| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
          
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada bangsa lain.” – St. Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
   
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
  
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever. 
     
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pagi 
 
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
 
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
  
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
    

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)

1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
      

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
  
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
    
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

      

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
  
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

   
 Berlaku adil berarti memberikan dan menghormati hak orang lain. Setiap orang harus mendapatkan apa yang menjadi haknya bila ia telah melakukan kewajibannya. Hak dan kewajiban selalu berkaitan, bagai dua siri dari satu mata uang yang sama. Orang jatuh dalam ketidakadilan bila ia tidak memberikan apa yang menjadi hak orang yang telah menjalankan kewajibannya. 
  
 Kerap kali, orang sangat peka terhadap haknya, tapi mati rasa terhadap kewajibannya. Maunya sih semua teratur, aman, sejahtera, tapi apabila diminta terlibat, malah menghindar. Banyak bicara tapi tidak pernah berbuat sesuatu, banyak wacana tetapi tak ada satu pun terlaksana. Berulangkali dalam suatu rapat, orang yang sama selalu ngotot minta pertanggungjawaban uang sumbangan untuk suatu kegiatan dalam rangka peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Minta pertanggungjawaban tentu saja wajar. Tapi ketika daftar sumbangan dilacak, ternyata “si banyak cakap” ini tak mengulurkan tangan se sen pun. Inilah model manusia: “NATO”, artinya No Action Talk Only. 
   
 Manusia seperti ini kerap dijumpai Yesus di dalam karya kerasulan-Nya. Ketika kaum Farisi datang untuk bersoal jawab dengan Yesus, pertanyaan mereka tampak tulus tapi sebetulnya busuk. “Guru, kami tahu Engkau orang jujur, menngajarkan jalan Allah, tidak mencari muka, katakan kepada kami, apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Sungguh benar, manis di mulut, busuk di hati. Pertanyaan mereka sebetulnya bukan untuk mendapat pencerahan tapi untuk menjerat. 
  
 Jawaban Yesus menohok tepat di ulu hati mereka, “Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan pada Allah.” Mendengar jawaban ini mereka bungkam dan mundur teratur.   

 Pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, seorang warga negara sejati patut bertanya: Apa yang telah kuberikan kepada negara dan bukan apa yang negara berikan kepadaku? Warga negara sejati lebih suka memberi daripada diberi. Warga negarasejati lebih suka berbuat daripada bicara. Lebih suka memperjuangkan kebenaran daripada memelihara kepalsuan. Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai warga negara sejati menuju Indonesia Baru? Dirgahayu Republik Indonesia! (CAFE ROHANI)

Catatan:   Sebagai warganegara yang baik, apabila di kantor/sekolahnya mengadakan upacara HUT Proklamasi Indonesia, ikutilah upacara tersebut, atau menyaksikan upacara detik-detik Proklamasi di televisi dengan sebaik-baiknya. Selain itu, yang perlu dicatat dan jangan dilupakan, sebagai orang Katolik, sebagai warga gereja juga wajib untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Waktu dapat diatur sedemikian rupa sehingga kedua acara tersebut dapat diikuti sebaik-baiknya.

Hak Menyumbang


"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Sabtu, 16 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX

Yeh. 18:1-10,13b,30-32; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 19:13-15.

"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

Kita lanjutkan permenungan kita tentang keluarga, dengan fokus perhatian pada pendidikan iman anak-anak. Gereja menegaskan bahwa orangtua adalah pendidik anak yang pertama, utama dan tak tergantikan, termasuk dalam pendidikan iman. Mengapa? “Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, orang tua terikat kewajiban amat serius untuk mendidik anak-anak mereka. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak- anak mereka” (GE 3, FC 36). Dengan demikian, orang tua harus menyediakan waktu bagi anak-anak untuk membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang mengenal dan mengasihi Allah. Kewajiban dan hak orang tua untuk mendidik anak-anak mereka tidak dapat seluruhnya digantikan ataupun dialihkan kepada orang lain (FC 36,40). Sebagaimana tampak dalam Injil hari ini, pendidikan iman anak tersebut pertama-tama dilaksanakan dengan membawa anak-anak kepada Tuhan. Artinya, mengajak anak untuk ke gereja bersama dan membiasakan anak berdoa bersama, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan. Baik juga kalau anak-anak diikut-sertakan dalam kegiatan PIA atau BIA. Namun, mengajak dan megikutsertakan saja tentu tidak cukup. Harus disertai dengan teladan dan kesaksian hidup kita yang baik. Sebab, kalau kita tidak bisa memberi teladan dan kesaksian hidup yang baik, kita justru akan menjadi penghalang bagi mereka untuk bertemu dan mengenal Tuhan. Misalnya, kepada anak diperkenalkan bahwa Tuhan itu maha pengasih dan pengampun. Ia menghendaki agar kita saling mengasihi dan mengampuni. Tapi, kalau sehari-hari, yang didengar dan dilihatnya adalah orangtua yang selalu bertengkar dan saling menyalahkan, ya gambaran anak tentang Tuhan menjadi kabur. Demikian pula misalnya kalau kita mengantar anak-anak ikut PIA atau BIA, sementara anak-anak berkegiatan, kita malah asyik menggosip dan membicarakan kejelekan orang lain, bahkan lebih parah lagi para pendampingnya justru bertengkar sendiri atau bergosip membicarakan kejelekan orang lain, ya sudah pasti anak-anak justru terhalang untuk sampai kepada Tuhan. Oleh karena itu, amatlah penting bagi kita memberi kesaksian dan teladan kepada anak-anak kita. Kita dipanggil untuk membawa anak-anak kepada Tuhan, bukan menghalang-halanginya.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami menghantar dan membawa anak-anak kami datang kepada-Mu baik dengan mengajak dan melibatkan mereka dalam doa dan kegiatan rohani lainnya maupun dengan memberikan teladan dan kesaksian hidup yang baik. Amin. -agawpr-

Sabtu, 16 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX

Sabtu, 16 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
  
“Kita terlepas dari belenggu, bila kita berkumpul mengelilingi panji-panji Tuhan dengan Sakramen Pembaptisan; kita dibebaskan oleh darah dan nama Kristus” (St. Pacianus)
   
   
Antifon Pembuka (Mat 19:14)
 
Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku. Sebab orang seperti merekalah yang memiliki kerajaan surga.
 
Doa Pagi
     
    
Allah Bapa kami di surga, Engkau mencintai siapa saja di muka bumi ini, tak terkecuali anak-anak kecil. Engkau menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak. Ajarlah kami agar kami pun menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak kami. Kami berdoa secara khusus bagi anak-anak kami, berkatilah mereka dan bantulah mereka agar kelak menjadi anak yang berbakti bagi Gereja dan masyarakat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Dosa dan kesalahan dilihat sebagai bagian dari pribadi yang melakukannya, sehingga pertanggungjawabannya pun oleh pribadi yang bersangkutan, bukan orang lain. Oleh karena itu masing-masing pribadi diajak untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan diundang untuk selalu membarui diri.
   

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (18:1-10.13b.30-32)
    
"Aku menghukum kalian sesuai dengan tindakanmu sendiri."
          
Tuhan bersabda kepadaku, “Apakah maksudnya kalian mengucapkan pepatah ini di Israel, ‘Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu’? Demi Aku yang hidup, demikianlah sabda Tuhan, kalian tidak akan mengucapkan pepatah itu lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa itu Aku yang punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Akulah yang punya! Dan orang yang berbuat dosa, dia sendirilah yang harus mati. Orang benar ialah yang melakukan keadilan dan kebaikan. Ia tidak makan daging persembahan di atas gunung. Ia tidak memuja-muja berhala-berhala kaum Israel. Ia tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri wanita yang sedang haid. Ia tidak menindas orang lain. Ia mengembalikan gadaian orang dan tidak merampas apa-apa. Ia memberi makan orang lapar dan memberi pakaian kepada orang telanjang. Ia tidak memungut bunga dan tidak memakan riba. Ia menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan hukum yang benar dalam hubungan dengan sesama manusia. Ia hidup menurut ketetapan-Ku, dan tetap mentaati peraturan-Ku; ia berlaku setia. Orang demikianlah orang yang benar, dan ia pasti hidup,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari kejahatan tersebut, maka anak itu sendirilah yang harus mati, dan darahnya tertumpah pada dia sendiri. Oleh karena itu Aku akan menghukum kalian masing-masing menurut tindakanmu, hai kaum Israel,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Maka bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, jangan sampai itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kalian lakukan terhadap-Ku dan perbaharuilah hari serta rohmu! Mengapa kalian mau mati, hai kaum Israel? Aku tidak berkenan akan kematian seseorang yang harus ditanggungnya,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Oleh karena itu bertobatlah, supaya kalian hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Kehadiran Yesus di tengah-tengah manusia bukan melulu eksklusif untuk kelompok dan bahkan pribadi tertentu. Dia hadir untuk setiap pribadi, entah kaya miskin, entah memangku jabatan publik atau tidak, entah pula pribadi yang sudah dewasa ataupun masih kanak-kanak. Karena itulah Yesus tidak menghendaki para murid-Nya menghalangi keinginan anak-anak mendapatkan rahmat mereka dari Yesus.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)
 
"Janganlah menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Ku."
    
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi murid-murid Yesus memarahi orang-orang itu. Maka Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Sebab orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

 
Menghalangi anak-anak menerima berkat dari Tuhan adalah sebuah tindakan tak terpuji. Anak-anak berhak mendapat berkat, mereka berhak mendapat kasih Allah. Sering tanpa sengaja kita menghalang-halangi anak-anak untuk mendapat berkat Tuhan. Mereka dianggap belum cukup umur untuk mendapat berkat. Akibatnya anak-anak kita sering terlantar tanpa penggembalaan. Sudahkah Gereja kita memberi tempat dan perhatian pada anak-anak? Apakah Gereja kita mempunyai program pengembangan untuk anak-anak kecil?
 
Doa Malam
 
Yesus, ajarilah kami supaya mempunyai hati yang murni, polos dan bersih seperti anak-anak. Ajarilah kami agar berani berserah dan berpasrah diri sepenuhnya hanya kepada-Mu seperti anak kecil yang percaya kepada orang tuanya. Semoga kami pun kelak beroleh Kerajaan Surga. Amin.
 
 
RUAH

"Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Jumat, 15 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX * 

 Yeh. 16:1-15,60,63 atau Yeh. 16:59-63; ; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Mat. 19:3-12.

"Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

 Injil hari ini berbicara tentang perkawinan, khususnya tentang indissolubilitas perkawinan. Perkawinan adalah persekutuan hidup yang tetap antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Tuhan sendirilah yang mempersatukannya sehingga tidak boleh dipisahkan atau diceraikan oleh manusia. Hal ini susah sering kita dengar dan kita semua pasti sudah tahu. Namun, kita juga tidak bisa menutup mata akan adanya banyak perceraian, termasuk yang dilakukan oleh pasangan Katolik. Maka, kali ini saya lebih tertarik untuk berbicara tentang hal ini. Memang, suami-istri yang bercerai, boleh dikatakan telah gagal dalam membangun keluarga dan menghayati sakramen perkawinan. Meski demikian, bagaimana pun juga, berkat sakramen baptis yang telah mereka terima, mereka tetaplah anggota Gereja. Mereka tidak terpisah dari Gereja dan Gereja tetap merengkuhnya sebagai putra-putrinya yang terkasih. 

Santo Yohanes Paulus II, dalam Familiaris Consostio no.84 menegaskan agar suami-isteri yang telah bercerai tetap berpartisipasi dalam hidup menggereja, mendengarkan Sabda Allah, bertekun dalam doa, beramal kasih, dan mengikuti Misa Kudus, walaupun bagi mereka yang setelah bercerai lalu menikah lagi dilarang menerima komuni suci. Paus emeritus Benediktus XVI, dalam Sacramentum Caritatis, no.29, juga menegaskan agar “orang-orang yang bercerai dan menikah lagi itu tetap menjadi anggota Gereja; dengan keprihatinan khusus Gereja mendampingi mereka dan mendorong mereka untuk menghayati sepenuh mungkin kehidupan Kristus lewat partisipasi yang teratur dalam misa, meskipun tanpa menyambut komuni, dengan mendengarkan Sabda Allah, melakukan adorasi, doa, partisipasi dalam kehidupan komunitas, dialog secara tulus dengan imam atau pembimbing rohani, dan mendedikasikan diri pada pelayanan amal, karya tobat dan komitmen kepada pendidikan anak-anak mereka.” Oleh karena itu, kita semua dipanggil untuk merengkuh mereka sebagai saudara-saudari seiman sekaligus membantu mereka untuk tetap menghayati hidup sebagai orang Kristiani yang baik, yang tetap berpartisipasi aktif dalam kehidupan Gereja.

 Doa: Tuhan, Engkau sendirilah yang telah mempersatukan dan memberkati keluarga-keluarga Kristiani. Bantulah kami untuk memelihara kesatuan dan keutuhan keluarga kami. Dan bagi mereka yang telah bercerai, semoga Engkau tetap mejaga mereka sehingga mereka pun tetap bersatu dengan-Mu di dalam Gereja yang kudus. Amin. -agawpr-

Jumat, 15 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX*

Jumat, 15 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX*
*Khusus Indonesia, di luar Indonesia menggunakan bacaan/liturgi Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga  http://renunganpagi.blogspot.com/2014/08/minggujumat-1015-agustus-2014-hari-raya.html
  

Pembaptisan dengan air itu membasuh kita dari dosa-dosa kita. Pengurapan suci mencurahkan Roh Kudus kepada kita. (St. Pacianus)
  
 
Antifon Pembuka (Yes 12:4)

Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, wartakanlah karya-Nya di antara para bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahapengasih, Engkau telah menciptakan manusia dan alam semesta dengan cinta kasih-Mu. Singkirkanlah ketegaran dan kesombongan kami agar benih-benih cinta kasih yang telah Kautanam dalam hati kami dapat berkembang dan berbuah. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (16:59-63)
        
 
"Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan dikau, dan engkau akan merasa malu."
  
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan melakukan kepadamu seperti engkau lakukan, yaitu engkau memandang ringan kepada sumpah dengan mengingkari perjanjian. Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. Barulah engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu, pada waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, baik yang tertua maupun yang termuda, dan memberikan mereka kepadamu menjadi anakmu, tetapi bukan berdasarkan engkau memegang perjanjian. Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)
   
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian."
       
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
   
Pepatah Inggris berbunyi, "Ketika setahun rasanya seperti anggur merah, namun ketika sudah sepuluh tahun rasanya seperti roti tawar murah." Artinya, ketika baru menikah suami isteri seperti anggur merah, yang rasanya manis dan memabukkan. Namun, setelah 10 tahun menikah menjadi seperti roti tawar murah, yang rasanya hambar. Pasangan suami isteri mulai bosan dan saling curiga. Lantas berkata, "Apa tidak lebih baik pernikahan ini dibubarkan saja?"

 Dalam Injil hari ini orang Farisi mencobai Yesus (Mat 19:3). Mereka punya alasan menceraikan, karena laki-laki tidak lagi menyukai perempuan pasangannya, sebab didapati pasangan bertindak tidak senonoh (Ul 24:1-4). Orang Farisi berpegang pada alasan itu, sehingga bagi mereka suami isteri dimungkinkan untuk bercerai. Bagaimana sikap Yesus? Dia berkata, "Karena ketegaran hatimu, Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu" (ay. 8).

 Maka, orang perlu kembali pada rencana Allah semula. Yesus menunjukkan bentuk asal pernikahan yang dikehendaki Allah (ay. 4-6), bahwa sejak awal, pernikahan bersifat monogami, antara seorang pria dan seorang perempuan (Kej 1:27; 5:2). Yesus juga menegaskan bahwa pernikahan menjadikan laki-laki dan perempuan "satu tubuh". Maka, perkawinan bersifat ekslusif, permanen, dan tidak terceraikan.
 
 Dalam selebrasi perkawinan, suami isteri "telah dipersatukan Allah" (ay. 6) Allah terlibat dalam perkawinan, menjadi saksi dan sekaligus kasih-Nya mengikat keduanya (1Yoh 4:8). Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial yang ditetapkan Allah. Kemampuan mengatur keluarga adalah pijakan untuk mengatur lembaga masyarakat yang lebih besar. Karena itu, perceraian adalah tindakan melawan kehendak Allah.

 Bagi orang Inggris, roti tawar yang hambar itu adalah makanan wajib setiap hari. Demikian juga, suami isteri menjadi pasangan hidup yang biasa-biasa saja setiap hari, namun setia melwati suka-duka, untung-malang, sehat-sakit. Cinta tak lagi hanya perasaan yang menggebu-gebu tapi lebih merupakan kehendak, penerimaan, pengertian apa adanya, serta kesetiaan dalam perbedaan dan kesulitan. Karena itu, "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (ay. 6). Setialah dalam perkawinan, sehidup semati. (CAFE ROHANI)
  
Gereja menegaskan kembali praktik yang berdasarkan Kitab Suci, yakni tidak mengizinkan mereka yang bercerai dan kawin lagi untuk menyambut komuni (St. Yohanes Paulus II).

"Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."

Kamis, 14 Agustus 2014
Peringatan Wajib. St. Maksimilianus Maria Kolbe

Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 - 19:1.

"Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."

Yesus berbicara tentang Kerajaan Sorga dalam kaitannya dengan pengampunan yang disampaikan-Nya dalam sebuah perumpamaan. Ya memang. Kerajaan Sorga selalu terkait erat dengan pengampunan. Tanpa adanya pengampunan, kita tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sebab, dosa-dosa kita menjadi penghalang utama kita untuk memasuki Kerajaan Sorga, sebagaimana ditegaskan St. Paulus bahwa upah dosa adalah maut/kematian (Rm. 6:23). Oleh karena itu, kita mutlak membutuhkan rahmat pengampunan dari Tuhan. Nah untuk tetap mendapatkan pengampunan dari Tuhan, kita juga harus mengampuni sesama kita sebagaimana dijelaskan-Nya dalam perumpamaan. Meski pada dasarnya Tuhan itu maha pengampun dan telah mengampuni dosa kita, tetapi kalau kita tidak mau mengampuni dosa sesama, Tuhan akan menarik kembali pengampunan-Nya dan menggantikannya dengan hukuman (bdk. Mat 18:32-35). Padahal, dosa kita yang diampuni (dihapuskan) oleh Tuhan itu sangat besar dan banyak, diumpamakan dengan hutang 10.000 talenta. 1 talenta = 6.000 dinar. 1 dinar = upah pekerja sehari. Jadi, kalau kita bekerja selama 6.000 hari, kita baru bisa membayar hutang 1 talenta. Lha kalau hutangnya, 10.000 talenta, berarti kita harus bekerja selama 60.000.000 hari. Kalau 1 tahun itu terdiri dari 365 hari, berarti kita harus bekerja selama 164 tahun lebih, tanpa istirahat. Lah umur kita hanya berapa, paling separuhnya. Artinya, sampai kapan pun kita tidak mungkin bisa melunasi hutang tersebut. Syukur, Tuhan yang penuh belas kasih berkenan menghapuskan hutang tersebut. Sekarang kita bandingkan dengan kesalahan sesama pada kita yang digambarkan hanya dengan angka hutang 100 dinar, tidak sampai 0,2 talenta. Sangat kecil dan sedikit. Hanya butuh waktu 3 bulan lebih sedikit untuk melunasinya. Ironis kan. Dosa kita yang amat sangat besar dan banyak sekali saja diampuni oleh Tuhan, tapi kita seringkali sulit bahkan tidak mau mengampuni dosa sesama yang amat sangat kecil dan sedikit sekali. Maka, marilah kita tidak usah berpikir-pikir untuk mengampuni. Tidak hanya sampai 7 kali tetapi sampai 70 x 7 kali. Sebab, Tuhan telah mengampuni kita, sebarapa pun banyak dan seringnya kita berbuat dosa. Dan pengampunan itu akan tetap dan selalu dianugerahkan kepada kita, kalau kita juga mengampuni sesama kita.

Doa: Ya Bapa, berilah kami rahmat-Mu untuk mengampuni sesama kami, sebagaimana Engkau selalu mengampuni setiap dosa dan kesalahan kami. Amin. -agawpr-

Mengampuni Tanpa Putus

Masing – masing dari kita mempunyai pengalaman hidup yang tidak dapat dipungkiri kadang mendapat tekanan dari orang lain. Sering kali, tindakan sahabat – sahabat kita melukai perasaan, bahkan tidak tanggung – tanggung, tidak dapat dihindari perasaan kesal yang amat mendalam disertai emosi muncul begitu saja, sehingga sulit bagi kita untuk mengampuni dengan setulus – tulusnya.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita suatu perumpamaan bagaimana Raja dengan kebijaksanaannya mengumpulkan semua orang yang berhutang kepadanya. Seorang hamba memiliki hutang sebesar 10 talenta kepada Raja. Apa yang terjadi? Semula Raja hendak menjual sanak – saudaranya (Mat 18:25) karena hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya. Sang hamba pun sujud dan meminta kepada Raja waktu baginya untuk dapat melunaskan hutangnya suatu saat nanti. Diluar dugaan, Raja menghentikan niatnya untuk menjual sanak – saudaranya, dan dengan belas kasihan memberikan kepada hambanya itu untuk melunaskan hutangnya di lain waktu. Perumpamaan ini mengajarkan bagaimana kita harus tegas tetapi juga harus penuh dengan belas kasihan. Emosi yang bergejolak terkadang membuat mata hati kita tertutup dan sulit mengampuni. Kita harus mengingat kembali apa yang Yesus katakan , agar kita mengampuni tidak hanya tujuh kali “…melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22).

Dalam Kitab Suci, angka “tujuh” adalah angka yang sempurna, sehingga “tujuh puluh kali tujuh kali” mau mengajarkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain tanpa putus – putusnya, namun juga tegas. Mengampuni bukan berarti membiarkan kesalahan merajarela. Melainkan memberikan maaf setulus – tulusnya namun juga memberikan ketegasan dengan kasih kepada mereka yang berbuat salah, sehingga kita semua dapat saling memberikan didikan dan hikmat. Semoga, Injil hari ini memampukan kita untuk mengampuni orang lain tanpa putus, tidak hanya memberikan maaf di bibir, tetapi juga di hati, dengan tidak lagi bersungut – sungut dan mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, yang terkadang memunculkan emosi baru dalam hidup kita, dan menghambat sukacita dalam hidup kita.

Kamis, 14 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir

Kamis, 14 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir

“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun; hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun” (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
     
Antifon Pembuka 
   
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran ilahi.
 
Doa Pagi
     
Allah Bapa yang Maharahim, kasih setia dan kesabaran-Mu sungguh tidak terbatas. Kami mohon, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat saling memaafkan dan mengampuni satu sama lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Orang-orang Israel sudah tidak mau peduli terhadap kata-kata Allah. Mereka malah semakin menjauhkan diri dari Allah. Namun Allah masih mencintai mereka. Tiada henti-hentinya Allah memberikan peringatan kepada orang-orang Israel supaya bertobat. Kali ini Allah memperingatkan mereka dengan nubuat pembuangan jikalau mereka tidak bertobat.
   

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)
    
   
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
     
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
 
Pengampunan yang diberikan kepada orang lain akan membawa anugerah baik bagi si pengampun. Bahkan Yesus menegaskan bahwa pengampunan Allah pun akan diberikan kepada mereka yang mau mengampuni saudara-saudari yang bersalah kepadanya. Kemauan untuk mengampuni itu pun mengandaikan kesabaran dan kesediaan untuk melakukannya terus menerus.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
   
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
        
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Bagi Maksimilianus Maria Kolbe, pengampunan itu memberikan kehidupan. Itulah yang membuatnya mau mengorbankan diri asal kawan se-selnya diampuni dan dibebaskan dari hukuman mati. Itulah juga yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus di salib. Ia rela melakukannya agar manusia bebas dari dosa dan diampuni oleh Bapa-Nya. Zaman sekarang ini pengampunan sering ditinggalkan orang. Orang lebih suka mendendam daripada memberi pengampunan. Tuhan sudah lebih dahulu mengampuni kita, apakah aku juga bersedia mengampuni sesama yang bersalah padaku?
 
Doa Malam
 
Ya Tuhan, semoga kami sepanjang hari ini mampu berbelas kasih terhadap sesama kami. Semoga kami tidak hanya mohon pengampunan tetapi juga mau mengampuni, dengan pengampunan yang telah kami terima dari-Mu. Sadarkanlah kami akan hal ini, ya Tuhan. Amin.
 
 
RUAH

"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Rabu, 13 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XIX

Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6; Mat. 18:15-20.

"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
  
Berdoa bersama itu amat penting. Tidak kalah pentingnya dengan doa pribadi yang juga ditekanlah oleh Yesus ketika bersabda, "Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Mat 6:6). Kali ini Yesus menegaskan pentingnya doa bersama. "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20). Doa bersama di sini, tidak hanya dimaksudkan pada perayaan-perayaan bersama di Gereja atau lingkungan dan kelompok umat lainnya, tetapi juga pada doa bersama dalam keluarga. Dengan kata lain, hendak ditegaskan bahwa berdoa bersama dalam keluarga itu sangat penting. "The family that pray together, stay together" (Keluarga yang berdoa bersama, dijamin tetap utuh). Sebab, keluarga tersebut selalu bersama Tuhan yang sejak semua telah mempertemukan, mempersatukan dan memberkati mereka serta menganugerahkan anak-anak dan banyak hal lainnya. Untuk itu, baiklah kita selalu membiasakan doa bersama dalam keluarga, misalnya pada pagi hari sebelum saling berpisah untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing. Juga pada malam hari setelah kembali berkumpul. Jangan sampai kebersamaan keluarga dalam doa terhalang oleh kesibukan dan fisik yang lelah karena justru doa itulah yang menjadi sumber daya dan kekuatan hidup. Jangan sampai pula doa bersama keluarga dirusak oleh televisi yang untuk zaman sekarang sudah tidak lagi di ruang keluarga tetapi bahkan ada di kamar masing-masing. Jangan sampai Tuhan tidak sempat singgah dalam keluarga dan hati kita karena kita terlalu sibuk "berdevosi" pada "santa Nokia, santo Samsung, santo Iphone, dll". Jarak yang jauh antar anggota keluarga juga tidak perlu menjadi penghalang untuk doa bersama karena sudah selayaknya alat komunikasi yang ada juga kita pakai untuk mempermudah kebersamaan dalam doa pula.

Doa: Tuhan, berkatilah keluarga kami agar selalu bersatu padu dalam doa. Amin. -agawpr-

Rabu, 13 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX

Rabu, 13 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
   
Yesus bersabda, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
   
Antifon Pembuka (Mzm 113:1-2)

Pujilah hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selamanya.

Doa Pagi
   
Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengingatkan dalam cinta kasih. Semoga kami tidak tinggal diam ketika melihat kejahatan ataupun buta terhadap kelaliman tetapi mau ikut serta membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah memberikan perlindungan bagi mereka yang masih memiliki hati terhadap kebenaran Allah dan prihatin terhadap segala kejahatan yang terjadi dalam masyarakat mereka. Allah mendengarkan doa-doa dan keluh kesah mereka dan membawa bagi mereka keselamatan. 
   
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)
      
    
"Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem."
    
Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring, "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. Kemudian firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar. Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan bagi masing-masing ada empat sayap dan di bawah sayap mereka ada yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
 
Allah benar-benar masih mengasihi manusia. Dia memberi kesempatan kepada manusia untuk berubah melalui teguran sesamanya. Namun demikian, ketika manusia benar-benar tidak mau bertobat, Allah tidak memaksa tetapi menempatkan mereka sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
 
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
     
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
  
Memperbaiki kesalahan memang membutuhkan proses panjang. Proses itulah yang diberikan oleh Tuhan Yesus lewat Injil hari ini. Menegur dengan penuh kasih, kemudian membawanya kepada beberapa orang yang dianggap lebih bijaksana. Di balik proses ini, sebenarnya Tuhan Yesus hendak menyatakan bahwa selalu ada jalan untuk berubah dan memperbaiki kesalahan. Itulah yang disebut dengan kasih dan pengampunan. Pertanyaannya adalah, "Apakah aku mau dengan sabar memberikan kesempatan kepada sesama untuk berubah dan memperbaiki kesalahannya?" Atau, "Apakah aku justru menjauhkan diri dari mereka?"

Doa Malam

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena telah menerima Putra-Mu. Semoga berkat anugerah agung ini, kami memperoleh semangat penyangkalan diri agar dapat menerima atau memberi nasihat dengan rendah hati demi kebaikan bersama sampai kami berkumpul lagi dalam Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
 
RUAH

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Selasa, 12 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX

Yeh. 2:8 - 3:4; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Mat. 18:1-5,10,12-14.

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Bacaan Injil hari ini merupakan gabungan dari petilan-petilan ayat yang kalau dalam Alkitab dibagi dalam tiga judul, yaitu "Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:1-5), "Siapa yang menyesatkan orang" (Mat 18:6-11) dan "Perumpamaan tentang domba yang hilang" (Mat 18:12-14). Figur seorang anak kecil dipilih Yesus untuk menyatakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Ada banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil. Anak kecil itu jujur, lugu dan polos. Juga mudah sekali mengampuni dan berdamai. Mudah pula untuk berbagi. Namun, kalau dikaitkan dengan Kerajaan Sorga dan kehendak Bapa yang tidak menginginkan seorang pun di antara anak-anaknya hilang, saya rasa sifat anak kecil yang pas dalam konteks ini adalah bahwa anak kecil itu selalu merasa aman dan nyaman berada di dekat orangtuanya, apalagi dalam pangkuan dan pelukannya. Kalau tidur, anak-anak juga masih bersama orangtuanya. Kalau pergi ke mana-mana, mereka biasanya juga minta diantar atau ditemani oleh orangtuanya. Inilah yang dikehendaki Tuhan, yang adalah orangtua kita yang sesungguhnya. Ia menghendaki agar kita seperti anak kecil yang selalu merasa aman dan nyaman dekat dengan Tuhan, berada dalam pelukan kasih-Nya. Dalam perjalanan hidup kita, di mana pun kita berada, hendaknya kita juga senantiasa bersama Tuhan yang selalu siap sedia menyertai, mengantar dan menemani kita. Ia selalu menunjukkan jalan yang tepat bagi kita, bahkan Ia sendiri adalah jalan yang benar dan yang membawa kepada kehidupan sejati. Maka, kita jangan mencari jalan sendiri sehingga malah tersesat dan akhirnya hilang. Sikap seperti anak kecil inilah yang akan menghantar kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena kita selalu bersama dengan Tuhan.

 Doa: Tuhan, semoga kami selalu merasa aman dan nyaman bersama-Mu dan tidak mencari jalan hidup sendiri sehingga malah tersesat dan hilang, karena kami percaya bahwa hanya pada-Mulah ada jaminan akan Kerajaan Sorga. Amin. -agawpr-

Selasa 12 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX

Selasa 12 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
 
“Kita disembuhkan oleh penderitaan Sang Penebus” (Theodoret dari Cyrus)
 
Antifon Pembuka (Yeh 3:1)

Hai anak manusia, makanlah gulungan Kitab yang Kuberikan ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum terpilih.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, teladan kerendahan hati, Engkau selalu mengingatkan kami untuk menjadi anak kecil dan bertobat dari dosa-dosa kami. Semoga kami selalu mau belajar untuk menjadi anak kecil di hadapan-Mu dan sesama, menjadi orang yang tulus, jujur, pikiran yang bening dan hati yang bersih. Tolonglah kami sepanjang hari ini dengan rahmat-Mu. Amin.
 
Allah masih memperhatikan orang-orang Israel dengan mengutus utusan-Nya untuk menyampaikan firman Allah. Firman itu telah dikunyah oleh utusan dan ternyata membawa rasa manis. Manisnya firman Allah inilah yang mungkin perlu untuk selalu dicecap.
 
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

Kerendahan hati adalah unsur penting dalam membangun komunitas peziarahan sebagai murid-murid Yesus. Dalam kerendahan hati itulah kita diundang untuk saling meneguhkan dalam iman dan membawa pertobatan menuju Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
Untuk menjadi sempurna, tampaknya orang tak cukup hanya bertobat. Tuhan Yesus menambahkan bahwa selain bertobat orang perlu juga menjadi seperti anak kecil. Anak-anak kecil mendapat tempat istimewa dalam Kerajaan Surga. Alasannya bahwa anak-anak ini dipelihara dan dijaga oleh Malaikat Allah di surga. Betapa istimewanya anak-anak yang demikian itu. Kita pun akan dijaga dan dilindungi oleh para malaikat jika kita bertobat dan senantiasa menggantungkan kepercayaan hanya pada Tuhan seperti anak kecil yang polos dan suci dari dosa.

Doa Malam

Yesus, Bapa-Mu di surga tidak menghendaki kami anak-anak-Nya bagaikan domba yang hilang meskipun kami kadang-kadang suka menjadi anak yang hilang, berjalan menurut kehendak kami sendiri. Semoga firman-Mu menjadi pelita bagi langkahku dan cahaya bagi jalanku. Tuntunlah kami selalu di jalan yang benar. Amin.


RUAH

"Jangan kita menjadi batu sandungan"

Senin, 11 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan

Yeh. 1:2-5,24 - 2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27.

"Jangan kita menjadi batu sandungan"

Salah satu cara untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain adalah taat asas atau taat pada hukum dan aturan yang berlaku. Yesus sendiri memberi contoh. Ia taat pada aturan pemerintah yang mewajibkan untuk membawar bea. Mungkin pada waktu itu, terjadi juga seperti zaman sekarang, yaitu ada banyak kasus penyipangan bea dan pajak sehingga orang berpikir buat apa membayar bea dan pajak. Lebih baik tidak usah membayar daripada hanya diselewengkan. Kalau Yesus tidak membayar pajak, bisa jadi banyak orang ikut-ikutan, karena Ia adalah seorang rabbi (guru). Akibatnya, pihak yang berwenang akan marah, jengkel dan semakin represif terhadap rakyat sehingga penderitaan mereka justru semakin bertambah. Oleh karena itu, Yesus mengambil sikap untuk taat pada hukum dan aturan pemerintah. Marilah kita belajar dari Yesus untuk taat asas atau taat pada hukum dan aturan yang berlaku supaya kita jangan menjadi batu sandungan. Sebuah batu bisa menjadi sandungan karena keras dan berada di tempat yang tidak semestinya. Demikian pula kita. Kalau kita keras kepala dan keras hati - orang Jawa bilang "nggugu karepe dewe" - tidak mau tahu dan tidak mau taat pada aturan serta tidak bisa menempatkan diri secara benar, meskipun kita pandai memberikan alasan dan argumen untuk membenarkan ketidak-taatan kita, sudah pasti kita akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Doa: Tuhan, lembutkanlah hati kami yang kadang masih keras agar kami mampu menempatkan dan membawakan diri secara benar dan selalu taat pada asas-asas kehidupan bersama di mana pun kami berada sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Amin. -agawpr-

Kaplet Santo Mikael


Senin, 11 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan

Senin, 11 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan
 
Berbahagialah jiwa, yang diperbolehkan menghayati hidup ini bersama Kristus, dengan sepenuh hati berpaut kepada-Nya (St. Klara dari Assisi)
 
Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.

Doa Pagi
  
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, melalui Nabi Yehezkiel Engkau memperlihatkan gambaran kemuliaan-Mu. Bimbinglah kami untuk selalu menyadari akan kuasa kasih-Mu sehingga kami memperoleh kekuatan dan pengharapan dalam Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
        
Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
   
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Apakah kita semua mempunyai keinginan? Mempunyai hak yang ingin diperjuangkan? Semua orang selalu ingin haknya diperjuangkan. Injil hari ini mau mengajarkan kepada kita, bagaimana untuk memperjuangkan hak kita sebagai anak – anak Allah yang hidup di dunia, dengan tidak lupa untuk tidak meninggalkan kewajibannya. Injil memberitakan bagaimana Yesus meminta St Petrus untuk membayar pajak, bagi Yesus sendiri dan bagi St Petrus juga. Yesus berada di wilayah Kapernaum (Mat 17:24), sekalipun Yesus orang asing disana, Yesus dengan sukacita memberikan bea Bait Allah (Mat 17:27) padahal membayar bea Bait Allah bukanlah kewajiban Yesus. Yesus mau mengajarkan bagaimana kita tidak hanya sekedar “meminta” tetapi juga “memberi” dari apa yang diminta.

Jika kita ingin mendapatkan hak yang baik sebagai Warga Negara Indonesia, kita pun sepatutnya pula membayar pajak untuk mendapatkan hal yang baik pula. Kita tidak dapat hanya berteriak “saya mau Negara ini…”, tetapi tidak ada kontribusi apapun untuk sumbangsih bagi Negara. Itulah mengapa Yesus mengatakan “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka…” (Mat 17:27). Yesus meminta kita untuk menjadi berkat bagi sesama, lewat karya – karya pelayanan kita yang dibagikan kepada sesama, namun juga tidak lupa menunaikan kewajiban kita di dunia dengan baik.
   
Deus Providebit / Renungan Pagi

Minggu, 10 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XIX

Minggu, 10 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XIX
   
  
Berlaku di luar Indonesia, pada keuskupan-keuskupan di mana perayaan Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga tidak dipindahkan pada tanggal 10 Agustus 2014
        
Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1Yoh 3:24)
  
Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
  
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.

Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.

Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.
  
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, berkat pengajaran Roh Kudus kami boleh menyebut Engkau: Bapa. Kobarkanlah dalam diri kami semangat sebagai anak-anak-Mu, agar kami layak menerima warisan yang telah Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-13a)
    
"Berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan."
     
Sekali peristiwa, ketika Elia sampai di Gunung Horeb, masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka berfirmanlah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan!" Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun, Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun, dalam gempa Tuhan pun tidak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun, Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api itu disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu, segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: 9a)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang bertakwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilah akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (9:1-5)
       
"Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."
         
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 130:5)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-33)
    
"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!"
      
Sesudah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai, dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka dengan berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejud dan berseru, "Itu hantu!" Dan mereka berteriak-teriak ketakutan. Tetapi, Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya "Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru, "Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi, ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Keduanya lalu naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, "Sungguh, Engkau Anak Allah!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  

Laut dalam Kitab Suci adalah lambang dari kekuatan akan kekacauan dan kejahatan. Ternyata gelombang dahsyat itu takluk pada Sabda Yesus. Masalah, tantangan dan hambatan akan ada dimana-mana dan kapan saja, apalagi ketika orang setia pada imannya pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah, yang tidak lain merupakan ‘gelombang kehidupan’. Perahu adalah lambang Gereja. Sehingga, peristiwa itu mengisahkan Gereja yang sedang menghadapi bahaya. Menurut keyakinan orang Israel pun, laut atau danau merupakan tempat kekuatan jahat yang selalu mengancam manusia. Karena itu para murid berteriak ketakutan: "Itu hantu!", saat Yesus berjjalan di atas air. Yesus menenangkan mereka dengan mewahyukan diri-Nya: "Aku ini, jangan takut!" Petrus belum yakin sehingga meminta Yesus bersabda agar ia dapat berjalan di atas air dan mendapatkan-Nya. Petrus pun berjalan di atas air. Namun ketika angin bertiup, takutlah ia dan mulai tenggelam. Itu tanda bahwa imannya belum mantap sehingga ia memohon pertolongan dari-Nya. Ia mengulurkan tangan-Nya sebagai tanda bahwa Yesus siap menolong manusia. Yesus pun naik ke perahu dan angin reda. Yesus campur tangan dalam kehidupan manusia dan ancaman dari yang jahat dikalahkan.

Hidup orang beriman yang mencari Tuhan seperti berlayar ditengah badai. Penuh tantangan dan perjuangan namun satu hal yang boleh diharapkan adalah keikut settaan Tuhan dalam perjuangan itu. Kita mungkin jatuh, gagal tetapi selalu ada Tuhan yang akan membangkitkan kita kembali. Pada saat dibangkitkan kembali itulah kita merasakan kehadiran Tuhan secara nyata dengan mukjizat-Nya.

Bagi Santo Paulus, mewartakan Kabar Gembira kepada orang lain, merupakan tugas perutusan yang tidak mungkin bisa ditawar. Karena dia sungguh yakin bahwa Allah menghendaki semua orang memperoleh keselamatan melalui Yesus Kristus. Kemuliaan Yesus diraih dengan terlebih dahulu memikul salib dan menanggung penderitaan. Yesus siap dan telah melakukannya. Jika kita ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita pun mesti berani mengalami banyak sengsara. Sebagai seorang Katolik, kita telah berada dalam perahu keselamatan, yaitu Gereja Katolik. Meskipun kita umat Katolik telah berada dalam perahu keselamatan itu, kita harus tetap menjaga diri kita agar tetap layak beroleh keselamatan. Dengan kata lain, kita umat Katolik harus bertahan sampai pada kesudahannya (Baca Matius 10:22, 24:13; Markus 13:13) agar dapat selamat. Bertahan pada kesudahannya di sini dapat bermakna kita tetap berada dalam Gereja Katolik, tidak berbuat dosa berat dan sebagainya sehingga kita umat Katolik tidak meninggal dalam keadaan berada di luar Gereja Katolik (sekalipun KTP masih Katolik) atau dalam keadaan berdosa berat. Saat ini pikiran dan perasaan kita ada bersama saudara-saudara kita di Suriah dan Irak yang tertindas. Marilah kita berdoa untuk mereka dengan keyakinan bahwa Tuhan dalam segala manifestasi-Nya hadir bersama mereka dan menyelamatkan mereka dalam iman akan Gereja yang Satu, Kudus dan Apostolik. Melalui pesan Injil Minggu Biasa XIX, ajakan Yesus cukup tegas dan jelas, dalam menghadapi badai gelombang kehidupan yang dahsyat. Kita harus datang kepada Allah dengan suatu keyakinan yang besar dan mantap serta membuang jauh-jauh segala bentuk keraguan dan kebimbangan. Segera datang kepada-Nya jangan menunda, karena Yesus akan segera mengulurkan tangan-Nya untuk membantunya.Yesus selalu siap dengan sikap siap sedia “Akulah ini. Jangan takut”.


RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy