| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.

Rabu, 07 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
         
 Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40
 
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
   

Rm. Agoeng, seorang kawan sekaligus guru saya mempunyai motto "melihat yang tak terlihat". Penghayatan atas motto ini membuat banyak yang tampaknya biasa bahkan remeh menjadi keren, istimewa, luar biasa dan inspiratif. Untuk "melihat yang tak terlihat" ini tentunya tidak cukup hanya dengan mata indrawi tetapi lebih-lebih mata hati atau mata iman yang memampukan kita untuk merefleksikan dan memaknai hal-hal yang dilihat secara indrawi sehingga tersingkaplah apa yang ada dibaliknya. Injil hari ini juga mengundang kita untuk "melihat yang tak terlihat". Allah Bapa menghendaki agar kita melihat Anak-Nya, yakni Yesus Kristus, dan percaya kepada-Nya supaya kita memperoleh hidup yang kekal. Bagaimana mungkin pada zaman sekarang kita dapat melihat Yesus yang tidak terlihat secara fisik. Kalau hanya menggunakan mata indrawi tentu tidak mungkin. Namun kita mempunyai mata iman yang memampukan kita untuk melihat-Nya melalui apa yang kita lihat secara indrawi. Hal ini amat jelas dalam Ekaristi. Ketika mata indrawi kita melihat hosti diberkati, mata iman kita melihatnya sebagai Tubuh Kristus sebagaimana ditegaskan oleh Santo Yohanes Paulus II, "Dalam roti dan anggur, janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya: iman memastikan bagimu, kendati indera menunjuk kepada yang lain." (EE 14). Tentu dalam banyak kesempatan lain, dengan kepekaan mata iman kita, kita pun mampu melihat Tuhan, misalnya dalam diri sesama (bdk. Mat 25:40).

Doa: Tuhan, semoga mata iman kami semakin peka untuk melihat Engkau dalam hidup kami sehari-hari, terutama dalam Ekaristi. Amin. -agawpr-
 

Rabu, 07 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Rabu, 07 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
      
Orang yang sudah lahir tidak dapat kembali dalam rahim ibu yang melahirkannya. Pembaptisan adalah kelahiran baru -- St. Yustinus, Martir
        
Antifon Pembuka (Mzm 71:8.23)
  
Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
  
Doa Pagi
  
Ya Allah, beriman kepada-Mu dan menjadi saksi cinta kasih-Mu ternyata membutuhkan perjuangan terus-menerus. Karena itu, berikanlah rahmat-Mu untuk menjalani hidup ini meski rintangan dan godaan selalu menanti. Sebab yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
   
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
    
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
   
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
    
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Tidak ada orang yang mau menderita sakit, setiap orang pasti ingin sehat. Ketika sakit orang pasti akan berusaha apapun untuk bisa sembuh dan sehat kembali. Berbagai upaya medis dilakukan, pengobatan alternatif dijalani, bahkan juga doa-doa untuk memohon kesembuhan dipanjatkan.
  
Rasul Filipus pergi ke salah satu kota di Samaria untuk memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Sambil memberitakan Mesias ia juga menyembuhkan banyak orang. Banyak orang yang kerasukan roh jahat dibebaskan oleh Filipus dalam nama Yesus, dan juga banyak orang lumpuh dan orang timpang disembuhkan. Berkat pewartaan Filipus dan juga berkat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang terjadi, banyak orang mengalami sukacita, kemudian mereka dengan bulat hati menerima Yesus Kristus sebagai Mesias. Mereka menerima Mesias, mereka disembuhkan, dan mereka mengalami sukacita.


Yesus bersabda ”Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan kubuang. Setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman”.

Kita semua datang kepada Yesus karena Dia adalah Roti Hidup yang turun dari surga. Dia datang untuk memberikan kehidupan, harapan kepada yang putus asa, dan kesembuhan kepada yang sakit. Dia datang untuk memberikan sukacita kepada kita.

Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang untuk memberikan sukacita kepadaku. Semoga sukacita yang aku peroleh mampu dibagikan kepada sesamaku, sehingga semakin banyak orang mengalami kasih-Mu. Amin. 
 
 
KATEKESE LITURGI: 
CARA PENERIMAAN KOMUNI DUA RUPA
(untuk imam)
PUMR No. 242.  Sesudah menyelesaikan doa sebelum komuni, selebran utama berlutut, lalu mundur beberapa langkah. Kemudian konselebran satu per satu maju ke tengah, berlutut dan dengan khidmat mengambil Tubuh Kristus dari Altar. Hosti di pegang dengan tangan kanan yang ditopang dengan tangan kiri. Lalu mereka kembali ke tempat masing-masing. Akan tetapi, menurut cara lain, para konselebran dapat tetap tinggal pada tempat masing-masing dan mengambil Tubuh Kristus dari patena yang disampaikan oleh selebran utama atau konselebran lain kepada masing-masing konselebran atau yang diedarkan dari konselebran yang satu kepada yang lain.

PUMR No. 243.    Kemudian selebran utama mengambil hosti yang dikonsekrasikan dalam perayaan Misa yang bersangkutan. Dengan menghadap ke arah umat, ia mengangkatnya sedikit di atas patena atau di atas piala, sambil mengucapkan: "Inilah Anakdomba Allah..." Bersama-sama dengan para konselebran dan umat, ia melanjutkan "Ya Tuhan, saya tidak pantas....."

PUMR No. 244.    Lalu selebran utama dengan menghadap ke arah altar berdoa dalam hati Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku. Setelah itu ia menyambut Tubuh Kristus dengan khidmat. Hal yang sama dilakukan oleh para konselebran. Sesudah itu diakon menyambut Tubuh Kristus dari tangan selebran utama.

PUMR No. 245.    Darah Kristus dapat disambut dengan bermacam-macam cara: Dapat di minum langsung dari piala, atau dengan menggunakan pipa kecil atau sendok, ataupun dengan mencelupkan hosti ke dalam piala.

PUMR No. 246.    Kalau komuni Darah Kristus dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, maka dapat diikuti salah satu cara di bawah ini :
a. Selebran utama mengambil piala dan berdoa dalam hati: Semoga Darah Kristus selalu melindungi aku. Sesudah minum sedikit, piala diberikan kepada diakon atau seorang imam konselebran. Kemudian selebran utama membagikan komuni kepada umat (bdk.no.160-162). Para konselebran menghampiri altar satu persatu, atau, kalau ada dua piala, berdua-dua, berlutut,, lalu menyambut Darah Kristus. Sesudah menyambut, mereka langsung membersihkan bibir piala, lalu kembali ke tempat duduk.
b. Selebran utama tetap berdiri pada tempatnya menghadap ke arah altar dan menyambut Darah Kristus. Para konselebran juga tetap berdiri pada tempatnya masing-masing dan menerima piala dari tangan diakon atau salah seorang konselebran. Piala juga dapat diedarkan dari konselebran yang satu kepada yang lain. Setiap kali seorang konselebran minum dari piala, hendaknya bibir piala itu dibersihkan, entah oleh orang yang minum itu sendiri, entah oleh orang yang menyerahkannya. Sesudah menyambut, masing-masing kembali ke tempat duduk.   
   
Komuni dalam dua rupa selalu diizinkan "bagi Imam-Imam yang tidak dapat merayakan Misa atau ikut dalam konselebrasi". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 99)
 
CARA PENERIMAAN KOMUNI DUA RUPA 
(untuk umat, termasuk akolit, diakon dan prodiakon)
 
PUMR No. 284.    Kalau komuni dilaksanakan dalam dua rupa :
a. Seturut ketentuan, piala dilayani oleh diakon atau, kalau tidak ada diakon, oleh seorang imam. Dapat juga piala dilayani oleh akolit yang dilantik secara liturgis atau oleh pelayan komuni tak-lazim. Kalau terpaksa, piala juga dapat dilayani oleh anggota jemaat yang diberi tugas hanya untuk kesempatan yang bersangkutan;
b. Seluruh sisa Darah Kristus diminum pada altar oleh imam atau diakon atau akolit yang dilantikyang pada waktu itu melayani piala dan kemudian membersihkan serta mengatur kembali bejana-bejana kudus seperti biasa.

Komuni hendaknya dapat diterimakan hanya dalam wujud roti kepada umat beriman yang barangkali menginginkannya.

PUMR No. 285.    Yang harus disiapkan untuk komuni-dua-rupa ialah :
a. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, hendaknya disiapkan beberapa piala atau satu piala yang cukup besar. Tetapi, hendaknya diusahakan jangan sampai Darah Kristus tersisa terlalu banyak;
b. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam piala, hendaknya disiapkan hosti, hosti yang tidak terlalu kecil dan tipis, tetapi lebih tebal dari pada biasanya, supaya sesudah dicelupkan masih dapat diberikan dengan mudah kepada orang yang menyambut.

PUMR No. 287.    Kalau komuni-dua-rupa dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam anggur, tiap penyambut, sambil memegang patena di bawah dagu, menghadap imam yang memegang piala. Di samping imam berdiri pelayan yang memegang bejana kudus berisi hosti. Imam mengambil hosti, mencelupkan sebagian ke dalam piala, memperlihatkannya kepada penyambut sambil berkata: Tubuh dan Darah Kristus. Penyambut menjawab: Amin, lalu menerima hosti dengan mulut, dan kemudian kembali ke tempat duduk.     
   
Umat tidak diizinkan mengambil sendiri - apalagi meneruskan kepada orang lain - Hosti Kudus atau Piala Kudus, Dalam konteks ini harus ditinggalkan juga penyimpangan dimana kedua mempelai saling menerimakan Komuni Suci dalam Misa Perkawinan.
(Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 94)
    
 
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Selasa, 06 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
 

Kis 7:51 – 8:1a; Mzm 31:3c-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh 6:30-35 

Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Pada saat kita lapar dan haus, kita tidak mempunyai daya dan kekuatan. Perut melilit-lilit, badan lemas, mata berkunang-kunang dan pikiran kurang berfungsi dengan baik. Kalau hal ini terjadi, kita semua tahu apa yang harus dan segera kita lakukan, yakni makan dan minum. Kita tahu bahwa makan(an) dan minum(an) adalah solusi paling ampuh untuk mengatasi lapas dan haus, juga untuk mendapatkan tenaga dan kekuatan, untuk tetap sehat dan untuk bertahan hidup. Maka, makan dan minum merupakan aktivitas harian yang biasanya selalu kita lakukan dengan gembira. Meskipun kita melakukan berulang-ulang, kita tidak pernah bosan. Bahkan kita rela bekerja keras untuk dapat makan setiap kali kita membutuhkan. Itulah makanan jasmani untuk tubuh kita, yang mutlak kita butuhkan selama kita hidup di dunia ini. Namun, sebagai orang beriman, kita tidak hanya memiliki tubuh saja tetapi juga jiwa dan roh (bdk. 1 Tes 5:23). Dan sebagaimana tubuh kita mutlak membutuhkan makanan dan minuman untuk tertahan hidup di dunia ini, jiwa dan roh kita juga mutlak membutuhkan makanan dan minuman untuk bertahan hidup baik di dunia maupun di akherat. Syukur kepada Allah karena melalui Tuhan Yesus Kristus, Ia selalu menyediakan makanan dan minuman rohani bagi bagi jiwa dan roh kita. Setiap saat, Ia mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh iman sehingga kita tidak pernah kelaparan dan kehausan. Maka, sebagaimana kita tidak pernah bosan tetapi selalu dengan gembira datang ke tempat di mana tersedia makanan dan minuman kemudian makan dan minum apa yang tersedia, marilah kita juga tidak pernah bosan tetapi selalu datang kepada Tuhan dengan penuh sukacita. Dia menyediakan makanan dan minuman bergizi yang sama sekali tidak mengandung risiko penyakit seperti halnya makanan bagi tubuh kita, gratis pula. Kita hanya perlu mengorbankan waktu saja. Dan siapa pun yang tekun dan setia datang kepada-Nya hidupnya selalu terjamin, baik di dunia maupun di akherat.    

Doa: Tuhan, berkatilah niatku untuk semakin tekun dan setia datang kepada-Mu sehingga setiap saat aku menerima makanan dan minuman rohani yang selalu Kausediakan bagiku. Amin. -agawpr-

Selasa, 06 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Selasa, 06 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
  
“Kita tidak dapat mencinta kalau tidak lebih dulu dicinta” (St. Agustinus)
   

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)
      
Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus. Alleluya.
 
Doa Pagi
   

Ya Tuhan, lewat pengorbanan St. Stefanus, martir-Mu, kami berdoa bagi siapa saja yang menghalangi perkembangan Gereja-Mu di tanah air ini. Berkatilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang dia perbuat. Berilah rahmat-Mu agar suatu saat mereka menjadi tahu dan mengenal Putra-Mu dan semoga nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
Teguran keras Stefanus terhadap sidang Mahkamah Yahudi sangat menusuk hati mereka. Stefanus melihat kemuliaan Allah karena berani mewartakan kebenaran. Kematian Stefanus adalah kurban kasih Kristus.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
    
    
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
   
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka.” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
   
Banyak orang meminta tanda untuk dapat percaya kepada Yesus. Tanda roti manna tidak menghantar kepada kehidupan. Yesuslah Roti hidup yang turun dari surga. Setiap orang yang datang dan percaya kepada-Nya tidak akan lapar dan haus lagi. Ia akan dipuaskan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
   
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
   
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

    
Ketika orang banyak meminta tanda dari Yesus supaya mereka percaya kepada-Nya dan menyatakan bahwa manna yang nenek moyang mereka makan adalah roti dari surga, Yesus mengatakan bahwa Dialah roti hidup. Barangsiapa makan Yesus tidak akan lapar dan haus lagi. Inilah tanda nyata ketika kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Setiap kali kita menyambut komuni, kita sungguh merasakan kekuatan baru dari Dia untuk meneruskan perziarahan kita.

Doa Malam
 
Tuhan, berilah rahmat yang kubutuhkan agar aku dapat melakukan yang baik dan benar seperti Engkau kehendaki. Semoga lewat kata dan perbuatanku, aku pun dapat menampakkan kehadiran-Mu sehingga nama-Mu semakin dikenal dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.

Senin, 05 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
 
Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29
 
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
 
Alkisah, seorang kaisar berkata kepada salah satu prajurit berkudanya bahwa ia akan memberikan sebagian kerajaannya sebanyak yang ia mampu jangkau dengan mengendarai kudanya. Maka, dengan penuh semangat, prajurit itu segera melompat ke atas kudanya dan secepat kilat memacunya. Siang malam, ia terus memacu kudanya untuk menjangkau wilayah sebanyak mungkin tanpa menghiraukan rasa lapar, haus dan lelah yang dirasakannya. Akhirnya, setelah beberapa hari dan menjangku wilayah yang cukup luas, ia kelelahan dan sekarat. Barulah ia sadar dan menyesal, "Mengapa aku memaksa diri untuk menjangkau dan memiliki tanah yang luas kalau sekarang aku sekarat dan hanya butuh sebidang tanah sempit sebagai kuburanku?"
  
Saya yakin, di antara kita tidak ada yang setiap hari, siang malam, hanya bekerja dan bekerja entah demi uang, karier, kekuasaan, popularitas atau yang lainnya sampai mengabaikan kesehatan, refreshing, relasi dengan teman, saudara dan sahabat, bahkan mengabaikan keluarga dan Tuhan. Maka, sabda Tuhan hari ini meneguhkan kita bahwa kita memang harus bekerja untuk mendapatkan rezeki, untuk mengembangkan talenta, untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama. Itulah makna pekerjaan yang akan memberikan kepada kita kebahagiaan sejati karena baik kesehatan fisik maupun relasi dengan Tuhan dan sesama tetap terpelihara dengan baik. Maka, kita harus mengelola pekerjaan-pekerjaan kita supaya jangan sampai kita terlalu memforsir diri, apalagi hanya demi uang, karier, kekuasaan dan popularitas. Semua itu akan mudah binasa dan tidak untuk selamanya kita membutuhkannya karena semuanya berakhir dengan kematian.

Doa: Tuhan, berilah aku kebijaksanaan dalam mengelola hidup dan pekerjaanku supaya aku mendapatkan rezeki yang cukup, mengembangkan talenta secara optimal dan mengabdi Engkau serta melayani sesama dengan gembira. Amin. -agawpr-

Bacaan Harian 05 - 11 Mei 2014

Bacaan Harian 05 - 11 Mei 2014

Senin, 05 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Vinsen Soler, ImdkkMrt
Pfak St Angelus, ImMrt
Kis. 6:8-15; Mzm. 119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29

Selasa, 06 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak St Dominikus Savio, Remaja
Pfak B Anna Rosa Gattorno, Pendiri Tarekat DSA
Kis. 7:51 - 8:1a; Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35

Rabu, 07 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Marie-Louise dr Yesus Trichet, Prw
Pfak B Maria dari St Yusuf, Prw
Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a; Yoh. 6:35-40

Kamis, 08 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Aloisius Rabata, Imam
Pfak B Yeremias dr Salakhia
Pfak St Perawan Maria, Bunda Perantara Rahmat
Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51

Jumat, 09 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak B Maria Katarina dari St Agustinus, Prw
Pfak St Georgius Preca,ImDiosesan
Pfak St Katarina dari Bologna, Prw
Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59

Sabtu, 10 Mei 2014: Hari Biasa Pekan III Paskah (P).
Pfak St Antonius dari Florence, Uskup
Pfak St Damianus de Veuster, Imam
Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh. 6:60-69.

Minggu, 11 Mei 2014: Hari Minggu Paskah IV (P).
Hari Minggu Panggilan
Kis. 2:14a,36-41; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10

Senin, 05 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah

Senin, 05 Mei 2014
Hari Biasa Pekan III Paskah
     
Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja (KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa (KGK 1366).
   

Antifon Pembuka
  
Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya. Alleluya.
 
Doa Pagi
  

Allah Bapa yang Maharahim, milik tak seberapa yang ada pada kami rupanya tak mencukupi untuk sekian banyak orang yang ada di sekitar kami. Tetapi Engkau selalu menyelenggarakan segala yang kami perlukan. Datanglah di tengah-tengah kami, ucapkanlah sabda-mu dan bagikanlah rezeki-Mu. Jadikanlah rezeki tak seberapa yang kami perlukan tanda kelimpahan dan kemurahan hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
    
     
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
   
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
   
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
    
Renungan

   
Mukjizat pergandaan roti (Yesus memberi makan lima ribu orang) merupakan salah satu mukjizat Yesus yang besar dan penting, dan peristiwa ini dicatat oleh ke-empat Injil, yaitu Mat 14:13-21; Mrk 6: 32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-15). [Umat Katolik memperingati mukjizat pergandaan roti di dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana umat menerima Yesus Kristus sendiri, Sang Roti Hidup, dalam rupa hosti dan anggur].

Dikisahkan bahwa setelah pergandaan roti dan semua orang telah makan kenyang, maka Yesus menyuruh para murid-Nya untuk mengumpulkan potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang (lih. Yoh 6:12).

Kristus menghendaki agar sisa tersebut dikumpulkan untuk mengajarkan agar:
1) Jangan kita menyia-nyiakan ataupun membuang percuma hal-hal yang Tuhan berikan kepada kita,

2) Agar para murid pada waktu itu memperoleh bukti nyata tentang mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Sebab sisa dari mukjizat itu saja jauh lebih banyak dari aslinya, yang hanya dari lima roti dan dua ikan.
Kemudian, pengumpulan sisa ini juga menunjukkan makna perbuatan-perbuatan sederhana yang dapat kita lakukan demi kasih kita kepada Tuhan yang telah mengaruniakan kepada kita segala sesuatu: yaitu menjaga keteraturan, kebersihan dan menyelesaikan segala sesuatu yang ditugaskan sampai selesai. Ini juga mengingatkan kepada umat, khususnya pada para pelayan di altar Tuhan, bahwa perhatian khusus perlu diberikan kepada Ekaristi.

Juga, ukuran mukjizat yang besar juga merupakan sebuah tanda keistimewaan Yesus sebagai Mesias, dalam membuat mukjizat [dan bagaimana Ia mengatur segalanya sampai ke penanganan sisanya dengan bantuan para rasul]. Para Bapa Gereja membandingkannya dengan nabi Musa, yang membagikan roti manna kepada setiap orang untuk makan seperlunya, namun beberapa orang sengaja meninggalkan sebagian manna tersebut untuk esok harinya, dan kemudian menjadi berulat (lih. Kel 16:16-20). Nabi Elia memberikan kepada janda di Sarfat itu, secukupnya sesuai dengan kebutuhannya (1 Raj 17:13-16); namun Yesus memberikan dengan kemurahan hati-Nya dengan berlimpah, sampai semua dapat makan sampai kenyang, dan masih mempunyai sisa, untuk dapat dibagikan kepada orang-orang lain yang membutuhkan.

Pada dasarnya, semua berkat Tuhan yang diberikan kepada kita, harus digunakan dengan bijak, dengan semangat kemiskinan (‘the spirit of poverty“) dalam artian digunakan sampai habis sesuai dengan kebutuhan, namun jika ada sisanya, dikumpulkan agar dapat digunakan oleh orang lain yang membutuhkan. Ini adalah yang dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Konferensi Pangan sedunia, 9 November 1974, berikut ini kutipannya:

“… setelah memberi makan kumpulan orang banyak tersebut dengan limpah, Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk mengumpulkan yang sisa, jika tidak maka terdapat yang sia-sia terbuang (lih. Yoh 6:12). Betapa ini adalah pelajaran dalam hal penghematan – dalam artian yang paling halus dan penuh- sebab pada masa sekarang ini, begitu banyak berkat diboroskan sia-sia! Ajaran ini menunjukkan penolakan terhadap konsep masyarakat di mana konsumerisme cenderung menjadi tujuan akhir, di mana orang jijik (contempt) terhadap orang-orang miskin, dan akhirnya itu merugikan orang-orang tersebut karena menjadi tidak mampu untuk melihat bahwa manusia dipanggil untuk maksud yang lebih tinggi (to a higher destiny)….”
       
Maka sesungguhnya, ayat Yoh 6:12 ini adalah ayat yang sangat baik untuk mengingatkan kita untuk dapat menggunakan berkat-berkat yang Tuhan berikan dengan bijak, tidak memboroskannya dan membuang percuma, namun untuk membagikannya juga kepada orang lain yang membutuhkannya. Inilah prinsip penghematan dan solidaritas kepada yang miskin, yang diajarkan oleh Kristus kepada kita para murid-Nya. Sebab manusia terpanggil untuk maksud yang mulia (a higher destiny), yaitu jika ia dapat menggunakan berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan untuk mengembangkan diri dan sesamanya, dan hidup dalam persaudaraan kasih dengan sesama manusia, dan mengakui bahwa segala yang diterimanya sebagai anugerah dari Tuhan. Sebab kebutuhan kita bukan melulu kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani, dan bahwa pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan kepada-Nya segala talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
      
Karena alasan teologis yang berkaitan dengan perayaan Ekaristi atau dengan satu ritus yang khusus, maka buku-buku liturgi kadang-kadang menetapkan ataupun mengizinkan penggabungan Misa Kudus dengan suatu ritus lain, khususnya berkaitan dengan Sakramen-Sakramen. Akan tetapi suatu penggabungan yang demikian dalam hal atau situasi lain, tidak diizinkan Gereja Roma, terutama jika ini berkisar pada hal-hal sepele (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 75)
  

Ekaristi : Puncak dan Sumber Kehidupan Gereja

Dua murid dari Emaus yang dikisahkan dalam bacaan Injil Lukas (24:13-35) nampaknya juga mengalami frustrasi: setelah cukup lama mengikuti Yesus, menjadi murid Yesus, tiba-tiba Yesus yang menjadi pegangan dan kekuatan hidupnya mati, disalibkan. Guru dan Yang diikuti tidak ada lagi, tidak ada yang mengikat kebersamaan para murid Yesus. Dua murid Emaus mudik, meninggalkan Yerusalem ke desa asalnya Emaus. Namun dalam perjalanan yang diwarnai frustrasi itu tiba-tiba mereka memperoleh penampakan Yesus yang bangkit dari mati. Ketika mereka mendengarkan kisah Yesus hati mereka merasa dikobarkan: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Dan ketika Yesus yang bangkit, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka", mata mereka terbuka dan mengenali Yesus, Guru dan Tuhan mereka.

Dua murid Emaus semakin mengenali Yesus ketika Ia mengucap syukur, memberkati dan membagi-bagikan roti. Syukur, berkat dan pembagian roti ini kita kenangkan atau peringati setiap kali kita merayakan Perayaan Ekaristi, puncak ibadat dan hidup Gereja. Maka marilah setiap kali kita berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi kita persiapkan dengan sungguh-sungguh, bukan seperti orang mau menonton saja, agar kita sungguh dapat berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Di dalam perayaan kita juga menerima Tubuh Kristus, pemberian Diri yang terdalam dan seutuhnya kepada kita.

Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasi tidak lagi memiliki substansi roti dan anggur tapi sudah berubah substansi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651). Oleh karena itu, Ekaristi bukan sekadar simbol, tetapi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus. Bila kita menyadari bahwa kita sedang berhadapan dengan Kristus, bukankah kita harus memberikan penghormatan dan penyembahan mendalam kepada-Nya? Sesungguhnya ketika kita mengatakan bahwa Ekaristi hanya lambang, kita telah menyangkal iman Katolik kita dan selanjutnya wajar sekali bahwa penghormatan kita berkurang terhadap Ekaristi.

Di dalam hukum Gereja dikatakan bahwa "Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala makan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan" (KHK kan 919.1). Aturan ini hendaknya tidak hanya dihayati secara minimalis, tetapi juga semangat yang ada di dalamnya yaitu: persiapan. Untuk bertemu dengan seseorang sering kita mengadakan persiapan khusus, apalagi kita hendak bertemu dan menyambut Tuhan dalam Perayaan Ekaristi. Maka hendaknya mereka yang bertugas (imam, diakon, putra altar, lektor, pemazmur, koor dst..) sungguh mempersiapkan dan siapapun (umat) yang mau berpartisipasi juga mempersiapkan diri. Jika datang lebih awal sebelum Perayaan Ekaristi dimulai jangan sibuk ngobrol di luar gereja saja bahkan rokok-rokokan dst.., baiklah langsung masuk gereja berdoa untuk mempersiapkan diri. Setiap Imam yang mempersembahkan Perayaan Ekaristi Kudus harus mengingat bahwa dalam Kurban ini bukan hanya dia dan komunitasnya saja yang sedang berdoa, tetapi juga seluruh Gereja, yang dalam sakramen ini mengungkapkan kesatuan rohaninya. Semoga Sabda Tuhan dan Ekaristi menjadi sumber hidup kita: Sabda Tuhan mengobarkan dan menggairahkan sedangkan di dalam Ekaristi /Perjamuan kita mengenali Dia/Tuhan dengan lebih dekat.

Minggu, 04 Mei 2014 Hari Minggu Paskah III

Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III
         
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
  

Antifon Pembuka
    
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya. (Mzm 65:1-2)

Iubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomni eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia. Dicite Deo, quam terribilia sunt opera tua, Domine! in multitudine virtutis tuae mentientur tibi inimici tui. Gloria Patri…(Mzm 65:1-3)

 
Pengantar

   
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei (1947) mendefinisikan liturgi sebagai, “ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [yaitu Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggota-Nya” (Mediator Dei, 20). Definisi ini terpenuhi dalam tingkat yang tertinggi dalam perayaan Ekaristi/ Misa kudus. Sebab dalam Misa Kudus, kurban Kristus yang satu dan sama itu oleh kuasa Roh Kudus, dihadirkan kembali oleh Gereja, untuk keselamatan umat manusia. Maka perayaan Misa adalah doa Gereja yang sempurna (par excellence), yaitu doa Kristus yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Allah.
      
Bagi umat Kristen yang tidak mempercayai dan tidak melakukan perayaan Ekaristi, peristiwa perjalanan ke Emaus adalah seperti peristiwa di masa lalu dan sulit untuk dihubungkan dengan apa yang terjadi pada saat ini secara lebih mendalam. Namun, bagi umat Katolik, peristiwa ini dihadirkan kembali setiap hari, dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi yang menjadi pusat kehidupan Gereja perdana akan terus menjadi pusat kehidupan Gereja Katolik sampai akhir zaman, sampai terjadinya Perjamuan kawin Anak Domba (lih. Why 19:9). Dapat dikatakan bahwa iman akan Ekaristilah yang dapat menguak misteri Sabda Allah di Lukas 24:13-35 secara lebih mendalam, karena itulah yang dialami para murid, itulah yang dilakukan oleh jemaat perdana, itulah yang dilakukan oleh Gereja sepanjang sejarah Gereja, dan itulah yang dilakukan oleh Gereja Katolik saat ini, sampai segala abad. Sesungguhnya yang pertama kali mengajarkan tata cara perayaan Ekaristi [yaitu adanya liturgi Sabda dan liturgi Ekaristi] adalah Tuhan Kristus sendiri, yaitu melalui penampakan-Nya kepada kedua orang murid di perjalanan ke Emaus (Lih. Luk 24:13-35); sedangkan tentang prinsip liturgi Ekaristinya sendiri mengacu kepada apa yang diajarkan Yesus dalam Perjamuan Terakhir dengan para Rasul-Nya (Mat 26:26-28; Mrk 14:27-31; Luk 22:24-38). [diolah dari Katolisitas.org]
       
Doa Pagi 
    
Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Semoga kami senantiasa memuji Dikau karenanya, dan semoga kami mendambakan kebangkitan kami dan terlaksananya segala harapan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-33)
   

"Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."
     
Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; Ul: 11a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:17-21)
  
"Kamu telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda."
    
Saudara-saudara terkasih, Allah menghakimi semua orang menurut perbuatannya, tanpa pandang muka. Dan Dia itu kamu sebut "Bapa". Maka hendaklah kamu hidup dengan bertakwa selama kamu menumpang di dunia idi. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dan cara hidupmu yang sia-sia, warisan nenek moyangmu Kamu telah ditebus bukan dengan harta yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang amat mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba, yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir ihi, demi kamu. Oleh Dia, kamu percaya kepada Allah. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Allah pun telah memuliakan Dia. Maka seluruh iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Terangkanlah Kitab Suci kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar hati kami berkobar-kobar mendengar sabda-Mu.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
   
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
    
Pada hari Minggu Paskah, dua orang murid Yesus sedang pergi ke sebuah desa bernarna Emaus, yang terletak kira-kira sepuluh kilometer jauhnya dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu percakapkan sementara berjalan?’ Maka berhentilah mereka dengan muka heran. Seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, balik bertanya, "Adakah Engkau satu-satunya orang pendatang di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Bertanyalah Yesus, “Kejadian apa?” Jawab mereka, “Segala yang terjadi dengan Yesus dan Nazaret! Dia itu seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh rakyat. Tetapi para imam kepala dan para pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan Dia. Padahal tadinya kami mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sekarang sudah lewat tiga har sejak semuanya itu terjadi. Beberapa wanita dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, tetapi tidak menemukan jenazah Yesus. Lalu mereka kembali dengan berita bahwa mereka telah melihat malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Lalu beberapa teman kami pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar apa yang dikatakan wanita-wanita itu; tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh! Betapa lamban hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dar Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersarna dengan kami, sebab hari sudah mulai malain, dan matahari hamnpir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus hilang dan pandangan mereka. Maka kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’ Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagalmana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

     

Kemartiran Yesus membuat banyak orang kecewa dan kembali ke kampung halaman mereka. Mereka memang telah mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus, yaitu bahwa pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dapat dirasakan, demikian juga pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan, harapan menjadikan Yesus seorang Mesias politik yang handal untuk mengusir penjajah Romawi.

Tentu saja cita-cita ini sangat manusiawi. Namun, bagi orang pada zaman itu, Yesus patut diperhitungkan karena Ia memiliki banyak pengikut mulai dari Galilea hingga Yudea.

Harapan dan hubungan para murid Yesus masih manusiawi, karena kedekatan mereka, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Kematian Yesus membuat mereka kecewa dan takut. Kedua murid di Emaus merupakan contoh nyata, bagaimana mereka jujur di depan Yesus yang sedang menemani perjalanan mereka. Mereka mengungkapkan, “Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel” (Luk 24:21). Namun, ternyata harapan mereka kandas. Yesus mati disalibkan!

Bacaan hari ini menguatkan kita akan penyertaan Yesus bagi orang-orang yang mengalami kegelisahan dan kegalauan hidup. Yesus berjalan bersama kedua murid di Emaus. Ia membimbing kedua murid itu sambil menjelaskan seluruh isi Kitab Suci. Namun, Yesus juga menegur mereka dengan keras, karena “lamban hati untuk percaya pada para nabi”. Ternyata kata-kata Yesus “membuat hati mereka berkobar-kobar” (Luk 24:32), menghilangkan rasa sedih, mendatangkan penghiburan dan terang dalam kegelapan, akhirnya sampai mereka mendesak Yesus dan berkata, “Tinggallah bersama-sama dengan kami” (ay. 29).

Sungguhpun mereka terkesan dan mengajak Yesus tinggal bersama mereka, namun mereka belum mengenal Yesus. Setelah mereka melihat Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti , baru saat itulah mereka mengenal-Nya.

Sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari akan penyertaan Tuhan yang terus-menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Dia menguatkan dan meneguhkan kita. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukan yang sama di dalam kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak muda perlu pendampingan seperti yang dilakukan Yesus. Oleh karena itu, para pendidik dan orang tua jangan pernah lelah atau berhenti mendampingi anak-anak. Itu adalah tugas kita bersama. Kita mau mengantar anak-anak kita sampai mengenal Yesus dalam kehidupan mereka masing-masing.
 
Penyertaan Yesus dalam hidup kita harus dilandasi dengan sikap mengajak dan menerima Dia dalam hidup kita. Dalam kesusahan dan kesulitan hidup kita mesti yakin bahwa Yesus ada dan bersama dengan kita. Dalam praktek sulit, namun kita diajak untuk tetap setia sampai kita mengenal Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh, seperti kedua murid di Emaus itu.
 
Kuncinya, kita mesti bergaul akrab dengan Yesus setiap saat. (RUAH)
    
   
“Umat beriman Katolik, sembari menghormati keyakinan agama dari saudara-saudari yang terpisah, pantas menghindarkan menerima komuni perayaan mereka, agar tidak timbul salah paham tentang hakikat Ekaristi, dan selanjutnya tidak menyalahi kewajiban menyaksikan kebenaran dengan jelas. Yang sebaliknya akan memperlambat kemajuan upaya menuju kesatuan nyata yang penuh. Mirip dengan itu, juga tak masuk akal menggantikan Misa hari minggu dengan perayaan sabda ekumenis atau ibadat doa bersama dengan umat kristiani dari jemaat-jemaat Gereja yang disebutkan di atas, atau bahkan dengan mengambil bagian dalam ibadat mereka. Perayaan dan ibadat seperti itu, kendati dalam keadaan tertentu pantas dipuji, sebagai persiapan bagi tujuan kesatuan yang penuh, termasuk komuni Ekaristi, namun tak pantas menggantikannya” (St. Yohanes Paulus, Paus, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 30)

   

MEI: Bulan Maria


Empati setelah mengalami


Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III

Kis 2:14.22-33; Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; 1 Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35

Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersama dengan kami, sebab hari sudah mulai malam, dan matahari hampir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka.

Kalau kita menonton acara TV atau mengikuti pembicaraan tertentu atau mendengarkan kotbah yang sangat menarik, biasanya kita tidak ingin cepat selesai. Kita ingin berlama-lama menyaksikan dan mendengarkan. Kurang lebih demikianlah suasana hati kedua murid Emaus dalam kisah Injil hari ini. Mereka mendengarkan penjelasan yang amat menarik dan memukau dari orang yang tidak mereka kenal, yang sebenarnya Yesus sendiri. Maka, ketika mereka hendak berpisah dan itu berarti pembicaraan akan berakhir karena mereka sudah mendekati kampung dan Yesus hendak meneruskan perjalanan, mereka tidak rela. Mereka masih ingin bersama Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya sehingga mendesak Yesus untuk mampir. Yesus mau. Pembicaraan pun berjanjut dan mereka semakin terpukau, hati mereka berkobar-kobar. Pada saat itulah, Yesus mewahyukan diri-Nya. Ia tidak hanya membuka dan mumukau telinga mereka tetapi juga mata dan hati mereka sehingga mereka dapat mengenali-Nya.

Bagi kita: Apakah kita menjadikan Yesus sebagai Dia yang menarik dan memukau kita? Apakah sabda-sabda-Nya dalam Kitab Suci juga mengobarkan kita sehingga kita ingin terus dan terus membaca, mendengarkan dan merenungkan-Nya? Apakah kita juga menginginkan kehadiran-Nya dalam hidup kita sehingga kita berani mendesak-Nya untuk tinggal bersama kita, bukan sebaliknya malah cuek akan kehadiran-Nya? Apakah Dia yang memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi juga mengobarkan semangat kita untuk melaksanakan tugas dan karya pelayanan kita sehari-hari? Semoga, Iya.

Doa: Tuhan, semoga Engkau, sabda-Mu dalam Kitab Suci dan kehadiran-Mu dalam Ekaristi selalu menarik bagiku sehingga aku semakin mencintai, menghormati dan menghayatinya serta menimba kekayaan rahmat dari padanya. Amin. -agawpr-

Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.

Sabtu, 03 Mei 2014
Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul

1 Kor 15:1-8; Mzm 19:2-3.4-5; Yoh 14:6-14

Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? ..." (Yoh 14:8-9)

Har ini kita merayakan pesta St. Filipus dan Yakobus. Menurut Injil Yohanes, Filipus adalah orang ke-3 yang dipilih untuk mengikuti Yesus, setelah Andreas dan Simon Petrus (Yoh 1:35-44). Begitu bertemu dengan Yesus, dia langsung yakin bahwa Yesus adalah Mesias sehingga dengan mantap pula ia meyakinkan Natanael dan mengajaknya datang kepada Yesus (Yoh 1:45-49). Namun, ternyata ia belum sungguh-sungguh mengenal-Nya, bahkan setelah sekian lama bersama-sama dengan Yesus sebagaimana tampak dalam Injil hari ini. Bagi saya, hal ini menarik dan inspiratif. Meskipun pengertian dan pengenalan Filipus akan Yesus belum sempurna, tetapi ia sudah meyakini-Nya (=mengimani-Nya) dan berani mewartakan serta meyakinkan orang lain bahkan mengajaknya untuk datang kepada Yesus. Semoga, kita pun berani berbuat seperti Filipus ini.

Sementara itu, yang dimaksud Yakobus di sini adalah anak Alfeus dan saudara sepupu Yesus bukan Yakobus anak Zebedeus, saudara Yohanes. Setelah Yesus wafat dan bangkit, Yakobus menjadi Uskup Yerusalem yang pertama dan oleh Paulus disebut sebagai soko guru Gereja (Gal 2:9). Ia sangat berjasa bagi Paulus, lebih-lebih pada awal pertobatannya. Ketika Paulus ditangkap di Yerusalem dan minta diadili di Roma, Yakobuslah yang menjadi perantara Paulus sampai ke Roma. Maka, dari Yakobus, kita belajar untuk menerima orang lain apa adanya, kendati orang tersebut ditolak oleh orang kabanyakan. Hendaknya kita tidak ikut-ikutan menolak dan menjauhi tetapi justru membantunya memperbaiki diri dan berani meyakinkan orang lain untuk menerimanya.

Doa: Santo Filipus dan Santo Yakobus, doakanlah kami. Amin. -agawpr-


Sabtu, 03 Mei 2014 Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul

Sabtu, 03 Mei 2014
Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul
  
"Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.." (Yoh 14:8-9)


Antifon Pembuka

Merekalah orang-orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta kasih besar, dan dimahkotai dengan kemuliaan abadi. Alleluya.
 
Pada misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat
  
Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, terima kasih atas pewartaan yang telah kami terima lewat Injil Putera-Mu. Lewat Injil-Mu kami menjadi mengerti akan kurban salib Putera-Mu bagi dosa-dosa kami. Hari ini secara khusus kami berdoa bagi para pewarta Injil. Semoga lewat mereka, kabar gembira semakin dikenal dan nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Kesaksian Rasul Paulus akan Yesus Kristus dan Injil-Nya menghantarnya kepada kehidupan baru.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-8)
     
"Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul."
      
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu akan Injil yang aku beritakan kepadamu dan telah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, sebagaimana kuberitakan kepadamu; - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. – Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, yakni bahwa Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R: 5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
  
Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Karena itu, kita percaya pada-Nya juga melalui karya-karya perutusan-Nya serta melaksanakan perbuatan kasih-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita memuliakan Allah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:6-14)
  
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, namun engkau tidak mengenal Aku!"
   
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada Tomas, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia, dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada Yesus, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata ‘Tunjukkanlah Bapa kepada kami?’ Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Yesus bukan hanya sebagai penunjuk jalan menuju kepada Bapa tetapi juga jalan itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai pengikut-Nya kita tidak akan tersesat bila kita konsisten mengikuti Dia. Kita semua hanya dapat sampai kepada Bapa bila kita tetap berada di jalan ini. Sebab dengan melihat Yesus kita telah melihat Bapa dan dengan mengenal Yesus kita telah mengenal Bapa. Di sinilah terletak pentingnya hubungan pribadi yang baik dengan Yesus untuk dapat mengenal Bapa.

Doa Malam

Tuhan, malam ini aku berdoa bagi siapa saja yang belum mengenal Engkau. Semoga lewat segala sesuatu yang Kauciptakan, mereka dapat mengerti bahwa Engkaulah Pencipta alam semesta. Semoga aku pun dapat mengantar mereka kepada-Mu lewat segala sikap dan perbuatanku. Amin.

RUAH

Jumat, 02 Mei 2014 Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 02 Mei 2014
Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Kis 5:34-42; Mzm 27:1.4.13-14; Yoh 6:1-15

Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya.

Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kepada kita untuk memohon "jangan masukkan kami ke dalam pencobaan". Namun, sebenarnya kita butuh untuk dicobai, dalam arti diuji sejauh mana ketangguhan iman, pengharapan dan kasih kita. Selain untuk mengetahui kapasitas kita, ujian juga menjadi daya dorong untuk melangkah maju dan meningkatkan kualitas hidup kita. Saya rasa inilah maksudnya mengapa Yesus mencobai (=menguji) murid-murid-Nya. Kalau seorang guru menguji muridnya, tentu ia sendiri tahu jawaban yang benar, sebagaimana Yesus "tahu aya yang hendak dilakukan-Nya". Untuk itu, marilah kita bersyukur kalau suatu saat kita dicobai/diuji oleh Tuhan. Ujian itu dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kita. Seandainya kita belum lulus ujian, Tuhan sendiri yang memberikan jawaban dan solusinya sebagaimana Yesus sendirilah yang akhirnya memberikan solusi atas persoalan yang dialami para murid. Ia bertanya di mana mereka dapat membeli roti untuk orang banyak, tetapi Yesus sendirilah yang akhirnya menyediakan dan memberikan roti itu untuk mereka. Di balik ujian yang diberikan kepada kita, Tuhan sudah menyiapkan jawaban, solusi, dan pertolongan-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami kebijaksanaan dalam menghadapi setiap ujian hidup yang Kauberikan kepada kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 02 Mei 2014 Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 02 Mei 2014
Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja 
[Jumat Pertama dalam Bulan]
           
Bidah-bidah pertama kurang mengakui ke-Allah-an Kristus daripada kemanusiaan-Nya yang benar [Doketisme gnostis]. Sudah sejak waktu para Rasul, iman Kristen menegaskan inkarnasi benar dari Putra Allah, yang "datang mengenakan daging" Bdk. 1 Yoh 4:2-3; 2 Yoh 7.. Tetapi dalam abad ke-3 Gereja sudah harus menegaskan, dalam konsili yang berkumpul di Antiokia melawan Paulus dari Samosata, bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah menurut kodrat-Nya dan bukan melalui adopsi. Dalam Kredonya konsili ekumenis pertama tahun 325, Konsili Nikea, mengakui, bahwa Putra Allah "dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat (homousios) dengan Bapa". Ia menghukum Arius, yang menyatakan bahwa "Putra Allah ada dari ketiadaan" (DS 130) dan "dari substansi atau hakikat yang lain" daripada Bapa (DS 126). (Katekismus Gereja Katolik, 465)     
      
 
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 44:15.14)

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaannya dikabarkan umat, dan nama mereka hidup terus, dikenang turun-menurun. Alleluya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Maharahim, milik tak seberapa yang ada pada kami rupanya tak mencukupi untuk sekian banyak orang yang ada di sekitar kami. Tetapi Engkau selalu menyelenggarakan segala yang kami perlukan. Datanglah di tengah-tengah kami, ucapkanlah Sabda-Mu dan bagikanlah rezeki-Mu. Jadikanlah rezeki tak seberapa yang kami perlukan tanda kelimpahan dan kemurahan hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
     
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)
   
"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."
     
Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul:1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b, 2/4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
   
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
   
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."
    
Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
           
atau Bait Pengantar Injil dan bacaan Injil dari Rumus Khusus Pw. St. Atanasius
    
Bait Pengantar Injil 
Ref. Alleluya, alleluya 
Ayat. (bdk. Yoh 16:13) 
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:22-25a) 
 
"Apabila kamu dianiaya di suatu kota, larilah ke kota yang lain."
  
Tatkala mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata kepada mereka, "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, ia akan selamat. Apabila kamu dianiaya di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu: Sungguh, sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidaklah melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba juga ia menjadi sama seperti tuannya." 
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
     
Renungan

     
Hari ini Gereja memperingati St Athanasius, Uskup dan Pujangga Gereja. Athanasius adalah pembela terbesar ajaran Gereja Katolik tentang Tritunggal Mahakudus dan Misteri Penjelmaan Sabda menjadi Manusia. Ia dikenal sebagai ”Bapa Ortodoksi” karena perjuangannya yang besar dalam menentang ajaran-ajaran sesat yang berkembang pada masa itu. Sebagai uskup, Athanasius berusaha menyampaikan ajaran yang benar. Ia menentang dan melawan ajaran-ajaran sesat dalam Gereja, sehingga beberapa kali hidupnya terancam dan ia harus melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari kepungan musuh-musuhnya. Athanasius dikenal sebagai uskup yang banyak menulis. Dengan tulisan-tulisannya ia berusaha menerangkan dan membela ajaran iman yang benar.

Petrus dan Yohanes dalam bacaan pertama juga menyampaikan ajaran yang benar bahwa Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus Kristus adalah Juru Selamat yang dibangkitakan oleh Allah dan berkuasa menyembuhkan segala penyakit. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan tetapi telah menjadi batu penjuru.

Yesus datang untuk memberikan hidup kepada kita, memberikan harapan di saat kita susah, dan memerintahkan yang baik dan benar kepada kita, sehingga kita akan menghasilkan buah dalam hidup dan karya kita.

Ya Bapa, ajarlah aku untuk mendengarkan Yesus Putra-Mu, sehingga aku berjalan di jalan yang benar dan hidupku menghasilkan buah. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy