| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabda bahagia dan Sabda celaka

Rabu, 09 September 2015: Hari Biasa Pekan XXIII (H)
Kol. 3:1-11; Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab; Luk. 6:20-26.
   
"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah." (Luk 6,20)

Berbeda dengan Matius yang menampilkan Delapan sabda bahagia (Mat 5,1-12), Lukas menampilkan juga Sabda celaka (Luk 6,24-26) di samping Sabda bahagia (Luk 6,20-23). Selain itu, pada Mateus Yesus menyampaikan Sabda bahagia-Nya di atas bukit (Mat 5,1) sementara pada Lukas di tempat yang datar (Luk 6,17). Perbedaan lain: pada Mateus, Sabda bahagia disampaikan khusus kepada para murid yang datang kepada-Nya (Mat 5,1) sedangkan pada Lukas meski secara khusus disampaikan kepada para murid (Luk 6,20) tetapi di situ ada banyak orang lain yang ikut mendengarnya (Luk 6,17). Keduanya tidak berlawanan tetapi memang disampaikan pada waktu dan tempat yang berbeda. Pendengarnya pun berbeda pula. Kali ini, kita merenungkan teks Lukas yang menampilkan Sabda bahagia dan Sabda celaka. Saya memaknai bahwa kedua sabda bahagia dan celaka ini disampaikan oleh Yesus sebagai kemungkinan: harapan dan peringatan. Orang yang miskin, menangis dan dibenci pun tetap bisa bahagia kalau hidup sesuai dengan kehendak Tuhan; sebaliknya, orang yang kaya, kenyang, tertawa dan banyak dipuji pun bisa celaka kalau tidak hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kebahagiaan tidak tergantung pada kekayaan ataupun kemiskinan, pada gelak tawa ataupun air mata, pada pujian ataupun celaan tetapi pada hati yang selalu terpaut pada Tuhan, yang senantiasa mampu melihat rahmat dan anugerah-Nya sekecil apa pun, yang mampu bersyukur dalam setiap situasi, termasuk dalam duka dan derita. Orang miskin memang biasa menderita, dan karena biasa maka kadang tidak lagi merasa menderita, bahkan menjadi semakin luar biasa karena ia/mereka tetap berpaut dan berserah kepada Tuhan serta hidup seturut kehendak-Nya. Maka, mereka ini, "yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia" (Yak 2,5).

Doa: Tuhan, semoga saudara-saudari kami yang berkekurangan pun mengalami kebahagiaan karena kasih-Mu dan uluran tangan kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy