| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

Jumat, 29 Agustus 2014
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis
   
Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29 
 Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
     
Teguran Yohanes kepada raja Herodes, menghantarnya kepada kematian sebagai martir. Karena kritik dan kebenaran yang disampaikannya, keluarga Herodes sakit hati dan menaruh dendam sampai akhirnya memenggal kepalanya setelah beberapa saat dipenjarakan. Itulah konsekuensi dari keberaniannya untuk menyampaikan kebenaran dengan mengritik penguasa. Kita pun mempunyai kisah serupa. Kalau raja Herodes mengambil istri Filipus, saudaranya, para penguasa yang kita miliki juga banyak yang semena-mena mengambil uang negara dan uang rakyat dengan melakukan korupsi dan pungutan liar (pungli). Beberapa orang yang gigih mengkritik mereka sambil memperjuangkan HAM dan kebenaran juga mengalami nasib yang sama dengan Yohanes. Mereka dibunuh atau diculik dan sampai sekarang hilang entah kemana. Ada Wiji Thukul, dkk., Udin, dan Munir. Semoga, ke depan tidak hal ini pernah terjadi lagi. Memang, memperjuangkan kebenaran, apalagi harus disertai dengan menyampaikan kritik kepada penguasa, selalu membawa risiko kematian. Namun, meski membawa resiko yang besar, Hak Asasi Manusia harus diperjuangkan dan kebenaran serta keadilan harus disuarakan agar sungguh-sungguh terwujud. Semoga, semakin banyak bermunculan suara-suara kenabian yang memperjuangkan HAM, kebenaran dan keadilan seperti Yohanes Pembaptis, Wiji Thukul, Udin, Munir, dll. Sebaliknya, semoga semakin sedikit para penguasa yang anti kritik dan hanya bisa menggunakan kekerasan untuk tidak hanya melawan para pengritiknya tetapi juga menghabisi dan menyingkirkannya. Kita dukung niat dan usaha Presiden baru kita, Ir. Joko Widodo untuk melakukan revolusi mental, yang salah satunya disampaikan dalam pidatonya ini (klik: https://www.youtube.com/watch?v=nysLBpBfX7o&feature=youtube_gdata_player). Dengan demikian, semoga Hak Asasi Manusia, kebenaran, keadilan dan kedamaian semakin ditegakkan dan diwujudkan di tanah air kita dan di seluruh dunia.
  
Doa: Tuhan bantulah bangsa kami untuk menghapuskan kebiasaan korupsi dan pungutan liar di segala tempat dan kesempatan sehingga bangsa kami mampu bangkit untuk hidup lebih damai dan sejahtera. Amin. -agawpr-

Jumat, 29 Agustus 2014 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Jumat, 29 Agustus 2014
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
     
“Yohanes Pembaptis setelah lama mengalami siksaan karena dipenjara, mengakhiri hidupnya di dunia dengan menumpahkan darahnya” (St. Beda Venerabilis)

     
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 119:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pagi

   
Tuhan, Allah kami, kuatkanlah kepercayaan kami, bahwa Engkau tidak meninggalkan dunia ini, melainkan tetap mengasihi dan memeliharanya. Kami berharap pada kebahagiaan kekal di sisi-Mu, tetapi kuatkanlah juga tekat dan dedikasi kami untuk membangun dunia yang sekarang sehingga menjadi tempat tinggal yang lebih layak, sebagai pendahuluan kebahagiaan yang kami nanti-nantikan dalam Kristus, Yesus, Tuhan kami. Amin.
      

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
     
 
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
         
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
     
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
           
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
 Banyak orang dipecat dari tempat kerjanya, karena mengkritik keputusan Bosnya yang dianggap tidak adil dan tidak manusiawi. Banyak orang dibenci oleh teman-temannya di sekolah atau di kampus karena berani berkata benar dan tidak ikut-ikutan mencontek. Banyak pejabat pemerintah yang dikecam oleh koleganya karena nekat mempertahankan kebenaran. Masih banyak kenyataan lain yang bisa kita sebutkan untuk menunjukkan bahwa berjuang untuk mengatakan apa yang benar itu ternyata tidak selalu mudah.

 Hari ini kita merayakan peringatan wafatnya Santo Yohanes Pembaptis. Kematian Yohanes Pembaptis adalah sebuah peristiwa yang dilakukan dengan cara yang begitu kejam. Bayangkan, kepalanya dipenggal di dalam penjara oleh karena ia pernah menegur Herodes, karena ia merampas Herodias, istri Filipus, saudaranya dengan berkata, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” (Mrk 6:18). Herodes marah dan mencampakkan Yohanes kedalam penjara. Herodias pun marah dan tidak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. Yohanes adalah sosok yang berani mengatakan kebenaran. Ia tidak peduli apa akibatnya jika orang berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran.

 Mungkin di antara kita ada banyak orang yang kurang berani mengatakan kebenaran. Supaya orang lain tidak sakit hati, kita memilih membiarkan hal-hal yang tidak benar. Supaya hubungan tetap nyaman kita memilih diam dan tidak mencampuri keputusan dan perbuatan orang lain yang salah. Bahkan, ada yang memegang prinsip, “Lebih baik berbohong atau diam, daripada mengatakan kebenaran tapi akhirnya malah dibenci!” karena itu, kita akan “terkesan” orang baik, karena tidak banyak mengkritik dan menasihati.

 Menjadi seorang pengikut Yesus mestinya berani berkata benar. Dikucilkan, diremehkan dan diacuhkan di kalangan masyarakat atau di tempat kerja adalah risiko seorang yang berjuang demi mewartakan kebenaran. Barangkali lebih baik kita mempunyai sedikit teman tapi mengatakan kebenaran, daripada kita mempunyai banyak teman tetapi mengatakan kebohongan dan mendiamkan kebenaran.

 Jangan pernah takut mengatakan yang benar di mana pun Anda berada. Bukankah Tuhan sudah berfirman, “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” (Yer 1:19). (Cafe Rohani dengan perubahan)

"Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang"

Kamis, 28 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

 1Kor. 1:1-9; Mzm 145:2-3,4-5,6-7; Mat. 24:42-51 
 
"Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang" 
  
Hari ini merupakan peringatan wajib St. Agustinus, anak St. Monika. Jadi, kalau kemarin yang pesta ibunya, sekarang anaknya. Kemarin kita telah melihat bahwa air mata St. Monika mempunyai peran yang besar dalam kehidupan St. Agustinus, lebih-lebih dalam pertobatannya. Kita tahu, bahwa sebelum bertobat, hidup Agustinus sangat amburadul. Dia memang sangat pinter, tetapi tidak beriman. Ia mengikuti ayahnya, Patrisius, yang kafir. Kehidupan moralnya pun tidak karuhan. Dari salah seorang gundiknya, ia mendapatkan seorang anak yang mati muda. Namun, Monika, tak pernah henti mendoakannya. Pada saat berada di Milano, Agustinus bertemu dengan Uskup Ambrosius dan mulai tersentuh dengan kotbah-kotbah serta kesaksian hidupnya. Suatu hari ia mendengar suara seorang anak namun ia tidak melibatnya. Suara itu berbunyi "tolle lege" (Ambil dan bacalah). Maka, Agustinus segera mengambil Alkitab, membukanya dan membaca pas pada kutipan ini: "Marilah kita hidup sopan seperti yang dilakukan orang pada siang hari, jangan berpesta pora dan mabuk-mabukan. Jangan berbuat cabul dan menuruti hawa nafsu. Jangan berkelahi dan iri hati. Kenakanlah Tuhan Yesus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." (Rom 13,13-14). Inilah awal dari pertobatan dan kehidupannya sebagai orang kudus. Dengan menghayati kutipan Kitab Suci di atas, Agustinus berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan sambil terus berkarya sebagai imam, uskup, pengajar dan penulis buku tentang ajaran-ajaran Gereja. Dia menjadi salah satu Bapa Gereja terbesar yang pengajaran dan pemikiran-pemikirannya banyak mempengaruhi dan menentukan ajaran Gereja sampai sekarang. Namanya diabadikan dalam sebuah Istituto Patristicum Augustinuanum, di Roma, tempat saya saat ini belajar ilmu dan teologi bapa-bapa Gereja.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berjaga-jaga menantikan kedatangan-Mu dengan bertobat dan memperbaiki diri terus-menerus serta memberikan diri dan menyumbangkan gagasan serta karya yang berguna bagi Gereja dan masyarakat sebagaimana diteladankan oleh St. Agustinus. Amin. -agawpr-

Kamis, 28 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Kamis, 28 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
       
“Allah yang Maha Besar sama sekali tidak membebaskan para kudus-Nya dari pencobaan, tetapi hanya melindungi hati mereka (“the inner man”), di mana iman berada, supaya dengan pencobaan dari luar, mereka [malah] bertumbuh di dalam rahmat… Pencobaan/penganiayaan ini yang terjadi di hari terakhir adalah sangat hebat, dan akan menjadi yang terakhir untuk dihadapi oleh Gereja yang Kudus di seluruh dunia, seluruh kota Kristus akan diserang oleh kota Iblis, yang keduanya ada di dunia.” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Mzm 145:2-3)

Setiap hari aku hendak meluhurkan Dikau dan memuji nama-Mu selama-lamanya. Agungkanlah Tuhan dan amat terpuji, keagungan-Nya tak terselami.

Tobat 3 (bds. Mat 24:42-51)


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah pembawa damai sejahtera ke dunia. Engkaulah yang dinanti-nantikan umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami. 
   
Engkaulah cahaya penghalau kegelapan dunia. Engkaulah yang didamba-dambakan umat manusia. Kristus, kasihanilah kami.
    
Engkaulah pembawa keselamatan dunia. Engkaulah yang diharap-harapkan umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

 
Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau berkenan menyelamatkan dunia. Tolonglah kami dalam menyiapkan diri menyongsong kedatangan Putra-Mu itu sehingga kami pantas mengalami karya keselamatan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Paulus meneguhkan umat Korintus atas iman akan Yesus Kristus yang telah mereka hidupi. Iman itu mengalirkan kasih karunia di tengah-tengah mereka. Pengalaman iman tersebut menjadi sarana bagi mereka untuk saling berbagi dan saling meneguhkan dalam perziarahan iman sampai bersatu dengan Allah sendiri.
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:1-9)
    
"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."
         
Dari Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang kudus, serta kepada saudara sekalian di mana pun, yang berseru kepada nama Yesus Kristus, Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kalian, atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kalian dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang telah diteguhkan di antara kalian, sehingga kalian tidak kekurangan sesuatu karunia pun sementara kalian menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia juga akan meneguhkan kalian sampai kesudahannya, sehingga kalian tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab setialah Allah yang telah memanggil kalian kepada persekutuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya, ya Allah Rajaku.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.6-7)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.
 
Berjaga-jaga seperti layaknya seorang hamba yang menanti kedatangan tuan rumahnya, menjadi simbol sikap hati kita dalam menantikan persatuan kita dengan Allah. Tindakan berjaga-jaga ini mengandaikan sebuah harapan dan keterarahan hati secara terus menerus kepada Allah.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:42-51)
   
"Hendaklah kalian selalu siap siaga."
       
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga. Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata dalam hatinya, ‘Tuanku tidak datang-datang’, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama para pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia sangka, dan pada saat yang tidak ia ketahui. Maka hamba itu akan dibunuhnya dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
     
Renungan

    
Tamu dan pencuri adalah orang yang berbeda karakter. Tamu masuk dengan sepengetahuan pemilik rumah tetapi pencuri tanpa sepengetahuannya. Kehadiran tamu akan dinanti-nanti sedangkan pencuri akan diwanti-wanti. Yesus menyatakan bahwa Hari Tuhan akan datang seperti pencuri. Untuk menyambutnya Santo Agustinus telah berjaga-jaga.Ia mengiisi hidupnya dengan tobat dan berbuat kasih kepada umatnya. Apakah yang sudah kubuat untuk mengisi masa berjaga-jaga ini? Apakah aku sudah dipenuhi dengan kasih dan pertobatan?
 
Doa Malam
 
Tuhan Allah yang hidup, seturut sabda-Mu Engkau mengingatkan aku untuk menjadi hamba yang setia dan bijaksana dalam menjalani hari-hari hidupku. Terima kasih ya Tuhan, Engkau telah menarik aku dari kecenderungan mengejar hasrat memuaskan diri yang dapat menjerat aku. Amin.
 
   
 RUAH

"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"

Rabu, 27 Agustus 2014
Peringatan Wajib Sta. Monika
       

2Tes. 3:6-10,16-18; Mzm. 128:1-2,4-5; Luk. 7:11-17,
   
"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
  
Konon katanya, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." Jawaban sang ibu ini tidak membuat anaknya mengerti. Lalu, ia bertanya pada ayahnya dan mendapat jawaban yang tidak memuaskan juga. Maka, ia pun bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, mengapa perempuan lebih banyak menangis?" Tuhan pun menjawab, "Memang, Kuberikan wanita banyak air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus pada wanita, agar dapat dia gunakan kapan pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah "air mata kehidupan." Saya rasa betul. Air mata ibu, bukanlah kelemahan tetapi air mata kehidupan. Air mata ibu itu keluar sembari menahan rasa sakit bersalin ketika anak yang dikandungnya hendak memulai kehidupannya di dunia ini. Dalam diri janda Nain, air mata itu keluar sembari mengantar jenazah anak lelaki satu-satunya, tumpuan dan harapan seluruh hidupnya. Air mata itu menggerakkan belas kasih Tuhan yang kemudian menghidupkan kembali sang anak yang sudah mati. Dalam diri St. Monika, air mata itu juga bercucuran sembari berdoa sekaligus menahan rasa sedih dan perih di hati, karena Agustinus, anaknya yang "digadhang-gadhang" ternyata hidupnya tidak karuhan. Dan, berkat cucuran air matanya itu, Agustinus bertobat dan mengalami kehidupan baru bahkan menjadi seorang santo.

Doa: Tuhan, berkatilah ibu (simbok, biyung, mama, mamak) kami yang dengan air matanya telah melahirkan kami di dunia ini serta menghidupi kami sampai saat ini dengan kasih yang tanpa batas. (Bagi ibu kami yang sudah Kaupanggil, anugerahuilah beliau kehidupan abadi yang bahagia di surga). Amin. -agawpr-

(Kalau ada waktu, silakan menonton Film: Air Mata Ibu, klik: https://www.youtube.com/watch?v=KXTMbosXvho)

Rabu, 27 Agustus 2014 Peringatan Wajib Sta. Monika

Rabu, 27 Agustus 2014
Peringatan Wajib Sta. Monika
   
Kuburkan badanku ini dimana kau kehendaki; janganlah merpeotkan kamu. Hanya inilah yang kuminta, agar kamu, dimana kau berada mendoakan aku di Altar Tuhan (Conf. I. 9. c. II, 27. ML 32, 775) (Pesan Sta. Monika kepada St. Agustinus)
     

Antifon Pembuka (lih. Ams 31:30.28)
  
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
 
Tobat 3 (bds. Luk 7:11-17) 

 
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menghidupkan kembali pemuda di Nain, sebagai lambang kehendak-Mu untuk menghidupkan kembali manusia dari dosa. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah menderita dan wafat, namun bangkit jaya untuk mengalahkan dosa dan maut. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah membangkitkan kami berkat Sakramen Baptis dan menghidupkan kami kembali berkat sakramen pengampunan. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Semoga, kami memandang-Nya dengan penuh syukur sehingga iman dan pengharapan kami akan karya penyelamatan-Mu semakin dikuatkan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    
               
Bacaan pertama dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Kudus, misalnya: Sir 26:1-4.16-21; Mzm 131:1.2.3; Ref. Tuhan, peliharalah damai-Mu dalam batinku.
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:6-10.16-18)
    
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
     
Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
   
"Hai pemuda, bangkitlah!"
      
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

     
  Betapa bahagianya kita bila diperhatikan oleh orang lain. Namun, hidup kita akan lebih bahagia lagi bila kita bisa memperhatikan orang lain. Sebab Tuhan yang kita imani adalah Allah yang penuh perhatian; Allah yang peduli dalam setiap persoalan kita. 
   
 Dalam Injil hari ini dikisahkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus peduli terhadap hidup seorang janda di Nain (7:11-17). Perempuan tersebut ditinggal mati anak tunggalnya. Kehilangan anak bagi seorang janda merupakan pukulan terberat dalam hidupnya. Dia tidak hanya kehilangan anaknya, melainkan juga harapan hidupnya. Sebab bagi seorang janda, anak adalah masa depan hidupnya. Melihat peristiwa itu, Yesus tergerak hati-Nya (ay. 13). Yesus tidak bertanya tentang apa penyebab kematian anak muda itu, tetapi langsung menaruh belas kasihan kepada janda itu. Selanjutnya, Dia menghiburnya dengan berkata, “Jangan menangis!” Lalu dengan jamahan kuasa-Nya anak muda itu bangkit dan hidup kembali. Dengan tindakan Yesus tersebut, banyak orang menjadi kagum dan memuliakan Allah. 
   
 Kepedulian Yesus yang luar biasa ini menunjukkan kepedulian-Nya kepada semua orang yang berada dalam kesusahan; dan siapa yang percaya akan melihat kemuliaan Allah dalam diri-Nya. Melihat penderitaan manusia, Yesus tidak hanya melihat dan mendengarkan melainkan berbuat sesuatu untuk ikut serta meringankan penderitaannya. Yesus adalah bukti kasih Tuhan yang paling besar dan paling nyata dalam hidup manusia.
 Tidak ada yang lebih indah di dunia ini selain daripada mengenal dengan baik kasih Tuhan. Kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh sukacita, karena kita menyadari dan mengimani bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan memelihara hidup kita. Namun, hidup kita akan lebih bersukacita lagi bila kita bersedia melakukan apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus pada hari ini. 
  
 Terinspirasi oleh sikap tindakan Yesus hari ini, mari kita arahkan kepedulian kita kepada sesama kita, terutama yang hidup berkeluarga dengan pasangan yang tidak seiman. Banyak orang Katolik yang kawin campur dan rupanya tidak sedikit pula persoalan yang mereka hadapi. Kita tidak hanya merasa prihatin, tetapi mau peduli dengan mereka. Paling tidak, kita menjadi teman yang baik bagi mereka. (Suwaji/Cafe Rohani)

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Selasa, 26 Agustus: Hari Biasa Pekan XXI (H).
2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa Wahyu Ilahi tidak saja disampaikan kepada kita dengan cara tertulis sebagai pembicaraan Allah (speech of God) dalam Kitab Suci, tetapi juga dalam bentuk Sabda Allah yang disampaikan secara lisan dari Kristus dan Roh Kudus kepada para rasul. (lih. KGK no. 81, DV 9) Pengajaran yang bersumber dari ajaran lisan ini disebut sebagai Tradisi Suci, kemudian juga dituliskan dan diturunkan kepada para penerus Rasul. Maka karena sumbernya sama, maka keduanya berhubungan erat sekali, terpadu, tidak mungkin bertentangan, karena mengalir dari sumber yang sama dan mengarah ke tujuan yang sama yaitu Tuhan sendiri.(lih. KGK no 80-81, DV 9). Memang perkataan eksplisit Tradisi Suci tidak ada dalam Alkitab, tetapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa pengertian tersebut ada dan diajarkan dalam Kitab Suci.

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." (2 Tes 2:15)

Sebagai orang Katolik hendaknya kita tidak mengambil dan memilih mana ajaran-ajaran Gereja Katolik yang ingin kita percayai dan mana yang tidak. Karena Gereja Katolik bukanlah seperti warung/rumah makan di mana kita dapat memilih mana yang kita suka dan mana yang tidak. Dalam Gereja Katolik, kita tidak dapat memutuskan mana ajaran resmi Gereja yang benar dan mana yang tidak berdasarkan penafsiran kita pribadi atas Kitab Suci dan Tradisi Suci. St. Ignatius dari Loyola mengatakan, 'kita harus “berpikir bersama dengan Gereja, sentire cum Ecclesia”, mengikuti pikiran Gereja.'

"Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"


Selasa, 26 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI


2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.

"Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"
  
Bagaimana pun juga, lebih-lebih bagi masyarakat Jawa, penampilan luar atau fisik itu tetap penting diperhatikan. "Ajining diri gumantung ing lathi, ajining sarira gumantung ing busana". Artinya, kesopanan dalam bertutur kata, kerapian dalam berpakaian termasuk potongan rambut, kebersihan tubuh termasuk tubuh yang tidak berbau, itu penting dan harus kita perhatikan. Paling tidak, dalam hidup saya sebagai imam, saya merasakan bahwa seringkali ada umat yang terganggu kalau penampilan saya asal-asalan, misalnya tidak potong rambut, membiarkan kumis dan jenggot tidak rapi, baju tidak disetrika, dll. Namun, meski penampilan fisik itu penting dan harus diperhatikan, kita tidak boleh hanya berhenti di sini. "Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan", kata Yesus. Maka, selain memperhatikan penampilan fisik kita, kita juga harus memperhatikan, dan ini yang lebih penting, kualitas hidup kita. Kesopanan dalam bertutur kata dan kerapian dalan berpakaian harus diimbangai dengan kebersihan, kesucian, kelembutan dan kabaikan hati serta kejernihan budi. Dengan kata lain, kita harus menjadi orang baik lahir batin. 
 
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mampu hidup secara seimbang dengan memperhatikan baik kehidupan lahir maupun batin kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 26 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XXI

Selasa, 26 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
  
“Sebagai Katolik yang baik, kalian hanya perlu melakukan satu hal; cukuplah menjadi taat kepada semua ketetapan uskup kalian.” (St. Yohanes Bosco)
   
   
Antifon Pembuka (Mzm 96:13)
  
Tuhan datang menghakimi dunia. Ia akan menghakimi dunia dengan adil dan para bangsa dengan tepat.
   
Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber segala cahaya, Engkau menyinari setiap orang yang datang di dunia ini. Kami mohon, terangilah kiranya hati dan budi kami dengan cahaya rahmat-Mu, agar kami sanggup memikirkan yang layak dan berkenan di hati-Mu, serta mencintai Engkau dengan tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Janji akan keselamatan dalam Roh yang menguduskan didengungkan di antara jemaat Tesalonika. Tujuannya, agar mereka tidak gegabah dalam membaca gerakan roh di tengah-tengah mereka. Mereka diharapkan tetap teguh dalam menjalankan amanat pengajaran para rasul sambil tetap bertekun dalam janji tersebut.
    
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
    
Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 96:10-13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.
      
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dikecam karena menerapkan tata aturan secara berlebihan demi mengejar keuntungan. Penerapan aturan semacam ini menyebabkan mereka lupa akan rasa keadilan, belas kasih dan kesetiaan iman. Yesus menghendaki mereka menyadarinya dan memurnikan kembali motivasi mereka dalam menjalankan tata aturan tersebut.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
     
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan   

     
Injil hari ini masih mengisahkan tentang kecaman dan kekecewaan Yesus terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka berkali-kali disebut: “celaka” oleh Yesus, sebab keadilan, belas kasih dan kesetiaan mereka abaikan dalam tugas dan pelayanan. Tanpa ketiga hal tersebut tentu urusan-urusan keagamaan akan lebih bersifat birokratis dan tanpa ‘roh’. Akibatnya orang tidak lagi melihat nilai yang baik dan spiritual dari pelayanan dan tugas-tugas tersebut. Apakah selama ini aku mengabaikan keadilan, belas kasih dan kesetiaan dalam kehidupanku?
 
Doa Malam
 
Ya Tuhan, Sabda-Mu hari ini mengingatkan aku untuk mau bersikap adil dan berbelas kasih kepada sesama. Namun ampunilah aku yang terkadang kurang sabar dan menuntut orang lain supaya mengikuti kemauanku sendiri. Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini. Amin.
 
 
RUAH

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik"

Senin, 25 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI

2Tes. 1:1-5,11b-12; Mzm. 96:1-2a,2b-3,4-5; Mat. 23:13-22.

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik"

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang munafik. Kecaman Yesus terhadap kemunafikan mereka ini lebih keras daripada kecaman-Nya terhadap sikap dan tindakan mereka yang menolak-Nya, mencobai-Nya dan ingin membunuh-Nya. Mengapa? Sebab, kemunafikan itu sungguh berbahaya. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan "munafik" sebagai sikap "berpura-pura percaya atau setia dsb kpd agama dsb, tetapi sebenarnya dlm hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yg tidak sesuai dng perbuatannya; bermuka dua". Jadi, dalam kemunafikan selalu ada kepura-puraan, tipu muslihat dan kelicikan. Dengan demikian, sikap munafik itu menghambat dan menghalangi orang lain untuk melihat dan menemukan kebenaran. Orang munafik mempunyai penampakan luar yang selalu baik: rajin berdoa dan beribadah, pandai mengutip ayat Kitab Suci, pandai berkata-kata bijak, dll, tetapi hatinya penuh perasaan, niat dan rencana-rencana jahat. Dalam kaitannya dengan hidup keagamaan, orang-orang yang munafik menghayati aktifitas keagamaannya hanya sebatas sebagai kewajiban saja. Apa yang dirayakannya hanya berhenti sebagai ritual, tidak menjadi daya rohani yang mentransformasi sikap dan tindakan. Doa-doa mereka hanya sebatas di bibir saja dan paling pol sampai pada tataran kognitif, tetapi tidak sampai di hati apalagi dihayati dalam perilaku sehari-hari. Sikap seperti ini sangat mungkin menjadi penghalang bagi orang lain untuk datang kepada Tuhan dan memasuki Kerajaan Sorga (Mat 23:13). Sebab, orang akan mudah tergoda untuk berpikir: buat apa saya berdoa, ke gereja dan membaca Kitab Suci, wong mereka yang rajin berdoa, rajin ke Gereja dan pandai menguraikan Kitab Suci saja, hidupnya tidak baik, suka membicarakan dan menjelek-jelekkan orang lain, berlaku tidak adil, korupsi, dll. Untuk itu, marilah kita menghindari sikap munafik ini, menggantinya dengan sikap yang tulus dan rendah hati.
   
Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk menghindari dan menjauhi sikap munafik. Amin. -agawpr-

Senin, 25 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XXI

Senin, 25 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
     
Bermurah-hatilah terhadap mereka yang miskin, kurang beruntung dan menderita. Berikan kepada mereka bantuan serta penghiburan sebanyak yang kamu mampu. (St. Ludovikus)
      
 
Antifon Pembuka (Mzm 96:1-2)
    
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan! Bernyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Bernyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
     
Doa Pagi
    
   
Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur dan berterima kasih atas segala penyelenggaraan-Mu atas kurnia hidup dan atas rahmat yang berlimpah setiap saat dan atas perlindungan-Mu sampai saat ini. Sadarkanlah kami untuk selalu bersyukur dan berani mempersatukan suka-duka dengan derita-Mu dan mempersembahkan sebagai korban silih bagi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5.11b-12)
   
     
"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia."
          
Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Wartakanlah karya Tuhan yang ajaib di antara segala bangsa.
Ayat. (96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)
  
"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"
      
Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

 

Injil hari ini sebenarnya mengajarkan satu hal yang amat penting bagi kehidupan kita, yaitu: jangan munafik. Yesus mengatakan celakalah kepada mereka yang berkelakuan munafik sebanyak tiga kali (Mat 23:23-15). Apa maksudnya? Yesus mengajarkan kita untuk menjadi diri sendiri dan apa adanya. Kita ingat akan pepatah yang sudah tidak lagi asing bagi kita “mulutmu, harimaumu”. Kita sering menasihati dan menegur orang lain. Tak pelak, ketika emosi mendominasi pikiran, dapat saja kita langsung asal tembak menegur orang lain dengan kerasnya.
   
  Yesus mengajarkan kepada kita, apa yang kita nasihatkan kepada orang lain, sebenarnya juga nasihat bagi diri kita sendiri. Kita mengatakan kepada orang lain dengan kebijaksanaan  “jangan mencuri, Karena mencuri itu…” dan tidak tanggung – tanggung, menggunakan ayat – ayat Kitab Suci, tetapi kita sendiri mencuri, ini sungguh tidak berarti. Orang yang demikian, dosanya jauh lebih berat, oleh Yesus  dikatakan “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat” (Mat 23:14).seringkalipun, kita bermain dengan sumpah ; bahkan kita bersumpah atas nama Tuhan, Yesus mengatakan “Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya” (Mat 23:22). Nasihat kita kepada orang lain, hendaknya tidak ditujukan bagi orang lain saja. Tetapi juga harus berbalik kepada diri kita sendiri. Menasihati orang lain benar – benar baik, dan akan menjadi semakin sempurna apabila nasihat itu menjadi nasihat bagi diri kita sendiri dan melaksanakannya dengan penuh kasih.
    
  
Deus Providebit

Salah Tulis dan Salah Ucap


Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.

Minggu, 24 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXI

Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20.

"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga."

Selama musim panas ini, saya tinggal di sebuah paroki di Moncalieri, Keuspunan Agung Torino. Saya tinggal sendirian di Pastoran. Tidak ada seorangpun teman atau karyawan. Sebelum pergi, Pastor Paroki menyerahkan 5 kunci, yakni kunci kamar, salah satu pintu pastoran, pintu gerbang, pintu gereja dan pintu sakristi. Masih banyak pintu-pintu lain tetapi saya tidak mempunyai kuncinya, termasuk kunci sekretariat. Suatu saat, saya ingin ngeprint di sekretariat dan karena saya melihat pintunya sedikit terbuka, maka saya masuk. Namun, baru 2-3 langkah, tiba-tiba sirine keamanan berbunyi dengan sangat keras. Saya bingung karena tidak tahu cara mematikan sirine itu. Padahal kalau tidak segera dimatikan, akan segera datang polisi atau petugas pemadam kebakaran, karena sirine itu merupakan tanda bahaya, misalnya kebakaran atau ada pencuri masuk. Untung, saya bisa segera telpon pastor paroki. Saya diberi tahu bahwa saya harus segera keluar dan menutup pintu tersebut. Artinya, saya tidak bisa masuk ke dalam sekretariat itu sama sekali, karena saya tidak mempunyai kunci yang aman untuk membuka pintu tanpa sirine berbunyi.

Nah, begitulah kunci yang tidak hanya amat penting untuk membuka dan menutup pintu sehingga orang bisa masuk dan keluar dengan aman, tetapi juga menunjukkan bahwa memegang kunci berarti memegang kekuasaan atas ruangan tertentu. Maka, kalau Petrus diserahi kunci Kerajaan Sorga oleh Yesus, itu berarti ia diberi kuasa atas Kerajaan Sorga, yakni untuk memasuki, memimpin dan mengaturnya. Nah, karena "Gereja merupakan benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia" (Lumen Gentium no.5), maka itu berarti Petrus diserahi kuasa oleh Yesus untuk mengatur dan memimpin Gereja yang didirikan oleh-Nya. Sampai sekarang dan untuk selama-lamanya, kuasa itu ada pada para penerus St. Petrus, yakni para Paus, sebab Yesus sendiri menjamin bahwa Gereja tidak akan dikuasai alam maut sampai selama-lamanya (Mat 16:18). Oleh karena itu, para Paus mempunyai kuasa mengajar Gereja, baik sendiri maupun bersama kolegialitas para uskup. Dan, ajaran para Paus tersebut meliputi ajaran iman, ajaran moral dan ajaran sosial, yang kesemuanya didasarkan pada Kitab Suci dan Tradisi Gereja. Semua ajaran tersebut merupakan sarana bagi kita untuk memasuki kerajaan surga yang definitif nantinya. Dengan demikian, Gereja merupakan tanda dan sarana keselamatan bagi kita (bdk. LG 1, KGK 775), karena melalui ajaran-ajarannya di bidang iman, moral dan sosial, Gereja menyediakan kunci kepada kita untuk memasuki Kerajaan Sorga. Maka, kalau kita dengan setia memegang ajaran-ajaran Gereja tersebut, kita pun memiliki akses untuk memasuki Kerajaan Sorga. Sebab, ajaran-ajaran Gereja tersebut, dipercayakan Kristus kepada Gereja melalui para rasul dan oleh para penggantinya disampaikan kepada kita, demi keselamatan kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu memegang teguh ajaran-ajaran Gereja-Mu, karena di situlah Engkau memberikan kepada kami kunci keselamatan, yakni kunci untuk memasuki Kerajaan Sorga. Amin. -agawpr-

Minggu, 24 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XXI

Minggu, 24 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXI
         
Yesus mempercayakan kepada Petrus wewenang yang khusus: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga" (Mat 16:19). "Kuasa kunci-kunci" berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, ialah Gereja. Yesus "gembala yang baik" (Yoh 10:11), menegaskan tugas ini sesudah kebangkitan-Nya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh 21:15-17). Wewenang untuk "mengikat" dan "melepaskan" menyatakan wewenang di dalam Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner. Kristus mempercayakan otoritas ini kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul Bdk. Mat 18:18. dan terutama melalui Petrus, kepada siapa Ia secara khusus menyerahkan kunci-kunci Kerajaan-Nya. (Katekismus Gereja Katolik, 553)

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 86:1-3)

Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarkanlah aku. Selamatkanlah hamba-Mu, yang berharap kepada-Mu. Kasihanilah aku, ya Tuhan, kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
 
Turn your ear, O Lord, and answer me; save the servant who trusts in you, my God. Have mercy on me, O Lord, for I cry to you all the day long.
     
Inclina, Domine, aurem tuam ad me, et exaudi me: salvum fac servum tuum, Deus meus, sperantem in te: miserere mihi, Domine, quoniam ad te clamavi tota die.
  
Tobat 3 (bds. Mat 16:13-20)

Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar karya penyelamatan-Mu dilanjutkan oleh para pengikut-Mu. Tuhan, kasihanilah kami

Engkau telah memilih Petrus sebagai wadas, tempat Gereja-Mu Kaudirikan dengan memberikan kunci Kerajaan Surga kepada-Nya. Kristus, kasihanilah kami

Engkaulah Putra Allah yang hidup, yang menyerahkan kekuasaan mengampuni kepada orang-orang pilihan-Mu. Tuhan, kasihanilah kami
 
Doa Pagi 
  
Ya Allah, Engkau menyatukan hati umat beriman dalam mengejar tujuan yang sama. Bantulah kami mencintai yang Engkau perintahkan dan merindukan yang Engkau janjikan agar di tengah hal-ihwal dunia ini hati kami terarah kepada-Mu, sumber sukacita yang sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yesaya (22:19-23)
   
"Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya."
     
Beginilah firman Tuhan kepada Sebna yang mengurus istana raja, “Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan. Maka, pada waktu itu, Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia. Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya; ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya. Maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda. Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya. Apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku akan memberi dia kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh; maka ia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.6.8bc; Ul: 8bc)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong jauh. Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:33-36)
    
"Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju Allah."
     
Saudara-saudara, alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
   
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Engkau adalah Petrus, dan di atas wadas ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-20)
  
"Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
      
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitakan kepada siapa pun bahwa Dialah Mesias.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan
  
Injil hari Minggu ini menyoal identitas Yesus. Pertanyaan tentang identitas Yesus dapat dikatakan ujian bagi para murid. Jawaban mereka mengenai siapakah Yesus sangat menentukan masa depan kelanjutan karya keselamatan Allah. Ada rupa-rupa jawaban yang dilontarkan oleh banyak orang. Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, ada yang mengatakan Elia, ada yang mengatakan Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Yesus mendengarkannya tapi Dia tak begitu peduli dengan aneka pandangan tentang Diri-Nya karena fokus Dia lebih pada jawaban para murid-Nya yang akan menjadi ujung tombak karya keselamatan yang telah Dia mulai.

 Simon Petrus maju dan menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Jawaban Simon Petrus terkesan sangat resmi. Tapi, Yesus sendiri setuju dengan jawaban ini, sebab jawaban ini bukan berasal dari manusia tapi dari Bapa-Nya di surga. Ini berarti Bapa-Nya sendiri memberi kesaksian bahwa Dia adalah Anak Allah, Mesias yang dijanjikan. Simon Petrus layak disebut “bahagia” oleh Yesus, sebab Allah berkenan mewahyukan kepadanya siapakah Yesus itu. Dengan gagah berani, tulus dan jujur, Simon Petrus mewakili rekan-rekannya, mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah.

  Kini tiba saatnya bagi Yesus untuk menyerahkan tongkat estafet kepada Simon Petrus dan rekan-rekannya. “Tu es Petrus, et super hanc petram aedificabo Ecclesiam meam” --- “Engkaulah Petrus dan di atas wadas ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.” Alam maut tak akan menguasaimu. Kunci kerajaan sorga akan Kuserahkan kepadamu supaya apa yang kau ikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia akan dilepaskan pula di sorga (bdk. Mat 16:18-19).

 Tentu saja segalanya rahmat Allah, tapi jerih payah mereka mengikuti Dia tidak sia-sia. Kualitas pengenalan mereka terhadap Yesus terus meningkat hari demi hari, yang pada saatnya akan disempurnakan oleh Allah sendiri. Ketidaksempurnaan pemahaman dilengkapi oleh ketulusan, kejujuran dan kerendahan hati mereka di dalam mengikuti Yesus. Motivasi mengikuti Yesus juga makin lama makin jernih dengan bantuan Allah sendiri. Selanjutnya hidup mereka membuktikan bahwa mereka tetap setia sampai akhir mengikuti Sang Guru.

 Buat kita sekarang ini, jawaban atas pertanyaan siapakah Yesus rasanya tidak menjadi masalah sebab kita terus dijejali pengetahuan tentang Yesus. Tapi mungkin saja di tatanan pengetahuan. Tidak mustahil bahwa kita perlu merevisi jawaban kita agar pengenalan kita akan Yesus sungguh menjadi milik pribadi. Pengetahuan tentang Yesus harus jatuh menukik di hati sanubari melalui pengalaman hidup sehari-hari bersama Dia dalam suka dan duka.

 Yesus berarti bagi kita bukan hanya kalau kita dihujani dengan banyak rezeki, ,tapi juga bila kita ditimpa malapetaka. Dari sini kita dapat mengukur kedewasaan iman kita. Sejauh mana relasi pribadi kita dengan Dia dipupuk dan dipelihara. Akan tiba saatnya, di dalam Roh-Nya, kita berani mengakui bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita. (RUAH)

Kobus: Minggu, 24 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XXI


"Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."

Sabtu, 23 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Yeh. 43:1-7a; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Mat. 23:1-12.

"Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."

Pada keluarga atau jenis usaha tertentu yang sudah terbiasa mempunyai pelayan, tentu keberadaan pelayan itu sangat penting. Betapa repotnya para majikan jika para pelayan mereka tidak ada atau tidak masuk kerja, entah karena sakit, mudik lebaran atau urusan yang lain. Hal ini kadang saya baca secara tidak sengaja dalam status-status facebook pada waktu lebaran. Maka tidak salah kalau para peyalan itu sesungguhnya orang yang besar. Kalau para tuan/majikan bisa tampil dengan pakaian yang rapi, itu tidak lepas dari jasa pelayan yang mencuci dan menyetrika. Demikian juga makanan enak dan sehat yang mereka nikmati setiap hari, merupakan jasa para pelayan yang memasak. Kalau mereka bisa menikmati rumah yang bersih dan nyaman, itu juga karena para pelayan yang rajin bersih-bersih, mewarat taman dan merapikan rumah. Bahkan, kalau anak-anak mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak jarang juga karena jasa para pelayan yang mengasuh anak-anak. Namun, keberadaan mereka seringkali dikesampingkan, bahkan diperlakukan tidak baik. Mereka tidur di belakang, makan belakangan, kalau salah dimarahi, bahkan dengan kekerasan. Upah yang mereka terima pun juga tidak besar. Nah, apakah kita siap dan mau menghayati hidup sebagai pelayan? Saya rasa, contoh paling dekat dalam menghayati semangat pelayanan dalam hidup sehari-hari adalah ibu rumah tangga. Mereka melakukan semua pekerjaan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci, bersih-bersih rumah, mengurus anak sampai mengelola keuangan rumah tangga. Mereka tidak digaji dan juga tidak ada waktu pensiun. Mereka, kadang juga makan belakangan setelah anak-anaknya kenyang. Maka, betapa indahnya sebuah keluarga yang anggotanya satu sama lain bisa saling melayani. Tidak semua pekerjaan rumah tangga hanya dikerjakan oleh pelayan atau oleh ibu tetapi oleh semua anggota keluarga. Melatih dan membiasakan anak untuk melayani, mulai dari melayani diri sendiri kemudian saling melayani dalam keluarga, tentu merupakan bekal yang sangat baik bagi masa depan mereka.

Doa: Tuhan, Engkau menghendaki agar kami saling melayani satu sama lain. Jadikanlah keluarga dan komunitas kami sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan semangat saling melayani satu sama lain. Amin. -agawpr-

Sabtu, 23 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX

Sabtu, 23 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX
       
“Tidak ada satu tangga lain untuk naik ke surga, selain salib” (St. Rosa dari Lima)
     
Antifon Pembuka (Yeh 43:7a)
       
Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku, dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku diam di tengah-tengah umat untuk selamanya.
   
Tobat 3 (bds. Mat 23:1-12)


Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajar kami bahwa Bapa kami hanya satu ialah Bapa di surga, Yang Mahakuasa dan Mahaadil, penuh cinta dan belas kasih. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau mengajar kami bahwa pemimpin kami hanya satu, ialah Dikau sendiri. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau mengajar kami bahwa tugas kami hanya satu, ialah mengabdi Allah dan melayani sesama dengan rendah hati. Tuhan, kasihanilah kami.
  
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau menghendaki kerendahan hati dan kesetiaan. Semoga, dengan bantuan rahmat-Mu kami mampu memahami kehendak-Mu dan melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari serta mewartakannya kepada sesama, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Allah mewahyukan diri dalam kemuliaan yang memenuhi bait-Nya. Kemuliaan yang memenuhi bait Allah inilah yang dijadikan tanda kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Bagi mereka yang merasakan kehadiran kemuliaan Allah itu, tak ada sikap selain sujud menyembah. Allah yang demikian luhur dan mulia selayaknya mendapatkan pujian dan penyembahan.
  
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (43:1-7a)
     
Sekali peristiwa aku dibawa malaikat Tuhan ke pintu gerbang Bait Suci yang menghadap ke timur. Sungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari timur, dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu, dan bumi bersinar karena kemuliaan-Nya. Apa yang nampak olehku itu mirip dengan apa yang dahulu kulihat, ketika Tuhan datang untuk memusnahkan Kota Yerusalem, dan mirip juga dengan apa yang kulihat di tepi Sungai Kebar. Maka aku bersujud menyembah. Sewaktu kemuliaan Tuhan masuk ke dalam Bait Suci melalui pintu gerbang timur, aku diangkat oleh Roh dan dibawa ke pelataran dalam. Sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan Tuhan. Lalu, sedang orang yang mengukur bait suci berdiri di sampingku, aku mendengar Tuhan bersabda kepadaku dari dalam Bait Suci. Beginilah firman-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku. Di sinilah Aku akan tinggal di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan                                  
Ref. Kemuliaan Tuhan tinggal di bumi kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Bapamu hanya satu, ialah yang ada di surga. Pemimpinmu hanya satu, yaitu Kristus.  
 
Yesus mengajarkan untuk tetap menghormati dan mendengarkan pengajar-pengajar Israel yang membawa ajaran dan Taurat Musa. Namun Yesus juga menegaskan kepada para pendengar-Nya untuk tidak mengikuti perilaku mereka yang menyimpang dari hukum Taurat. Yesus menegaskan akan kehadiran Allah sebagai Guru, Bapa dan Pemimpin bagi mereka.
 
Iniah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
 
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kalian turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kalian, janganlah kalian suka disebut ‘Rabi’; karena hanya satulah Rabimu, dan kalian semua adalah saudara. Dan janganlah kalian menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kalian disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
Kemunafikan dan kesombongan adalah dua dosa kakak beradik. Di mana ada kesombongan di situ ada kemunafikan, dan di mana ada kemunafikan di situ pasti ada kesombongan. Inilah yang dikecam Yesus dalam diri pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Sebagai pemimpin mereka seharusnya menjadi pelayan tetapi yang terjadi justru sebaliknya; merekalah yang meletakkan beban-beban berat di pundak orang lain. Sebagai pemimpin, bagaimanakah sikapku? Apakah aku lebih suka menaruh beban pada orang lain daripada memikulnya sendiri?
 
Doa Malam
 
Tuhan, Guru dan Penyelamat kami, dengan rendah hati kami berserah diri kepada-Mu. Ampunilah dosa kami dan jadikanlah kami abdi-Mu yang setia dan menjadi anggota Gereja yang baik sehingga mampu membawa sesama kepada persekutuan Gereja-Mu yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Amin.
 
 
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy