| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Orang banyak datang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya."

Kamis, 22 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II (H).
  

Ibr. 7:25 - 8:6; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Mrk. 3:7-12.

"Orang banyak datang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.
 
Massa atau orang banyak kadangkala membuat seorang pribadi yang tergabung di dalamnya kehilangan identitasnya. Dalam suatu kelompok massa, banyak orang seringkali anonim dan hanya ikut-ikutan. Hal ini banyak terjadi, misalnya dalam pergerakan massa pada saat demo atau unjuk rasa. Bagaimana dengan kelompok massa yang mengikuti Yesus ini? Dari sekian banyak orang itu pasti ada juga yang hanya ikut-ikutan. Sangat mungkin juga, mereka yang saat itu memuja-Nya, nanti juga ikut-ikutan berteriak "salibkan Dia!". Namun, yang harus kita ingat, meskipun kita berada dalam sekelompok banyak orang, Tuhan tetap mengenal kita satu per satu, secara personal dan sungguh detail, luar dan dalam. Bukankah jumlah rambut kepala kita saja Tuhan tahu, padahal kita sama sekali tidak tahu (bdk. Mat 10:30). Oleh karena itu, meskipun kita hidup dalam iman komunal, yakni iman Gereja Katolik, namun kita tetap harus menghayati iman kita hayati secara personal juga. Kita tetap harus mempunyai ruang dan waktu untuk berjumpa, berelasi dan berkomunikasi secara personal dengan Tuhan, tanpa harus menyimpang atau meninggalkan kebersamaan dan kesatuan kita dengan Gereja Katolik.

Doa: Tuhan, bantulah kami agar dalam kebersamaan dengan saudara/i kami yang lain, kami tetap mempunyai relasi yang personal dengan-Mu. Amin. #agawpr

Kamis, 22 Januari 2015 Hari Biasa Pekan II

Kamis, 22 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II
 
Yesus Kristus telah menderita segala sesuatu yang harus Ia derita. Tidak ada lagi yang dapat diberikan dari segala tindakan penderitaan-Nya. Apakah lalu penderitaan-Nya telah berakhir? Untuk Kepala penderitaan-Nya memang sudah selesai, tetapi untuk Tubuh-Nya penderitaan itu masih tetap ada. Karena Tubuh-Nya masih tetap menderita, tepatlah kiranya jika Ia menginginkan kita untuk ikut ambil bagian dalam penebusan-Nya. Kesatuan yang erat dengan Dia menuntut kita untuk bertindak demikian. Karena kita adalah Tubuh Kristus dan sebagai anggota satu yang lain, maka kita juga harus tahan menderita segala sesuatu yang diderita oleh Kepala. – St. Agustinus (354-430), Uskup dan Pujangga Gereja
 
Antifon Pembuka (Mzm 40:17)

Hendaknya bergembira dan bersukaria semua orang yang mencari Engkau; hendaknya semua yang merindukan bantuan-Mu berseru: Agunglah Tuhan!

Doa Pagi

Ya Allah, perkenankanlah kami menghadap Engkau melalui Yesus, Pengantara Perjanjian Baru. Semoga Injil-Mu Kau resapkan dalam hati kami dan terbukalah hati kami terhadap sesama.  Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Yesus menjadi Pengantara kita pada Bapa. Ia telah mempersembahkan korban satu kali untuk selamanya. Hal itu dilakukannya dalam misteri salib. Ia telah menebus kita dengan darah-Nya sendiri.
 
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (7:25-8:6)
  
"Kristus mempersembahkan diri sekali untuk selama-lamanya."

Saudara-saudara, Yesus sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang demi Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka. Imam Agung seperti inilah yang kita perlukan: yakni saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang telah dipisahkan dari orang-orang berdosa, dan ditinggikan mengatasi segala langit; yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya. Hal itu sudah dilakukan Yesus satu kali untuk selama-lamanya, yakni ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang tidak sempurna menjadi imam agung. Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah, yang menetapkan Putera yang sudah sempurna sampai selama-lamanya, menjadi Imam Agung. Inti segala yang kita bicarakan ini ialah: Kita mempunyai Imam Agung yang seperti itu: Ia duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan melayani ibadat di tempat mahakudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan buatan manusia. Setiap Imam Agung ditetapkan untuk mempersembahkan kurban atau persembahan kepada Allah. Oleh karena itu Yesus harus mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia berada di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini sudah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Tetapi pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah. “Ingatlah!” demikian firman Tuhan, “Buatlah semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu!” Tetapi sekarang Yesus telah mendapat tugas pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17; R: 8a.9a)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
2. "Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan daripada-Mu tetap berkata, "Tuhan itu besar!"

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
 
Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia bagi orang lain. Ia bukan hanya mengajar dan menasihati, tetapi berkenan berbuat sesuatu bagi orang-orang yang membutuhkan, orang sakit dan menderita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)
 
"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."
 
Sekali peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama murid-murid-Nya, dan banyak orang dari Galilea mengikuti Dia. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya, jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah oleh-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Dari sisi lain, Tuhan Yesus tidak mau identitas-Nya sebagai Anak Allah diketahui banyak orang. Teriakan setan spontan menyebutkan siapa sejatinya Yesus, mendapat larangan keras. Dalam hal menyembuhkan, Tuhan Yesus mau berpesan kepada dunia bhwa Dia itu layaknya seperti manusia biasa. Tidak perlu menonjolkan ke-Allah-an-Nya. Nanti kita tahu bahwa tidak hanya Yesus yang dapat menyembuhkan orang sakit dan ditakuti setan. Tetapi setiap orang percaya bahwa di situ hadir Yesus dan mendapat karunia, mereka dapat melakukan hal yang sama seperti Yesus: Menyembuhkan!

Doa Malam

Allah Bapa sumber kasih setia, kami bersyukur atas kasih setia yang kami peroleh dari Putra-Mu. Semoga kami Kaubangun ke dalam tubuh-Nya, yaitu Gereja. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.


RUAH
 

"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"

Rabu, 21  Januari 2015
Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir
   
Ibr. 7:1-3,15-17; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 3:1-6 
 
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"
 
Berbuat baik dan berbuat kasih itu tidak mengenal batasan tempat, waktu dan situasi. Di mana pun, kapan pun dan dalam situasi apa pun, kita harus berbuat baik dan mengasihi. Rasanya, itulah pesan utama dari pertanyaan dan tindakan Yesus ini. Bisa jadi, hal ini sungguh-sungguh memukul kita karena untuk berbuat baik dan mengasihi, seringkali kita banyak pertimbangan atau masih juga memikirkan untung rugi. Dalam situasi normal di mana kita bisa bahkan harus berbuat baik saja, kadang kita tidak melakukankannya atau malah berbuat yang sebaliknya. Kalau demikian, kemungkinan kita akan semakin menghindar untuk berbuat baik dalam situasi sulit atau manakala perbuatan baik itu kemungkinan mendatangkan risiko dan kesulitan bagi kita. Semoga, sabda dan tindakan Yesus ini sungguh-sungguh mendorong kita untuk berbuat baik setiap saat, juga kalau perbuatan baik itu mendatangkan risiko.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi orang baik supaya setiap saat kami mampu berbuat baik. Amin. -agawpr-

Rabu, 21 Januari 2015 Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir

Rabu, 21 Januari 2015
Peringatan Wajib Sta. Agnes, Perawan dan Martir
 
Setiap orang kagum bahwa Agnes begitu rela menyerahkan hidupnya. (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka
 
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan piala bernyala.

Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau memilih yang lemah dalam pandangan dunia untuk mempermalukan yang kuat. Kami mohon, semoga kami, yang merayakan kemartiran Santa Agnes, meneladan ketabahannya dalam iman. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (7:1-3.15-17)
  
"Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek."
    
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi. Ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, Melkisedek menyongsongnya dan memberkati dia. Dan kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari semua jarahannya. Menurut arti namanya, Melkisedek pertama-tama adalah raja kebenaran, atau juga raja Salaem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah; harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan! Dan karena dijadikan sama dengan Anak Allah, ia menjadi imam sampai selama-lamanya. Sungguh, Yesus telah ditetapkan sebagai imam menurut tata imamat Melkisedek; artinya: Menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Sebab tentang Yesus diberikan kesaksian, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek".
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat (Mzm 110:1.2.3.4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek".

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
  
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
   
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Injil hari ini mengajak kita untuk bertolak dan berpaling kepada Kristus. Mengapa? Jawaban mudahnya ialah kita orang berdosa. Injil memberikan kesaksian bagaimana seorang yang tangan sebelah kanannya mati, artinya tidak berfungsi. Artinya, bahwa sekalipun tangan sebelah kiri mampu bekerja, namun sebelah kanan mati, keduanya tidak bekerja secara utuh, tidak sempurna. Namun Yesus datang, untuk memulihkan apa yang dirasakan oleh si sakit, dan si sakit tidak menjauh dari Yesus, malah semakin memberi diri dengan penuh kepercayaan bahwa dirinya akan sembuh. Apa yang disampaikan sekilas adalah gambaran hidup kita. Kita tidaklah sempurna, kita tidak sempurna karena kita adalah orang yang berdosa. Banyak dari kita merasa diri berdosa dan jatuh pada perasaan “tidak pantas”, dan kita hanya berhenti pada sikap itu, dan enggan mengembangkan hidup rohani dan keintiman dengan Kristus karena “ketidak-layakan” yang kita rasakan. Si sakit justru percaya kepada Kristus, dan memberikan diri kepada Kristus. Begitu pula kita seharusnya, karena keberdosaan dan ketidaklayakan ini—yang merupakan sakit batin kita, justru kita sadar Tuhan datang kepada kita sama seperti Yesus datang kepada si sakit. Keberdosaan kita seperti sebuah penyakit, semakin mendorong kita untuk pergi kepada dokter untuk meminta penyembuhan akan penyakit-penyakit yang kita alami, terlebih dosa. Jadi. Kita tidak algi boleh berhenti pada rasa berdosa dan ketidak-layakan yang justru membutuhkan penyembuhan, tetapi kita malah takut dan rasanya “merinding” untuk memohon kepada-Nya.

Mengembangkan hidup rohani untuk membangun keintiman dengan Kristus dapat kita lakukan dalam hal kecil, misal membuat komitmen membaca Kitab Suci, berdoa bagi mereka yang membutuhkan doa kita, terlebih menghayati dan menyadari betul untuk menyambut Yesus dalam Sakramen Ekaristi pada Misa Kudus. Kita juga dapat melakukan karya – karya baik bagi sesama, mungkin dengan tersenyum kepada mereka yang tidak kita senangi.

Gereja memperingati Santa Agnes yang hidup di Roma, seorang wanita muda yang menyerahkan diri seutuhnya kepada Kristus dan menjadikan Kristus sebagai mempelai hidup satu-satunya, dan bertekad hidup sebagai Perawan demi Kristus. Ia sadar bahwa dirinya adalah sungguh terpuruk, namun ia membangun keintiman dengan Tuhan. Ia diuji dengan tantangan yang tidak mudah. Gubernur Roma meminta para Algojonya untuk membunuh St Agnes, dan perempuan muda ini mengatakan : “Kalian dapat menodai pedang kalian dengan darahku, tetapi kalian tidak akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku yang telah kupersembahkan kepada Kristus.”. keintiman yang St Agnes membangun benar-benar diuji oleh Allah hingga ia dibunuh oleh para Algojo karena imannya akan Kristus. Semoga sambil memohonkan rahmat Allah kita pun setia kepada Kristus sampai akhir dalam Gereja Katolik.
 
DEUS PROVIDEBIT

"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat"

Selasa, 20 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II


 
Ibr. 6:10-20; Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c; Mrk. 2:23-28.

"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat"

Hari Sabat adalah hari ke-7 atau kalau sekarang ya hari Sabtu. Menurut Kej 1:1 - 2:4, penciptaan dunia dan seluruh isinya selesai pada hari ke-6 sehingga pada hari ke-7, Tuhan Allah berhenti dari segala pekerjaan-Nya (Kej 2:2). Inilah yang menjadi alasan mengapa hukum dan adat-istiadat Yahudi melarang orang untuk bekerja pada hari Sabat. Namun, benarkan pada hari Sabat orang tidak boleh bekerja karena pada hari itu Tuhan Allah juga tidak bekerja? Memang Tuhan Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan-Nya, namun pada hari itu Ia justru melakukan perbuatan yang besar dan penting. Ia memberkati dan menguduskan hari ke-7 itu (Kej 2:3). Dengan memberkati hari Sabat, sebenarnya Tuhan memberkati juga seluruh hari dan seluruh ciptaan yang telah dibuat-Nya. Oleh karena itu, Yesus menegaskan bahwa hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan sebaliknya. Sebab, pada hari itulah, manusia kembali menerima berkat dan pengudusan dari Allah, kendati sebelumnya juga sudah diberkati-Nya (Kej 1:28). Dari sini jelas bahwa hukum Sabat dan juga semua hukum/aturan yang lain harus dibuat untuk mendatangkan berkat bagi setiap orang. 

Doa: Tuhan, berilah kami kebijaksaan agar mampu membuat keputusan dan aturan yang sungguh mendatangkan berkat bagi setiap orang. Amin. -agawpr-

Selasa, 20 Januari 2015 Hari Biasa Pekan II

Selasa, 20 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II

Injil memberitakan kejadian-kejadian, di mana Yesus dipersalahkan karena Ia melanggar perintah Sabat. Tetapi Yesus tidak pernah melanggar kekudusan hari ini Bdk. Mrk 1:21; Yoh 9:16.. Dengan wewenang penuh Ia menyatakan artinya yang benar: "Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat" (Mrk 2:2). Dengan penuh belas kasihan Kristus menuntut hak, supaya melakukan yang baik daripada yang jahat dan menyelamatkan kehidupan daripada merusakkannya pada hari Sabat Bdk. Mrk 3:4.. Hari Sabat adalah hari Tuhan yang penuh kasih dan penghormatan Allah Bdk. Mat 12:5; Yoh 7:23.. "Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat" (Mrk 2:28). (Katekismus Gereja Katolik, 2173)
   

Antifon Pembuka (Mzm 111:1)

Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat.

Doa Pagi

Allah Bapa pencipta dan penyelamat, selamanya kami takkan melupakan cinta kasih-Mu yang memanggil manusia untuk hidup. Semoga kami selalu mengandalkan Dikau, Allah dan Bapa kami, pengasih dan penyayang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Ketekunan dan kesabaran adalah ungkapan nyata dari sikap hidup seorang Kristiani. Sikap hidup yang demikian menumbuhkan pengharapan. Abraham disebut sebagai contoh bagi kita bagaimana ia bersabar menantikan janji Tuhan.
   
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (6:10-20)
 
"Pengharapan adalah sauh yang kuat dan aman."
 
Saudara-saudara, Allah bukan tidak adil. Maka tidak mungkin Ia lupa akan pekerjaan dan kasih yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya lewat pelayananmu terhadap orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang lestari, sampai apa yang kamu harapkan akhirnya benar-benar kamu miliki. Kami ingin kalian jangan menjadi lamban, tetapi tetap bersemangat mengikuti jejak mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi daripada-Nya. Dalam sumpah itu Ia berjanji, “Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.” Abraham menanti dengan sabar, dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan baginya sumpah itu menjadi suatu pengukuhan yang mengakhiri segala kesangsian. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang behak menerima janji, dan supaya mereka benar-benar percaya akan putusan-Nya Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah. Kedua kenyataan ini, janji dan sumpah, tidak berubah-ubah, dan tentang ini Allah tidak mungkin berdusta! Jadi maksud Allah mengikat janji dengan sumpah ialah: Supaya kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat bahwa kita akan menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, sauh yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, yakni ketika Ia, menurut tata imamat Melkisedek, menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.4-5.9.10c)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita.
  
Orang-orang Farisi mengingatkan Yesus bahwa para murid-Nya telah melanggar hukum Sabat. Tetapi Yesus membela para murid-Nya. Hukum diadakan untuk manusia, bukan sebaliknya. Hukum dengan penuh belaskasih memperkenankan mereka melakukan demikian. Mereka sedang lapar.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
  
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
  
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian – yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam – dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Karena lapar, para murid mengambil bulir gandum dan memakannya. Hanya karena itu mereka sudah dicela dan dianggap melanggar hukum. Itu sungguh sudah berlebihan. Kita melihat di sini bahwa manusia dipandang sebagai obyek dan bukan subyek. Padahal setiap orang sangat berharga di mata Allah. Mari kita sadari sabda Yesus, “Hari Sabat (peraturan) diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (peraturan).”

Doa Malam

Yesus yang murah hati, hari ini aku Kaudidik dengan sabda-Mu. Tolonglah aku untuk berani bertindak yang benar dan semakin menjauhi dosa. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

"Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Senin, 19 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II
  
Ibr. 5:1-10; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 2:18-22. 

"Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Ada tiga hal yang bisa kita bundheli dari Sabda Yesus hari ini: pesta perkawinan, kain yang baru dan anggur baru. Pesan yang hendak ditawarkan berkaitan dengan suka cita dan kebaruan. Pesta perkawinan pasti membawa sukacita, namun juga kebaruan. Bukankah salah satu ucapan populer untuk orang yang menikah adalah "selamat menempuh hidup baru" sebab memang perkawinan menjadikan status seseorang berubah dari dua menjadi satu, dari gadis/jejaka menjadi istri/suami. Kain dan anggur baru jelas membawa pesan kebaruan dan orang yang menerima sesuatu yang baru biasanya juga bersukacita. Semoga, setiap hari kita pun juga senantiasa mengalami suka cita sebagai orang katolik atau sebagai pengikut Kristus dan juga selalu berusaha untuk terus-menerus memperbarui diri. 

Doa: Tuhan, semoga dalam Dikau kami senantiasa mengalami suka-cita yang sejati dan pembaruan hidup terus-menerus. Amin. -agawpr-

Senin, 19 Januari 2015 Hari Biasa Pekan II

Senin, 19 Januari 2015
Hari Biasa Pekan II
 
"Gereja itu tanaman atau ladang Allah (lih. 1 Kor 3:9). Di ladang itu tumbuhlah pohon zaitun bahari, yang akar kudusnya ialah para Bapa Bangsa. Di situ telah terlaksana dan akan terlaksanalah perdamaian antara bangsa Yahudi dan kaum kafir Bdk. Rm 11:13-26.. Gereja ditanam oleh Petani surgawi sebagai kebun anggur terpilih Mat 21:33-43, par.; bdk. Yes 5:1-7.. Kristuslah pokok anggur yang sejati. Dialah yang memberi hidup dan kesuburan kepada cabang-cabang, yakni kita, yang karena Gereja tinggal dalam Dia, dan yang tidak mampu berbuat apapun tanpa Dia" Yoh 15:1-5. (LG 6). (Katekismus Gereja Katolik, 755)
 
Antifon Pembuka (Mzm 110:4)

Tuhan telah bersumpah dan tidak menyesal, "Engkaulah imam seperti Melkisedek untuk selamanya."

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mengutus seorang Imam Agung yang sudi hidupnya seperti kami. Kami mohon, bimbinglah kami beribadat kepada nama-Mu yang benar. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:1-10)
  
"Yesus belajar menjadi taat, sekalipun ia Anak Allah."
   
Saudara-saudara, setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa. Seorang imam agung harus dapat memahami orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan. Karena itu ia harus mempersembahkan korban pelunas dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri! Sebab setiap imam agung dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus! Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung, tetapi diangkat oleh Dia yang bersabda kepada-Nya, "Anak-Kulah Engkau. Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan." Atau di bagian lain dalam Kitab Suci Ia bersabda, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut tata imamat Melkisedek." Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Kristus telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Agung oleh Allah, menurut tata imamat Melkisedek.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.
Ayat. (Mzm 110:1.2.3.4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanan-Ku,sampai musuh-musuhmu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah dan tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek".

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
  
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
   
Waktu itu, murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa. Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata, "Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu, sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Keluarga Hibertus baru saja menikahkan anak bungsunya. Sebagai orangtua yang mencintai anak, mereka minta agar anak dan menantunya tinggal di rumahnya yang besar dan mewah itu. Dengar alasan menjaga dan menghormati mertua, Dina mau tinggal di rumah itu. Bulan pertama berjalan baik. Memasuki bulan kedua, ketidaknyamanan mulai ia rasakan karena semua kebutuhan suaminya—dari makan, pakaian, merapikan tempat tidur, sepatu—disiapkan oleh ibunya. Bahkan soal tidurpun diperhatikannya. Dina merasa tidak berguna dan tidak mempunyai ruang bebas. Dia mengajak suaminya keluar dari rumah itu, tetapi tidak dihiraukan. Setelah enam bulan dia tidak tahan lagi. Ia pulang ke rumah orangnya. Keluarga muda ini menjadi hancur brantakan dan mertuanya kecewa.

Keluarga baru dipaksa untuk menghidupi kebiasaan lama. Anak sudah menjadi seorang suami, masih diperlakukan sebagai anak. Pasti hancur. ”Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru” kalau tidak kantongnya hancur dan anggurnya terbuang.
   
Banyak orang Katolik yang hidupnya begitu-begitu saja. Tidak beda dengan sebelum dibaptis. Mengapa? Karena cara lama yang menekankan hukum tetap dihidupi. Kekhasan iman Katolik adalah hidup dalam Roh. Ini cara hidup yang baru, yaitu: ”tidak memuliakan diri tetapi merendahkan diri agar Allah yang memuliakan kita. Hidup dalam Roh adalah hidup taat kepada Bapa sebagai Anak Allah!”

Allah Bapa di surga, syukur bagi-Mu karena Engkau senantiasa mencintai aku sebagai anak. Jauhkan dari hidupku sikap meninggikan diri! Amin. 
   
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Minggu Biasa II


"Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia"

Minggu, 18 Januari 2015
Hari Minggu Biasa II

 
1Sam. 3:3b-10,19; Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10; 1Kor. 6:13c-15a,17-20; Yoh. 1:35-42
 
"Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia"
 
Proses menjadi murid Yesus dapat diringkas dalam 4 hal ini, yakni: melihat, terpikat, mendekat dan terlibat. Itulah yang dialami oleh kedua murid pertama yang dikisahkan dalam Injil Yohanes hari ini. Mula-mula, mereka melihat Yesus dari kejauhan. Setelah mendengar kesaksian singkat dari Yohanes Pembaptis, hati mereka terpikat kepada-Nya sehingga pergi mengikuti-Nya. Yesus pun kemudian mengajak mereka untuk tinggal bersama-Nya sehingga mereka menjadi semakin dekat dengan-Nya. Kedekatan ini tentu membuat mereka semakin melihat banyak hal tentang Yesus dan hal ini semakin membuat mereka terpikat dan ingin untuk selalu dekat dengan-Nya. Namun, mereka tidak hanya dekat saja, mereka juga mulai terlibat dalam misi-Nya. Mereka mewartakan Dia dan membawa orang lain untuk juga datang kepada-Nya, tinggal bersama-Nya dan menjadi murid-Nya. Marilah kita juga menghayati panggilan kita sebagai murid-murid Kristus pada zaman sekarang secara demikian juga.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami semakin melihat, terpikat dan dekat pada-Mu serta dengan penuh semangat terlibat dalam karya-karya-Mu. Amin. -agawpr-

Minggu, 18 Januari 2015 Hari Minggu Biasa II

Minggu, 18 Januari 2015
Hari Minggu Biasa II
  
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). (Katekismus Gereja Katolik, 849)

  
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
 
Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
 
All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!
 
Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.
 

Doa Pagi


Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, gerakkanlah kami untuk dengan setia mengikuti Dia, tinggal bersama-Nya, mendengarkan Sabda-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 3:3b-10.19)
   
 
"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."
  
Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam Bait Suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab, “Ya, Bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku. Tidurlah kembali.” Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan. Firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Samuel makin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari firman Tuhan itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40.2.4ab.7-8a.8b-9.10)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 6:13c-15a.17-20)
  
"Tubuhmu adalah bait Roh Kudus."
    
Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yaitu Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli, dan harganya telah dibayar lunas! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 1:14:12b)
Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus. Ia mendatangkan kasih karunia dan kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:35-42)
  
"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."
  
Sekali peristiwa Yohanes berdiri di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan bersama dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka, “Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang, dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Ketiga bacaan hari ini sungguh menarik dan menantang kita untuk menilik lebih jauh tentang cara Tuhan memanggil manusia untuk menjadi abdi-Nya. Bacaan pertama, Tuhan memanggil Samuel nabi-Nya dengan memanggil nama-Nya. Dalam konteks ini, Tuhan berkomunikasi secara langsung dengan manusia dengan perantaraan suara-Nya, namun tanpa menunjukkan wujud-Nya. Sedangkan dalam bacaan Injil, Tuhan memanggil murid-murid dengan memanggil namanya, bahkan secara langsung berinteraksi dengan mereka. Dua hal ini memiliki persamaan dan perbedaan yang mencolok. Persamaannya, keduanya menunjukkan cara Tuhan memilih abdi-Nya. Perbedaannya dalam hal representasi, pada bacaan pertama representasi Tuhan hanya dalam bentuk suara tanpa wujud yang tampak, sedang dalam bacaan Injil representasi Tuhan muncul dalam dua bentuk sekaligus, yaitu suara dan wujud.

Apa pentingnya bacaan ini bagi kita pada zaman ini yang serba canggih dan modern ini? Akankah Tuhan masih memanggil kita dengan menggunakan model pertama atau kedua? Akankah Tuhan memiliki cara lain yang lebih unik untuk memanggil manusia zaman sekarang? Tuhan selalu mempunyai cara unik untuk memanggil umat-Nya. Pada zaman ini mungkin Tuhan tidak akan menggunakan model pertama maupun kedua. Tuhan akan lebih menyentuh sisi afeksi dan perjumpaan kita dengan sesama dalam kehidupan harian kita. Dia menggunakan sarana yang sudah ada, yaitu sesama dan lingkungan kita untuk memanggil kita menjadi murid-Nya. Terpanggil menjadi seorang murid berarti kita mempunyai kewajiban untuk melakukan apa yang sudah Tuhan firmankan dan ajarkan kepada kita. (Inspirasi Batin 2015)

Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.

Sabtu, 17 Januari 2015
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas
     
Ibr. 4:12-16; Mzm. 19:8-9,10,15; Mrk. 2:13-17;
  
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
    

Merenungkan sabda dan penegasan Yesus ini, hati saya merasa ayem. Mak nyes. Sebab, meskipun sudah disucikan dan berulang kali diampuni serta dibersihkan dari berbagai macam noda dosa, pada kenyataannya saya masih saja mudah jatuh dalam dosa. Namun, seperti seorang dokter yang selalu sabar mengobati pasiennya, sekalipun dia bandel dan ngeyel atau bahkan galak serta sok tahu, dengan pengampunan-Nya, Tuhan pun selalu sabar mengobati luka-luka kita akibat dosa. Seperti dokter yang tidak hanya menunggu pasien di rumah sakit atau kliniknya tetapi juga rajin berkunjung ke rumah-rumah penduduk untuk mengobati yang sakit serta memberi penyuluhan untuk pencegahan penyakit, demikian pula Tuhan senantiasa datang mengunjungi kita dan dengan sabda serta rahmat-Nya, ia tidak hanya mengampuni kita tetapi juga memberi kekuatan dan perlindungan sehingga kita bisa menghindari dosa dan bahaya yang disebabkannya. Untuk itu, tidak ada hal lain yang perlu kita buat selain membuka hati untuk senantiasa menerima Tuhan, yang setiap saat berkenan hadir dalam hidup kita untuk menyembuhkan jiwa kita dan melindungi kita dari segala bahaya.
Doa. Datanglah ya Tuhan, kami siap menyambut-Mu dan berjalan bersama-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 17 Januari 2015 Peringatan Wajib St. Antonius, Abas

Sabtu, 17 Januari 2015
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas
 
Dalam perayaan Misa, Liturgi Sabda serta Liturgi Ekaristi mempunyai hubungan erat satu sama lain dan merupakn suatu ibadat yang terpadu, Karena itu tidak diizinkan memisahkan satu dari yang lain dan merayakan dua-duanya pada waktu atau tempat yang berbeda, Tidak juga diizinkan bagian-bagian tertentu dalam Misa dilaksankan terpisah pada jam berbeda dalam hari yang sama. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 60)

 

Antifon Pembuka (Mzm 92 (91): 13-14)
 
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.

The just will flourish like the palm tree, and grow like a Lebanon cedar, planted in the house of the Lord, in the courts of the house of our God.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah memberi kepada Santo Antonius Abas anugerah untuk mengabdi Dikau di padang gurun dengan cara hidup yang mengagumkan. Semoga ia mendoakan kami agar kami dapat menyangkal diri dan senantiasa mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 

Sabda Tuhan menghakimi secara benar. Karena sabda itu hidup dan kuat, bahkan lebih tajam dari pedang bermata dua. Kita diingatkan untuk bertekun dalam penghayatan sabda Tuhan. Dan sabda itu bukan hanya sekedar kata-kata, melainkan seorang Pribadi yang mengundang kita untuk percaya dan mendapatkan keselamatan.

 

Bacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:12-16)
  
 
"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."
  
Saudara-saudara, sabda Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun! Sabda itu menusuk amat dalam, sampai ke batas jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum! Sabda itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban. Kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8-9.10.15; R: Yoh 6:63c)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang yang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selamanya.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina-dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan. Alleluya.
 
Orang berdosa memiliki masa depan yang cerah. Hal ini terjadi karena Yesus datang justru untuk orang berdosa. Yang diminta dari pihak pendosa adalah bertobat, kembali ke jalan yang benar, dan menyerahkan diri kepada Yesus.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
  
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
  
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
“Bukan orang sehat yang memerlukan dokter, tetapi orang sakit!” Pernyataan Yesus itu tepat sekali. Masalahnya disini, sebagian besar kita tidak sadar atau tidak peduli bahwa kalau kita berdosa berarti kita sakit. Dosa semakin besar, maka sakit kita semakin parah. Perlu pengobatan lewat Sakramen Pengampunan. Ini adalah pengobatan gratis. Kita perlu bertemu seorang imam yang adalah “pelayan pengampunan Allah” (Katekismus Gereja katolik, 1466). Maka jangan menunggu didatangi, bergegaslah layaknya pasien, kita pergi mendatanginya.

Antifon Komuni (Bdk. Mat 19:21)

Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku, demikianlah firman Tuhan.

If you would be perfect, go, sell what you have, give to the poor, and follow me, says the Lord.

Doa Malam

Ya Allah, Engkau telah membantu Santo Antonius mengalahkan kuasa kegelapan dengan gemilang. Bantulah kami juga agar setelah dipuaskan dengan sakramen-sakramen-Mu, kami dapat mengatasi segala tipu muslihat musuh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

RUAH

Berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"

Jumat, 16 Januari 2015
Hari Biasa Pekan I



Ibr. 4:1-5,11; Mzm. 78:3,4bc,6c-7,8; Mrk. 2:1-12.
 
Berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"

Kelumpuhan membuat orang tidak berdaya, tidak bisa berjalan dan melangkah maju untuk menggapai tujuannya dengan cepat. Mungkin, kita pun sering mengalaminya. Bukan kelumpuhan fisik atau tidak berfungsinya kaki kita dengan baik tetapi lebih berupa rasa letih, loyo, tidak bersemangat dll sehingga terasa sulit dan berat untuk bangkit dan melangkah maju. Bisa jadi, hal tersebut disebabkan oleh kelelahan fisik, namun bisa juga disebabkan oleh dosa-dosa kita. Mungkin kita mempunyai dosa di masa lalu yang sengaja kita pendam tetapi selalu menghantui kita dengan rasa bersalah dan membuat kita tidak berdaya. Untuk itu, kita perlu dengan rendah hati datang untuk mengaku dosa supaya oleh imam yang melayani kita dibawa kepada Tuhan dan menerima pengampunan-Nya. Dengan demikian, kita akan dibebaskan dari beban dosa serta diberi kekuatan untuk maju dan rahmat untuk memperbaiki diri.

Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat pengampunan-Mu agar kami mampu bangkit dari kelumpuhan kami untuk maju dalam kebaikan. Amin. -agawpr-

Jumat, 16 Januari 2015 Hari Biasa Pekan I

Jumat, 16 Januari 2015
Hari Biasa Pekan I
 
Yesus Kristus, dokter jiwa dan tubuh kita, yang telah mengampuni dosa orang lumpuh dan telah memberi kembali kesehatan kepadanya Bdk. Mrk 2:1-12., menghendaki bahwa Gereja-Nya melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatan-Nya dalam kekuatan Roh Kudus. Karya ini juga dibutuhkan anggota-anggota Gereja sendiri Untuk itu ada dua Sakramen penyembuhan: Sakramen Pengakuan dan Sakramen Urapan Orang Sakit. (Katekismus Gereja Katolik, 1421)

 
Antifon Pembuka (Mzm 78:3.7c)
 
Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceriterakan kepada kami oleh para leluhur. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Allah yang menjadi manusia, hidup menderita dan wafat, namun bangkit jaya. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Putra Allah, yang berkuasa mengampuni dosa-dosa. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Putra Allah, yang diutus mengembalikan umat kepada Bapa Yang Maharahim dan Maha Penyayang. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Allah Bapa Yang Maharahim, karena begitu besar cinta kasih-Mu kepada kami sehingga Engkau berkenan mengampuni dosa-dosa kami dan mengutus Putra-Mu untuk memulihkan hubungan kami kembali dengan-Mu. Semoga Gereja-Mu tetap setia untuk melanjutkan karya keselamatan Putra-Mu itu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
 
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (4:1-5.11)
  
 
"Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam istirahat Allah."
  
Saudara-saudara, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga karya Allah jangan dilupakan selama-lamanya
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.6c-7; R:7c)
1. Karya Allah telah kami dengar dan kami ketahui, dan diceritakan kepada kami oleh para leluhur. Kami meneruskannya kepada angkatan yang kemudian: puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya, serta perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.
2. Supaya anak cucu mereka menceritakannya pula kepada anak turunan mereka; supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang teguh perintah-perintah-Nya.
3. Jangan sampai seperti nenek moyangnya, mereka menjadi angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak lurus hati, dan jiwanya tidak setia kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi agung telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:1-12)
  
"Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa pengampunan dosa."
    
Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Yesus memberitakan sabda kepada mereka, beberapa orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya ke hadapan Yesus karena orang banyak itu. Maka mereka membuka atap yang di atas Yesus. Sesudah atap terbuka, mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Melihat iman mereka, berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ duduk juga beberapa ahli Taurat. Mereka berpikir dalam hati, “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Tetapi Yesus langsung tahu dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian; maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh itu ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan ‘Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah’? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” – lalu berkatalah Yesus kepada orang lumpuh itu - : “Kepadamu Kukatakan: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya, dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, “Yang seperti ini belum pernah kita lihat!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Sekelompok orang Katolik mengadu nasib dengan membuka hutan untuk bertanam sawit. Mereka orang miskin, sederhana dan tidak berpendidikan tinggi. Tapi karena mereka rukun, kompak dan mempunyai keyakinan kuat, baru lima tahun di situ sudah mampu mendirikan kapel yang lumayan baik dan besar. Dengan atau tanpa pastor mereka berkumpul di kapel itu untuk berdoa, bernyanyi, mendengarkan sabda Allah dan menyambut Tubuh Tuhan. Dari hari ke hari hidup mereka semakin membaik dan ekonominya semakin maju.

Kasih dan iman yang hidup membuat orang rukun, kreatif dan membuahkan hidup baru. Itulah yang terjadi dalam kisah sekelompok umat dalam kisah Injil hari ini. Si lumpuh sangat beruntung tinggal dalam komunitas kaum beriman. Kasih dan iman mereka membuat mereka kreatif mencari jalan bagaimana bisa bertemu Tuhan Yesus. Perjumpaan itu tidak sia-sia. Si lumpuh sembuh dan bisa berjalan. Dia dibebaskan dari dosa dan dimampukan mengangkat tilamnya. Kasih sesamanya serta kuasa kasih Yesus mengubah hidupnya dari tak berdaya menjadi orang bebas dan kuat mengangkat tempat tidurnya. (Ziarah Batin 2015)

Doa Malam

Allah Bapa Raja Mahamulia, kami bersyukur atas sukacita yang Kau anugerahkan kepada kami dengan pengantaraan Yesus Putra-Mu terkasih. Kami mohon, dampingilah kami selalu dan bimbinglah kami memasuki kerajaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."

Kamis, 15 Januari 2015
Hari Biasa Pekan I

  
Ibr. 3:7-14; Mzm. 95:6-7,8-9,10-11; Mrk. 1:40-45
   
Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
     
Pada zaman Yesus, orang yang menderita sakit kusta dianggap sebagai orang yang najis. Akibatnya, mereka mengalami penderitaan berlapis-lapis. Mereka tidak hanya menderita sakit secara fisik tetapi juga secara sosial karena masyarakat mengucilkannya. Mereka juga menderita secara moral dan spiritual karena orang cenderung menilai bahwa penyakit tersebut merupakan hukuman atas dosa-dosa mereka. Namun, orang-orang yang mengucilkan mereka dan menganggap diri bersih, sebenarnya tidak terluput pula dari kenajisan. Badan mereka memang bersih tetapi hati dan pikiran mereka justru lebih kotor. Mungkin kita pun juga demikian. Amat mudah kita berpikiran, berperasaan, berprasangka dan berkata negatif terhadap orang lain. Dengan demikian, kita sebenarnya menderita "kusta", bukan di kulit tetapi dalam hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, marilah dengan rendah hati kita mohon kepada Tuhan agar Ia mengulurkan tangan-Nya dan menjadikan kita tahir supaya kita tidak mudah berpikiran, berperasaan, berprasangka dan berkata negatif terhadap atau tentang orang lain.

Doa: Tuhan, tahirkanlah kami dari dari penyakit kusta yang seringkali mengotori hati dan pikiran kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy