| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 01 April 2012 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 01 April 2012
Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Kita bersama menyongsong Kristus, yang hari ini kembali dari Betania dan dengan kehendak sendiri maju menuju sengsara suci dan mulia untuk melaksanakan misteri keselamatan kita --- St Andreas dari Kreta


BACAAN PERARAKAN

Antifon Pembuka (Mat 21:9)

Terpujilah Putera Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Terpujilah Yang Mahatinggi!

Pengantar

Hari ini kita mengawali Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Perayaan ini disebut Minggu Palma karena kita mengenangkan Yesus yang memasuki kota Yerusalem dan dielu-elukan oleh khalayak ramai dengan membawa daum palma. Konon, daun palma merupakan simbol kemenangan dan sering digunakan untuk menyatakan kemangan para martir. Maka, kalau sekarang kita menggunakan daun palma, itu karena kita menyongsong kemartiran Kristus yang mendatangkan kemenangan atas dosa dan kematian.

Marilah kita bersama-sama memohon kepada Tuhan agar Ia berkenan menguduskan dan memberkati daun-daun palma ini yang akan kita pakai untuk mengiringi Kristus dalam menyongsong sengsara-Nya demi keselamatan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:1-10)


Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini." Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:12-16)


Menjelang hari raya Paskah, ketika orang banyak yang datang untuk merayakan pesta mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru, "Hosanna! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda, lalu naik ke atasnya, seperti ada tertulis: Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah Rajamu datang, duduk di atas seekor keledai. Mula-mula para murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan mereka telah melakukannya juga untuk Dia.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Homili singkat (Yoh 12:12-16)


“Hosanna, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel”. Demikianlah seruan khalayak ramai yang mengelu-elukan Yesus ketika Dia memasuki kota Yerusalem. Seruan hosanna bermakna selamatkanlah kami. Maka, dibalik seruan tersebut, terkandung ungkapan iman yang mendalam bahwa Yesus yang sedang memasuki kota Yerusalem adalah Raja Israel, Dia yang datang dalam nama Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya. Yesus adalah Raja. Namun, Dia bukan raja seperti kebanyakan raja di dunia ini. Tunggangannya adalah seekor keledai, bukan binatang untuk berperang tetapi binatang muatan. Sebab, Dia adalah raja damai. Tahta-Nya bukan di atas singgasana yang megah tetapi di atas kayu salib. Sebab, Ia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan untuk memberikan tebusan bagi banyak orang.

Marilah, dengan penuh iman dan bakti, kita mengikuti Tuhan sambil mengenangkan peristiwa keselamatan yang dikerjakan-Nya agar kita pun ikut serta mengalami kemenangan-Nya dan menerima anugerah pengampunan dosa dan kehidupan abadi.

Perarakan Daun Palma

Ayat. Pola lagu:
1 2 3 3 . . . 2 3 (1) 1 . ' 3 . . . 1 2 3 2 (1) 1 . //
1. Ber-so-rak-sorailah bagi Tuhan, hai se- lu - ruh bu - mi,
beribadahlah kepada Tuhan d e n g a n su - ka ci - ta!
2. Da-tang-lah ke hadapan-Nya dengan so- rak-so- rai!
Ketahuilah bahwa Tu-han-lah Al-lah.
3. Ma-suk-lah melalui pintu gerbangnya
dengan nya- nyi - an syu-kur,
bersyukurlah kepada-Nya, pu-ji-lah na-ma-Nya.
4. Ke-mu-liaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Ku-dus:
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala a- bad. Amin.


RENUNGAN DAN BACAAN PERAYAAN EKARISTI MINGGU PALMA


Antifon Pembuka

Enam hari sebelum hari raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Yerusalem, anak-anak menyongsong-Nya. Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira: Terpujilah Yang Mahatinggi! Diberkatilah yang datang dengan kerahiman berlimpah.

Doa

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putera-Mu mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Perkenankanlah kami sebagai hamba-hamba mengikuti rajanya dalam dukacita penderitaan, agar dapat ikut serta dalam sukacita kebangkitan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)


"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Tuhan Allah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.





Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."


Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Keterangan:
N. Narator; PP. Pontius Pilatus; Y. Yesus; SO. Semua Orang; Im. Imam Agung; S. Serdadu; R. Wakil Rakyat

Inilah Kisah Sengsara Yesus Kristus menurut Markus (Singkat: 15:1-39)


N. Setelah Yesus diperiksa oleh Mahkamah Agama, pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan para ahli Taurat serta seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mufakatnya bahwa Yesus harus dihukum mati. Mereka membelenggu Yesus, lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya ke Pilatus. Pilatus bertanya kepada Yesus:

PP. "Engkaukah raja orang Yahudi?"

N. Jawab Yesus:

Y. "Engkau sendiri mengatakannya."

N. Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Yesus. Pilatus bertanya kepada-Nya,

PP. "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"

N. Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Pada waktu itu ada seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam suatu pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya,

PP. "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

N. Pilatus mengetahui bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskan bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka,

PP. "Kalau begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Dia yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

N. Mereka berteriak,

SO. "Salibkanlah Dia!"

N. Lalu Pilatus berkata kepada mereka,

PP. "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"

N. Namun mereka makin keras berteriak:

SO. "Salibkanlah Dia!"

N. Dan karena ingin memuaskan hati orang banyak itu, Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya, lalu dia serahkan untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:

S. "Salam, hai raja orang Yahudi!"

N. Mereka memukul kepala Yesus dengan buluh, meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pakaian Yesus sendiri. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewatlah seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Yesus, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Saat Yesus disalibkan, hari menunjukkan jam sembilan. Alasan mengapa Ia dihukum disebut pula pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi, "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka." Orang-orang yang lewat di sana menghujat Yesus, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata,

R. "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"

N. Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata,

Im. "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."

N. Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus mencela-Nya juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:

Y. "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"

N. Yang berarti:

Y. "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

N. Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata:

R. "Lihat, Ia memanggil Elia."

N. Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata,

R. "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."

N. Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.

(Semua berlutut dan hening sejenak)

N. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia,

S. "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Homili

Kita baru saja mendengarkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang cukup panjang, meskipun kisah sengsara menurut Markus ini adalah yang terpendek dibanding kisah sengsara yang lain. Melalui kisah sengsara tadi, semoga bangkitlah rasa dukacita yang mendalam pada diri kita karena dosa-dosa kitalah yang menyebabkan penderitaan Kristus.

Memang, penting bagi kita untuk merasa pedih dan sedih atas penderitaan yang dialami Yesus: Ia dikhianati oleh Yudas Iskariot; Petrus menyangkal Dia dan semua murid yang lain lari meninggalkan-Nya; Ia didakwa dengan kesaksian palsu dan akhirnya dihukum mati setelah sebelumnya disiksa dengan diludahi, dipukul, dibelenggu, disesah, dimahkotai duri, ditelanjangi, dan diolok-olok. Namun, yang tidak kalah penting adalah kita harus merasa pedih dan sedih atas dosa-dosa kita yang menyebabkan Yesus mengalami semua penderitaan itu.

Sebagai silih atas semua dosa yang menyebabkan penderitaan Kristus, marilah kita dengan setia mengikuti Dia dalam sengsara-Nya. Dalam kisah sengsara tadi dinyatakan bahwa “semua murid meninggalkan Dia dan melarikan diri”. Semoga kita tidak ikut-ikutan lari seperti para murid. Seraya menyesali segala dosa, selama Pekan Suci ini, kita diajak merenungkan jati diri kemuridan kita.

Kita semua adalah murid-murid Kristus. Menjadi murid berarti selalu datang dan bersama-sama Sang Guru dengan setia. Kesetiaan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Secara konkret dan sederhana, selama pekan suci ini, kita diajak untuk berjuang dan rela berkorban untuk dengan setia merayakan misteri-mesteri sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan dalam perayaan Minggu Palma ini, Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah dan Hari Raya Paskah.

Semoga, kesetiaan kita dalam merayakan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus semakin menyadarkan kita untuk menjunjung tinggi kesetiaan dalam hidup kita sehari-hari. Setia kepada Tuhan yang kita imani. Setia kepada pasangan hidup kita. Setia kepada keluarga kita. Setia kepada rekan-rekan kerja kita. Setia kepada tugas, panggilan dan pekerjaan kita.

Kesetiaan Kristus telah membuahkan keselamatan bagi umat manusia. Kita percaya bahwa kesetiaan kita akan menjadikan karya keselamatan itu menjadi semakin nyata dalam hidup kita sehari-hari.

Pengantar & Homili oleh: Rm. Agus Widodo, Pr

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy