| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 31 Juli 2013 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola

Rabu, 31 Juli 2013
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola
    
“Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari satu butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]” --- St. Agustinus

Antifon Pembuka (Flp 2:10-11)

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, syukur atas sabda-Mu di mana kami boleh bertumbuh dalam iman. Lewat Sabda-Mu kami dapat menimba kekayaan rahmat-Mu. Bapa, biarlah Firman-Mu menjadi sumber perekat bagi semua orang yang tergabung dalam pewartaan Gereja, di mana kami juga boleh terlibat dalamnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (34:29-45)
 
"Melihat wajah Musa, orang-orang Israel takut mendekat."
 
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dengan membawa kedua loh hukum Allah, ia tidak tahu bahwa kulit wajahnya bercahaya kareana ia telah berbicara kepada Tuhan. Dan ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit wajahnya bercahaya. Maka mereka takut mendapati dia. Tetapi Musa memanggil mereka. Lalu Harun dan para pemimpin jemaah datang kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. Sesudah itu mendekatlah semua orang Israel lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan Tuhan kepadanya di atas Gunung Sinai. Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah wajahnya. Tetapi apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar. Dan apabila keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. Apabila orang Israel melihat bahwa kulit wajah Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi wajahnya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kuduslah Tuhan, Allah kita.
Ayat. (Mzm 99:5.6.7.9)
1. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
2. Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
3. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
4. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
 
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
 
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Setiap orang yang mau berdagang harus punya modal. Dengam modal yang ada, dia dapat berdagang dan memperoleh keuntungan. Inilah dinamika kehidupan seorang pedagang.

Lain halnya ketika kita mencari modal keselamatan di dalam Yesus Kristus. Dalam hal ini kita dapat belajar dari St. Ignasius dari Loyola. Seorang tentara yang gagah perkasa membela negaranya, Spanyol, ini akhirnya takluk kepada Kristus dan bala tentara keselamatan Kerajaan Allah. Peristiwa perang yang membuatnya cacat telah mengubah jalan hidupnya. Ketekunan membaca Kitab Suci sungguh menjadi modal keselamatan. Ia lantas memusatkan hidupnya untuk menjadi tentara Kristus. Selanjutnya ia mendirikan Serikat Yesus dan memiliki ketaatan kepada Paus.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita akan pentingnya modal keselamatan. Hal Kerajaan Surga seumpama harta terpendam dan mutiara yang indah. Seorang petani harta ini akan menjual seluruh miliknya untuk mendapatkan ladang itu. Seorang pedagang akan menjual semua kekayaannya untuk mendapatkan mutiara yang sangat indah. Itulah pengorbanan yang harus dilakukan.

Kalau demi harta duniawi saja orang berani berkorban, apalagi untuk mendapatkan harta surgawi. Namun, kenyataannya justru banyak orang lupa akan hal ini. Banyak orang malah berlomba-lomba untuk mendapatkan harta duniawi dengan berbagai cara ketimbang mengejar harta surgawi. Modal dunia mereka dapatkan, tetapi modal keselamatan mereka abaikan.

Bagi banyak orang, kekayaan yang melimpah itu jaminan hidup. Padahal, tidak demikian. Kekayaan yang hanya untuk memuliakan diri sendiri akan mengantar orang kepada kehancuran. St. Ignasius dari Loyola memberikan bukti bagi kita. Lewat hidup dan pelayanannya dia mampu mengantar banyak orang kepada keselamatan di dalam Kristus, Tuhan. Karena itu, hidup di dunia ini hanyalah sebuah persiapan untuk menggapai kepenuhan hidup bersama Kristus.

Lewat perumpamaan hari ini kita juga diingatkan akan bagaimana peziarahan hidup di dunia ini mesti kita jalani. Tuhan memberikan cara, yaitu dengan menjual harta milik. Artinya, kita mesti sungguh-sungguh berserah kepada Tuhan dan tidak terikat kepada dunia. Dengan demikian, kita beroleh modal keselamatan.

Cafe Rohani

Selasa, 30 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 30 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XVII

Kalau kita mendengar Sabda Tuhan dan mengambil bagian dalam misteri Paska, kita belajar berdoa pada waktu-waktu tertentu. Tetapi Roh-Nya dikaruniakan kepada kita setiap saat, dalam peristiwa-peristiwa setiap hari, sebagai sumber doa. Ajaran Yesus mengenai doa kepada Bapa kita dan mengenai penyelenggaraan Bdk. Mat 6:11.34. mengikuti garis pemikiran yang sama: Waktu terletak dalam tangan Bapa; kita menjumpai Dia hari ini, bukan kemarin atau esok, melainkan: "Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu" (Mzm 95:7- 8). ---- Katekismus Gereja Katolik, 2659

Antifon Pembuka (Mzm 103:8.10)

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah memperlakukan kita setimpal dosa kita, atau membalas kita setimpal kesalahan kita.

Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa dan kekal, aku bersyukur kepada-Mu atas kasih karunia-Mu dalam hidupku di hari baru ini. Dampingilah segala aktivitasku sepanjang hari ini agar apa yang kuusahakan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Amin.

Kepada Musa Allah meyatakan diri bahwa Dia adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan penuh kasih setia. Orang yang bersalah tetap mendapat hukuman. Sepuluh perintah Allah menjadi tuntunan hidup kita.

Bacaan dari Kitab Keluaran (33:7-11;34:5b-9.28)
  
"Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka."
 
Waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:6-7.8-9.10-11.12-13)
1. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
2. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
3. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuangnya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Makna perumpamaan diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Rahasia Kerajaan Allah dinyatakan kepada orang yang percaya dan ikut ambil bagian dalam karya perutusan Kristus. Cintailah firman Tuhan dan dengarkan dengan sungguh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)
 
"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."
 
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sebagaimana halnya lalang dikumpulkan dan kemudian dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan para pelaku kejahatan untuk dicampakkan ke dalam dapur api. Orang yang tegar dalam dosa atau tidak mau bertobat akan menanggung hukuman yang setimpal. Beranikah kita bertobat? Maukah kita mengubah diri dan meninggalkan kejahatan?

Doa Malam

Ya Yesus, sang cahaya abadi, terangilah hatiku agar aku mau mendengarkan Engkau melalui sabda dan suara hatiku. Dengan demikian, aku mampu berbuat yang baik dan berkata yang benar di dalam hari-hari hidupku. Amin.


RUAH

Senin, 29 Juli 2013 Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus, Sahabat Tuhan

Senin, 29 Juli 2013
Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus, Sahabat Tuhan
 
Marta dan Maria adalah dua bersaudara, bukan hanya di dalam daging tetapi juga bersaudara di dalam kesucian -- St. Agustinus
        
Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Yesus memasuki sebuah dusun dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.

Doa Pagi

Bapa, dengan perantaraan Musa Engkau mendidik Israel untuk setia kepada-Mu. Ajarilah aku untuk selalu percaya dan setia kepada-Mu terutama di saat-saat yang sulit dalam hidupku. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)
  
"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."
  
Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Lewat perumpamaan tentang biji sesawi, Yesus mengajarkan bahwa hal-hal besar dan luar biasa mungkin datang dari permulaan yang kecil dan sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
 
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam Injil hari ini, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Dalam perumpamaan ini, Kerajaan Allah dimengerti sebagai realitas atau suasana yang membuat nyaman, damai dan tenteram. Suasana tersebut membuat orang merasa enak betah berada di dalamnya. Seperti burung yang terlindung dengan nyaman dalam cabang-cabang pohon sesawi yang bertumbuh besar dan seperti ragi yang meresap dalam tepung terigu sehingga akan menjadi roti yang enak dinikmati. Suasana yang damai dan nyaman sangat penting untuk diciptakan. Semua orang perlu dan membutuhkan suasana tersebut karena dalam suasana tersebut orang bisa berkembang dan menikmati kebaikan Allah.

Mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat adalah tugas dan panggilan kita semua sebagai pengikut Kristus. Sesuai dengan keberadaan dan kemampuan masing-masing, kita dipanggil untuk membangun suasana damai. Kedamaian dalam lingkup yang besar seperti masyarakat dan negara akan tercapai kalau dari masing-masing pribadi yang menjadi bagiannya mengupayakan perdamaian. Damai mulai dari diri kita sendiri kemudian berkembang dalam masyarakat dan negara. Marilah kita, memantapkan kemauan dan secara kreatif mengupayakan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.

Ya Allah, mampukan aku untuk ambil bagian dalam menghadirkan Kerajaan-Mu di tengah kehidupan masyarakat. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Biarlah Terjadi




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 28 Juli 2013 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 28 Juli 2013
Hari Minggu Biasa XVII

"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja Katolik, 2761

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Dialah yang menghimpun umat-Nya dalam rumah-Nya. Dia sendirilah yang memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti para murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (18:20-33)
 
"Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata."
 
Sekali peristiwa bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Sesungguhnya, banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” Lalu berpalinglah orang-orang itu dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan berfirman, “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.” Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.” Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku tidak akan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.6-7ab.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku, terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu.
4. Tangan kanan-Mu menyelesaikan segalanya bagiku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (2:12-14)
 
"Kamu telah dihidupkan Allah bersama dengan Kristus, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran."
 
Saudara-saudara, bersama Kristus kamu telah dikuburkan dalam pembaptisan, dan bersama Dia kamu juga turut dibangkitkan oleh kepercayaanmu akan karya kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati. Dahulu kamu mati karena pelanggaranmu dan karena tidak disunat secara lahiriah. Tetapi kini Allah menghidupkan kamu bersama Kristus sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita. Surat hutang yang oleh ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita, telah dihapuskan-Nya dan ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 8:15)
Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, "Abba, ya Bapa."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-13)
 
"Mintalah, maka kamu akan diberi."
 
Pada waktu itu Yesus sdang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Lalu kata-Nya kepada mereka, “Jika di antara kamu ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjami aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya’, masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu’. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kamu, yang memberi anaknya sebuah batu kalau anak itu minta roti? Atau seekor ulat, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

 
Renungan

Suatu berita baik, murid-murid meminta Yesus untuk mengajari berdoa. Mereka ingin berdoa secara baik dan benar. Mengapa itu disebut kabar baik? Pertama, karena para murid meminta pengajaran pada orang yang tepat. Yesus adalah orangnya. Yesus adalah Guru doa. Yesus mengerti benar apa itu doa dan bagaimana harus berdoa secara baik dan benar. Karena Dia adalah seorang Pendoa. Bagi Yesus doa adalah napas kehidupan-Nya. Tidak berdoa berarti kehilangan napas alias mati. Oleh karenanya doa bagi-Nya bukan sambilan, mengisi waktu kosong atau kalau sempat. Bukan! Doa merupakan dasar untuk menghayati kehidupan.

Tidak mengherankan, bila Yesus berdoa sampai semalam-malaman. Ini tentu mengherankan. Karena terkadang kita tidak betah berdoa agak lama. Mengapa Yesus bisa sampai seperti itu? Karena Yesus menghayati doa sebagai saat teduh; saat untuk berkomunikasi, berelasi dan bersekutu dari hati ke hati dengan Allah Bapa-Nya. Saat cinta seperti itu lamanya waktu tidak menjadi perhitungan lagi. Coba perhatikan saja, relasi orang yang tengah saling mencintai, semua akan berjalan dengan mudah nan indah.
Kedua, belajar rendah hati. Manusia pada dasarnya tidak bisa berdoa, bila tidak ditolong oleh Allah sendiri dalam Roh-Nya. Ini harus kita akui. Berdoa memang sebuah tindakan manusiawi tetapi sekaligus ilahi. Dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri manusia tidak sampai pada Allah. Oleh karena itu,"Kerendahan hati adalah dasar doa, karena 'kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa' (Roma 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati" (Katekismus Gereja Katolik, 2559).

Kita tahu pula bahwa berdoa itu bukan mendikte atau memaksa Tuhan agar kemauan atau kehendak kitalah yang terlaksana. Doa yang baik adalah doa yang penuh kepasrahan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Sta. Teresia dari Lisieux pernah memberi teladan dalam doanya demikian, "O, Allahku, aku ingin melaksanakan kehendak-Mu sepenuhnya dan mencapai kemuliaan yang sudah Kausiapkan bagiku kerajaan-Mu. Singkatnya, aku mau menjadi kudus, namun aku merasa ketidaksempurnaanku dan aku mohon kepada-Mu, O, Allahku agar Engkau sendiri sudi menjadi kekudusanku."

Betapa indah doa dengan kerendahan hati itu. Bukan hanya indah untuk didengarkan tetapi untuk diteladani. Selain itu, doa dengan penuh kerendahan hati, memudahkan Allah untuk berkarya dan melaksanakan kehendak-Nya. Maka, dari ini kita dapat bercermin, jangan-jangan doaku tidak diberkati karena selama ini aku berdoa masih diselipi kesombongan. Karena itu, menyangkal diri merupakan tindakan askese yang tidak pernah boleh berhenti bagi seorang pendoa.

Ketiga, doakanlah doa Bapa Kami. Kita tidak diminta oleh Yesus untuk membaca atau menghafal doa Bapa Kami, tetapi diminta untuk mendoakannya. Ada godaan atau kecenderungan orang melafalkan doa Bapa Kami dengan cepat, mekanis dan tanpa sadar menghambur keluar begitu saja dari mulut. Ketika ditanya, kenapa begitu? Oh, saya sudah hafal di luar kepala. Bahkan, bisa jadi juga di luar hati. Lalu apakah itu masih dapat disebut sebagai doa? Saya kira, bukan!

Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus memang singkat. Karena Allah tidak senang orang berdoa dengan bertele-tele. Kita perlu mengerti, bukan banyaknya kata-kata yang perlu dalam doa, tetapi banyaknya cinta yang dikurbankan dalam doa. Dengan cinta orang dapat memuji kekudusan Tuhan. Selain itu, dengan cinta manusia tahu apa yang dibutuhkannya. Kerajaan cinta, kebutuhan makanan yang secukupnya dan pengampunan merupakan kehendak-Nya.

Itulah yang harus menjadi kesadaran ketika kita berdoa kepada Tuhan. Doa yang demikian akan menjadi efektif dan revolutif. Artinya, doa itu akan mendorong dan menggerakkan orang untuk bekerja sama dengan Tuhan di dalam membangun kerajaan-Nya tanpa henti. Betapa kita masih terus belajar untuk berdoa.

Maka, betapa penting setiap saat akan berdoa kita menyebut dan memohon, "Tuhan, ajarilah kami berdoa sesuai dengan yang Engkau kehendaki!"
 
RP. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm

Sabtu, 27 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XVI

Sabtu, 27 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XVI

“Teguran diberikan tidak dengan membatasi diri, itulah pertanda bahwa orang sungguh mencintai” (St. Yohanes Krisostomus)

Antifon Pembuka (Mzm 50:15)

Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Daku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahaluhur, kebaikan, kebijaksanaan, dan kesabaran-Mu melintasi segala pengertian kami. Kami mohon, bebaskanlah kami dari kepicikan; berilah kami kesabaran terhadap diri kami serta sesama, karena kami percaya bahwa Engkau selalu mengarahkan segala sesuatu kepada kebaikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Lewat kurban persembahan umat Israel berjanji menaati perintah Allah dengan sungguh. Mereka mau melaksanakan sabda Allah dalam hidup mereka.

Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)
 
"Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian."
 
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dan memberitahukan kepada umat segala sabda dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala sabda yang telah diucapkan Tuhan itu akan kami laksanakan.” Musa lalu menuliskan segala sabda Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah beberapa pemuda Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil darahnya sebagian. Lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi darah itu dituangkannya di atas mezbah. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala sabda Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati.” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada umat seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kalian berdasarkan segala sabda ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah kurban pujian kepada Allah.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. ”Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 6:63)
Sabda-Mu, Tuhan, adalah Roh dan hidup. Pada-Mulah sabda kehidupan abadi.

Dalam hidup ini Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi benih yang baik. Bertumbuh dn berbuahlah dengan baik, karena panen akan tiba.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:24-30)
 
"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."

Pada suatu hari Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya, menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, ‘Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu?’ Jawab tuan itu, ‘Seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah para hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia menjawab, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kalian mencabut lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. Pada waktu itu aku kan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Tuhan begitu sabar dengan kita, manusia. Ia memberi kesempatan kepada kita untuk bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik. Tuhan bagaikan tuan kebun yang memberi kesempatan benih lalang dan benih gandum tumbuh bersama. Tetapi akhirnya semua itu akan dipertanggungjawabkan pada hari akhirat.

Doa Malam

Ya Yesus, asal segala kebaikan, melalui sabda-Mu Engkau menghendaki agar aku bertumbuh dalam kebaikan dan kebenaran serta mau belajar berbuat baik terhadap sesamaku, namun aku juga mudah jatuh dalam godaan. Ampunilah aku, dan bantulah aku untuk bangkit kembali. Amin.


RUAH

Jumat, 26 Juli 2013 Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Jumat, 26 Juli 2013
Peringatan Wajib St. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria

Roh Kudus mengajar kita, supaya merayakan liturgi dalam penantian akan kedatangan Kristus kembali; dengan demikian ia mendidik kita berdoa dalam harapan. Doa Gereja dan doa pribadi memperkuat harapan di dalam kita. Terutama mazmur-mazmur dengan bahasanya yang konkret dan kaya-raya mengajar kepada kita, supaya menaruh harapan kita kepada Allah: "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong" (Mzm 40:2). "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan" (Rm 15:13). ---- Katekismus Gereja Katolik, 2657

Antifon Pembuka

Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.

Doa Pagi

Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur kepada-Mu atas kedua orang tuaku. Melalui mereka aku ada. Melalui mereka Engkau senantiasa mendidik dan membimbingku. Aku mohon segala rahmat dan belas kasihan bagi kedua orang tuaku. St. Yoakim dan Sta. Anna, doakanlah kedua orang tuaku dan segenap anggota keluarga. Amin.

Bacaan dari Kitab Sirakh (44:1.10-15)
 
"Nama mereka hidup terus turun-menurun."

Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya. Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun. Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwartakan jemaah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 132:11.13-14.17-18; R: Luk. 1:32a)
1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: "Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu;
2. Sebab Tuhan telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
3. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kukenakan pakaian penuh malu, tetapi di atas kepalanya akan bersemarak mahkotanya."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:16-17)
 
"Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat."
 
Akan tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hari ini Gereja memperingati St. Yoakim dan Anna, orangtua Santa Perawam Maria. Secara singkat, merasa dapat digambarkan sebagai orangtua yang sederhana tetapi setia dan taat kepada Tuhan. Dari keluarga yang sederhana ini, lahir dan berkembang Bunda Maria yang dipilih Allah untuk menjadi Bunda Yesus. Allah melakukan perbuatan-Nya yang besar lewat orang-orang yang hidupnya sederhana. Dalam kesederhanaan, seseorang bisa lebih mudah untuk melihat perbuatan-perbuatan baik Allah. Dalam kesederhanaan, seseorang justru semakin kuat dalam iman, harapan dan kasih kepada Tuhan.

Melalui Injil hari ini, Yesus menyampaikan adanya orang-orang yang sulit untuk mendengar, mengerti dan memahami Dirinya serta perbuatan-perbuatan besar Allah yang telah dibuat-Nya. Mereka mendengar tetapi tidak mengerti dan melihat tetapi tidak menanggap. Oleh karena itu, Yesus perlu esktra keras dan penuh kesabaran untuk mengajar mereka. Banyak cara digunakan-Nya termasuk dengan penggunaan perumpamaan. Semoga kita tidak menjadi kelompok orang-orang yang sulit untuk mendengarkan dan merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, dibutuhkan suatu kesederhanaan dan kerendahan hati di hadapan Allah supaya kita mampu mendengarkan dan senantiasa merasakan kehadiran-Nya.

Ya Allah, aku mohon ampun jika aku kurang peka terhadap kehadiran-Mu. Semoga Engkau berkenan membuka mata dan hatiku selalu sehingga aku menerima dan merasakan kehadiran-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 25 Juli 2013 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Kamis, 25 Juli 2013
Pesta Santo Yakobus, Rasul
   
Dalam jangka waktu berabad-abad iman Israel dapat mengembangkan kekayaan, yang terungkap dalam wahyu nama Allah, dan dapat menyelaminya. Allah itu Esa; di samping Dia tidak ada Allah lain Bdk. Yes 44:6.. Ia agung melebihi dunia dan sejarah. Ia menciptakan langit dan bumi: "Semuanya akan musnah, tetapi Engkau tetap sama, hidup-Mu tak akan berakhir" (Mzm 102:27-28). Padanya "tidak ada perubahan dan tidak ada kegelapan" (Yak 1:17). Dialah "YANG ADA" dari dahulu dan untuk selama-lamanya dan dengan demikian Ia tetap setia kepada Diri sendiri dan kepada perjanjian-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik, 212

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.

Doa Pagi


Ya Allah, telah nyata yang kami alami seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari pada-Mu. Semoga keyakinan ini memberi cahaya terang dan keadilan juga bagi semua orang yang menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan berumah tangga, berkomunitas, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan kekuatan Roh-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kekuatan pelayanan berasal dari Allah. Sebagai pelayan kita harus siap mengalami kematian di dalam Kristus dan hidup di dalam Dia. Semuanya ini menghantar kita kepada ucapan syukur demi kemuliaan Allah.


Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)
 
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
 
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Yesus menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Inilah dasar kepemimpinan Kristiani. Janganlah ambisius. Jadilah murid yang mengabdi, melayani tanpa pamrih.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
 
"Cawan-Ku akan kamu minum"
 
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Sebagaimana Kristus datang untuk melayani, bukan untuk dilayani, demikian juga hidup seorang murid Yesus. Pelayanan itu terungkap dalam memberikan diri untuk orang lain. Pelayanan itu terbukti dalam pengorbanan hidup demi keselamatan sesama. Ambisi dan gila hormat seringkali menjadi penghalang bagi manusia untuk menjadi pelayan. Rasul Yakobus menjadi contoh bagi kita. Dia telah mengorbankan segalanya, termasuk hidupnya untuk menjadi seperti Yesus.

Doa Malam

Tuhan Yesus, persaingan dalam pekerjaan, hubungan sosial maupun hubungan antar pribadi terjadi di mana-mana. Semoga sabda-Mu hari ini memberi kekuatan untuk berbuat kasih seperti teladan St. Yakobus, Rasul. Amin.


RUAH

Kristus, Sang Kepala Gereja

 
Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya.
Walaupun Ia telah diangkat dan dimuliakan di dalam surga, karena Ia telah menyelesaikan perutusan-Nya secara penuh, namun Ia tinggal di dunia dalam Gereja-Nya.
Penebusan adalah sumber otoritas yang Kristus jalankan dalam Gereja-Nya berkat Roh Kudus.
Gereja, atau Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri adalah benih dan awal Kerajaan-Nya di dunia ini (KGK, 669)


Sebagai umat Katolik kita bergembira, karena baru saja kita mendapatkan seorang Paus yang baru. Beliau adalah sosok yang amat sederhana dan baru pertama kalinya berasal dari Amerika Latin dan setelah berabad-abad tidak ada Paus yang dipilih, yang berasal dari luar Benua Eropa. Roh Kudus menghembuskan kesegaran baru dalam Gereja. Dipilih-Nya seorang hamba yang sederhana dan bersahaja (Luk 1:46-48) untuk memimpin umat-Nya. Paus Fransiskus bahkan memilih moto kepausannya yang berbunyi, “Miserando atque eligendo”, yang berarti: “yang rendah namun dipilih”.

Namun, mungkin di sana-sini kita masih melihat, membaca atau mendengar kasak-kusuk tentang kepausan itu sendiri. Ada selebaran yang menuduh Gereja Katolik menyembah Paus dan Pausnya sendiri adalah pemimpin yang sesat. Lalu mulailah selebaran itu membuat fantasi yang aneh tentang Paus. Digambarkan mitra yang dipakainya berbentuk seperti mulut ikan menganga dan itu adalah pakaian para penyihir atau penenung berabad-abad silam. Belum lagi obeliks atau tugu lurus berbentu pensil yang tertampang megah di lapangan Basilika St. Petrus di Vatikan yang dianggap berasal dari dunia sihir. Semua tuduhan ini isinya amat sensasional dan tidak mempunyai dasar apa pun. Mereka yang membuatnya sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang Gereja Katolik dan seluk beluknya. Bahkan boleh dikatakan bahwa tuduhan itu sebenarnya hanya omong kosong belaka. Sayangnya, banyak umat yang termakan oleh penjelasan tak bernilai tersebut.

Gereja Katolik tidak pernah menyembah Paus. Para Paus sendiri pun sadar akan hal ini. Mereka semua menunjuk pada Kristus sebagai Sang Kepala. Nama diri Paus itu berasal dari bahasa Latin papa, yang artinya adalah bapa. Mungkin kita pernah mendengar tentang gelar Pontifex Maximus yang pernah dikenakan pada Paus. Kedengarannya memang gagah, tapi artinya amat bersahaja. Pontifex berasal dari dua kata Latin: pons (jembatan) dan facere (membuat); jadi, artinya pembangun jembatan. Jembatan apa? Jembatan dari manusia ke Allah dan dari Allah ke manusia. Maximus artinya yang terbesar.

Jadi, pada dasarnya Paus menganggap diri hanya sebagai penghubung, bukan pusat kuasa. Dan gelar yang lain yang lebih banyak disukai dan dipakai oleh Paus adalah servus servorum Dei, yang berarti: hamba dari para hamba Allah. Singkatnya: hamba umat Allah. Di sini yang ditekankan adalah tugas pelayanannya, bukan sebagai dia yang berkuasa, tapi dia yang melayani. Bukankah Kristus pernah berpesan, “Tidakkah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat 20:26). Pesan inilah yang dijalankan dengan serius oleh para Paus.

Akan tetapi, bukankah kepemimpinan dalam Gereja itu dianugerahi dengan kuasa? Memang benar, kuasa atau otoritas diberikan, tapi dalam hal apa? Paus Fransiskus memberikan jawaban yang indah, “Dalam hal mencintai.” Kuasa yang sesungguhnya hanya ada pada Yesus Kristus! Gereja melalui Katekismus mengajar, “Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya” (KGK, 669). Pernyataan ini dengan jelas mengajar bahwa hanya Kristuslah pusat kekuasaan, hanya Dialah yang patut disembah, tidak pernah boleh ada sesuatu atau seseorang yang lain yang boleh kita sembah. Kita semua adalah umat-Nya. Bersama dengan pemimpin umat, yakni Paus, kita semua sujud menyembah Kristus.

Hendaknya ajaran Gereja ini sungguh jelas bagi kita, sehingga kita dapat menjawab sanggahan-sanggahan yang dilontarkan melawan iman kita.

Sumber: Katekismus Gereja Katolik, 668-674
RP. Benny Phang, O.Carm / CAFE ROHANI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy