| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"

Senin, 08 September 2014
Pesta Kelahiran SP Maria
   

Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd;  Mat. 1:1-16,18-23

"Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus"
 
Hari ini kita merayakan kelahiran Santa Maria, ibu Yesus. Kita tahu bahwa orangtua Maria adalah St. Yoakim dan St. Anna, yang kita peringati tiap tanggal 26 Juli. Sayang, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, kita tidak menemukan kisah kelahiran Maria ini. Namun, ada tulisan lain, yang tidak termasuk kanon Kitab Suci, yang berbicara tentang kelahiran Maria. Dua di antaranya adalah The Gospel of the Birth of Mary (Injil Kelahiran Maria) dan The Proto-Evangelium of James (Proto-Injil Yakobus). Keduanya menyebut bahwa Yoakim dan Anna adalah orang yang takut dan taat kepada Allah. Namun, setelah lama menikah, mereka tidak dikaruniai anak, seperti halnya Elyakim dan Hana (orangtua Samuel) serta Zakaria dan Elisabet (orangtua Yohanes Pembaptis). Maka, Yoakim, selama 40 hari dan 40 malam tinggal di padang gurun. “Aku tidak akan makan atau minum sampai Tuhan Allahku mengunjungi aku; doa akan menjadi makanan dan minumanku”, katanya (PIY 1:4). Sementara Anna melakukan seperti yang dilakukan Hana (1Sam1: 9-19). Tuhan mendengarkan doa-doa mereka sehingga mengandunglah Anna dan melahirkan Maria. Kisah ini hendak menegaskan bahwa kelahiran Maria adalah kelahiran yang istimewa. Maria adalah anugerah istimewa, tidak hanya bagi Yoakim dan Anna tetapi juga bagi kita semua. Sebab, melalui dialah, lahir Yesus Kristus, penyelamat kita. Tampak jelas pula bahwa Maria dilahirkan sebagai buah dari doa Yoakim dan Anna. Maka, untuk para bapak-ibu dan eyang, berdoalah senantiasa agar anak dan cucu panjenengan adalah buah dari doa. Saya sendiri, ketika masih di Paroki, setiap kali melakukan penyelidikan kanonik terhadap calon manten, selalu berpesan kepada mereka agar aktivitas hubungan suami-istri harus selalu dibarengi dengan doa sehingga mereka sungguh menyadari bahwa anak-anak mereka adalah anugerah Tuhan dan buah dari doa. Dalam kehidupan kita secara lebih luas, hendaknya perkataan, tulisan, sikap dan tindakan kita juga merupakan buah dari doa-doa kita. 
  
Doa: Tuhan, semoga apa pun yang kami lahirkan, tidak hanya anak-anak dalam keluarga kami, tetapi juga perkataan, sikap dan tindakan kami, senantiasa merupakan buah dari doa. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy