| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja."

Kamis, 21 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Pius X, Paus

Yeh. 36:23-28; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 22:1-14.

"Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja."

 Kerajaan surga bukan hanya urusan masa depan setelah hidup kita di dunia ini berakhir, tetapi juga menyangkut hidup kita saat ini. Sebab, kerajaan surga sudah hadir di tengah-tengah kita. Oleh karena itu, hari ini kita berbicara dan merenungkan tentang kerajaan surga yang hadir di dunia ini, yakni dalam perjamuan Tuhan, Ekaristi. Santo Yohanes Paulus II, dalam Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, no.19, mengatakan: "Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menerangi peziarahan kita". Bila kita merayakan Ekaristi dan menyambut Tubuh Kristus, kita mencicipi perjamuan surgawi sebagaimana dinyatakan oleh Yesus sendiri: "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman" (Yoh 6:54). Oleh karena itu, marilah kita sungguh-sungguh menghargai martabat luhur Ekaristi ini. Jangan sekali-kali kita menolak undangan Tuhan untuk hadir dan berpartisipasi dalam Ekaristi-Nya seperti orang-orang yang berdalih untuk tidak datang dalam perjamuan sang raja seperti diceritakan dalam Injil. 

  Kita tahu bahwa Misa Mingguan dan Hari Raya itu hukumnya wajib (Perintah Gereja no.2). Satu-satunya alasan yang dapat dibenarkan untuk tidak mengikuti Misa hari Minggu adalah karena sakit sehingga tidak mungkin untuk pergi ke Gereja. Tentu, jarak Gereja yang amat jauh sehingga tidak terjangkau, masih bisa dimaklumi. Namun, alasan kesibukan dan kemalasan, sama sekali tidak bisa diterima. Selain itu, tidak cukup bagi kita hanya sekedar datang saja ke Misa. Kita harus berpakaian pesta karena kita menghadiri perjamuan Tuhan. Tentu, pakaian pesta yang dimaksud di sini tidak sebatas pakaian yang pantas untuk beribadah dan menghadap Tuhan, tetapi juga hati, budi, dan badan kita yang sungguh-sungguh siap dan mau terlibat dalam perayaan itu. Sangat diharapkan agat dalam setiap Misa, kita terlibat secara penuh, sadar dan aktif (Sacrosanctum Concilium no.14). Artinya, kita mengikuti perayaan Ekaristi secara penuh dari awal sampai akhir dan menghayatinya dengan sepenuh hati, budi dan badan; disertai dengan pengertian dan pemahaman yang baik mengenai apa yang sedang kita lakukan, kita lihat dan kita dengar. Jadi kita tidak boleh pasif tetapi harus aktif: mengikuti tata gerak liturgi, menjawab aklamasi-aklamasi bagian umat, mendengarkan dengan penuh perhatian, ikut bernyanyi dan syukur kalau mau aktif juga sebagai petugas liturgi.

Doa: Tuhan, kami bersyukur karena melalui Ekaristi, kami boleh mencicipi perjamuan surgawi yang Kausediakan bagi kami. Semoga kami tidak pernah melewatkan setiap kesempatan untuk merayakan Ekaristi dan bantulah kami untuk menghayatinya dengan baik dan dengan keterlibatan yang penuh, sadar dan aktif. Amin. -agawpr-

Tiga jenjang Sakramen Tahbisan

 
Pengantar

 Umat Katolik mengenal uskup, imam dan diakon. Walau mereka sama-sama menerima Sakramen Tahbisan (Holy Orders), masing-masing mempunyai makna dan peranan berbeda-beda. Apa yang membedakan mereka satu sama lain?

Hanya uskup dan imam yang berpartisipasi dalam pelayanan imamat Kristus. Sedangkan diakon dimaksudkan untuk membantu dua pelayan itu. Karena itu, diakon tidak pernah disebut imam atau sacerdos (KGK, 1554).

Tahbisan Uskup

 Uskup-uskup menduduki jenjang tertinggi karena ditahbiskan untuk mengganti dan meneruskan para rasul yang menerima tugas langsung dari Yesus (KGK, 1555). Menurut KGK, 1557 mereka menerima tahbisan penuh dalam jabatan pelayanan umat (fullness of the sacrament of Holy Orders).

Lewat penumpangan tangan dan kata-kata yang diucapkan saat Upacara Tahbisan rahmat Roh Kudus dicurahkan atas para uskup dan karakter kudus ditanamkan dalam diri mereka sehingga mereka mengambil peranan Kristus sebagai guru, gembala dan imam serta bertindak sebagai wakil-Nya (KGK, 1558). Mereka itu guru-guru iman yang otentik dan benar.

Mereka disatukan dalam kolegialitas para uskup dalam kepemimpinan paus. Memang, uskup diangkat hanya oleh paus, pemersatu Gereja (KGK, 1559). Setiap uskup dipercaya untuk menggembalakan umat Gereja lokal (keuskupan) tertentu dalam kesatuan dengan uskup-uskup lain untuk menjalankan misi seluruh Gereja (KGK, 1560). Setiap uskup pun berperan dalam kesatuan dengan usku-uskup lain. Perayaaan Ekaristi yang dipimpin uskup bermakna khusus karena mewujudkan Gereja yang berkumpul di sekitar altar dengan seorang yang mewakili Kristus, Gembala dan pemimpin Gereja (KGK, 1561).

Tahbisan Imam

 Para imam adalah rekan kerja uskup dalam memenuhi tugas misi apostolik yang dipercayakan oleh Kristus (KGK, 1562). Berkat Sakramen Tahbisannya para imam bertindak atas nama Kristus, Sang Kepala Gereja (KGK, 1563). Dalam melaksanakan tugas pelayanannya (berkhotbah, menggembalakan jemaat dan merayakan Sakramen) mereka bergantung pada uskup (KGK, 1564). Jadi, tiada seorang imam pun bebas dari kesatuan dan ketaatan kepada uskup.

Atas nama Kristus mereka merayakan Ekaristi dan menyatukan semua persembahan dari kaum beriman dengan persembahan Yesus Kristus. Mereka juga menghadirkan korban Kristus itu sampai kedatangan-Nya kembali. Ini dilakukannya dalam kesatuan dengan uskupnya (KGK, 1567). Mereka juga menimba kekuatan bagi hidup dan pelayanannya dari Sakramen Ekaristi (KGK, 1566).

Akhirnya, berkat Sakramen Tahbisannya semua imam disatukan dalam persaudaraan sakramental dengan uskupnya. Hal ini tampak dalam upacara tahbisan imam ketika mereka mengikuti uskupnya menumpangkan tangan atas para tertahbis (KGK, 1568).

Tahbisan Diakon

 Seseorang ditahbiskan oleh uskup menjadi diakon untuk menjalankan pelayanan atau diakonia (KGK, 1569). Karena itu, mereka mempunyai ikatan khusus dengan uskup dalam melaksanakan tugas pelayanan.

Mereka mengambil bagian dalam misi dan rahmat Kristus secara khusus dan tahbisannya memberikan karakter khusus yang tidak dapat dicabut. Mereka membantu uskup dan imam dalam merayakan Ekaristi, membagikan komuni kudus, membantu dalam pemberkatan pernikahan, mewartakan Injil dan berkhotbah, memimpin upacara pemakaman dan melakukan pelayanan kasih (KGK, 1570).

Peranan diakon amat penting pada masa Gereja awali (Kis 6:1-7). Seorang yang telah menikah dapat ditahbiskan menjadi diakon (KGK, 1571).

Penutup

Gereja Katolik Roma mengenal tiga tingkatan Sakramen Tahbisan (uskup, imam dan diakon). Uskup menerimakan tahbisan imamat yang penuh. Sementara imam mengambil bagian dalam tugas pelayanan sakramental dan imamat para uskup, sedangkan para diakon tidak menerima tahbisan imamat. Mereka ditahbiskan untuk membantu para uskup dan imam dalam menjalankan misi apostolik Yesus Kristus. Masing-masing mempunyai makna dan fungsi berbeda. Namun, ketiganya menerima tahbisan untuk melayani Kristus dan Gereja-Nya. (Sumber: KGK, 1554-1571; Rm. Albertus Herwanta, O.Carm)

Kamis, 21 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Pius X, Paus

Kamis, 21 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Pius X, Paus
          
Yesus beberapa kali berbicara tentang "gehenna", yakni "api yang tidak terpadamkan" Bdk. Mat 5:22.29; 13:42.50; Mrk 9:43-48., yang ditentukan untuk mereka, yang sampai akhir hidupnya menolak untuk percaya dan bertobat, tempat jiwa dan badan sekaligus dapat lenyap Bdk. Mat 10:28.. Dengan pedas, Yesus menyampaikan bahwa Ia akan "menyuruh malaikat-malaikat-Nya", yang akan mengumpulkan semua orang, yang telah menyesatkan orang lain dan telah melanggar perintah Allah, dan... mencampakkan mereka ke dalam dapur api; di sanalah terdapat ratapan dan kertakan gigi" (Mat 13:41-42), dan bahwa Ia akan mengucapkan keputusan pengutukan: "Enyahlah daripada-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal" (Mat 25:41). (Katekismus Gereja Katolik, 1034)
   
Antifon Pembuka (Sir 45:30)
         
Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat imam agung
 
Doa Pagi
  
Ya Allah, kami mohon semoga rahmat-Mu senantiasa mendahului dan mengikuti kami serta membuat kami tidak kenal lelah untuk melakukan yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Walaupun Israel telah menajiskan nama Allah di tengah-tengah bangsa lain, namun Allah ternyata masih berbelas kasih terhadap mereka. Dia justru berinisiatif untuk membawa pentahiran bagi umat Israel dan memperbaharui perjanjian-Nya. Dia meletakkan Roh-Nya sendiri dan segala peraturan-Nya di dalam hati umat-Nya ini dan menjanjikan kelimpahan.
 
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (36:23-28)
     
"Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu."
   
Tuhan bersabda kepadaku, “Katakanlah kepada kaum Israel: Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar, yang telah dinajiskan di tengah para bangsa, dan yang telah kalian najiskan di tengah-tengah mereka. Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan para bangsa. Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa dan mengumpulkan kalian dari semua negeri dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kalian. Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kalian. Kalian akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kalian akan mendiami negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu. Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
 
Pewahyuan akan kegembiraan dan kebahagiaan perjamuan surgawi ternyata disambut dengan berbagai sikap. Mereka yang mendapat prioritas utama ternyata mengabaikan undangan itu sehingga undangan dialihkan untuk pihak-pihak lain. Banyak yang datang ke perjamuan tersebut, namun tidak semua melayakkan diri untuk turut dalam pesta perjamuan tersebut.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
   
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
    
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

     
Salah satu syarat agar bisa masuk surga, orang mau dan mampu menyelaraskan diri dengan situasi di Kerajaan Surga. Tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta diusir dan dijebloskan ke dalam penjara karena penampilannya tidak sesuai dengan suasana pesta. Kita semua ingin masuk ke dalam surga, tetapi sering hidup kita tidak sesuai dengan situasi Kerajaan Surga yang dipenuhi damai dan cinta kasih. Selama masih ada waktu, mari kita berjuang menyesuaikan cara hidup kita dengan kehidupan di dalam Kerajaan Surga,
 
Doa Malam
 
Allah yang Maharahim, Engkau senantiasa memanggil kami namun kami lengah dan meremehkan undangan-Mu. Dalam menanggapi panggilan cinta-Mu kami pun melakukannya tidak sepenuh hati. Kami tidak layak di hadapan-Mu. Allah, ampunilah kami orang berdosa ini. Amin.
 
 
Paus dan para Uskup merupakan "pengajar yang otentik, atau mengemban kewibawaan Kristus, artinya mewartakan kepada umat yang diserahkan kepada mereka, iman yang harus dipercaya dan diterapkan dalam perilaku manusia" (LG 25). Wewenang Mengajar biasa yang universal dari Paus dan dari para Uskup yang bersatu dengannya mengajar kepada umat beriman kebenaran yang harus dipercaya, kasih yang harus dihidupi, dan kebahagiaan yang patut diharapkan. (Katekismus Gereja Katolik, No. 2034)
  
      
RUAH

"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"

Rabu, 20 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Yeh. 34:1-11; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 20:1-16a.

"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"

Dua bacaan Injil selama dua hari berturut-turut kemarin menunjukkan kepada kita bahwa untuk masuk kerajaan surga dibutuhkan usaha dari pihak kita, yakni kerelaan untuk mau melepaskan dan membagikan apa yang kita miliki kepada sesama. Namun, hanya dengan mengandalkan usaha kita saja, sudah pasti kita tidak bisa. Usaha kita tidak pernah cukup. Coba kita bandingkan, mana yang lebih banyak kita lakukan: "ngamal" atau "ngomel"? Maka, akhirnya, yang menentukan adalah kemurahan Tuhan. Namun, tentu saja, usaha kita tidak sia-sia. Tuhan bermurah hati kepada kita dengan mempertimbangkan usaha kita, terutama kemurahan hati kita untuk berbagi kepada sesama. Bukanlah sudah semestinya kalau para tuan/majikan itu lebih bermurah hati kepada para hamba dan pelayannya yang telah melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh? Kalau kita memperhatikan Injil hari ini, tampak sekali bahwa Tuhan memang bebas menggunakan milik-Nya dan menganugerahkan kepada siapa saja sesuai kehendak-Nya. Namun, semua yang diberi-Nya upah itu adalah mereka yang bekerja untuk-Nya, entah lama atau sebentar, yang penting bekerja untuk-Nya dengan sungguh. Ia tidak memberi kepada mereka yang tidak bekerja untuk-Nya. Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat bagi kita untuk bekerja menjadi pelayan Tuhan. Kapan pun kita memulainya, Tuhan menghargai. Namun, bukan berarti kita bebas menunda-nunda dan berpikir "Ah, nanti saja". Keburu malam dan ga ada lagi kesempatan. Apalagi berpikir "Ah, besuk saja", iya kalau besuk kita masih ada untuk kita. Kalau begitu, sekarang saja. Yang sudah memulai ya tinggal melanjutkan dan meningkatkan. Yang belum, mulailah sekarang. Belum terlambat kok. Tuhan menanti kita untuk mau berkeja bersama-Nya dan untuk-Nya melalui tugas dan pekerjaan kita sehari-hari. Maka, mulai hari ini, kita hayati tugas dan pekerjaan kita sehari-hari bukan sekedar sebagai kewajiban, hobi atau untuk mendapatkan gaji, tetapi sebagai sarana untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama serta melestarikan alam semesta ini. Ia akan menganugerahkan kepada kita ganjaran yang penuh kemurahan hati.

Doa: Tuhan, melalui tugas dan pekerjaan kami sehari-hari, jadikanlah kami pekerja-pekerja yang giat bagi-Mu untuk melayani sesama dan melestarikan alam semesta sehingga kami pun pantas menerima kemurahan hati-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 20 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Rabu, 20 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

“Jauhkan dirimu dari skisma sebagai sumber dari segala kesulitan/ kejahatan. Kamu semua harus tunduk pada uskup sama seperti Yesus Kristus kepada Allah Bapa. Tunduk juga kepada para imam seperti kamu kepada para rasul; dan hormatilah para diakon seperti kamu menghormati hukum Tuhan …. Kamu harus menganggap Ekaristi sebagai yang sah, jika dirayakan oleh uskup atau oleh seseorang yang diberinya kuasa. Di mana uskup berada, biarlah kongregasi umat berada, seperti di mana Yesus Kristus berada, di sanalah ada Gereja Katolik. Tanpa supervisi dari uskup, tidak ada baptisan ataupun perayaan Ekaristi diperbolehkan….” (St. Ignatius, Martir, murid langsung dari Rasul Yohanes dan dari Uskup Antiokhia setelah Rasul Petrus)

Antifon Pembuka (Lih. Sir 44:13.14)

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.
    
Pengantar

Bernardus lahir di dekat Dijon, Perancis, pada tahun 1090. Ia adalah seorang abas dan pendiri kedua Ordo Sistersian. Pengaruhnya besar terhadap paus, uskup dan raja pada masanya. Ia berkeliling Eropa dalam usaha mencegah perpecahan dalam Gereja Katolik dan menciptakan kerukunan serta damai. Ia banyak menulis di bidang teologi dan spiritualitas. Bernardus meninggal pada 20 Agustus 1153 dan dinyatakan kudus (santo) pada 18 Januari 1174 di Roma oleh Paus Aleksander III. Berkat buku-buku teologi dan spiritualitas yang ditulisnya, ia diberi gelar sebagai Pujangga Gereja. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Agustus. (RUAH)
 
Doa Pagi
 
Ya Allah, segala ketetapan hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
 
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (34:1-11)
   
"Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka sehingga seterusnya tidak lagi menjadi mangsanya."
          
Tuhan bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya-- oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4 PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat (Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
 
"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
    
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Para pekerja merasa tidak puas atas upah yang diterima sesuai dengan kesepakatan bersama. Tuan kebun anggur pun berkata kepada mereka, “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? ... Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?”  (Mat 20:13-15).

 Siapakah tuan kebun anggur itu, yang mengaku diri “tidak berlaku adil” dan “karena aku murah hati” ini? Siapakah Dia sehingga orang berani melakukan protes kepada-Nya? Siapakah Dia sampai orang berani memberi nasihat kepada-Nya dan menuduh Dia sebagai Orang yang berlaku tidak adil terhadap para pekerja? Tuan kebun anggur itu adalah Allah.

 Nah, kalau Diai tu Allah, yang alangkah dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan-Nya (Rm 11:33a), tidak sepantasnya manusia melakukan protes dan memberi nasihat kepada-Nya seolah Dia tidak berlaku adil. Rasul Paulus, dengan mengutip teks nabi Yesaya, berkata, “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? (Rm 11:34). Tak seorang pun yang mengetahui pikiran Tuhan, yang tak terselami jalan-jalan-Nya (ay. 33b). Tak seorang pun pernah menjadi penasihat-Nya.

 Sebaliknya, Allah yang adalah “Penasihat Ajaib” (Yes 9:5), yang dibutuhkan oleh orang-orang zaman ini. Mereka mudah berlaku tidak adil terhadap sesama. Karena itu, orang-orang zaman ini yang merasa masih membutuhkan Allah, mau diajar, dinasihati, dan dibentuk oleh Allah melalui firman-Nya, terlebih melalui Yesus, Putra-Nya, akan menjadi orang-orang yang rendah hati, bukannya iri hati. Mereka akan menjadi orang-orang yang murah hati, bukannya kikir. Jika demikian, mereka telah melakukan apa yang Yesus ajarkan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Luk 6:36).
  
 Para pengikut Yesus sudah seharusnya memiliki karakter: rendah hati dan murah hati, bukannya iri hati. “Iri hati adalah sampar masyarakat yang tak mengecualikan siapa pun,” kata St. Yohanes Maria Vianney. Karena itu, jika ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, hiduplah rendah hati dan murah hati, serta jauhilah iri hati, sampar masyarakat yang juga bisa merambah keluarga.  (CAFE ROHANI)


"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Selasa, 19 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Yeh. 28:1-10; MT Ul. 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab; Mat. 19:23-30.

"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Lubang jarum itu sangat kecil. Untuk bisa memasukkan benang dibutuhkan kejelian dan ujung benang yang rapi. Nah, pintu yang disebut lubang jarum oleh bagsa Yahudi adalah pintu yang bentuknya sempit memanjang, berada di tembok pembatas kota dan hanya digunakan pada saat pintu gerbang kota sudah tutup. Ada sejumlah tentara yang berjaga di situ dan siapa pun yang hendak lewat atau memasukinya, harus diperiksa. Unta, yang pada masa itu biasa dipakai sebagai binatang tunggangan dan angkutan barang, masih bisa melewatinya asal penumpang dan barang-barangnya diturunkan terlebih dahulu. Setelah barang-barang diturunkan, unta juga harus ditarik masuk ke dalam pintu lubang jarum tersebut. Kita tahu bahwa unta adalah binatang yang jinak dan penurut sehingga tanpa diperintah dan dituntun, tidak mungkin akan berjalan masuk dan melewati pintu sempit tersebut. Yesus menggunakan peristiwa masuknya unta melewati lubang jarum sebagai perbandingan orang masuk ke surga. Bagi-Nya, lebih mudah menarik unta masuk melewati pintu lubang jarum daripada menuntun orang kaya masuk surga. Mengapa? Unta, ketika barang-barang yang melekat ditubuhnya dilepas dan diturunkan, ia diam saja. Ketika dituntun dan ditarik untuk memasuki dan melewati pintu lubang jarum, ia juga mudah dan menurut. Berbeda dengan kita, yang seringkali amat sulit untuk melepaskan apa yang kita miliki, termasuk melepaskan harta kekayaan kita dan mendermakannya kepada yang membutuhkan. Alih-alih mendermakan, yang lebih sering kita pikirkan justru bagaimana caranya agar kekayaan dan tabungan kita semakin bertambah. Maka, kita juga sulit untuk diam dan menurut ketika dituntun dan diarahkan oleh Yesus untuk memasuki jalan-Nya sempit dan kadang juga sulit. Semoga "sindiran" Yesus ini mengena di hati kita sehingga kita mudah untuk melepaskan diri dari berbagai macam ikatan yang membebani dan menghalangi kita untuk berjalan di jalan Tuhan. Semoga kita juga lebih menurut untuk diarahkan dan dituntun oleh Tuhan melewati jalan-Nya, yakni jalan keselamatan.

Doa: Tuhan semoga kami selalu menurut pada bimbingan dan tuntutan-Mu. Berilah kami keberanian dan kerelaan untuk melepaskan dari dari berbagai macam ikatan yang membebani dan menghalangi kami untuk berjalan di jalan-Mu, yakni jalan keselamatan. Amin. -agawpr-

100% Katolik 100% Indonesia


Selasa, 19 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX

Selasa, 19 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

“Para pengkotbah memukul semak-semak. Para imam yang menerima pengakuan dosa menangkap burung-burungnya” (St. Yohanes Eudes)

Antifon Pembuka (
2Kor 8:9)
 
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahabaik, berkat rahmat Pembaptisan, kami Kaupanggil menjadi murid-murid-Mu. Curahkanlah rahmat kesetiaan dan kerendahan hati dalam mengikuti-Mu sehingga kami makin mampu menghadirkan Dikau dan membawa sesama kepada persatuan dengan Dikau sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
      
Kecerdasan, kepiawaian dan keberhasilan seringkali menggiring manusia menjadi sombong dan tidak mampu lagi melihat bagaimana positifnya di hadapan Allah. Allah memberi peringatan kepada orang yang demikian, supaya jangan sampai disesatkan oleh kecerdasan, kepiawaian dan keberhasilan.
    
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (28:1-10)
  
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus, ‘Beginilah sabda Tuhan Allah: Engkau telah menjadi tinggi hati dan berkata, ‘Aku ini Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan’. Padahal engkau itu manusia, bukan Allah, walaupun hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel. Tiada rahasia yang tersembunyi bagimu. Dengan hikmat dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. Karena engkau sangat pandai berdagang, engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau menjadi sombong. Oleh karena itu beginilah sabda Tuhan Allah, “Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah, maka sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas. Mereka akan menghunus pedang melawan hikmatmu yang terpuja dan menajiskan semarakmu. Mereka akan menurunkan dikau ke liang kubur dan engkau akan mati seperti orang mati terbunuh di tengah lautan. Apakah engkau masih akan mengatakan di depan pembunuhmu, ‘Aku ini Allah’? Padahal bagi para penikammu engkau adalah manusia, bukan Allah. Engkau akan mati seperti orang tak bersunat, dibunuh oleh orang asing. Sebab Akulah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang mematikan; Tuhan pulalah yang menghidupkan.
Ayat. (Ul 32:26-27ab. 27cd-28.30.35cd-36ab)
1. Tuhan bersabda, “Seharusnya Aku menghempas bangsa jahat ini, dan melenyapkan ingatan akan mereka di antara manusia. Tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti.”
2. Jangan-jangan lawan berkata, “Tangan kamilah yang jaya, bukanlah Tuhan yang melakukan semuanya itu.” Sebab lawan itu suatu bangsa yang bodoh, dan tidak ada pengertian pada mereka.
3. Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat menghalau sepuluh ribu orang, kecuali kalau Allah gunung batu mereka, telah menjual mereka, dan menyerahkan mereka.
4. Hari bencana bagi musuh telah dekat, dan akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya. Ia merasa sayang akan hamba-hamba-Nya.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kamu menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
  
Walaupun sulit meninggalkan kenyamanan akibat harta kekayaan yang melimpah, namun Yesus tetap meyakinkan pendengarnya, bahwa mereka semua bisa keluar dari belenggu kekayaan itu untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan mengandalkan Allah sendiri.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)
   
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Mendengar itu gemparlah para murid dan berkata, “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sungguh, pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian yang telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang demi nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Harta dan kekayaan adalah penghambat orang masuk ke dalam Kerajaan Surga, kata Yesus dalam Injil hari ini. Namun kenyataannya tak satu pun dari kita tidak memiliki harta maupun kekayaan sekecil apapun itu. Jika demikian kenyataannya tentu tidak ada orang yang akan masuk Kerajaan Surga. Inilah isi hati Petrus menanggapi pernyataan Gurunya. Apa yang dinyatakan Yesus tentu berbeda dengan apa yang dipikirkan Petrus. Setiap orang tentu saja mempunyai harta/kekayaan namun bagaimana kekayaan dan harta benda itu berperan padanya? Apakah mendekatkannya pada Tuhan atau malah sebaliknya?
 
Doa Malam
 
Bapa yang berbelas kasih, kami serahkan segala kelalaian dan kedosaan kami hari ini. Ampunilah kami yang sering bersikap sombong dan mencari kepuasan diri sendiri. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar dapat memperbaiki diri dan hidup dengan lebih baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin
 
 
RUAH
 

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."

Senin, 18 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Yeh. 24:15-24; MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 19:16-22.

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."

Jalan untuk mendapatkan adalah dengan melepaskan. Hal ini tidak sulit kita mengerti karena kita alami dalam hidup sehari-hari. Untuk mendapatkan dan memiliki barang yang kita inginkan, kita harus rela melepaskan sejumlah uang dari saku atau tabungan kita. Demikian pula untuk mendapatkan prestasi yang baik, kita harus rela melepaskan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk berusaha. Apa yang biasa kita buat dalam hidup sehari-hari ini, dipakai juga oleh Yesus untuk menjelaskan jalan kesempurnaan bagi seorang pemuda kaya yang datang kepada-Nya. Si pemuda tanpa nama tersebut mewakili kita yang dari lubuk hati terdalam juga ingin menjadi sempurna, ingin memperoleh hidup yang kekal. Jalannya adalah dengan berbagi: menjual dan memberikan harta yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan. Tentu hal ini jangan kita maknai harafiah dengan menjual apa pun yang kita miliki sampai habis dan memberikakannya kepada orang lain. Yang paling penting di sini adalah semangat dan tindakan berbagi atau memberi itu sendiri. Sebab, sesungguhnya orang yang kaya itu bukanlah orang yang banyak menyimpan atau menimbun hartanya tetapi orang banyak berbagi dan memberikan harta yang dimilikinya itu untuk orang lain yang membutuhkan. Ketika orang mau berbagi, meski pun harta yang dimiliki tidak banyak, dialah orang kaya yang sesungguhnya. Tidak hanya kaya akan materi, tetapi sudah pasti kaya akan saudara, kaya akan berkat karena banyak yang mendoakan, dan seperti dikatakan Yesus, kaya akan harta di surga, yakni kehidupan kekal. Oh iya, harus ditambahkan bahwa semangat dan tindakan berbagi tersebut harus dibarengi dengan kesetiaan untuk datang kepada Tuhan dan mengikuti-Nya. Yesus menegaskan "kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku".

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang mudah dan murah untuk berbagi, terutama kepada saudara-saudari kami yang membutuhkan. Amin. -agawpr-

Senin, 18 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX

Senin, 18 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Memang, sifat orang baik itu tidak lupa memperhatikan kesejahteraan orang lain. (St. Gregorius Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 51:3)

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.

Doa Pagi
   
  
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa belajar dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)
  
          
"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."
        
Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil do=bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
   
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
        
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
  Injil hari ini menceritakan kepada kita, seorang pemuda yang datang kepada Yesus dan bertanya perbuatan baik apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Pemuda tersebut telah menjalankan apa yang telah Allah perintahkan dalam ke 10 Perintah Tuhan “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesammau manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 19:18-19). Yesus mengakui perbuatan baik yang dilakukan pemuda tersebut, tetapi Yesus ingin agar pemuda itu, juga kita semua menjadi sempurna dalam kasih. Yesus mengajarkan suatu hal yang benar – benar diluar dugaan, dengan meminta pemuda tersebut untuk menjual segala hak miliknya dan mmeberikannya kepada orang – orang miskin (Mat 19:21). Perintah ini begitu sulit dilakukan, hingga membuat pemuda tersebut sedih dan pergi karena hartanya yang begitu banyak dan tak terbilang jumlahnya (Mat 19:22).

  Kita ingat akan satu orang kudua Gereja, Santo Fransiskus dari Assisi. Orang kudus ini melakukan apa yang Yesus minta agar kasih dalam diri manusia semakin sempurna, St Fransiskus menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang – orang miskin, dan tidak tanggung – tanggung, St Fransiskus membuat dirinya sendiri miskin dan hina dina dihadapan orang lain.

  Yesus meminta dan mengajarkan kepada kita, bagaimana kita yang mempunyai harta “berlebih”, untuk tidak hanya hidup dengan memikirkan diri sendiri. Tak pelak, begitu banyak orang diluar sana yang masih membutuhkan pertolongan kita. kita dapat melakukan hal kecil, asal dilakukan dengan cinta yang besar (Bunda Teresa), kasih itu akan membuahkan rahmat bagi sesama. Kita dapat saja melakukan seperti yang Yesus minta, menjual segala hak milik kita, pertanyaannya “apakah kita tulus? Apakah hanya untuk dilihat oleh orang lain”. Terkadang, pemberian seorang anak kecil yang bernilai Rp 500,- dengan hatinya yang polos lebih berdaya guna dan berahmat dihadapan Allah ketimbang kita yang memberikan seluruh milik kita namun dengan hati yang tidak rela. Yesus mengajarkan kepada kita tidak hanya “menjual seluruh milik kita” secara harafiah, tetapi lebih dari itu. Memberikan seluruh hidup kita bagi Tuhan, setia kepada Tuhan, dan siap diutus bagi oran glain dengan sepenuhnya memberikan diri bagi sesama, sehingga kasih Allah dapat dirasakan melalui pemberian hidup kita bagi orang lain. Yesus juga mengajarkan, bagaimana kita yang mepunyai harta, untuk menggunakanya dengan penuh kebijaksanaan dan penuh tanggung jawab. Yesus meminta kita untuk tidak melekatkan hati hanya untuk kepentingan harta duniawi, melainkan hanya kepada Allah. sehingga hati kita sepenuhnya hanya bagi Allah, dan tidak ada hal lain yang menggangu kita dengan Allah. Semoga kita dapat menjadi orang yang sederhana di hadapan Allah.

Renungan Pagi / Deus Providebit

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
     
Hari ini kita merayakan kemerdekaan bangsa kita. Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah 68 tahun merdeka dan kini memasuki tahun yang ke-69, bangsa kita memang sudah mengalami banyak sekali kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Tentu, hal ini harus kita syukuri sebagai anugerah Tuhan. Namun, usaha untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial masih tetap menjadi tugas kita bersama dan sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik, kita harus mengambil bagian secara aktif. Pertama-tama, kita diajak untuk hidup "sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah." (1Ptr 2:16). Hidup sebagai hamba Allah berarti memberikan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah dan kepada Kaisar apa yang wajib kita berikan kepada Kaisar (Mat 22:21). Menurut saya - tentu ini bukan segala-galanya -, resep paling sederhana untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial adalah ini: setiap orang melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya. Permasalahan di seputar korupsi yang menghambat kesejahteraan umum dan keadilan sosial, kan terjadi karena adaya orang-orang yang mengambil untuk dirinya sendiri atau kelompoknya, apa yang bukan haknya. Mereka mengambil hak orang lain, hak negara atau hak rakyat sehingga mereka yang mengambil itu hidup berkelimpahan sedangkan mereka yang diambil haknya itu menjadi korban, hidup berkekurangan dan tidak sejahtera. Demikian pula persoalan seputar ketidakberesan dalam berbagai macam pelayanan publik sehingga menampakkan adanya ketidaksejehteraan dan ketidakadilan, itu karena adanya orang-orang yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik. Mereka yang seharusnya bekerja melayani masyarakat malah hanya enak-enak tidak bekerja dan banyak mbolos, tetapi tetap menikmati gaji, bahkan masih mencari tambahan dengan korupsi, suap, dll. Kalau hal ini terus terjadi, ya kesejahteraan umum dan keadilan sosial tidak akan terwujud. Oleh karena itu, saya punya keyakinan, kalau semua orang mau melaksanakan dengan baik apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya, kita boleh yakin kalau benih kesejahteraan umum dan keadilan sosial akan semakin tumbuh subur dan berkembang di negara kita.

 Doa: Tuhan, berkatilah bangsa kami dan bimbinglah seluruh warga masyarakat kami agar semua orang dengan tekun dan setia melaksanakan kewajibannya serta mengambil hanya yang menjadi haknya sehingga semakin terciptalah kesejahteraan umum dan keadilan sosial di negara kami. Amin. -agawpr-

Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XX

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XX
 
Dalam doa kepada Bapa, Yesus berterima kasih, sebelum Ia menerima anugerah-Nya. Dengan demikian Ia mengajar kita, supaya bertindak dalam keberanian yang sama sebagai seorang anak: "Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya" (Mrk 11:24). Ini merupakan kekuatan doa, karena "tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mrk 9:23) dan "tidak bimbang" (Mat 21:21) dalam iman ini. Yesus bersedih hati karena "ketidakpercayaan" (Mrk 6:6) sanak Keluarga dan "orang yang kurang percaya" di antara murid-inurid-Nya (Mat 8:26), dan Ia amat kagum akan "iman besar" dari perwira Roma (Mat 8:10) dan wanita Kanaan Bdk. Mat 15:28. (Katekismus Gereja Katolik, 2610)

BACAAN DAN RENUNGAN INI UNTUK MISA YANG DISELENGGARAKAN DI LUAR INDONESIA. UNTUK YANG DI INDONESIA GUNAKAN BACAAN HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (WARNA LITURGI PUTIH)


Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.
 
Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.

  
Pengantar

Kerendahan hati dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh perempuan Kanaan telah menjadi tanda nyata bahwa Allah pun berkenan menyelamatkan setiap orang yang mau beriman kepada-Nya. Karya keselamatan Allah tidak pernah dibatasi oleh sekat-sekat teritori, tetapi sangat tergantung pada sikap manusia: apakah mau menerima atau menolaknya?

Doa Pagi 


Ya Allah, Engkau menyediakan karunia bagi mereka yang mengasihi-Mu bahkan sebelum mereka minta. Curahkanlah kasih sayang-Mu ke dalam hati kami supaya kami, yang mengasihi Engkau dalam segalanya dan di atas segalanya, diperkenankan menikmati pemenuhan janji-Mu, lebih dari yang kami rindukan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (56:1.6-7)
     
"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
          
Beginilah firman Tuhan: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:13-15.29-32)
    
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
   
Saudara-saudara, aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
 
"Hai Ibu, sungguh besar imanmu!"
   
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Adam dan Hawa tidak taat kepada kehendak Allah sehingga manusia ikut jatuh dalam dosa. Berkat ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa, manusia selamat. Hubungan manusia dengan Allah yang rusak karena dosa diperbaiki kembali. Karena pada dasarnya, Allah ingin manusia itu selamat dan bahagia. Maka, orang beriman yang taat akan mampu menyelamatkan sesamanya. Perempuan Kanaan dalam Injil hari ini bukanlah tipe orang yang ragu. Dia adalah orang yang begitu yakin akan apa yang dimintanya. Kendati Yesus secara agak kasar menolak permintaannya, namun dia tidak berputus asa. Dia tetap teguh memohon kesembuhan bagi anaknya. Karena keteguhan imannya itu, Yesus mengabulkan permohonannya dan menyembuhkan anak itu. Permohonan dengan keyakinan yang sangat kuat pasti akan dikabulkan.

Sikap dan cara ibu tersebut bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi setiap orang dalam memperjuangkan sebuah hasil yang diharapkan. Tidak gampang putus asa dan menyerah pada keadaan. Kencederungan untuk cepat memperoleh hasil dan tidak mau berjuang dengan gigih akan menggoda seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan membenarkan segala cara sekalipun merugikan orang lain. Keteguhan dan kegigihan dalam perjuangan merupakan gambaran akan iman yang kokoh, baginya Tuhan akan memberikan pujian dan berkat-Nya.

Ajakan nabi Yesaya dalam bacaan I hari ini semoga menjadi refleksi bagi kita. Ketidakadilan pada masa kini merajalela dimana-mana: para penegak hukum seperti hakim maupun polisi dengan mudah bertindak tidak adil karena uang. Kepada kita semua juga diajak untuk “menahan diri dari setiap perbuatan jahat”. Godaan atau rayuan untuk tidak tertib, tidak adil dan berbuat jahat ada dimana-mana, kapan saja, tak kenal ruang dan waktu, demikian pula sebaliknya hidup tertib, berbuat adil dan berbuat baik juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mari kita menjadikan keluarga sebagai penanaman nilai-nilah kristiani agar anak-anak bisa bertumbuh dan berkembang di atas dasar yang benar mengikuti jejak langkah Yesus sendiri.

RENUNGAN PAGI

Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
          
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada bangsa lain.” – St. Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
   
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
  
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever. 
     
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pagi 
 
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
 
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
  
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
    

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)

1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
      

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
  
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
    
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

      

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
  
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

   
 Berlaku adil berarti memberikan dan menghormati hak orang lain. Setiap orang harus mendapatkan apa yang menjadi haknya bila ia telah melakukan kewajibannya. Hak dan kewajiban selalu berkaitan, bagai dua siri dari satu mata uang yang sama. Orang jatuh dalam ketidakadilan bila ia tidak memberikan apa yang menjadi hak orang yang telah menjalankan kewajibannya. 
  
 Kerap kali, orang sangat peka terhadap haknya, tapi mati rasa terhadap kewajibannya. Maunya sih semua teratur, aman, sejahtera, tapi apabila diminta terlibat, malah menghindar. Banyak bicara tapi tidak pernah berbuat sesuatu, banyak wacana tetapi tak ada satu pun terlaksana. Berulangkali dalam suatu rapat, orang yang sama selalu ngotot minta pertanggungjawaban uang sumbangan untuk suatu kegiatan dalam rangka peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Minta pertanggungjawaban tentu saja wajar. Tapi ketika daftar sumbangan dilacak, ternyata “si banyak cakap” ini tak mengulurkan tangan se sen pun. Inilah model manusia: “NATO”, artinya No Action Talk Only. 
   
 Manusia seperti ini kerap dijumpai Yesus di dalam karya kerasulan-Nya. Ketika kaum Farisi datang untuk bersoal jawab dengan Yesus, pertanyaan mereka tampak tulus tapi sebetulnya busuk. “Guru, kami tahu Engkau orang jujur, menngajarkan jalan Allah, tidak mencari muka, katakan kepada kami, apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Sungguh benar, manis di mulut, busuk di hati. Pertanyaan mereka sebetulnya bukan untuk mendapat pencerahan tapi untuk menjerat. 
  
 Jawaban Yesus menohok tepat di ulu hati mereka, “Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan pada Allah.” Mendengar jawaban ini mereka bungkam dan mundur teratur.   

 Pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, seorang warga negara sejati patut bertanya: Apa yang telah kuberikan kepada negara dan bukan apa yang negara berikan kepadaku? Warga negara sejati lebih suka memberi daripada diberi. Warga negarasejati lebih suka berbuat daripada bicara. Lebih suka memperjuangkan kebenaran daripada memelihara kepalsuan. Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai warga negara sejati menuju Indonesia Baru? Dirgahayu Republik Indonesia! (CAFE ROHANI)

Catatan:   Sebagai warganegara yang baik, apabila di kantor/sekolahnya mengadakan upacara HUT Proklamasi Indonesia, ikutilah upacara tersebut, atau menyaksikan upacara detik-detik Proklamasi di televisi dengan sebaik-baiknya. Selain itu, yang perlu dicatat dan jangan dilupakan, sebagai orang Katolik, sebagai warga gereja juga wajib untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Waktu dapat diatur sedemikian rupa sehingga kedua acara tersebut dapat diikuti sebaik-baiknya.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy