Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Halaman Depan | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
Minggu, 11 Mei 2014 Hari Minggu Paskah IV (Hari Minggu Panggilan)
Hari Minggu Paskah IV (Hari Minggu Panggilan)
“Setiap tindakan pelayanan, yang menghantar pada cinta dan pelayanan Gereja, harus mendorong untuk semakin menumbuhkan kasih dan pelayanan kepada Yesus Kristus sebagai Kepala, Gembala dan Mempelai Gereja, suatu kasih yang selalu menjadi suatu jawaban atas Kasih Allah yang bebas dan cuma-cuma dalam diri Yesus Kristus” (St. Yohanes Paulus II, Pastores Dabo Vobis, no.25).
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, dan langit dijadikan oleh sabda-Nya. Alleluya.
atau
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
Doa Pagi
Allah, Engkau telah menebus kawanan-Mu dengan darah terindah Putra-Mu. Berkenanlah memperhatikan domba-domba-Mu dan sudilah menempatkan mereka di padang penggembalaan yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 2:14a.36-41)
Pada hari Pentakosta bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, Saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini!” Orang-orang yang menerima perkataan Petrus itu memberi diri dibaptis, dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan dan Surat Pertama Rasul Petrus (2:20b-25)
Saudara-saudara terkasih, jika kamu berbuat baik dan karena itu harus menderita, itu adalah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu muslihat pun tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki. Ketika menderita, Ia tidak mengancam, tetapi menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah disembuhkan. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh: 10:14)
Akulah gembala yang baik! Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya; ia memanggil dombanya, masing-masing menurut namanya, dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-dombanya itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Judul hari ini adalah “Gembala dan Pintu?” Mengapa ada tanda anya? Karena pada zaman sekarang kedua hal ini tidak lagi mudah dipahami. Dunia penggembalaan sudah jauh berbeda pemahamannya dengan dahulu. Demikian juga halnya pemahaman akan makna pintu. Bagaimana perumpamaan Yesus hari ini dapat kita pahami?
Pertama, tentang gembala domba. Di Palestina gembala memiliki keunikan sendiri. Mereka biasanya berpenampilan sederhana, dengan peralatan sederhana, serta membawa bekal dalam kantong kulit. Hubungan antara domba dan gembala sangat uni. Di Palestina domba tidak untuk disembelih, melainkan untuk diambil bulu wolnya. Rentang waktu penggembalaan sampai bertahun-tahun, dan seringkali domba mempunyai nama sapaan masing-masing yang menerangkan keunikannya.
Jika domba hendak memasuki kandang pada akhir hari, gembala dengan cepat memeriksa apakah domba mendapatkan luka selama hari itu. Sehingga, ia mengenal betul dombanya. Sebaliknya, dombanya mengenal suara gembala. Gembala tahu benar menuntun domba ke padang rumput dan ia akan melindungi domba dari serangan binatang buas dan para penyamun. Sebagaimana gembala, demikian Yesus mengenal umat-Nya, menuntunnya ke padang rumput yang hijau, dan menjaganya dari serangan binatang buas dan para penyamun.
Kedua, tentang pintu. Berhubungan dengan dunia penggembalaan sering kita menggembalakan domba, gembala tidak membawa pulang dombanya ke kandang utama, melainkan mendirikan semacam kandang sementara yang hanya memiliki satu pintu masuk kecil. (Katekismus Gereja Katolik, No. 754 menjelaskan: “Gereja adalah kandang domba, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui ialah Kristus Bdk. Yoh 10:1-10. Gereja juga kawanan, yang seperti dulu telah difirmankan Bdk. Yes 40:11, Yeh 34:11-31., akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, namun tiada hentinya dibimbing dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala Baik dan Pemimpin para gembala Bdk. Yoh 10:11; 1 Ptr 5:4., yang telah merelakan hidup-Nya demi domba-domba" (LG 62) Bdk. Yoh 10:11-15.”) Pada malam hari gembala akan tidur di pintu masuk tersebut, sehingga tidak ada satu pun domba pun yang dapat keluar atau masuk, jika tidak melalui pintu itu.
Pintu itulah Yesus. Hanya melalui Dia, manusia masuk ke kedamaian kawanan dan keluar ke kebahagiaan padang rumput yang hijau. Bagi kita orang Katolik, pemahaman Yesus sebagai Gembala sejati, yang menuntun kita ke padang rumput yang hijau dan menjaga kita dari segala marabahaya, serta sebagai Pintu, yang menjadi jalan satu-satunya menuju Kerajaan Allah, harus berurat-berakar kuat di dalam iman kita. Hanya dengan mengimani Yesus seperti itulah, kita akan bertahan dari segala godaan pencuri dan penyamun.(Cafe Rohani)
Gereja itu apostolik, karena ia didirikan atas para Rasul dalam tiga macam arti:
• ia tetap "dibangun atas dasar para Rasul dan para nabi" (Ef 2:20) Bdk. Why 21:14., atas saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Kristus sendiri Bdk. misalnya Mat 28:16-20; Kis 1:8, 1 Kor 9:1; 15:7-8; Gal 1:1.;
• dengan bantuan Roh yang tinggal di dalamnya, ia menjaga ajaran Bdk. Kis 2:42., warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para Rasul dan meneruskannya Bdk. 2 Tim 1:13-14..
• ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul sampai pada saat kedatangan kembali Kristus - dan justru oleh mereka yang mengganti para Rasul dalam tugasnya sebagai gembala: Dewan para Uskup, "yang dibantu para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus, gembala tertinggi Gereja" (AG 5).
"Engkaulah Gembala kekal yang tidak pernah meninggalkan kami, kawanan-Mu, tetapi selalu menjaga dan melindungi dengan perantaraan para Rasul-Mu. Engkau telah melantik para Rasul itu sebagai gembala yang memimpin kawanan-Mu, yaitu umat yang percaya kepada Putra-Mu" (MR, Prefasi Rasul). (Katekismus Gereja Katolik, No. 857)
Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
Hari Biasa Pekan III Paskah
Sabtu, 10 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah
Hari Biasa Pekan III Paskah
Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" (Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri. (Katekismus Gereja Katolik, 1336)
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahamurah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau menganugerahkan kehidupan kekal kepada kami. Kami mohon, tariklah diri kami untuk selalu dekat dengan-Mu dan selalu rindu untuk tinggal bersama-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Perjalanan Petrus adalah perjalanan kasih yang menyelamatkan. Orang yang sakit disembuhkannya dan yang mati dijadikannya hidup kembali. Kehadirannya menampakkan kehadiran Kristus.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Perkataan Yesus tentang Roti hidup menguji dan memurnikan kesediaan untuk mengikuti Kristus. Bersama keduabelas murid Yesus setiap orang ditantang untuk setia sampai akhir.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Pernyataan Yesus tentang diri-Nya dirasa sangat keras sehingga membuat banyak orang yang mengikuti Dia bersungut-sungut. Lalu mereka mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Bagaimana perasaan kita? Apakah kita merasa bahwa perkataan Yesus ini keras? Apakah kita juga mau mengundurkan diri? Tidak! Bersama Petrus kita berkata, “Kepada siapa kami akan pergi? Kami percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh 6:68-69)
Doa Malam
Tuhan, kendalikanlah keinginan-keinginan yang tidak teratur dari padaku. Semoga apa yang ada di dunia ini, kupakai sejauh membantu dan menjadi sarana saja untuk mencapai tujuan hidupku yaitu keselamatan di dalam Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Hari Biasa Pekan III Paskah
Pada tahun 1263, ada seorang imam bernama Petrus dari Prague yang mengalami krisis iman. Akibat ajaran sesat dari bidaah yang dipimpin Berengarius, ia mengalami keraguan bersar bahwa roti ekaristi yang telah dikonsekrir benar-benar Tubuh Kristus. Maka, ia bermaksud mengadakan perjalanan ziarah ke makam St. Petrus di Roma dengan harapan mendapat pencerahan. Dalam peziarahan tersebut, ia singgah di Bolsena, sebuah kota kecil sebelah utara Roma dan merayakan Ekaristi di Gereja St. Kristina. Pada saat konsekrasi, ketika ia mengucapkan kata-kata, “Inilah Tubuh-Ku,” hosti di tangannya berubah menjadi daging dan mengucurkan darah yang menetes ke korporal. Segera, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Paus Urbanus IV. Paus pun kemudian menegaskan bahwa mukjizat teresebut merupakan jawaban pasti atas keraguan Rm. Petrus sekaligus mematahkan ajaran sesat dari Berengarius. Yesus Kristus sungguh-sungguh hadir dalam hosti suci yang telah dikonsekrir dalam Misa. Dia benar-benar makanan bagi kita. Setiap kali kita menerima komuni, kita memakan-Nya sehingga kita mendapatkan hidup dari-Nya. Sebagaimana kalau kita makan nasi dengan segala lauk pauknya, kita mendapatkan energi dan kehidupan dari makanan tersebut; demikian pula dengan makan Tubuh Kristus kita pun mendapatkan energi dan kehidupan dari-Nya. Sebagaimana kalau misalnya kita makan petai, maka keringat, urine, dan mulut kita bau petai; demikian pula hendaknya dengan makan Tubuh Kristus, seluruh diri kita juga bau Yesus. Artinya, pikiran, perasaan, perkataan dan tindakan-tindakan kita sungguh dijiwai oleh Yesus sendiri yang senantiasa mengasihi, melayani, mengampuni dan mengorbankan diri.
Jumat, 09 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah
Hari Biasa Pekan III Paskah
Menjadi hak sekalian umat beriman bahwa liturgi, khususnya perayaan Misa Kudus, dilangsungkan sungguh sesuai dengan hasrat Gereja, sesuai dengan penetapan-penetapannya seperti di gariskan dalam buku-buku liturgi dan dalam hukum-hukum dan peraturan lainnya, demikian pula, umat katolik berhak untuk sebuah kurban Misa Kudus yang dirayakan bagi mereka secara utuh, sesuai dengan Ajaran Gereja, dan akhirnya, adalah hak komunitas katolik bahwa Ekaristi yang Maha Kudus itu dilaksanakan baginya sedemikian rupa sehingga sungguh mencolok sebagai sakramen kesatuan, seraya menjauhkan segala cela dan ulah yang dapat menimbulkan perpecahan dalam Gereja. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 12)
Antifon Pembuka (Why 5:12)
Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi ini, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Bagaimana reaksi kita, kalau Yesus berkotbah di gereja, demikian “Jika kamu tidak makan daging-Ku dan minum darah-Ku, kamu tidak memiliki hidup dalam dirimu... daging-Ku benar-benar makanan dan darah-Ku benar-benar minuman.” (ay. 53-55). Apakah kita bisa percaya? Mungkin kita hanya menganggap angin lalu dan acuh tak acuh, atau mendengarkan tanpa mempedulikan isinya; atau bahkan kita pergi ke luar gereja dan berpura-pura ke kamar mandi, sambil menggerutu sendirian, “Dasar pengkotbah gila!”
Untunglah, Sabda itu sudah masuk dalam kanon Kitab Suci, sehingga kita tak merasa perlu banyak bertanya, walau tidak paham akan maksud Yesus itu. Sabda Yesus tersebut menjadi terang-benderang, jika kita tempatkan dalam peristiwa Perjamuan Terakhir. Yesus mendirikan Sakramen Ekaristi sebagai kenangan akan karya penebusan-Nya. Tubuh Yesus yang dikurbankan di kayu salib benar-benar berubah wujud menjadi makanan, dalam rupa roti tak beragi. Darah Yesus yang ditumpahkan bagi manusia demi pengampunan dosa benar-benar menjadi minuman, dalam rupa anggur. Tubuh dan darah-Nya harus bisa dimakan dan diminum, agar menjadi kenangan akan karya penebusan bagi yang menyantap-Nya.
Itu logika ‘terbalik’ dari penjelasan Ekaristi yang kita ketahui dalam buku-buku Katekismus. Selama ini, kita mendapatkan satu sisi penjelasan, demikian: Dalam konsekrasi, kita mengimani bahwa roti dan anggur, diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, lewat tangan imam yang mengkonsekrasi. Namun, tak menyalahi dogma Gereja, jika kita memperkaya penjelasan tentang Ekaristi tersebut demikian: Saat konsekrasi, Yesus mengejawantah (berinkarnasi) dalam rupa roti dan anggur yang sudah disiapkan. Dengan demikian, tubuh-Nya benar-benar menjadi makanan, dan Darah-Nya benar-benar menjadi minuman. Dengan kata lain, demi menjadikan tubuh-Nya sebagai makanan dan darah-Nya menjadi minuman, Yesus rela berinkarnasi dalam rupa roti dan anggur.
“Oleh konsekrasi terjadilah perubahan [transsubstansiasi] roti dan anggur ke dalam tubuh dan darah Kristus. Di dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrir itu Kristus sendiri, Dia yang hidup dan dimuliakan, hadir sungguh, nyata, dan secara substansial dengan tubuh-Nya, darah-Nya, jiwa-Nya, dan kodrat ilahi-Nya Bdk. Konsili Trente: DS 1640; 1651..” (Katekismus Gereja Katolik, 1413)
Apa pun penjelasan misteri Ekaristi, dan bagaimana pun cara mengungkapkannya, yang terpenting kita harus berpegang teguh pada Sabda Yesus Kristus, Allah Putra yang menjadi manusia itu sendiri (Mat 26:26-29). Iman akan Sabda-Nya tersebut menjadikan kita pewaris kehidupan kekal, dan akan dibangkitkan pada akhir zaman.
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"
Hari Biasa Pekan III Paskah
Akulah Roti Hidup
Kamis, 08 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah
Hari Biasa Pekan III Paskah
Liturgi tidak pernah menjadi milik pribadi siapa pun, baik itu selebran atau komunitas dimana misteri dirayakan – St. Yohanes Paulus II: “Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja”
Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur karena Yesus Kristus, Putra-Mu adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan yang memberi hidup bagi kami. Kami rindu untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang kami terima dalam Ekaristi sebagai bukti bahwa Yesus berbagi kasih kepada manusia. Semoga kenangan yang luhur ini membuat kami semua semakin berani berbuat kasih kepada sesama. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Firman Tuhan menghantar sida-sida kepada pertobatan dengan mau memberi diri dibaptis. Rahmat baptis menghantar pengenalan akan Sang Juruselamat dan iman akan Dia itu menyelamatkan.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.
Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Yesus Kristus adalah roti hidup yang menghantar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Yesus memberikan diri-Nya bagi kehidupan dunia. Siapa yang percaya kepada-Nya akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus menyatakan diri-Nya sebagai roti yang turun dari surga, yang dianugerahkan untuk kehidupan dunia. Barangsiapa yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya akan hidup selama-lamanya. Apakah ketika kita menyambut Tubuh dan Darah Yesus kita sungguh yakin bahwa kita makan Tubuh dan Darah Yesus? Apakah ada kemajuan yang sangat berarti yang telah kita capai karena makan Tubuh dan Darah-Nya?
Doa Malam
Tuhan, berilah kesadaran kepada kami semua agar Sakramen Ekaristi semakin menjadi pusat hidup kami. Berkatilah agar umat-Mu memiliki kerinduan yang dalam akan Ekaristi, sehingga senantiasa mengusahakan untuk hadir menimba kekuatan baru, jika tidak bisa setiap hari, setidaknya pada hari Minggu. Amin.
“Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami… Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.” -- St. Yustinus, Martir
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Hari Biasa Pekan III Paskah
Rm. Agoeng, seorang kawan sekaligus guru saya mempunyai motto "melihat yang tak terlihat". Penghayatan atas motto ini membuat banyak yang tampaknya biasa bahkan remeh menjadi keren, istimewa, luar biasa dan inspiratif. Untuk "melihat yang tak terlihat" ini tentunya tidak cukup hanya dengan mata indrawi tetapi lebih-lebih mata hati atau mata iman yang memampukan kita untuk merefleksikan dan memaknai hal-hal yang dilihat secara indrawi sehingga tersingkaplah apa yang ada dibaliknya. Injil hari ini juga mengundang kita untuk "melihat yang tak terlihat". Allah Bapa menghendaki agar kita melihat Anak-Nya, yakni Yesus Kristus, dan percaya kepada-Nya supaya kita memperoleh hidup yang kekal. Bagaimana mungkin pada zaman sekarang kita dapat melihat Yesus yang tidak terlihat secara fisik. Kalau hanya menggunakan mata indrawi tentu tidak mungkin. Namun kita mempunyai mata iman yang memampukan kita untuk melihat-Nya melalui apa yang kita lihat secara indrawi. Hal ini amat jelas dalam Ekaristi. Ketika mata indrawi kita melihat hosti diberkati, mata iman kita melihatnya sebagai Tubuh Kristus sebagaimana ditegaskan oleh Santo Yohanes Paulus II, "Dalam roti dan anggur, janganlah hanya melihat unsur alamiah, sebab Tuhan telah tegas mengatakan bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya: iman memastikan bagimu, kendati indera menunjuk kepada yang lain." (EE 14). Tentu dalam banyak kesempatan lain, dengan kepekaan mata iman kita, kita pun mampu melihat Tuhan, misalnya dalam diri sesama (bdk. Mat 25:40).
Doa: Tuhan, semoga mata iman kami semakin peka untuk melihat Engkau dalam hidup kami sehari-hari, terutama dalam Ekaristi. Amin. -agawpr-
Rabu, 07 Mei 2014 Hari Biasa Pekan III Paskah
Hari Biasa Pekan III Paskah
Orang yang sudah lahir tidak dapat kembali dalam rahim ibu yang melahirkannya. Pembaptisan adalah kelahiran baru -- St. Yustinus, Martir
Antifon Pembuka (Mzm 71:8.23)
Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
Doa Pagi
Ya Allah, beriman kepada-Mu dan menjadi saksi cinta kasih-Mu ternyata membutuhkan perjuangan terus-menerus. Karena itu, berikanlah rahmat-Mu untuk menjalani hidup ini meski rintangan dan godaan selalu menanti. Sebab yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Tidak ada orang yang mau menderita sakit, setiap orang pasti ingin sehat. Ketika sakit orang pasti akan berusaha apapun untuk bisa sembuh dan sehat kembali. Berbagai upaya medis dilakukan, pengobatan alternatif dijalani, bahkan juga doa-doa untuk memohon kesembuhan dipanjatkan.
Rasul Filipus pergi ke salah satu kota di Samaria untuk memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Sambil memberitakan Mesias ia juga menyembuhkan banyak orang. Banyak orang yang kerasukan roh jahat dibebaskan oleh Filipus dalam nama Yesus, dan juga banyak orang lumpuh dan orang timpang disembuhkan. Berkat pewartaan Filipus dan juga berkat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang terjadi, banyak orang mengalami sukacita, kemudian mereka dengan bulat hati menerima Yesus Kristus sebagai Mesias. Mereka menerima Mesias, mereka disembuhkan, dan mereka mengalami sukacita.
Yesus bersabda ”Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan kubuang. Setiap orang yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman”.
Kita semua datang kepada Yesus karena Dia adalah Roti Hidup yang turun dari surga. Dia datang untuk memberikan kehidupan, harapan kepada yang putus asa, dan kesembuhan kepada yang sakit. Dia datang untuk memberikan sukacita kepada kita.
Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang untuk memberikan sukacita kepadaku. Semoga sukacita yang aku peroleh mampu dibagikan kepada sesamaku, sehingga semakin banyak orang mengalami kasih-Mu. Amin.
PUMR No. 243. Kemudian selebran utama mengambil hosti yang dikonsekrasikan dalam perayaan Misa yang bersangkutan. Dengan menghadap ke arah umat, ia mengangkatnya sedikit di atas patena atau di atas piala, sambil mengucapkan: "Inilah Anakdomba Allah..." Bersama-sama dengan para konselebran dan umat, ia melanjutkan "Ya Tuhan, saya tidak pantas....."
PUMR No. 244. Lalu selebran utama dengan menghadap ke arah altar berdoa dalam hati Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku. Setelah itu ia menyambut Tubuh Kristus dengan khidmat. Hal yang sama dilakukan oleh para konselebran. Sesudah itu diakon menyambut Tubuh Kristus dari tangan selebran utama.
PUMR No. 245. Darah Kristus dapat disambut dengan bermacam-macam cara: Dapat di minum langsung dari piala, atau dengan menggunakan pipa kecil atau sendok, ataupun dengan mencelupkan hosti ke dalam piala.
PUMR No. 246. Kalau komuni Darah Kristus dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, maka dapat diikuti salah satu cara di bawah ini :
a. Selebran utama mengambil piala dan berdoa dalam hati: Semoga Darah Kristus selalu melindungi aku. Sesudah minum sedikit, piala diberikan kepada diakon atau seorang imam konselebran. Kemudian selebran utama membagikan komuni kepada umat (bdk.no.160-162). Para konselebran menghampiri altar satu persatu, atau, kalau ada dua piala, berdua-dua, berlutut,, lalu menyambut Darah Kristus. Sesudah menyambut, mereka langsung membersihkan bibir piala, lalu kembali ke tempat duduk.
b. Selebran utama tetap berdiri pada tempatnya menghadap ke arah altar dan menyambut Darah Kristus. Para konselebran juga tetap berdiri pada tempatnya masing-masing dan menerima piala dari tangan diakon atau salah seorang konselebran. Piala juga dapat diedarkan dari konselebran yang satu kepada yang lain. Setiap kali seorang konselebran minum dari piala, hendaknya bibir piala itu dibersihkan, entah oleh orang yang minum itu sendiri, entah oleh orang yang menyerahkannya. Sesudah menyambut, masing-masing kembali ke tempat duduk.
a. Seturut ketentuan, piala dilayani oleh diakon atau, kalau tidak ada diakon, oleh seorang imam. Dapat juga piala dilayani oleh akolit yang dilantik secara liturgis atau oleh pelayan komuni tak-lazim. Kalau terpaksa, piala juga dapat dilayani oleh anggota jemaat yang diberi tugas hanya untuk kesempatan yang bersangkutan;
b. Seluruh sisa Darah Kristus diminum pada altar oleh imam atau diakon atau akolit yang dilantikyang pada waktu itu melayani piala dan kemudian membersihkan serta mengatur kembali bejana-bejana kudus seperti biasa.
Komuni hendaknya dapat diterimakan hanya dalam wujud roti kepada umat beriman yang barangkali menginginkannya.
PUMR No. 285. Yang harus disiapkan untuk komuni-dua-rupa ialah :
a. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, hendaknya disiapkan beberapa piala atau satu piala yang cukup besar. Tetapi, hendaknya diusahakan jangan sampai Darah Kristus tersisa terlalu banyak;
b. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam piala, hendaknya disiapkan hosti, hosti yang tidak terlalu kecil dan tipis, tetapi lebih tebal dari pada biasanya, supaya sesudah dicelupkan masih dapat diberikan dengan mudah kepada orang yang menyambut.
PUMR No. 287. Kalau komuni-dua-rupa dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam anggur, tiap penyambut, sambil memegang patena di bawah dagu, menghadap imam yang memegang piala. Di samping imam berdiri pelayan yang memegang bejana kudus berisi hosti. Imam mengambil hosti, mencelupkan sebagian ke dalam piala, memperlihatkannya kepada penyambut sambil berkata: Tubuh dan Darah Kristus. Penyambut menjawab: Amin, lalu menerima hosti dengan mulut, dan kemudian kembali ke tempat duduk.
(Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 94)
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS/GOPAY/OVO/LINKAJA/SHOPEEPAY/DANA/BCA MOBILE/OCTOMOBILE/SAKUKU,dll klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati