku tak mampu mengatakan apa-apa selain menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti akan kehancuran hatinya. Ia kemudian menaburkan bunga sambil berkata: “Sayang, pergilah ke tempat kudus Tuhan dengan cintaku yang suci dan cintamu pun menemaniku sehingga aku tidak sepi menjalani hidup ini”. Kemudian ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.


Pengalaman cintanya membuka mataku terhadap mutiara cinta yang memantulkan cahaya kemurnian di antara krisis kasih yang sejati di dalam panggung kehidupan. Kehidupan ini seperti berada di kolam Bethesda, tempat berkumpulnya banyak luka. Mereka berada di Bethesda untuk mendapatkan anugerah penyembuhan dari Tuhan sesuai dengan arti namanya. Kata ‘Bethesda’ berasal dari bahasa Aram, yaitu ‘Beth’ yang berarti rumah dan ‘Hesda’ yang berarti anugerah. Bethesda berarti Rumah Anugerah. Kehilangan orang yang dicintai merupakan luka yang paling menyakitkan. Kehilangan bukan hanya karena kematian, tetapi karena diabaikan dan dilupakan. Luka-luka itu begitu parah sehingga yang menanggungnya tidak mampu berjalan menuju gelombang berkat Tuhan yang dikepakkan oleh malaikat-Nya. Berkat Tuhan itulah yang membuat hati masih memiliki sebutir sisa pengharapan. Kedatangan Tuhan Yesus di kolam Bethesda, di tengah-tengah luka, merupakan berkat yang paling istimewa. Luka itu mungkin sudah terlalu lama seperti seorang yang menderita sakit tiga puluh tahun dan terbaring di lantai. Tuhan Yesus datang dan menawarkan penyembuhan bagi hati yang terluka: “Maukah engkau sembuh?” (Yohanes 5:6). Kedatangan Tuhan sering tertutup dengan luka-luka yang menganga. Kedatangan Tuhan hanya dapat dilihat dengan kekudusan: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Kekudusan berarti mau menyerahkan luka-luka kepada Tuhan. Menyerahkan luka-luka membuatnya bangkit dan berjalan ke arah Sang Pencipta. Jadikanlah luka sebagai pendorong kehidupan. Anggaplah luka-luka sebagai tabungan rohani untuk mengalami lebih banyak kehadiran Tuhan. Semoga anda dan hamba mampu menghadirkan penyembuhan Tuhan di kolam Bethesda yang nyata dan penuh luka, yaitu pada wajah-wajah keriput di panti werda, hati yang haus akan kasih di panti asuhan atau penitipan anak, dan mata yang menahan sakit di rumah sakit. Tuhan memberkati.

Mangkir dan menolak Aku?

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII



Apakah yang terlintas di benak kita ketika mendengar pesta pernikahan? Tentu saja ada banyak hal yang terlintas. Misalnya: penerimaan sakramen perkawinan di gereja, resepsi pernikahan yang meriah, tamu undangan yang hadir dan aneka menu makanan yang tersaji. Suasana syukur, sukacita dan gembira melekat dalam situasi itu. Namun, di benak kita, pernahkah terlintas akan si empunya pesta pernikahan? Kedua mempelai, kedua orangtua mereka dan juga keluarga besarnya. Apa yang mereka rasakan? Apakah mereka, seperti yang kita bayangkan; bahagia, penuh sukacita? Tentu saja. Tapi, adakah warna lain dalam perasaan itu? Tentu saja juga ada. Bisa saja mereka gelisah oleh dana, apakah cukup atau tidak. Khawatir akan resepsi; berjalan lancar atau tidak, jangan-jangan dipertengahan resepsi, listrik mati. Was was akan menu, memberi kepuasan lidah para undangan atau sebaliknya, sepulang pesta para undangan sakit perut lantaran menu sudah basi. Kita bisa menambah litani kecemasan dan kekhawatiran si empunya pesta.

Tapi, menurut saya, yang seharusnya pantas menduduki tingkat kekhawatiran tertinggi adalah tamu undangan. Siapakah mereka sehingga perlu menguras rasa was was? Mereka adalah jawaban atas pertanyaan; kepada siapa si empunya pesta mohon doa restu. Untuk merekalah menu aneka rasa disajikan. Untuk mereka jualah, penyanyi dangdut atau campursari atau pop mempersembahkan suara emasnya. Sulit dibayangkan, apa jadinya kalau orang-orang yang diundang tidak ada satupun yang datang. Betapa kecewanya kedua mempelai, kedua orangtua dan keluarga besarnya. Lalu, untuk apakah resepsi meriah pernikahan diselenggarakan jika orang-orang yang diundang tidak datang? Tentu akan menyedihkan dan mengecewakan.

Bacaan-bacaan misa Minggu Biasa XXVIII Tahun A, juga berbicara tentang perjamuan nikah. Bahkan dalam bacaan Injil (Mat. 22: 1-14) Yesus mengumpamakan, Kerajaan Surga itu seperti seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ini kisah pesta pernikahan yang tragis dan menyedihkan. Undangan pertama disampaikan, tetapi yang diundang tidak mau datang. Undangan kedua juga disampaikan, bukan hanya tidak mau datang, tapi malah tidak dihiraukan, bahkan ada yang berlaku kasar: membunuh hamba yang disuruh menyampaikan undangan.

Tapi, si empunya pesta, tampaknya bukan tipe orang yang mudah putus asa. Dia berkata kepada hamba-hambanya: “perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu, pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan nikah ini”. (ay. 8-9). Para hamba pun melaksanakan tugas dengan baik. Masalahnya, ketika para tamu undangan sudah memenuhi ruang perjamuan, sang Raja melihat ada orang yang tidak berpakaian pesta, maka ia berkata: “Hai saudara, bagaimana saudara masuk ke mari tanpa mengenakan pakaian pesta?” tetapi orang itu diam saja. Maka raja berkata lagi: “ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sanaakan ada ratap dan kertak gigi.” Sungguh, sebuah perjamuan nikah yang menyedihkan.

Kerajaan surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Pertama-tama yang perlu direnungkan adalah, suasana yang hendak ditawarkan Allah dalam kerajaan itu: suasana bahagia, sukacita, penuh persaudaraan. Situasi macam ini tercipta berkat relasi yang erat satu dengan yang lain dan dengan Allah sendiri. Kalau boleh segera disimpulkan, inilah situasi keselamatan. Situasi macam itu, atau keselamatan dengan segala isi dan bentuknya ditawarkan kepada manusia.

Karena sebuah tawaran, maka ada macam-macam sikap terhadap tawaran itu. Ada yang menolak, ada yang bukan hanya menolak, tapi malah berlaku arogan, dan ada yang menanggapi tapi tetap bermain dengan pikiran dan hatinya sendiri. Terhadap sikap manusia itu, Allah terus menawarkan keselamatannya. Apa sih yang keliru dari tawaran itu, sampai terjadi penolakan?

Nabi Yesaya pernah menyampaikan sabda Tuhan yang mengatakan; “rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, seperti tingginya langit dengan bumi, demikianlah jalanKu menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu” (Yes 55:8-9). Allah memikirkan segala sesuatu dengan amat sempurna, sementara manusia yang penuh keterbatasan kesulitan untuk seiring sejalan dengan kehendak dan pikiran Allah. Rancangan Allah melampaui akal manusia.

Senyatanya, sukacita, kegembiraan, kedamaian Allah berbeda dengan sukacita, kegembiraan dan kedamaian manusia. Manusia dengan segala keterbatasannya cenderung menangkap itu semua secara dangkal. Manusia terpuaskan hanya dengan menikmati hal-hal yang dipermukaan. Hal-hal kecil, yang semestinya hanya luaran atau kulit saja, bisa menjadi perdebatan yang berujung pertengkaran. Sesuatu yang pokok, yang harusnya digali, malah tidak pernah disentuh. Budaya hidup zaman ini sudah mengarah ke sana diberbagai lini. Pendangkalan makna hidup menggejala pada masa ini.

Maka penolakan terhadap tawaran keselamatan Allah, bermuara pendangkalan makna hidup. Hal ini tercermin pada sikap tidak peduli, acuh tak acuh lantaran berbeda dengan selera pribadi. Melakukan segala sesuatu untuk mencari sukacita dan kegembiraan pribadi, bukan untuk sukacita dan kegembiraan bersama. Aku puas, apakah Allah juga puas dengan sikapku? Gak peduli.

Bila ini terjadi, Allah dalam gambaran si empunya perjamuan nikah, adalah pihak yang selalu tersakiti. Pihak yang selalu gagal merengkuh manusia untuk menikmati sukacita abadi. Sejatinya, menyakiti Allah dengan aneka sikap; penolakan, sikap tidak peduli dan acuh tak acuh dan lain sebagainya adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang berujung pada kematian tanpa makna. Sampai kapankah kita menolak undangan Tuhan untuk menikmati keselamatan? Undangan Tuhan itu mewujud dalam perjamuan ekaristi, dalam persekutuan umat basis di keluarga, lingkungan, wilayah, dan paroki. Tuhan juga mengadakan perjamuan nikah dalam masyarakat yang membutuhkan solidaritas, dalam diri orang miskin dan tersingkir. Seberapa sering kita mangkir atas undangan itu? Dalam relung hati yang terdalam dan jujur akan dibisikan jawabannya

Salam dan berkat.


Pastor Antonius Purwono, SCJ

Minggu, 09 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII


Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)

Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 33:11)

Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Renungan

Rekan-rekan yang budiman!
Dalam Mat 22:1-14 yang dibacakan sebagai Injil Minggu Biasa ke 28 tahun A ini disampaikan perumpamaan mengenai siapa yang akhirnya masuk ke dalam Kerajaan Surga dan bagaimana mereka bisa sampai ke sana. Beginilah ceritanya. Ada orang-orang yang sebenarnya sejak awal sudah beruntung karena "diundang ke perjamuan" tapi mereka malah meremehkan ajakan ini. Karena itu keberuntungan yang sebenarnya dapat mereka nikmati jadi beralih kepada orang-orang lain yang tadinya tidak masuk hitungan. Apa artinya semua ini bagi kehidupan kini?

VERSI MATIUS DAN LUKAS

Selain dalam Mat 22:1-14, perumpamaan tentang undangan yang menolak datang itu didapati juga dalam Luk 14:15-24. (Untuk penjelasan versi Lukas, lihat _Langkahnya...Langkahku!_ [Kanisius, Yogyakarta 2005], hlm. 155-156.) Namun ada tiga hal yang khas pada versi Matius yang tidak dijumpai dalam versi Lukas.

1. Dalam Injil Matius, undangannya ialah ke perjamuan makan siang (Yunani "ariston", Latin "prandium") bagi pesta nikah seorang anak raja. Lukas menyebutnya perjamuan makan malam (Yunani "deipnon", Latin "coena") yang besar yang sudah disanggupi para undangan. Seperti kebiasaan kita, pada zaman itu perhelatan meriah memang biasanya diadakan pada malam hari. Lebih relaks, lebih membangun suasana. Kesempatan seperti itu tidak diadakan siang hari kecuali peristiwanya amat penting dan resmi seperti halnya pesta nikah. Inilah yang lebih ditonjolkan Matius. Perjamuan dalam pesta nikah lebih resmi daripada perjamuan untuk membangun keakraban. Hadirin diajak ikut menjadi saksi peristiwa itu. Apalagi pesta nikah anak raja.

2. Dalam perumpamaan Matius, sang raja sampai dua kali mengundang. Yang kedua kalinya bahkan ada nada memohon. Tetapi orang-orang yang diundang tetap tidak mau datang. Begitulah digarisbawahi dalam Injil Matius penolakan yang makin keras. Ada yang tak peduli, ada yang meremehkan undangan, malah menyiksa dan membunuh suruhan raja. Ini sama dengan memutuskan hubungan. Lukas lain. Ia lebih menekankan dalih para undangan yang sudah bersedia datang ketika diundang tapi kini ingkar.

3. Matius dan Lukas sama-sama mengatakan bahwa akhirnya orang-orang lain yang tadinya tidak diundang kini didatangkan ke perjamuan. Tetapi Matius masih menceritakan bahwa sang raja mendapati orang yang datang tanpa pakaian pesta. Orang itu kemudian tidak diperbolehkan ikut pesta dan dikeluarkan. Lukas tidak menyinggung adanya orang yang tak pantas ikut perjamuan malam. Tetapi ia meneruskan perumpamaan itu dengan menyampaikan pengajaran Yesus mengenai perlunya komitmen utuh dalam mengikutinya.

Matius berbicara kepada umat yang berasal dari lingkungan Yahudi. Bagi mereka "perjamuan nikah" dan datang dengan "pakaian pesta" memiliki arti yang khusus yang tidak segera ditangkap oleh orang dari kalangan lebih luas seperti halnya umat Lukas. Marilah kita lihat dari dekat kedua gambaran yang dipakai Matius.

PERJAMUAN NIKAH


Disebutkan "Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya". Bagi pembaca Matius, "perjamuan nikah" membangkitkan gagasan yang lebih dari pada sekedar hadir dalam resepsi, melainkan mengikuti upacara religius dan berbagi hikmatnya. Dalam kesempatan seperti itu dulu kerap didendangkan lagu-lagu kasih antara mempelai lelaki dan mempelai perempuan. Lagu-lagu itu sering bernada erotik, tapi sekaligus juga amat religius. Salah satu bentuk yang paling dikenal dan sudah menjadi bagian Kitab Suci ialah Kidung Agung. Kedua mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9:2:7), saling mengungkapkan rasa rindu terhadap satu sama lain (Kid 3:1-5; 5:2-8), saling mengungkapkan nikmatnya ada berduaan (Kid 7:6-8:4). Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai tempat kehadiran yang ilahi tanpa perlu mengatakannya. KehadiranNya memanusia dalam ujud yang paling bisa dirasakan. Bagi orang Yahudi, ikut serta dalam upacara dan perjamuan nikah dalam arti ini dapat mendekatkan orang pada kemanusiaan dan keilahian sekaligus. Karena itu juga penolakan ikut serta perjamuan lebih daripada sekedar tidak menghadiri pesta.

Menolak ajakan untuk menyaksikan pesta nikah juga membuat pesta menjadi sepi dan hambar. Panggilan pertama tidak dipenuhi. Raja yang sebetulnya penuh wibawa kemudian bersikap menghimbau. Ia merendah. Satu kali tidak digubris, ia berusaha lagi. Malah seakan-akan memohon belas kasihan para undangan: jangan biarkan pesta jadi rusak, hidangan sudah siap, lembu dan ternak piaraan sendiri telah dipotong. Tetapi yang diundang semakin meninggikan diri, dan menjadi takabur, dan akhirnya malah membunuh pesuruh sang raja. Mereka tidak mau diganggu lagi. Mereka memutus hubungan. Terlihat betapa kerasnya penolakan terhadap ajakan untuk ikut serta dalam kesempatan yang sebenarnya bakal membuat siapa saja yang ikut semakin utuh hidupnya, semakin memasuki Kerajaan Surga!

Mereka yang menolak kehilangan dua hal. Pertama rusaklah hubungan dengan raja yang bisa melindungi mereka. Kedua mereka kehilangan kesempatan ikut pesta nikah yang meriah yang memiliki arti khusus tadi. Jadi mereka semakin menjauhkan diri dari kesempatan yang bakal membuat hidup mereka berarti. Mereka menjauh dari Kerajaan Surga. Inilah yang hendak ditunjukkan dalam perumpamaan ini.

ORANG-ORANG DI PERSIMPANGAN JALAN

Karena perjamuan nikah telah tersedia tapi yang diundang tak layak datang, maka raja menyuruh hamba-hambanya ke persimpangan jalan, membawa orang-orang yang mereka temui di sana, siapa saja, ke perjamuan nikah tadi. Tak pilih bulu siapa saja didatangkan. Dan pesta itu diselamatkan oleh kehadiran mereka-mereka ini.

Yang dimaksud dengan persimpangan jalan ialah lapangan tempat orang biasanya berkumpul dengan macam-macam maksud: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan waktu, berjualan, membeli. Apa saja. Kegiatan sehari-hari yang bermacam-ragam. Orang-orang yang di situ dengan macam-macam keadaan itulah yang diminta datang ke perjamuan nikah. Di persimpangan jalan...hidup itulah disampaikan ajakannya.

Bagaimana membacanya dengan cara yang lebih cocok bagi zaman ini? Perumpamaan tadi mulai dengan "Kerajaan Surga seumpama.." Jadi dimaksud membantu agar orang menyadari bagaimana cara Yang Mahakuasa mengajak siapa saja ikut masuk ke dalam kehidupan-Nya, ke dalam keakraban dengan-Nya. Dengan mengajak orang ikut serta dalam kegembiraan pesta nikah anaknya, sang raja tadi ingin berbagi kegembiraan. Bahkan boleh dikatakan, kegembiraannya itu baru menjadi nyata bila ikut dirasakan orang lain. Ia berusaha mendatangkan orang-orang untuk ikut. Bahkan ia memohon agar mereka datang. Tetapi permohonan ini dihadapi dengan sikap keras hati dan penolakan. Tidak mau mengambil bagian dalam kehidupan yang sebenarnya tidak dapat sebarangan dibagikan. Penolakan ini makin memisahkan dan menjauhkan mereka satu sama lain. Juga membuat sang raja putus asa dan merasa pestanya bakal rusak. Tetapi ia tidak menyerah. Pestanya itu kemudian dibuka bagi siapa saja yang tadinya tidak termasuk hitungan.

Kerap dijelaskan bahwa para undangan yang menolak datang itu ialah orang Yahudi dan mereka yang didatangkan dari jalanan itu ialah pengikut Yesus. Yang pertama kehilangan Kerajaan Surga, yang kedua memperolehnya. Para hamba yang disuruh mengundang ialah nabi-nabi dan kemudian yang diperlakukan dengan buruk ialah para rasul. Tafsir alegori ini memang sudah ada sejak lama. Dan bahkan sudah mulai pada zaman Injil sendiri ditulis. Namun demikian masih ada keleluasaan untuk memahami perumpamaan ini sebagai perumpamaan untuk membaca kehidupan orang zaman ini, untuk mengartikan pengalaman hidup.

PAKAIAN PESTA


Pesta nikah itu terlaksana justru karena hadirnya orang-orang jalanan tadi. Kerajaan Surga semakin menjadi kenyataan karena dimasuki, dihuni, dikembangkan. Kepada pembaca diberikan ajakan yang amat kuat. Ayo ikut membuat kehidupan yang nyata ini semakin menjadi ujud dari Kerajaan Surga. Bisakah dibalik sehingga dikatakan agar Kerajaan Surga menjadi bagian dari kehidupan nyata? Orang tergoda mengatakan ya, tapi kiranya tidak pas bila begitu. Seolah-olah kerajaan itu sudah ada dan jadi dan tinggal dimasuki, seperti menaiki kereta yang akan jalan. Yang lebih cocok, tiap orang diminta menemukan wujud Kerajaan Surga baginya. Bahan mentahnya: kehidupan sehari-harinya, kehidupannya di persimpangan jalan. Tapi untuk ke sana orang perlu memakai pakaian pesta.

Dalam alam pikiran Semit, pakaian memberi bentuk kepada orang yang memakainya sehingga dapat dikenali. Tidak mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa sungguh mau mengikuti pesta. Orang baru dapat dikatakan datang ikut perjamuan pesta bila memang mau menghadiri pesta itu, bukan untuk urusan lain. Datang tanpa pakaian yang cocok berarti tidak membiarkan diri dikenal sebagai yang datang untuk itu. Komitmen setengah-setengah ini kurang dapat menjadikan hidup orang menjadi bagian dari hidup dalam Kerajaan Surga. Kebalikannya, datang dengan mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa maksud atau tujuan lain. Yang bersangkutan akan dikenali sebagai orang yang hidupnya sedang berubah dari yang ada di persimpangan jalan menjadi dia yang hidup dalam perjamuan yang makin memanusiakan dan makin mendekatkan ke keilahian.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 09 Oktober 2011 Hari Minggu Biasa XXVIII

Minggu, 09 Oktober 2011
Hari Minggu Biasa XXVIII


Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)

Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)

Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)

"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."

Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)

"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)


"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Mzm 33:11)

Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Renungan


Setiap pesta pernikahan umumnya ramai dihadiri oleh banyak undangan mulai orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Dalam pesta itu tentu dihidangkan juga makanan dan minuman yang lezat.

Suatu kali ketika dalam perjalanan pulang dari stasi, perjalanan saya di tengah jalan terhenti karena jalan utama ditutup untuk sebuah pesta pernikahan. Terpaksa saya harus memutar untuk pulang ke paroki. Sebelum saya memutar untuk berbalik arah, sejenak saya memerhatikan bagaimana suasana dalam pesta tersebut. Para undangan mulai datang satu per satu diiringi dengan musik dangdut yang menghentak-hentak dan disertai derai tawa para undangan serta senyum bahagia mempelai yang kebetulan duduk di bangku khusus. Sungguh membawa kegembiraan.

Pengalaman tersebut berbanding terbalik dengan apa yang Yesus katakan dalam Injil-Nya tentang Kerajaan Surga dalam sebuah perumpamaan pesta nikah anak Raja. Sang raja mengundang banyak orang untuk menghadiri perjamuan nikah anaknya. Namun, yang menarik adalah undangan tersebut tidak ditanggapi sehingga raja harus mengundang untuk kedua kalinya. Sayang, tetap saja tidak ada tanggapan atas undangan tersebut. Kita dapat membayangkan bagaimana sang raja mengundang untuk pesta nikah dan tidak ada yang menghadiri undangan tersebut, betapa ia sebagai pihak pengundang merasa malu dan marah. Akhirnya ia mengundang semua orang yang ada di persimpangan jalan yaitu orang-orang jahat dan baik.

Kerajaan Surga yang diumpamakan sebagai perjamuan atau pesta nikah menceritakan tentang keselamatan Allah yang sudah dimulai sejak jaman para nabi sampai dengan Yesus. Para nabi diutus kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk dan banyak pula dari mereka yang tidak mengindahkan tawaran keselamatan Allah. Akhirnya Tuhan sendiri datang ke dunia untuk membawa keselamatan kepada banyak orang tetapi yang terjadi sama saja, tawaran Tuhan ditolak dan tak digubris. Hal ini nyata pada kematian Yesus di atas kayu salib.

Saudara yang terkasih, tawaran keselamatan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sebenarnya begitu nyata. Namun, acapkali kita tidak melihatnya dan bahkan menghiraukannya. Keselamatan Allah sangat nyata terutama dalam perayaan Ekaristi yang dirayakan setiap hari dan hari Minggu. Ekaristi adalah puncak iman dan keselamatan orang Kristiani. Dengan Ekaristi kita mendapatkan rahmat dan berkat yang melimpah dan tentunya keselamatan yang dijanjikan Tuhan. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang menyadari hal ini? Tentu banyak yang mengerti dan banyak yang tidak.

Ekaristi adalah lambang pesta perjamuan Tuhan yang menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan banyak orang. Dalam perayaan Ekaristi kita diundang untuk masuk dan menikmati perjamuan surgawi yang sudah Tuhan sediakan. Namun, apakah kita sudah membuka diri pada tawaran atau undangan Tuhan tersebut dalam hidup kita? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan iman yang sungguh karena tak jarang pula selain Ekaristi, entah itu dalam bentuk lain, Tuhan menawarkan keselamatannya misalnya melalui saudara-saudara kita yang berkekurangan dan menderita atau dalam keluarga kita sendiri.

Tuhan selalu mengundang kita untuk ikut terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang ada dalam hidup ini, entah itu sedih, senang maupun di saat kita merasa sangat terpuruk dan jatuh. Tuhan menawarkan kepada kita kasih-Nya yang menyelamatkan. Sebab itu, marilah kita membuka hati bagi tawaran keselamatan Tuhan itu.

RUAH/Willy

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy