| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 12 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIII

Sabtu, 12 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIII
 
“Kemuliaan Maria terletak di dalam fakta bahwa ia ingin memuliakan Allah, bukan dirinya” (Paus Benediktus XVI)

   
Antifon Pembuka (1Tim 1:15-17)

Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.

Doa Pagi


Allah Bapa yang penuh kasih, bimbinglah kami dengan Roh-Mu agar selalu mendengarkan sabda Putra-Mu dan melakukannya dengan segenap hati dan kekuatan kami. Semoga hidup kami hari ini berkenan di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Paulus menggunakan keberdosaan dan perubahan hidupnya sebagai contoh bagaimana Kristus telah mengubah dan membawanya kepada hidup yang kekal. Rahmat keselamatan seperti inilah yang perlu disyukuri bagi mereka yang percaya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:15-17)
    
    
"Kristus datang di dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa."
    
Saudaraku terkasih, sabda ini benar dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus telah datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka itu akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang paling berdosa ini Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Diberkatilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm. 113:1b-2.3-4.5.6.7)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami datang kepadanya
 
Bangunan hidup rohani mesti didasarkan pada iman yang kuat. Iman inilah yang menjadi pijakan arah dan perkembangan perjalanan hidup rohani seseorang. Dengan kekuatan iman ini, orang tidak akan mudah terombang-ambing dan terperosok dalam gangguan yang muncul dalam perjalanan rohaninya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:43-49)
  
"Barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar."
    
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pula pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati. Mengapa kalian berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, - Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan: - Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya, barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Wejangan Yesus dengan contoh dari dunia pertanian, memberi gambaran kepada kita bagaimana menilai manusia. Baik atau tidak manusia diukur dari hatinya. Apa yang diucapkan manusia melalui mulut meluap dari hatinya. Karena itu Yesus mengajak kita untuk membangun hati yang bersih dengan terus menerus bergaul dengan sabda-Nya. Dari sabda-Nya, kita tahu apa yang dikehendaki Allah. Melakukan kehendak Allah, itulah kekuatan kita.

Doa Malam

Allah Bapa yang Maharahim, ampunilah dosa dan kesalahan kami hari ini, karena kami tidak melakukan kehendak Putra-Mu dengan sepenuh hati. Berilah kami kesempatan untuk bertobat. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Jumat, 11 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIII

Jumat, 11 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIII
  
“Kekudusan bukan berarti tidak membuat kesalahan atau tidak pernah berdosa. Kekudusan tumbuh dengan kesanggupan untuk perubahan, pertobatan, kerelaan untuk memulai kembali, dan diatas segalanya, kesanggupan untuk rekonsiliasi dan pengampunan” – Kardinal Joseph Ratzinger, Paus Benediktus XVI
  
Antifon Pembuka (Mzm 16:7-8)

Aku memuji Tuhan yang selalu menasihati aku, bahkan waktu malam pun Ia berbicara dalam hatiku. Aku selalu ingat akan Tuhan. Aku tidak goyah karena Ia ada di sampingku.

Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, Engkau amat sabar dan amat longgar belas kasih-Mu. Semangatilah kiranya kami dengan Roh-Mu, agar dapat saling memaafkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-2.12-14)
   
    
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
   
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita, dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 17:7b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
  
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
  
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


 Yesus menunjukkan suatu perbandingan yang tidak mungkin. Ia mendesak kita mengembangkan sikap mawas diri dan rendah hati dalam hidup. Dengan dua hal itu mengalirlah pengertian dan pengampunan tulus bagi sesama. Paulus adalah contoh petobat sejati, yang berbalik dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Ia bukan lagi orang buta yang menuntun orang buta. Ia sudah menapak di jalan terang dan dapat menuntun orang kepada terang. Ia telah meninggalkan cara hidupnya yang lama dengan cara hidup baru sesuai yang telah mengutusnya.

Ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya. Tidak jarang ada orang yang mau menutup kesalahannya sendiri dengan tindakannya itu. Kita bisa bersembunyi dibalik kesalahan orang lain. Pesan Yesus bagi kita amat jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri dan keluarga kita dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama. (NVL)

Doa Malam

Allah Bapa sumber segala rahmat, semoga hati kami terbuka, agar sanggup menghidupkan kebajikan. Kami mohon, semoga dapat saling menaruh cinta kasih, dan dapat saling membantu membuat bahagia sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kamis, 10 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIII

Kamis, 10 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIII
 
“Ketika Allah dikesampingkan, dunia menjadi tempat yang tidak ramah bagi manusia” (Paus Benediktus XVI)

 
Antifon Pembuka (Kol 3:14)

Biarlah damai sejahtera Kristus melimpah dalam hatimu, sebab kalian dipanggil untuk hidup berdamai dalam satu tubuh.

Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, semoga sabda-Mu berkarya penuh di tengah-tengah kami, agar dalam segala tingkah laku kami selalu maaf-memaafkan dan saling membuat bahagia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Pengampunan dan cinta kasih menjadi perhatian utama dalam membangun kehidupan bersama berdasarkan kehendak Allah. Dengan semangat seperti ini, maka ikatan persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus akan semakin kokoh.

  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:12-17)
   
   
"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."
  
Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi Allah. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cinta kasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kalian. Hendaknya kalian saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah Mazmur, puji-pujian dan nyanyan rohani, untuk mengucapkan syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kalian lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan pengantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Segala yang bernafas, pujilah Tuhan!
Ayat. (Mzm 150:1-2,3-4,5-6)
1. Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
2. Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
3. Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:12)
Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.
 
Memberi lebih dari yang dibutuhkan oleh orang-orang yang benar-benar membutuhkan, akan membawa rahmat tersendiri bagi kehidupan orang beriman. Bahkan lebih dari itu, Yesus menghendaki semua orang percaya turut berusaha mengupayakan kebaikan walaupun mendapatkan sesuatu yang buruk.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)
  
"Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya."
  
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang berbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. [Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.] Lagipula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang yang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kalian pakai, akan diukurkan pula kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Kita semua mempunyai lawan, dendam, antipati terhadap orang lain yang bisa terjadi akibat benturan dalam hidup bersama, dalam keluarga atau komunitas, komunitas religius atau kategorial. Tampaknya sulit menjawab permintaan Yesus untuk tidak membalas dendam, memaafkan kesalahan mereka dan mendoakan mereka. Ini benar-benar menohok harga diri. Kita adalah benar-benar murid Kristus bila kita mampu menyangkal diri, rela dan berbesar hati menyongsong kehadiran orang yang dianggap musuh dan lawan kita.

Antifon Komuni (Kol 3:15)

Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kalian telah dipanggil menjadi satu tubuh.

Doa Malam

Tuhan Yesus, di dalam kasih-Mu yang luar biasa besar kami letakkan semua suka duka kami dalam mengasihi sesama kami. Berjuanglah, ya Tuhan, bersama kami untuk memenangkan cinta kasih dalam segala pergulatan hidup, dan tak ada sesuatu yang dapat membuat-Mu tersenyum bangga selain kemenangan kami dalam memperjuangkan kasih-Mu di atas segalanya. Amin.
 

RUAH

Rabu, 09 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIII

Rabu, 09 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIII

Yusuf dahulu terus-menerus melindungi Keluarga Nazaret, maka sekarang ia pun melindungi dan membela Gereja Kristus. (Paus Leo XIII)


Antifon Pembuka (Kol 3:3-5)

Kalian sudah mati dan kehidupan kalian tersembunyi dalam Allah bersama Kristus. Maka matikanlah segala sesuatu yang duniawi dalam diri kalian.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahamulia, perkenankanlah kiranya kami miskin dalam batin dan semoga hari kami terbuka terhadap kerajaan-Mu. Kami mohon semoga warta gembira-Mu dapat benar-benar terwujud di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-11)
     
  
"Kalian telah mati bersama Kristus, maka matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi."
     
Saudara-saudara, kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sisi kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kalian telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kalian pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Semuanya itu mendatangkan murka Allah. Dahulu kalian juga melakukan hal-hal itu ketika kalian hidup di dalamnya. Tetapi sekarang buanglah semuanya ini yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Janganlah kalian saling menipu lagi, karena kalian telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru itu tiada lagi orang Yunani atau Yahudi, yang bersunat atau tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
atau Tuhan itu baik kepada semua orang
Ayat. (Mzm 145:2-3.10-11.12-13ab)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerejaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)
   
"Berbahagialah orang yang miskin, celakalah orang yang kaya."
   
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, "Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Menjadi Katolik bertahun-tahun bukanlah jaminan seseorang mengalami pertumbuhan iman atau menjadi dewasa dalam hidup rohani. Untuk mengalami perubahan dan pembaruan dari waktu ke waktu seseorang harus memiliki rasa haus dan lapar secara rohani. Mungkin kita dapat ‘berpura-pura rohani’ dengan rajin ke gereja, namun kita tidak dapat membohongi Tuhan karena Dia tahu benar motivasi hati kita: Apakah kita benar-benar punya kerinduan bertemu Tuhan dengan penuh rasa haus dan lapar, atau kita datang beribadah sekadar menjalankan kewajiban dan rutinitas belaka?
      
Rasa haus dan lapar itulah yang membedakan kualitas masing-masing orang. Yesus berkata, ”Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Luk. 6:21). Rasa haus dan lapar itu mendorong orang mendapatkan lebih banyak lagi dari Tuhan. Ia akan memiliki kerinduan yang begitu dalam kepada Tuhan, bukan sekadarnya saja.
     
Rasa haus dan lapar itulah awal segala sesuatu. Lapar menyebabkan orang menjangkau sasaran yang lebih tinggi, menjadi agresif secara rohani, melangkah dengan segala upaya dan segenap keberadaan kita untuk menangkap setiap kesempatan yang dari Tuhan. Layaknya tentara militan yang sedang berperang, ia rela berkorban apa pun, tidak takut musuh demi satu tujuan: meraih kemenangan.

Sampai kapan kita harus merasa haus dan lapar akan Tuhan? Sampai rasa haus dan lapar itu terpenuhi dan terpuaskan oleh-Nya. Bagaimana mengembangkan rasa haus dan lapar? Melalui latihan rohani sehingga roh (manusia batiniah) kita berkembang. Otot tubuh jasmani kita saja semakin kuat dan berkembang ketika kita rajin melatihnya, begitu juga tubuh rohani kita. Dan hal itu membutuhkan kedisiplinan yang begitu tinggi.

Ya Bapa, semoga aku memiliki kerinduan untuk selalu haus dan lapar akan Engkau! Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Kol 3:1)

Kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas. Di mana Kristus berada, di sisi kanan Allah.

Sabda bahagia dan Sabda celaka

Rabu, 09 September 2015: Hari Biasa Pekan XXIII (H)
Kol. 3:1-11; Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab; Luk. 6:20-26.
   
"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah." (Luk 6,20)

Berbeda dengan Matius yang menampilkan Delapan sabda bahagia (Mat 5,1-12), Lukas menampilkan juga Sabda celaka (Luk 6,24-26) di samping Sabda bahagia (Luk 6,20-23). Selain itu, pada Mateus Yesus menyampaikan Sabda bahagia-Nya di atas bukit (Mat 5,1) sementara pada Lukas di tempat yang datar (Luk 6,17). Perbedaan lain: pada Mateus, Sabda bahagia disampaikan khusus kepada para murid yang datang kepada-Nya (Mat 5,1) sedangkan pada Lukas meski secara khusus disampaikan kepada para murid (Luk 6,20) tetapi di situ ada banyak orang lain yang ikut mendengarnya (Luk 6,17). Keduanya tidak berlawanan tetapi memang disampaikan pada waktu dan tempat yang berbeda. Pendengarnya pun berbeda pula. Kali ini, kita merenungkan teks Lukas yang menampilkan Sabda bahagia dan Sabda celaka. Saya memaknai bahwa kedua sabda bahagia dan celaka ini disampaikan oleh Yesus sebagai kemungkinan: harapan dan peringatan. Orang yang miskin, menangis dan dibenci pun tetap bisa bahagia kalau hidup sesuai dengan kehendak Tuhan; sebaliknya, orang yang kaya, kenyang, tertawa dan banyak dipuji pun bisa celaka kalau tidak hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kebahagiaan tidak tergantung pada kekayaan ataupun kemiskinan, pada gelak tawa ataupun air mata, pada pujian ataupun celaan tetapi pada hati yang selalu terpaut pada Tuhan, yang senantiasa mampu melihat rahmat dan anugerah-Nya sekecil apa pun, yang mampu bersyukur dalam setiap situasi, termasuk dalam duka dan derita. Orang miskin memang biasa menderita, dan karena biasa maka kadang tidak lagi merasa menderita, bahkan menjadi semakin luar biasa karena ia/mereka tetap berpaut dan berserah kepada Tuhan serta hidup seturut kehendak-Nya. Maka, mereka ini, "yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia" (Yak 2,5).

Doa: Tuhan, semoga saudara-saudari kami yang berkekurangan pun mengalami kebahagiaan karena kasih-Mu dan uluran tangan kami. Amin. -agawpr-

Kelahiran Santa Perawan Maria

Selasa, 08 September 2015: Pesta Kelahiran SP Maria (P)
Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd; Mat. 1:1-16,18-23

"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" (Mat 1,23)

Hari ini kita merayakan Pesta Kelahiran St. Perawan Maria, yang dalam Injil Matius tentang kelahiran Yesus disebut "anak dara" (menurut KBBI, "anak dara = gadis/perawan). Perihal "anak dara" ini, Mateus mempunyai referensi yang sangat kuat dari sabda Tuhan sendiri melalui nabi Yesaya: "Sesungguhnya, seorang «perawan» mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yes 7,14). Perawan yang dimaksud tidak lain adalah Maria, sebagaimana ditegaskan, baik oleh Matius (1,18) maupun oleh Lukas (1,27). Gereja pun kemudian mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan oleh Allah sedari semula untuk mengandung dan melahirkan Anak-Nya, sehingga sejak lahirnya ia adalah seorang perawan yang suci dan murni. Nah, kenyataan bahwa Maria adalah tetap perawan baik sebelum (ante partum), pada saat (in partu) maupun sesudah (post partum) mengandung dan melahirkan Yesus, semakin menegaskan kesucian dan kemurnian Maria ini. Kehadiran Yesus sebagai yang terkudus dalam rahim Maria dan kelahiran-Nya dari dalam rahim itu, tidak menjadikan Maria kehilangan keperawanannya. St. Ireneus, Bapa Gereja pada abad II, mengatakan "purus pure puram aperiens vulvam ... ipse puram fecit" (Yang Termurni dari yang murni [yakni Kristus], dengan membuka rahim yang suci [milik Maria] ... Dia sendiri membuat rahim itu sungguh murni). Origenes, Bapa Gereja pada abad berikutnya pun menegaskan bahwa: "Hanya Tuhan yang dapat lahir dari seorang perawan, dan hanya seorang perawan yang dapat dengan layak melahirkan Tuhan ke dunia". Demikianlah Maria: sejak semula dikandung tanpa noda, dilahirkan dalam keadaan suci dan murni, dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Kristus bagi kita dan setelah melahirkan Tuhan ia tetap menjadi perawan suci.

Doa: Ibu Maria ingkang pinurba mulus tanpa ciri, mugi karsaa adamel murnining badan kawula tuwin sucining sukma kawula (Ibu Maria yang dikandung tanpa noda, sucikanlah badanku dan kuduskanlah jiwaku). Amin. -agawpr-

Selasa, 08 September 2015 Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

Selasa, 08 September 2015
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria
 
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Yusuf bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. (Mat 1:18-19c)
 

Antifon Pembuka

Marilah kita bersukacita merayakan kelahiran Santa Perawan Maria. Sebab dari padanya telah terbit cahaya dunia, yakni Kristus, Allah kita.

Let us celebrate with joy the Nativity of the Blessed Virgin Mary, for from her arose the sun of justice, Christ our God

Pengantar

Hari ini Gereja merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Maria adalah sosok perempuan yang begitu akrab dengan umat Katolik. Dia menghadirkan sosok Allah dalam diri seorang ibu. Maria bukan hanya ibu Yesus, tetapi juga ibu kita. Banyak orang berdevosi secara khusus pada Bunda Maria. Ada sosok yang mempesona dalam diri Ibu Maria ini. Kelahirannya bukan hanya menjadi berkat bagi St Yoakhim, dan Sta. Anna, orang tuanya, tetapi juga berkat bagi kita. Menghormati Bunda Maria juga memberikan inspirasi bagi kita untuk menghargai keberadaan ibu kita masing-masing. Ibu yang menjadi sarana Allah menghadirkan kita ke dunia dan menyalurkan kasih Allah kepada kita. Pernahkah kita ingat ulang tahun ibu dan memberinya sesuatu wujud kasih yang istimewa?

Doa Pagi


Allah Bapa kami, sumber belas dan cinta kasih, penuhilah hamba-hamba-Mu dengan anugerah surgawi. Tingkatkanlah kiranya kesejahteraan dunia berkat pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Sebab Putra yang dilahirkannya adalah sumber keselamatan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Mikha menubuatkan kehadiran penyelamat Israel yang akan menggembalakan mereka dalam kekuatan dan kemegahan Tuhan. Sang penyelamat ini akan membawa kesejahteraan dan damai di antara mereka.
 

Bacaan dari Nubuat Mikha (5:1-4a)
    
  
"Tibalah saatnya perempuan yang mengandung itu melahirkan."
     
Beginilah firman Tuhan, “Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka, ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Orang-orang yang percaya adalah kumpulan orang-orang yang telah dipilih Allah dan ditentukan dari semula untuk mendapatkan keselamatan dan kemuliaan oleh karena Yesus Kristus. Karena alasan inilah, Paulus mengajak jemaat yang percaya untuk terus mengasihi Allah.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:28-30)

Saudara-saudara, kita tahu, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya itu, juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersukacita dalam Tuhan.
Ayat. (Mzm 13:6ab,6cd)
1. Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.
2. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Berbahagialah engkau, hai Perawan Maria, dan sangat terpuji. Sebab dari padamu telah terbit Sang Surya Keadilan, yakni Kristus, Allah kita.
    
Yesus hadir di tengah-tengah Israel dari garis keturunan Daud. Dengan demikian, nubuatan tentang pemulihan kerajaan Israel melalui keturunan Daud terwujud penuh dalam diri Yesus Kristus.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius [1:1-16.18-23 (1:18-23)]
 
"Anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."
   
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dan Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram. Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai. Isai memperanakkan Raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim. Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan. Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Kelahiran Yesus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang dinyatakan oleh nabi, "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Immanuel" yang berarti: Allah menyertai kita.)
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
Pada pesta kelahiran Maria hari ini, kita ingat kembali akan rahmat Allah yang secara luar biasa dianugerahkan kepada Maria. Ia dipilih Allah untuk menjadi ibunda Sang Juruselamat, Yesus Kristus. Ia diberi anugerah khusus tanpa noda, tempat kediaman Roh Kudus agar rencana Allah untuk menyelamatkan dunia dapat terwujud. Karena merupakan kehendak Allah, Maria pun taat. Kemurnian dan ketaatan Bunda patut menjadi contoh perjuangan kita untuk mencapai kesempurnaan.

Antifon Komuni (Yes 7: 14; Mt 1: 21)

Seorang perawan akan melahirkan. Putranya akan menyelamatkan bangsa-Nya dari dosa mereka.

Behold, the Virgin will bear a son, who will save his people from their sins.

Doa Malam

Bapa, penyelenggara alam semesta, kami mengucap syukur kepada-Mu atas semua yang Kauciptakan dengan penuh kuasa dan kasih. Semua baik adanya. Bantulah kami agar tidak jatuh dalam perasaan rendah diri karena latar belakang keluarga yang tidak menguntungkan, yang tidak baik dan tercela, namun bangkitkan semangat hidup baru dalam Roh-Mu yang membebaskan. Amin.


RUAH

Senin, 07 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIII

Senin, 07 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIII
 
Bagiku, Yesus adalah harta yang melebihi segala harta (Sta. Teresia dari Avila)

Antifon Pembuka (Mzm 62:67)

Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang dan Dialah segala harapanku. Hanya Dialah pelindung dan penyelamatku. Dia pendukungku, aku takkan goyah.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, berilah kami pengertian mengenai misteri-Mu dan penuhilah kami dengan Roh-Mu, agar dapat membicarakan dengan teman dan sesama belas kasih dan kasih setia-Mu, yang Kaugunakan untuk menghadapi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:24-2:3)
   
  
"Aku telah menjadi pelayan jemaat, untuk menyampaikan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad."
    
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kalian, dan melengkapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan sabda Allah kepada kalian, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada orang-orangnya yang kudus. Allah berkenan memberi tahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yakni: Kristus ada di antara kalian. Dialah harapan akan kemuliaan. Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan setiap orang dan mengajar mereka dengan segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kuperjuangkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat dalam diriku. Saudara-saudara, aku ingin agar kalian tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan bagi kalian, bagi mereka yang di Laodikia dan bagi semuanya yang belum mengenal aku secara pribadi. Semoga hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan pengertian yang meyakinkan dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus. Dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 62:6-7.9)
1. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

Bait Pengantar Injil,
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:6-11)
  
"Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat."
    
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, agar mereka mendapat alasan untuk menyalahkan Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang mati tangan kanannya, “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri di tengah. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku bertanya kepada kalian: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia. Maka meluaplah amarah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

"Tidak ada manusia hidup seorang diri," kata sebuah pepatah. Kalau diperdalam, bisa dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan kehadiran orang lain. Setiap orang selalu punya kebutuhan, tetapi tidak setiap orang selalu membutuhkan orang lain. Karena itu, sikap kita terhadap orang sekitar selalu dipengaruhi oleh kebutuhan. Ketika butuh, tingkat keramahan, kepedulian, dan kerendahan hati meningkat. Kalau tidak butuh, semuanya berjalan biasa-biasa saja.

Misalnya, lihatlah orang-orang yang ada di tempat umum. Apakah saling perhatian? Kalau terlalu umum, mari kita lihat kelompok kerja, belajar, kor, atau keluarga kita. Tidak jarang kalau sudah pegang gadget atau remote TV, dunia seperti milik sendiri. Kita tersinggung ketika orang melihat TV tetapi tidak sedetik pun menoleh kepada kita. Kita tersinggung ketika orang asyik tersenyum dan tertawa dengan gadgetnya tetapi tidak pernah tersenyum dengan kita yang ada di depannya. Salahkah? Tidak. Melanggar hukumkah? Tidak. Berarti, hidup bukanlah melulu perkara benar atau salah, melanggar hukum atau tidak, tetapi kita harus melihat sisi kepantasannya.

Pantaskah memperlakukan yang biasa saja, jika kita bisa berbuat lebih atau yang terbaik? Seniman Jerman J.W. von Goethe mengatakan, "Bila kita memperlakukan orang sebagaimana apa adanya, kita membuatnya lebih buruk daripada siapa dirinya; bila kita memperlakukannya seolah ia sudah mencapai potensinya, kita membuatnya menjadi siapa ia seharusnya." Perlakuan yang pantas dan lebih terhadap seseorang akan membuat ia menjadi dirinya yang seharusnya dan ia pantas untuk itu.

Yesus memperlakukan kita bukan sebagai pendosa atau orang lemah, meskipun kita pendosa dan lemah. Yesus tidak memperlakukan kita sesuai aturan hukum meskipun kita pantas dihukum, tetapi Ia memperlakukan kita sebagai orang yang pantas ditolong, diselamatkan dan mendapatkan perlakuan yang pantas. Inilah bukti cinta-Nya, jaminan bagi orang beriman dan pengharapan bagi semua orang beriman.

Di mata Tuhan, kita adalah segalanya. Benda dan aturan hanyalah sarana. Semoga Tuhan juga adalah segalanya bagi kita. (Kartolo/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Kol 1:25)

Dalam diriku aku melengkapi yang masih kurang dalam penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu Gereja.

Hari Minggu Biasa XXIII

Minggu, 6 September 2015
Hari Minggu Biasa XXIII
Hari Minggu Kitab Suci Nasional
  
Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 2:1-5; Mrk. 7:31-37

"Sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik." (Mrk 7, 34-35)

Pada bagian akhir dari perayaan liturgi penerimaan sakramen baptis bayi dan pada salah satu tahap dari masa katekumenat untuk baptisan dewasa, terdapat ritus "Effata" (di beberapa tempat di Indonesia, ritus ini ditiadakan dan kendati dalam buku yang diterbitkan Nusa Indah dimuat tetapi dalam buku Puji Syukur tidak ada). Pada bagian ini, imam atau diakon yang menjadi pelayan baptis menjamah mulut dan telinga bayi/anak dengan menggunakan ibu jarinya sambil berdoa "Ya Tuhan, berilah agar anak ini bertumbuh dewasa. Dan sebagaimana dengan mengucapkan "Effata", Engkau telah membuka mulut dan telinga orang-orang bisu-tuli, maka sudilah membuka mulut dan telinga anak ini agar ia dapat mendengarkan sabda-Mu dan mengakui imannya demi keselamatan manusia serta kemuliaan-Mu." Jadi, maksud dari ritus ini adalah memohon kepada Tuhan agar anak yang dibaptis itu kelak bertumbuh dewasa, baik secara fisik tidak bisu dan tidak tuli, maupun terutama secara iman mampu mendengarkan sabda Tuhan dan mengakui serta mewartakan imannya demi keselamatannya dan kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu, entah dulu pada saat dibaptis, pelayan baptis kita melaksanakan ritus "effata" atau tidak (seandainya tidak, baptis kita tetap sah), marilah kita mohon agar Tuhan sendiri membuka telinga dan mulut kita: supaya dengan telinga kita semakin tertarik dan peka untuk mendengarkan sabda-Nya (mumpung sedang BKS, baca/dengarkan dan renungkan KS !!!) dan dengan mulut kita mengakui serta mewartakan iman kita (ayo sharing dan berbagi pengalaman dalam pertamuan BKS !!!). Namun, sebagaimana ditegaskan St. Yakobus, kita tidak cukup hanya mengakui dan mewartakan iman kita tetapi juga harus mengamalkannya, misalnya dengan mengasihi, menghormati, menolong dan mendengarkan sesama. Bukankah, orang yang mampu mendengarkan sabda Tuhan dengan baik juga mampu mendengarkan sesama dengan baik pula? Begitu juga sebaliknya.

Doa: Ya Tuhan, sebagaimana dengan mengucapkan "Effata", Engkau telah membuka mulut dan telinga orang-orang bisu-tuli, maka sudilah membuka mulut dan telinga kami agar kami dapat mendengarkan sabda-Mu dan mengakui, mewartakan serta memberi kesaksian iman demi kemuliaan-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy