| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Kamis Putih 28 Maret 2013






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Malam Paskah 2013


MALAM PASKAH/C – 31 MARET 2013

Paskah merupakan Hari Raya Kebangkitan Kristus, yang rangkaian perayaannya telah kita awali dengan Malam Kamis Putih yang lalu sebagai kenangan akan Yesus yang mengadakan Perjamuan Malam Terakhir bersama murid-murid-Nya. Kemarin, kita juga telah merayakan Jumat Agung untuk mengenangkan wafat Yesus. Saat ini, tiba saatnya kita merayakan kebangkitan-Nya. Ketiga rangkaian Tri Hari Suci ini meneguhkan iman kita bahwa dengan wafat-Nya, Kristus menghacurkan kematian; dan dengan kebangkitan-Nya, Ia memulihkan serta memperharui kehidupan (bdk. Anamnese 3).

Inilah warta keselamatan bagi kita. Berkat Misteri Paskah Kristus, dosa, maut, dan kematian telah dikalahkan sehingga tidak dapat menguasai kita lagi. Sebaliknya, kepada kita dianugerahkan keselamatan dan hidup yang baru. Oleh karena itu, makna terdalam dari Perayaan Paskah adalah pembaruan hidup, sebagaimana dinyatakan dalam bacaan Epistola. “Seperti halnya, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4). Bagi kita, pembaruan hidup itulah yang akan membuahkan keselamatan.

Rangkaian bacaan, mulai dari Kisah Penciptaan sampai Kisah Kebangkitan Yesus, menggambarkan bahwa Allah terus-menerus berkarya untuk memperbarui hidup kita dan juga alam semesta. Pada awal mula, ketika alam semesta ini belum berbentuk, masih kosong, dan gelap gulita, Allah menciptakannya secara baru. Diciptakanlah terang sebagai ciptaan yang pertama (Kej 1:3-5). Sebab, dengan terang itu, akan terlihat dengan jelas langkah-langkah pembaruan untuk selanjutnya sehingga semua menjadi baik adanya (Kej 1:4,10,12,18,2125), bahkan sungguh amat baik (Kej 1:31). Manusia (kita), diciptakan oleh Allah secara istimewa, sesuai gambar dan rupa Allah. 

Manusia yang secitra dengan Allah, ternyata tidak luput dari kerapuhan, dosa dan derita. Namun, Tuhan Allah tetap mencitainya. Ia berkenan membebaskan manusia dari dosa dan derita serta menuntunnya menuju tempat baru yang aman, makmur dan sejahtera. Inilah yang digambarkan dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari penderitaan di Mesar. Dalam perjalanan itu, ketika mereka mengalami kebuntuan, Tuhan membuka jalan dengan membelah Laut Merah. Ketika mereka terancam bahaya oleh bala tentara Mesir, Tuhan melindungi dan menyelamatkan.

Kalau Tuhan selalu mengerjakan karya-karya cinta kasih untuk memperbarui dan menyelamatkan kita, bagaimanakah sikap kita yang seharusnya? Nabi Yesaya mengajak kita, “Carilah Tuhan, selama Ia dapat ditemukan; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat. Hendaknya si jahat meninggalkan jalannya, dan si fasik melepaskan angan-angannya. Hendaklah ia berbalik kepada Tuhan, yang akan berkasihan kepadanya; hendaknya ia berbalik kepada Allah kita, sebab dengan murah Allah mengampuni.” (Yes 55:6-7). Kita diajak untuk mencari Yesus seperti yang dilakukan oleh Maria Magdalena, Yohana, Maria ibu Yesus dan wanita-wanita yang lain dalam kisah Injil.

Dikisahkan dalam Injil tadi, para wanita pergi ke makam untuk mencari Yesus, yang sudah tiga hari dimakamkan. Kepergian mereka tidak hanya spontan, tetapi sungguh direncanakan dan disiapkan. Mereka telah kangsenan satu dengan yang lain dan menyiapkan rempah-rempah. Namun, setelah mereka sampai di makam dan tidak menemukan Yesus, mereka menjadi sangat kebingungan. Di tengah kebingunan mereka, dua orang berpakaian putih menemui mereka dan berkata, “Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati. Dia tidak lagi di sini. Dia sudah bangkit”.

Yesus bangkit berarti Ia hidup, hadir, dan menyertai kita. Inilah kata-kata Yesus setelah kebangkitan-Nya dalam Injil Matius dan Markus, “… ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20; bdk. Mrk 16:20). Dengan kebangkitan-Nya, Yesus tidak lagi hadir secara fisik seperti yang dialami para murid sebelum wafat-Nya. Kebangkitan membuat-Nya mengatasi ruang dan waktu. Ia tidak hanya hadir di Nazaret, Galilea, Kepernaum, Kana, Yerusalem, dan wilayah-wilayah Palestina yang lain. Kebangkitan membuat Yesus hadir secara universal: kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun, Ia selalu hadir menyertai kita. 

Nah, kalau Yesus selalu hadir dan menyertai kita, lalu apa makna mencari Yesus? Para wanita yang mencari Yesus di makam, tidak menemukan Dia sehingga mereka bingung karena mereka tidak ingat akan sabda Tuhan. Baru setelah diingatkan oleh kedua orang yang menemuinya, “Mereka pun teringat kembali akan perkataan Yesus itu”. Setelah ingat, mereka percaya dan menceritakan (mewartakan) kepada para murid dan semua orang lain yang dijumpai. Sementara itu, Petrus, setelah mendengarkan cerita wanita-wanita tersebut, ia tidak percaya. Petrus segera lari ke makam dan tidak menemukan Yesus di sana. “Ia pun kembali dan keheran-heranan memikirkan apa yang terjadi”. Kalimat ini, dalam Kitab Suci LAI, ditulis, “Lalu ia pergi, dan bertanya dalam hatinya, apa yang kiranya telah terjadi” (Luk 24:12). Jadi, yang dilakukan Petrus adalah memikirkan, bertanya dalam hati, merenungkan.

Dari kedua pengalaman tersebut, yakni pengalaman para wanita dan pengalaman Petrus, mereka tidak menemukan Yesus di makam. Mereka menemukan Yesus dalam kesadaran, yakni ketika mereka mengingat, memikirkan, dan bertanya dalam hati. Kiranya, ini pulalah cara yang harus kita lakukan untuk mencari dan menemukan Yesus, yakni selalu berusaha menyadari kehadiran dan penyertaan-Nya dalam kehidupan kita. Untuk itu, perayaan Paskah, di mana kita merayakan Kristus yang hidup, hadir dan menyertai kita, mengundang kita untuk melatih dan meningkatkan kepekaan dan kesadaran kita akan kehadiran Tuhan. Bagaimana caranya? Tentu saja semakin meningkatkan keheningan dan doa, karena pada saat itulah kita secara khusus mengasah kepekaan kita akan kehadiran, sabda, dan bimbingan Tuhan.

Namun, dengan keheningan dan doa saja tentu tidak cukup. Kita harus mampu juga menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang tampaknya bukan rohani. Kita ingat salah satu madah Kamis Putih, “Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan”. Maka, kita mencari dan menghadirkan Tuhan dengan saling mengasihi. Sebab, cinta kasih tidak hanya sekedar menghadirkan Tuhan tetapi lebih dari itu. Dengan mengasihi sesama, kita mengabdi dan melayani Tuhan. Sebab, Yesus sendiri telah bersabda, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kami lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).

Marilah kita hayati makna Paskah ini sebagai kesempatan untuk memperbarui diri. Paskah berarti “Seperti halnya, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4). Tuhan telah bangkit. Ia kini hidup, hadir, dan menyertai kita serta terus-menerus memperbarui hidup kita. Untuk itu, marilah kita asah kepekaan dan kesadaran kita akan kehadiran Tuhan melalui keheningan. Selanjutnya, kita abdi dan kita layani Tuhan dengan mengasihi sesama. Di mana ada cinta kasih, Tuhan hadir dan suatu saat nanti akan bersabda, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagi-Mu, sejak dunia dijadikan” (Mat 25:34). Inilah sabda keselamatan yang mengalir dari Kebangkitan Kristus dan yang kita damba-dambakan.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Jumat Agung 2013


JUMAT AGUNG / C – 29 Maret 2013

Ibadat Jumat Agung mengajak kita untuk mengenangkan peristiwa sengsara dan wafat Yesus di salib. Salah satu bagian pokok dari Ibadat Jumat Agung ini adalah Upacara Penghormatan Salib. Untuk itu, marilah kita menfokuskan renungan ini pada salib Tuhan kita Yesus Kristus.

Bapa Suci, Paus Fransiskus I, dalam misa perdananya sebagai Paus, Kamis (14/3) menegaskan, “Jika kita berjalan tanpa salib, kita membangun tanpa salib, kita mengaku tanpa salib, kita bukanlah murid Kristus. Kita menjadi hamba dunia. Saya ingin agar kita semua kembali berjalan di dalam tuntunan Tuhan dan membangun Gereja atas dasar pengorbanan darah Kristus. Hanya dengan cara ini Gereja dapat bergerak maju”. Bapa Suci mengajak kita untuk menjadikan salib sebagai pegangan dan acuan hidup kita.

Marilah sejenak kita memperhatikan salib yang tergantung di altar ini, yang untuk sementara waktu diselubungi kain. Siapakah pribadi yang tergantung di atas salib tersebut? Dan untuk apa atau untuk siapa, Dia tergantung di situ?

Dia yang tergantung di sana adalah Yesus Kristus, Tuhan kita. Untuk apa? Kitab Yesaya (bacaan I) menegaskan, “Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, .... Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yes 53:4-6).

Lihat! Di atas salib tangan-Nya terentang. Ia merentangkan tangan-Nya untuk menyambut dan merengkuh kita dalam pelukan kasih-Nya. Maka, marilah kita datang kepada-Nya. Sujud menyembah penuh hormat dan bakti kepada Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Kamis Putih 2013


KAMIS PUTIH/C – 28 MARET 2013
Kel 12:1-8.11-14; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15


Malam Kamis Putih yang kita rayakan pada malam hari ini mengenangkan dua hal pokok yang dibuat Yesus mejelang akhir hidup-Nya. Peristiwa yang pertama adalah pembasuhan kaki para rasul sebagaimana dikisahkan dalam Injil. Peristiwa kedua adalah perjamuan Yesus bersama murid-murid-Nya sebagaimana diwartakan oleh Paulus dalam bacaan II. Berdasarkan kesaksian Yohanes (Injil) dan Paulus (bacaan kedua), kedua peristiwa ini berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Yohanes mengatakan “sebelum hari raya Paskah mulai” dan Paulus menyebut “pada malam ia diserahkan”. Kalau Yesus diserahkan dan akhirnya disalibkan pada hari Jumat, berarti persitiwa itu terjadi pada hari Kami malam, sebagaimana saat ini kita mengenangkannya.

Tindakan mengenangkan itu bukan sekedar mengingat tetapi menghadirkan kembali peristiwa di masa lampau sehingga kita merasakan serta mengalami kembali makna dan buah dari peristiwa itu. Maka, kalau malam hari ini kita mengenangkan peristiwa Yesus yang membasuh kaki para murid dan mengadakan perjamuan bersama bersama mereka, tentunya kita diajak untuk mengambil makna dan buah dari kedua peristiwa itu. Mari kita perdalam satu-persatu.

Pertama, Yesus membasuh kaki para murid (Injil). Dalam tradisi Yahudi waktu itu, orang biasa membasuh kaki sendiri sebelum masuk ke ruang perjamuan sebagai ungkapan mau ikut pesta dengan bersih. Hanya tamu yang amat dihormati saja, misalnya seorang guru atau orang yang dituakan, akan dibasuh kakinya oleh pelayan. Dalam Injil Yohanes ini, tradisi tersebut dibongkar. Pembasuhan tidak dilakukan sebelum perjamuan tetapi pada saat perjamuan berlangsung. Yang membasuh bukan pelayan tetapi justru sang tuan rumah, yang disebut sebagai Guru dan Tuhan, yaitu Yesus. Maksud pembasuhan bukan sekedar untuk pembersihan diri tetapi supaya para murid yang dibasuh oleh Yesus mendapat bagian dalam diri Yesus.

Sebelum membasuh kaki para murid, dikatakan bahwa, “Yesus datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah” (ay.3). Di sini Yesus menegaskan tentang asal dan tujuan atau sangkan paran-Nya, yaitu Allah. Tindakan-Nya membasuh kaki para murid, dimaksudkan agar para murid mendapat bagian bersama-Nya, yaitu mendapat bagian bersama Yesus dalam asal dan tujuan hidup-Nya. “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku” (ay. 8b). Jadi, dengan membasuh kaki para murid, Yesus berbagi asal dan tujuan hidup, yakni kebersamaan dengan Allah.

Tindakan Yesus yang membasuh kaki para murid tersebut didasari oleh kasih-Nya kepada mereka, sebagaimanya dinyatakan dalam ayat 1b, “Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikian sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir”. Kasih-Nya yang begitu besar mendorong Yesus mau berbagi asal dan tujuan hidup-Nya dengan cara membasuh kaki para murid. Mungkin, kita bertanya seperti Petrus, mengapa yang dibasuh kok kaki? Karena kaki melambangkan gerak langkah menuju kepada Allah, sang sangkan paraning urip. Peristiwa pembasuhan kaki tersebut memungkinkan para murid ikut serta dalam hidup Kristus, yakni hidup yang berasal dan terarah kepada Allah sampai akhirnya bersatu dengan Allah secara abadi.

Sesudah membasuh kaki para murid, Yesus berpesan kepada mereka, “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab, Aku telah memberikan teladan kepada-Mu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (ay.14-15). Pesan ini tidak hanya disampaikan kepada para rasul, tetapi juga kita semua yang melalui pewartaan para rasul dan para pengganti mereka, telah menjadi murid-murid Kristus. Kepada kita, Kristus juga telah berbagi asal dan tujuan hidup yang sejati. Oleh karena itu, kita juga harus mengikuti teladan Kristus ini, yakni saling berbagi asal dan tujuan hidup atas dasar kasih satu sama lain. Kita diajak untuk saling mengingatkan dan saling tolong-menolong dalam melangkahkan kaki menuju tujuan hidup yang sejati, yaitu Allah. Bagaimana caranya? Dengan saling mengasihi. Sebab, “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih (artinya, saling mengasihi), ia tetap berada dalam Allah dan Allah di dalam dia (1Yoh 4:16b).

Kedua, peristiwa perjamuan Yesus bersama murid-murid-Nya (bacaan II). Dalam perjamuan tersebut, secara simbolis – dalam rupa roti dan anggur –, Yesus menyerahkan tubuh dan darah-Nya bagi para murid. Tindakan simbolis Yesus ini, yang pada Jumat Agung besuk akan menjadi nyata, di mana Yesus sungguh-sungguh menyerahkan tubuh-Nya dan menumpahkan darah-Nya di kayu salib, semakin menegaskan bahwa Yesus ingin berbagi hidup kepada para murid. Sebab, dengan makan tubuh dan darah-Nya, para murid sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan dengan demikian mengalami sepenuh-Nya hidup Kristus, yakni sengsara, wafat, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga.

Pada saat perjamuan tersebut, Yesus juga berpesan, “Perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku” (ay.24.25). Maka, sejak saat itu, para murid selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa sesuai dengan pesan Yesus (bdk. Kis 2:42). Kebiasaan ini pun dilestarikan terus-menerus sampai sekarang dalam bentuk Perayaan Ekaristi. Dengan demikian, setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita mengenangkan Kristus sesuai dengan pesan-Nya. Dengan pengenangan itu, kita tidak sekedar mengingat-ingat, tetapi kita sungguh-sungguh menerima dan bersatu dengan Kristus. Dalam rupa roti dan anggur, Kristus sungguh hadir dan memberikan diri-Nya demi keselamatan kita. Dalam hal ini, Beato Yohanes Paulus II menegaskan, “Dalam roti dan anggur janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya: iman memastikan bagimu, kendati indera menunjuk yang lain” (EE 15).

Sesuai dengan pesan Yesus ini, kita diajak untuk semakin tekun dan setia merayakan Ekaristi dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh. Lebih-lebih pada Tahun Iman ini, marilah kita jadikan Perayaan Ekaristi sebagai “sumur iman” yang utama bagi kita. Dalam sumur Ekaristi itulah kita menimba air kehidupan dan dengan air kehidupan itu, kita disegarkan, disejukkan, dibersihkan, dan dianugerahi hidup yang sejati.

Sekarang, bagaimana kita menghubungkan dua peristiwa iman yang kita kenangkan pada malam hari ini? Peristiwa perjamauan Yesus mengajak kita untuk semakin tekun dan setia merayakan Ekaristi, sebagai kenangan akan Dia. Peristiwa pembasuhan kaki mengajak kita untuk meneladan Yesus, yakni saling mengasihi dan dengan demikian kita berbagi serta saling tolong-menolong untuk menggapai tujuan hidup yang sejati, yakni Allah. Nah, bukankah setiap merayakan Ekaristi, sebelum kita kembali ke rutinitas hidup sehari-hari, kita selalu diutus? Dengan berkat yang kita terima dari Ekaristi, kita diutus untuk mengasihi. Maka, marilah kita semakin berusaha untuk menjadi pribadi-pribadi yang hidup dalam kasih.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Kamis, 28 Maret 2013 Kamis Putih --- Peringatan Perjamuan Tuhan.

Kamis, 28 Maret 2013
Malam: Kamis Putih ---
Peringatan Perjamuan Tuhan.

Ekaristi secara spiritual membantu kita mendekati bentuk kerapuhan manusia yang berbeda, [yang] sadar bahwa mereka [bentuk kerapuhan tersebut] bukan kekeliruan [dari] nilai sebuah pribadi, tapi mensyaratkan kedekatan, penerimaan dan pertolongan. Ditarik dari Roti Kehidupan [seseorang] akan menjadi kekuatan dari kapasitas edukasional yang diperbarui, menjadi perhatian dalam memberi kesaksian [terhadap] nilai-nilai kehidupan yang fundamental, dari pembelajaran, dari warisan spiritual dan kultural; daya hidupnya akan membuat kita menghuni kota manusia dengan kerelaan untuk menghabiskan diri kita dalam horizon kebaikan umum untuk membangun masyarakat yang adil dan bersaudara. ---- Bapa Suci Benediktus XVI
  

Antifon Pembuka (Gal 6:14; PS 496)
 
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.

 

Doa Pagi
 
Terpujilah Engkau, ya Yesus, yang selalu siap sedia melaksanakan kehendak Bapa dengan rela untuk menggenapi nubuat para nabi. Curahkanlah padaku Roh kerelaan dan ketaatan dalam usaha melaksanakan rencana dan kehendak Bapa dalam peristiwa hidup sehari-hari, juga untuk hari ini. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)
 
"Aturan perjamuan Paska."

Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16)

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
  
   
B
acaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:23-26)
 
"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."
 
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
 Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)
 
"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."
 
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Rekor Muri 2008 mencatat bahwa di Jambi telah terjadi pemecahan rekor acara pembasuhan kaki oleh 1.200 anak-anak TK. Kegiatan pemecahan rekor pembasuhan kaki itu diberi nama OBAT, singkatan dari Olah Bakti Anak Terpuji. Pada hari Ibu tahun yang sama, di Solo Grand Mall ada juga acara pembasuhan kaki. Rupanya kegiatan pembasuhan kaki sudah mewabah sejak lama di nusantara ini. Namun, tradisi pembasuhan kaki jelas merupakan tradisi Katolik yang sudah mengakar dan dipandang baik oleh umat bukan Katolik. Bagaimana orang Katolik menghayati hal ini?

Yesus kita imani sebagai pribadi sungguh Allah dan sungguh manusia. Karena itu, ketika membasuh kaki para murid, Ia pun berlaku sebagai Allah dan manusia. Mencuci kaki sebagai ungkapan pengabdian manusia satu terhadap yang lain, mudah kita terima. Tetapi, upacara Allah membasuh kaki manusia, adalah hal yang di luar jangkauan pikiran manusia. Namun, Tuhan Yesus tetap menegaskan kepada kita dengan berkata, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

Bila Yesus menegaskan diri-Nya dengan berkata, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan,” maka kita pun harus memahami dan menghayati peristiwa pembasuhan kaki oleh Tuhan juga dalam konteks maksud Tuhan ketika upacara itu dilakukan saat acara Makan Paskah. Allah membasuh kaki manusia bukan melulu tindakan perendahan diri Allah tetapi juga tanda pembersihan diri manusia yang akan dilaksanakan-Nya dalam kurban darah-Nya yang menyucikan manusia. Dan itulah yang secara tersirat disampaikan oleh Yesus.


Selain ungkapan perendahan diri Tuhan, pengabdian Tuhan terhadap manusia, unsur terpenting dalam pembasuhan kaki adalah penebusan. Maksud pengabdian dan penebusan ini makin jelas ketika keesokan harinya Tuhan melaksanakan misi penebusan-Nya, wafat di kayu salib. Inilah misteri iman yang mau kita rayakan dalam peristiwa agung hari Kamis Putih di mana di dalamnya terdapat upacara pembasuhan kaki.

Tuhan bukan hanya mengungkapkan maksud pengabdian-Nya tetapi lebih penting adalah rencana penebusan-Nya. Sebab itu, jangan sampai kita sebagai orang Katolik karena terlalu bersemangat dengan berbagai acara pembasuhan kaki di dalam rekoleksi keluarga atau retret pertobatan, sampai lupa akan dimensi iman yang luhur dari upacara pembasuhan kaki yaitu dimensi penebusan Tuhan.

RUAH

Kamis, 28 Maret 2013 Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (Pembaharuan Janji Imam)

Kamis, 28 Maret 2013
Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).
Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P).
Pembaharuan Janji Imam.
Misa Krisma dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tak jauh dari hari Kamis.

Demi cinta akan Tuhan, tak henti-hentinya aku mengajarkan tentang Dia --- St. Gregorius Agung

Antifon Pembuka (Why 1:6)

Yesus Kristus telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-3a.6a.8b-9)
 
"Aku bersukaria di dalam Tuhan."

Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar. Tetapi kamu akan disebut imam Tuhan dan akan dinamai pelayan Allah kita. Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu. Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:21-22.25.27; Ul: lihat 2a)
1. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudusMaka tangan-Ku tetap menyertai dia
bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
2. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia,dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,Allahku dan gunung keselamatanku.

Bacaan Kedua Bacaan dari Kitab Wahyu (1:5-8)
 
"Ia yang berkuasa atas raja-raja di bumi telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah."

Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan, dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, Amin! "Aku adalah Alfa dan Omega," firman Tuhan Allah, "yang kini ada, yang dulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, Yang Mahakuasa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yes 61:1)
Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)
 
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin."
 
Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Ketika tampil didepan umum Yesus menyampaikan kabar gembira. Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Program-Nya jelas dan terfokus, yaitu membawa kebahagiaan dan keselamatan yang ditujukan kepada pelbagai macam kelompok yang menderita: orang miskin, tawanan, orang buta, dan mereka yang tertindas. Itulah makna rahmat Tuhan telah datang.

Di manapun rasanya tak sulit untuk bertemu dengan orang yang malang, miskin dalam berbagai macam seginya: miskin dalam srti material, sosial ekonomi, miskin perhatian, kesehatan, pendidikan, dll. Apa yang telah saya lakukan untuk mereka ? Ada banyak alasan mengapa kadang kita tak berbuat apa-apa atau berbuat sedikit sekali untuk mereka. Saya sendiri masih miskin, apa yang bisa saya sumbangkan, itu menjadi salah satu pertimbangan. Atau: saya tidak tahu harus berbuat apa, kepada siapa saya harus menyampaikan bantuan saya, dan bagaimana caranya.

Itu semua kiranya bisa menjadi penghalang bagi kita untuk menjadi murid Kristus, ikut ambil bagian dalam menyampaikan Tahun Rahmat Tuhan itu. Kalau begitu kita harus berani mulai, dari yang paling kecil dan sederhana. Kalau kita mau berusaha, kita yakin bahwa jalan pasti terbuka untuk membantu mereka yang miskin dan menderita.

CONTEMPLATIO : Pejamkan mata beberapa menit. Tariklah nafas dalam-dalam dan serukan dalam hati: Tahun rahmat Tuhan telah datang. Rasakanlah pula getarnya ke seluruh bagian tubuh sehingga maknanya terserap kedalam hatimu.

ORATIO : Ya Tuhan, Engkau memberikan banyak kesemapatan kepada setiap murid-murid Kristus untuk mampu menghadirkan Kerajaan allah dan menyampaikan rahmat yang berguna bagi setiap orang yang memerlukannya. Jadikan aku alat-Mu untuk berbuat baik membantu mereka. Amin.

MISSIO : Mulai hari ini aku akan berusaha untuk memperhatikan siapa saja yang menderita di sekitarku.


Renungan Harian Mutiara Iman 2013

***

PEMBERKATAN MINYAK KRISMA

Pemberkatan minyak krisma lazimnya diselenggarakan pada hari Kamis pagi sebelum perayaan Kamis Putih. Namun, di banyak keuskupan, mengingat wilayahnya yang cukup luas dengan jarak tempuh dari satu paroki ke paroki lain cukup jauh, maka perayaan ini dilaksanakan pada hari sebelumnya. Misalnya pada hari Selasa dalam Pekan Suci, dengan pertimbangan agar para pastor paroki punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan Trihari Suci di paroki masing-masing dengan lebih baik dan matang.

Dalam Misa itu, Uskup memberkati tiga jenis minyak. Pertama, minyak katekumen (Oleum Catechumenorum, OC) yang nantinya akan dipakai untuk mengoles para katekumen (calon baptis) sebagai tanda resmi masuk dalam persekutuan Gereja. Kedua, minyak Krisma (Sanctum Chrisma, SC), yang akan dipakai untuk mengoles para calon Krisma sebagai tanda kematangan iman oleh Roh Kudus dalam komunitas umat beriman. Ketiga, minyak orang sakit (Oleum Infirmorum, OI), yang akan dipakai pada saat pengurapan orang sakit. Ketiga jenis minyak yang telah diberkati tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada para pastor paroki untuk dipakai dalam pelayanan sakramental di paroki masing-masing.

Pada kesempatan Misa Krisma tersebut juga diadakan pembaruan janji imamat bagi para tertahbis; pembaruan janji setia bagi para biarawan-biarawati dan pembaruan komitmen bagi kaum awam yang hadir, terutama komitmen untuk mengikuti Kristus dan menempuh jalan kekudusan seturut panggilan mereka.

RUAH

Rabu, 27 Maret 2013 Hari Rabu dalam Pekan Suci

Rabu, 27 Maret 2013
Hari Rabu dalam Pekan Suci

Marilah kita saling mengasihi seperti Kristus mencintai kita dan menyerahkan diri-Nya bagi kita --- St. Agustinus

Antifon Pembuka (Flp 2:10.8.11)

Dalam nama Yesus, bertekuklah setiap lutut di surga, di bumi dan di bawah bumi. Sebab Yesus telah taat sampai wafat, bahkan di salib. Maka, Yesus Kristus adalah Tuhan untuk kemuliaan Allah Bapa.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, jagalah hati dan pikiranku dengan kekuatan kasih-Mu. Aku berlindung pada-Mu dari godaan menyebar fitnah. Bantulah aku hari ini untuk senantiasa menghormati dan menjaga nama baik, tidak menjualnya demi kepuasan dan kepentingan diri sendiri. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-9a)
 
"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku diludahi."

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku aku tidak akan mendapat malu. Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
Ayat. (Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34)
1. Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (26:14-25)
 
"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!"

Sekali peristiwa, pergilah seorang dari keduabelas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu? Jawab Yesus, “Pergilah ke kota, kepada Si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: Waktu-Ku hamper tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka, dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama dengan keduabelas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?” Yesus menjawab, “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!” Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Pater Dehon, pendiri Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ) mempunyai keyakinan kuat bahwa malapetaka kemanusiaan yang terjadi di dunia ini bersumber dari dosa dan dosa yang sangat serius adalah ’pengkhianatan terhadap cinta Allah’.

Ketika manusia tidak menanggapi kasih Allah atau mengkhianati kasih-Nya, maka timbullah egoisme, korupsi, keserakahan dan kekerasan bahkan pembunuhan. Pada saat itulah terjadi malapetaka kemanusiaan. Yudas Iskariot adalah simbol sumber malapetaka kemanusiaan itu. Tindakannya yang tidak tahu berterima kasih, menjual ”kasih dan gurunya”, telah menciptakan kehidupan tanpa peradaban, yaitu kehidupan yang mudah melanggar komitmen bersama, janji suci dikhianati, kepercayaan diselewengkan, dsb. Seperti inilah masyarakat kita sekarang ini.

Situasi seperti itu membutuhkan seorang murid yang setiap pagi membuka telinga untuk mendengarkan suara Tuhan dan mempunyai lidah tajam untuk menumbuhkan semangat baru. Andalannya hanya Tuhan, ”Sungguh, Tuhan Allah menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah!” Siapakah ’murid itu?’ Semestinya kita, orang Katolik! Bagaimana dengan Anda?
 
Doa: Tuhan Yesus, jadikanlah aku murid-Mu yang setia membuka telinga untuk mendengarkan sabda-Mu dan berilah aku lidah yang tajam untuk memberi semangat baru kepada mereka yang letih lesu, berbeban berat dan putus asa. Amin.
  
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 26 Maret 2013 Hari Selasa dalam Pekan Suci

Selasa, 26 Maret 2013
Hari Selasa dalam Pekan Suci

“Kita hanya tahu akan satu baptis yang menyelamatkan, karena ada satu kematian atas dunia dan satu kebangkitan dari maut dan pembaptisan adalah lambangnya” (St. Basilius)

Antifon Pembuka (Mzm 27:12)

Tuhan, janganlah menyerahkan daku ke tangan musuhku. Saksi-saksi dusta penuh kejahatan bangkit melawan daku.

Doa Pagi

Allah sumber kekuatan, bangkitkan semangat dan kegigihan kami untuk tekun mewartakan karya keselamatan-Mu dengan usaha tobat terus-menerus. Dengan demikian, hidup kami semakin layak di hadirat-Mu dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Amin.

Panggilan Yesaya menunjukkan bahwa Allah memiliki rencana yang indah dalam hidup kita. Sejak dalam kandungan, Allah memanggil kita untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Terang itu mampu menyelamatkan umat manusia. Hiduplah dalam terang kasih Allah.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)
  
"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
 
Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing, dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Tetapi aku berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia! Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Maka sekarang berfirmanlah Tuhan yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya; yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku; beginilah firman-Nya, “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub, dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah padaku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik!
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku!
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami yang setia kepada Bapa; Engkau dibawa untuk disalibkan, tidak membuka mulut seperti domba yang dibawa ke pembantaian.

Saat kematian Kristus semakin dekat. Penebusan-Nya akan terjadi bagi umat manusia. Ketaatan Yesus pada kehendak Bapa adalah kemuliaan bagi Allah. Barangsiapa terdapat setia dan bertahan dalam iman akan Kristus, akan memperoleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:21-33.36-38)
  
"Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku ... Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali."
  
Di dalam perjamuan Paskah dengan murid-murid-Nya Yesus sangat terharu, lalu bersaksi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain; mereka bertanya-tanya siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid-murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, “Tanyakanlah siapa yang dimaksudkan-Nya!” Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada Yesus, “Tuhan, siapakah itu?” Jawab Yesus, “Dia adalah orang, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian, Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya, “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, tinggal sedikit waktu saja Aku bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi ‘Ke tempat Aku pergi tidak mungkin kamu datang’ demikian pula Aku mengatakannya sekarang kepada kamu. Simon Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus, “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Sahut Yesus, “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U Terpujilah Kristus.

Renungan

Pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus dikemas dalam satu kisah. Yohanes ingin menunjukkan bahwa dua-duanya serupa. Bedanya: Yudas berkhianat, lalu frustrasi dan bunuh diri. Petrus berkhianat, lalu menyesal dan bertobat. Beda antara frustrasi dan bertobat itu seperti langit dan bumi. Yudas menjadi legenda kejahatan; sedangkan Petrus menjadi legenda pemimpin dunia. Jika sedang jatuh dalam dosa pengkhianatan, Anda mau memilih sikap mana: Frustrasi atau bertobat?

Doa Malam

Yesus, jangan biarkan Iblis merasuki dan menguasai diriku yang lemah dan rapuh ini. Kuasailah hatiku setiap saat juga saat aku hendak beristirahat malam ini. Dalam Engkau hatiku tenang. Amin.


RUAH

Senin, 25 Maret 2013 Hari Senin dalam Pekan Suci

Senin, 25 Maret 2013
Hari Senin dalam Pekan Suci
HARI RAYA KABAR SUKACITA dirayakan pada Senin, 08 April 2013

Ia mencintai kita sedemikian rupa, hingga Dia, tanpa dosa, menderita hukuman bagi para pendosa yang seharusnya dibebankan kepada kita karena dosa ---- St. Agustinus

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 35:1-2; 140:8)

Ya Tuhan, adililah mereka yang merugikan daku, perangilah mereka yang memerangi aku. Angkatlah senjata dan perisai dan bangkitlah membantu aku, ya Tuhan, sumber selamatku

Doa Pagi

Ya Allah, curahkanlah juga ke atasku Roh-Mu agar aku layak menjadi hamba-Mu yang setia seperti Yesus, Putra-Mu. Dengan demikian, orang lain dapat melihat tanda-tanda karya penyelamatan-Mu karena buah-buah pertobatanku. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (42:1-7)
 
"Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan."
 
Beginilah firman Tuhan, “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.” Beginilah firman Allah, Tuhan, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang menghuninya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya, “Aku, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan. Aku telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
atau Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
Ayat. (Mzm 27:1.2.3.13-14; R:1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku, maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
3. Sekali pun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekali pun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
4. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami. Hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:1-11)
 
"Biarkanlah Dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku."

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang Ia bangkitkan dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia. Marta melayani, dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak itu semerbak memenuhi seluruh rumah. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Maka mereka datang, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Hari ini kita memasuki minggu sengsara. Gereja mengundang kita untuk secara khusus dan khusuk selama sepekan ini merenungkan sengsara Kristus. Gereja menyebutnya sebagai Pekan Suci. Tampaknya aneh, mengapa hari-hari merenungkan sengsara Kristus dinamakan Pekan Suci? Sejatinya Gereja hendak menantang pandangan dunia bahwa penderitaan dan sengsara adalah suatu kemalangan. Dalam terang Kristus yang Tersalib kita diajak untuk melihat penderitaan, sengsara, kegagalan, dan malapetaka sebagai jalan yang mendatangkan rahmat— momen kudus untuk bersimpuh di bawah kaki Yesus mohon dipulihkan-Nya. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.” (Yes. 42:3). Di balik awan gelap penderitaan dan kemalangan kita, matahari cinta kasih Allah selalu bersinar. Inilah yang menjadi keyakinan Maria untuk berani bersimpuh di bawah kaki Yesus tanpa ragu, takut dan malu. Bahkan Maria meminyaki kaki Yesus dengan narwastu yang mahal harganya dan menyekanya dengan rambutnya sendiri—rambut adalah mahkota wanita yang berharga.

Apa yang dilakukan Maria hendak memperlihatkan bahwa di atas segala-galanya hanya cinta kepada Yesus. Tiada harta yang lebih berharga daripada mencintai Yesus dan tiada mahkota yang lebih mulia daripada mendapatkan cinta-Nya. Reaksi Yudas Iskariot amat dikritik Yesus. Yudas lebih memperhitungkan harta kekayaan dan tindakan memberi kepada orang miskin daripada mencintai Yesus.

Kita mungkin sering kali bersikap seperti Yudas Iskariot yang lebih peduli harta kekayaan daripada bersimpuh di bawah kaki Yesus. Atau kita lebih suka memberi sedekah-amal kepada orang miskin daripada mencintai Yesus dalam diri mereka. Yesus adalah alasan dan tujuan kita. Dia tidak memerintahkan kita untuk memberi, tetapi untuk mencintai dalam suka dan duka.

Doa: Tuhan Yesus, kobarkanlah selalu dalam hatiku cinta yang mendalam hanya kepada-Mu. Dengan demikian, aku pun sanggup mencintai sesamaku dengan sepenuh hati. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 25 - 31 Maret 2013

Bacaan Harian 25 - 31 Maret 2013

Senin, 25 Maret : Hari Senin Dalam Pekan Suci (U).
Yes 42:1-7; Mzm 27:1-3.13-14; Yoh 12:1-11.

Selasa, 26 Maret : Hari Selasa Dalam Pekan Suci (U).
Yes 49:1-6; Mzm 71:1-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38.

Rabu, 27 Maret : Hari Rabu Dalam Pekan Suci (U).
Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-9.21bcd-22.31.33-34; Mzm 26:14-25.

Kamis, 28 Maret : Pagi: Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U).

Ekaristi Krisma di Gereja Katedral (P); Pembaharuan Janji Imam. 

Bacaan Ekaristi Yes 61:1-3a.6a.8b-9; Mzm 89:21-22.25.27; Why 1:5-8; Luk 4:16-21; Luk 4:16-21.

Tri Hari Paskah

1. Misa Krisma (P). Dapat dipindahkan/dirayakan pada tgl. pertemuan para imam bersama Uskup, asal tak jauh dari hari Kamis.
2. Hari ini baik kalau dijadikan hari penerimaan kembali mereka yang bertobat dari dosa berat.
Sore: Kamis Putih (P). Peringatan Perjamuan Tuhan.
Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.


Jumat, 29 Maret : Hari Jumat Agung (M). Puasa dan Pantang.
Yes 52:13-53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-17.25; Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1 – 19:42.

Sabtu, 30 Maret : Malam Paskah (P).
Kej 1:1 – 2: (Kej 1:1.26-31a); Mzm 104:1-2a.5-6.10.12-14.24.35c atau Mzm 33:4-7.12-13.20.22; Kej 22:1-18 (Kej 22:1-2.9a.10-13.15-18); Mzm 16:5.8-11; Kej 14:15 – 15:1; MT Kel 15:1-6.17-18; Yes 54:5-14; Mzm 30:2.4-6.11.12a.13b;Yes 55:1-11; MT Yes 12:2-4bcd-6; Bar 3: 9-15 .32 – 4:4; Mzm19:8-11; Yeh 36:16-17a.18-28; Mzm 42:3. 5bcd; 43:3-4 atau kalau pembaptisan MT Yes 12:2-4bcd. 5-6 atau Mzm 51:12-15.18-19; Rm 6:3-11; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Luk 24:1-12.

Minggu, 31 Maret : Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan (P).
Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab.17.22-23; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9.

Sore: Luk 24:13-35 

Minggu, 24 Maret 2013 Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

Minggu, 24 Maret 2013
Hari Minggu Palma - Mengenangkan Sengsara Tuhan

  
Hari ini biarlah kita juga menyanyikan lagu suci, sambil melambaikan rantai rohani jiwa kita: Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel ---- St. Andreas dari Kreta

 
Antifon Pembuka (Mat 21:9; PS 491)

Hosanna Putra Daud, terpujilah Yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel! Hosanna sembah sujud!

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:28-40)

"Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan."
    
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, ketika telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu! Pada waktu masuk kampung itu, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari! Dan jika ada orang bertanya kepadamu, ‘Mengapa kamu melepaskannya?’ Jawablah begini, ‘Tuhan memerlukannya’.” Lalu pergilah kedua murid yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu, “Mengapa kamu melepaskan keledai itu?” Kata mereka, “Tuhan memerlukannya.” Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka, dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu, mereka menghamparkan pakaian di jalan. Ketika Yesus sudah dekat Yerusalem, di jalan yang menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena mukjizat yang telah mereka lihat. Kata mereka, “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan! Damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!” beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus, “Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu!” Jawab Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu-batu ini akan berteriak.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Perarakan Daun Palma
Antifon 1 (atau lihat PS 492)
* Sambil membawa ranting-ranting zaitun anak-anak Ibrani menyambut Tuhan seraya berseru: Hosanna di tempat yang mahatinggi.
Ayat. (Mzm 24)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya*, jagat dan semua penghuninya. Ia telah mendasarkan di atas lautan* dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang mendaki gunung Tuhan* dan berdiri di tempat kudus-Nya?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, + dan tidak menginginkan dusta*, dan juga tidak bersumpah palsu.
3. Ia akan mendapat berkat dari Tuhan*, dan rahmat dari Allah penyelamatnya.
Inilah bangsa yang mencari Dia*, yang mencari wajah Allah Yakub.
4. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, + dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi*, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia?* Tuhan yang mahakuat dan mahakuasa, Tuhan yang jaya dalam pertempuran.
5. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, + dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia? * Allah segala kuasa, Dialah raja mulia.

Antifon 2
* Anak-anak Ibrani membentangkan pakaian di jalan dan berseru: Hosanna bagi Putra Daud. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 47)
1. Bertepuktanganlah, hai segala bangsa, *
bersoraklah bagi Allah dengan nyanyian gembira.
Sebab dahsyatlah Tuhan yang mahatinggi, *
raja agung atas seluruh bumi.
2. Ia menaklukkan bangsa-bangsa kepada kita, *
dan menundukkan suku-suku ke bawah kaki kita.
Ia menentukan warisan bagi kita, *
kebanggaan Yakub yang dicintai-Nya.
Allah telah naik diiringi sorak-sorai, *
Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
3. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, *
bermadahlah bagi raja kita, bermadahlah.
Sebab Allah merajai seluruh bumi,*
bermadahlah dengan tulus hati.
4. Allah memerintah segala bangsa, *
Ia bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.
Para pemimpin bangsa-bangsa berkumpul
bersama Umat Allah Abraham +
karena seluruh bumi milik Allah, *
sangat mulialah pula. 











Ayat. Pola lagu: 1 2 3 3 . . . 2 3 (1) 1 . ' 3 . . . 1 2 3 2 (1) 1 . //
1. Ber-so-rak-sorailah bagi Tuhan, hai se- lu - ruh bu - mi,
beribadahlah kepada Tuhan d e n g a n su - ka ci - ta!
2. Da-tang-lah ke hadapan-Nya dengan so- rak-so- rai!
Ketahuilah bahwa Tu-han-lah Al-lah.
3. Ma-suk-lah melalui pintu gerbangnya
dengan nya- nyi - an syu-kur,
bersyukurlah kepada-Nya, pu-ji-lah na-ma-Nya.
4. Ke-mu-liaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Ku-dus:
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala a- bad. Amin.

PERAYAAN EKARISTI

Antifon Pembuka (bdk. Yoh 12:1, 12-13; Mzm 24:9-10)

* Enam hari sebelum Hari Raya Paskah, tatkala Tuhan memasuki Kota Yerusalem, anak-anak menyongsong Dia. Mereka membawa daun palma dan bersorak gembira:
* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah. Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya masuklah raja mulia. Siapakah itu raja mulia? Allah segala kuasa, Dialah raja mulia.
* Hosanna di tempat yang mahatinggi. Diberkatilah Engkau yang datang dengan membawa kerahiman berlimpah.

Doa

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengutus Putra-Mu mengenakan kemanusiaan kami dan memanggul salib hina. Perkenankanlah kami sebagai hamba-hamba mengikuti rajanya dalam dukacita penderitaan, agar dapat ikut serta dalam sukacita kebangkitan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (50:4-7)

"Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu."

Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  






































































Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

Saudara-saudara, walaupun dalam rupa Allah, Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas dan di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa semua lidah mengakui “Yesus Kristus adalah Tuhan”.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.






















N: Narator
†: Yesus
PP: Pontius Pilatus
Pe: Petrus
Rs: Para Rasul/Murid
Im: Imam Agung
S: Serdadu
R: Wakil Rakyat
W: Wanita
SO: Semua Orang

N. Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Lukas: (22:14-23:56)

N. Ketika tiba saat perjamuan Paskah, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka,

†. “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai perjamuan ini digenapkan dalam Kerajaan Allah.”

N. Kemudian Yesus mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata,

†. “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu! Sebab Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.”

N. Lalu Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahnya dan memberikannya kepada mereka, seraya berkata,

†. “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.”

N. Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata,

†. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!”

N. Lalu mulailah mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian. Lalu terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapa yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka,

†. “Raja-raja para bangsa memerintah rakyatnya, dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut ‘pelindung’. Tetapi janganlah demikian di antara kamu; yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda, dan yang pemimpin menjadi pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Maka Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku. Kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”

N. Kemudian Yesus berkata kepada Petrus,

†. “Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum. Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”

N. Jawab Petrus,

Pe. “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”

N. Tetapi Yesus berkata,

†. “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal Aku.”

N. Lalu Yesus berkata kepada semua rasul,

†. “Ketika Aku mengutus kamu dengan tidak membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”

N. Jawab mereka,

Rs. “Suatu pun tidak!”

N. Kata-Nya kepada mereka,

†. “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya; demikian juga yang mempunyai bekal, dan siapa yang tidak mempunyainya, hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.”

N. Kata mereka,

Rs. “Tuhan, ini ada dua pedang.”

N. Jawab-Nya,

†. “Sudah cukup!”

N. Lalu pergilah Yesus ke luar kota, dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka.

†. “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”

N. Kemudian Yesus menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya. Di sana Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya.

†. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku. Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang hendaknya terjadi.”

N. Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Yesus sangat ketakutan, dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan di tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya. Tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka,

†. “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”

N. Waktu Yesus masih berbicara, datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas mendekati Dia untuk mencium-Nya. Maka kata Yesus kepadanya,

†. “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?”

N. Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka,

Rs. “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?”

N. Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Agung, sehingga putuslah telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata,

†. “Sudahlah!”

N. Lalu Yesus menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.

N. Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan para kepala pengawal bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kata-Nya,
†. “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tapi inilah saatmu, dan inilah kuasa kegelapan itu!”

N. Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Agung. Dan Petrus mengikuti dari jauh. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api, dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka. Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amati Petrus, lalu berkata,

W. “Orang ini juga bersama-sama dengan Yesus!”

N. Tetapi Petrus menyangkal, katanya,

Pe. “Bukan, aku tidak mengenal Dia!”

N. Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata,

R. “Engkau juga seorang dari mereka!”

N. Tetapi Petrus berkata,

Pe. “Bukan, aku bukan seorang dari mereka!”

N. Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain lagi berkata dengan tegas,

R. “sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Yesus, sebab ia juga orang Galilea.”

N. Tetapi Petrus berkata,

Pe. “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.”

N. Seketika itu juga, sementara Petrus berkata, berkokoklah ayam. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya, “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedih. Sementara itu Yesus diolok-olok dan dipukuli oleh orang-orang yang menahan-Nya. Mereka menutupi muka Yesus dan bertanya,

R. “Coba katakan, siapa yang memukul Engkau?”

N. Dan banyak lagi hujat yang mereka ucapkan kepada-Nya. Setelah hari siang, berkumpullah sidang para tua-tua Bangsa Yahudi, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Lalu mereka menghadapkan Yesus ke Mahkamah Agama mereka, katanya,

Im. “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.”

N. Jawab Yesus,

†. “Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, kamu toh tidak percaya! Dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepadamu, kamu toh tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.”

N. Kata mereka semua,

SO. “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?”

N. Jawab Yesus,

†. “Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah.”

N. Lalu kata mereka,

SO. “Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri!”

N. Lalu bangkitlah seluruh sidang itu, dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya,

SO. “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami; Ia melarang orang membayar pajak kepada kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.”

N. Pilatus bertanya kepada Yesus,

PP. “Benarkah Engkau raja orang Yahudi?”

N. Jawab Yesus,

†. “Engkau sendiri mengatakannya.”

N. Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu,

PP. “Aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada orang ini.”

N. Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya,

SO. “Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea! Ia mulai di Galilea, dan kini sudah sampai di sini!”

N. Ketika Pilatus mendengar itu, ia bertanya, apakah Yesus itu seorang Galilea. Dan ketika tahu bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, Pilatus mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem. Ketika melihat Yesus, Herodes sangat girang. Sudah lama ia ingin melihat Yesus, karena ia sering mendengar tentang Dia; lagi pula ia berharap dapat melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawab apa pun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan, dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat kepada Yesus. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista serta mengolok-olok Yesus. Ia mengenakan jubah kebesaran kepada Yesus, lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus, yang sebelumnya bermusuhan. Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala serta rakyat, dan berkata kepada mereka,

PP. “Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksanya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Herodes pun tidak menemukan kesalahan pada-Nya, sehingga ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya. (Sebab Pilatus wajib melepaskan seorang tahanan bagi rakyat pada hari raya itu).

N. Tetapi mereka berteriak bersama-sama,

SO. “Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!”

N. Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus. Tetapi mereka berteriak membalasnya,

SO. “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”

N. Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka,

PP. “Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi Aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.”

N. Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Yesus disalibkan. Akhirnya mereka menang dengan teriakan mereka. Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. Jadi Pilatus melepaskan Barabas yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka. Ketika membawa Yesus untuk disalibkan, para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu meletakkan salib Yesus di atas bahunya, supaya ia memikul sambil mengikuti Yesus. Sejumlah besar orang mengikuti Yesus; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata,

†. “Hai putri-putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul, berbahagialah perempuan yang rahimnya tidak pernah melahirkan dan yang tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! Dan kepada bukit-bukit: Timbunlah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian terhadap kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?”

N. Bersama Yesus digiring juga dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ. Kecuali Yesus, disalibkan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan, yang lain di sebelah kiri-Nya. Ketika bergantung di salib, Yesus berkata,

†. “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

N. Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Yesus, katanya,

R. “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia benar-benar Mesias, orang yang dipilih Allah.”

N. Juga prajurit-prajurit mengolok-olok Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata,

S. “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!”

N. Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: Inilah Raja orang Yahudi. Salah seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Yesus, katanya,

R. “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!”

N. Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia, katanya,

R. “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Padahal engkau menerima hukuman yang sama! Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”

N. Lalu ia berkata kepada Yesus,

R. “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”

N. Kata Yesus kepadanya,

†. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”

N. Ketika itu kira-kira pukul dua belas. Kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring,

†. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”

N. Dan sesudah berkata demikian, Yesus menyerahkan nyawa-Nya.

(Semua hening sejenak mengenangkan wafat Tuhan)

N. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya,

S. “Sungguh, orang ini adalah orang besar!”

N. Di situ berkerumun pula orang banyak yang datang untuk menyaksikan seluruh peristiwa itu. Sesudah melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semua itu. Waktu itu ada seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Agung, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi, dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Dan sesudah menurunkan jenazah itu, ia mengafaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan satu jenazah pun. Hari itu adalah hari persiapan, dan Sabat hampir mulai. Perempuan-perempuan yang datang bersama Yesus dari Galilea ikut serta dan melihat kubur itu; juga mereka melihat bagaimana jenazah Yesus dibaringkan. Setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.



Renungan




Hari ini kita membawa dan melambaikan daun-daun palma untuk mengawali Minggu suci. Mengikuti Minggu terakhir dalam kehidupan Yesus di dunia ini berarti kita masuk dalam dramaturgi paling dahsyat sepanjang sejarah manusia karena melibatkan Tokoh utamanya, Putra Allah sendiri.

Tujuan hakiki kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk mewujudkan Kerajaan Allah yang mulai paling nampak jelas dalam peristiwa unik Minggu Palma ini. Unik, karena sebagai Raja, Ia dielu-elukan dengan kirab sukacita meriah sebagai pembawa damai; dan kemudian dihadirkan kisah sengsara-Nya.

Beberapa kali Yesus mengingatkan para murid tentang perjalanan-Nya ke Yerusalem untuk menderita dan dibunuh. Yesus sadar bahwa keselamatan umat manusia itu bergantung dari pengorbanan-Nya di kayu salib. Karena itu, Dia membiarkan diri dielu-elukan umat dengan seruan, “Hosana, hosana, Putra Daud!”, toh tak lama lagi mereka akan berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Raja Damai menjalani serangkaian siksaan yang hebat dan perlakuan yang jahat. Kisah sengsara yang dihadapi dengan perasaan yang kuat dan cinta yang mendalam itulah yang disebut “passio” dan cinta-Nya telah mengalahkan maut.

Dia sungguh seorang Raja, tetapi kerajaan-Nya bukan di dunia ini. Kerajaan-Nya adalah Kerajaan Surga namun kerajaan-Nya ditolak para penguasa dunia dan dilecehkan. Tetapi, justru di Yerusalem, kota Raja Daud inilah dihadirkan dan dikukuhkan karya keselamatan-Nya, yaitu ketika Sang Raja Damai ditakhtakan dengan dipaku pada kayu salib, dan dipenetrasikan di bukit Golgota, bagai istana-Nya.

Passio Raja Damai mengajarkan kita bahwa aneka penderitaan yang hampir selalu kita hindari atau jauhi sesungguhnya mempunyai nilai ilahi. Kita tahu bahwa tidak ada satu pribadi pun di dunia ini yang hidup tanpa mengenyam penderitaan. Karena itu, ketika kita sedang mendengarkan passio, kita dapat berbagi penderitaan dengan Yesus, supaya kita dapat menganyamnya sebagai bagian dan peristiwa iman yang menyelamatkan.

Minggu Palma mau menjernihkan hati kita tentang “Allah yang kita pikirkan” dan “Allah menurut Allah sendiri”. Allah dalam diri Yesus tetap Allah Raja Damai ketika Dia menjadi Anak tukang kayu, Guru, Tabib, Gembala, Pembuat mukjizat dan bahkan ketika disalibkan. Hal itu membuktikan bahwa begitulah sesungguhnya Allah dan kedalaman cinta-Nya kepada kita.

Semoga buah kebaikan Allah menumbuhkan iman dan pertobatan banyak orang untuk memperoleh keselamatan.




RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy