| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Gambar Minggu Ini: Minggu, 20 September 2015 Hari Minggu Biasa XXV

Ilustrasi: www.catholiccourier.com

"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku." (Markus 9:37)

Minggu, 20 September 2015 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 20 September 2015
Hari Minggu Biasa XXV
 
“Sebagaimana Ia menampakkan diri dalam sungguh Tubuh-Nya kepada para rasul kudus, demikianlah juga sekarang Ia menampakkan Diri-Nya kepada kita dalam roti suci; dan sebagaimana mereka dengan mata jasmani mereka melihat hanya tubuh-Nya, namun dengan mengkontemplasikan-Nya dengan mata rohani mereka, percaya bahwa Ia adalah Allah, demikian pula kita, melihat roti dan anggur dengan mata jasmani, kita melihat dan mempercayainya teguh sebagai sungguh Tubuh-Nya dan Darah-Nya yang mahasuci. Dan dengan cara ini Tuhan kita senantiasa bersama umat-Nya, sebagaimana Ia Sendiri mengatakan: `Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'” (St. Fransiskus dari Assisi)


Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39, 40, 28)

Akulah keselamatan umat, sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.

I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.
Mzm. Attendite popule meus legem meam: inclinate aurem vestram in verba oris mei.


Doa Pagi

Allah Bapa Yang Maha Pengasih, melalui Putra-Mu, Engkau selalu membela kaum yang lemah, miskin dan menderita. Kami mohon, semoga semangat belas kasih Putra-Mu itu senantiasa menjiwai kami sehingga kami pun berani memihak dan memberikan pertolongan nyata kepada saudara-saudari kami yang lemah, miskin dan menderita. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:12.17-20)
     
   
“Hendaklah kita menjatuhkan hukuman keji terhadapnya.”
      
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan, serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Cobalah kita lihat apakah perkataannya benar, dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Allah akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 54:3-4.5.6.8)
1. Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada ucapan mulutku!
2. Sebab orang-orang yang angkuh bangkit menyerang aku, orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku; mereka tidak mempedulikan Allah.
3. Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu, aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:16-4:3)
   
“Buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.”
     
Saudara-saudaraku yang terkasih, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah dari hawa nafsumu yang saling bergulat di dalam dirimu? Kamu mengingini sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh. Kamu iri hati, tetapi tidak mencapai tujuan, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta akan kamu gunakan untuk memuaskan hawa nafsu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Tes 2:14)
Sesudah ayat, Alleluya dinyanyikan dua kali.
Allah telah memanggil kita; sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
     
“Anak Manusia akan diserahkan .... Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi pelayan dari semuanya.”
    
Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya melintas di Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika sudah di rumah, Yesus bertanya kepada para murid itu, “Apa yang kamu perbincangkan tadi di jalan?” Tetapi mereka diam saja; sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya.” Yesus lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, “Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Adalah seorang ibu yang sudah beberapa tahun ada di dalam penjara. Ia dipenjara karena kredit macet. Dahulu, ia adalah seorang yang baik-baik. Namun setelah menikah, ia berubah. Hidupnya bergaya mewah, dan serakah. Ia berpikir dengan gaya seperti itu ia akan lebih dihormati.

Suatu hari ia merengek-rengek minta dibuatkan kartu kredit dan disetujui oleh suaminya. Sejak memiliki kartu kredit ia makin menjadi-jadi. Ia menggesek “kartu ajaib” untuk berbelanja dan makan-makan dengan teman-temannya. Akibatnya, ia berbelanja lebih banyak dari penghasilannya, hingga akhirnya terjerat utang dan dipenjara. Nafsu serakah, berkuasa membutakan hati nurani.

Perikop Injil hari ini dibagi dalam dua bagian, yaitu pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (Mrk 9:30-32) dan perselisihan para murid tentang siapa yang terbesar di antara mereka (ay. 33-37).

Pemberitahuan penderitaan Yesus selalu mendapat reaksi yang negatif dari para murid, bahkan Petrus sampai menegur Dia. Hal ini timbul karena dalam masyarakat Yahudi tidak dikenal penderitaan dalam konsep mesianis. Mesias tampil dengan status dan kuasa yang tinggi yang akan membebaskan dan membawa keselamatan bagi banyak orang.

Padahal Yesus menginginkan para murid untuk melepaskan hal lahiriah tentang status dan kuasa yang dapat membutakan hati nurani, dengan bergeser mengenal Yesus sebagai Mesias: Hamba Allah yang menderita. Dia harus “menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.” Penderitaan sebagai harga sebuah kemuridan. Harga kemuridan dengan mau menderita untuk melawan nafsu serakah dan kuasa yang membutakan hati nurani.

Menjadi yang terdahulu dengan status dan kuasa berkecamuk dalam hati para murid. Nafsu serakah dan kuasa menjadi simbol dari keegoisan manusia. Keegoisan membuat hati nurani mereka menjadi tumpul. Yesus segera menyadari hal ini dan mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Yesus ingin membuka mata hati nurani mereka tentang arti kekuasaan atau kemuliaan yang sesungguhnya. Simbol anak kecil ini semata-mata bukan soal kemurnian ataupun kepolosannya, melainkan status anak yang memang masih remaja, yakni sebagai anak yang masih harus dibimbing dan belum mempunyai hak-hak sepenuhnya.

Jadi, Yesus mengemukakan suatu tata hubungan antar manusia yang baru: menyambut anak kecil dalam nama-Nya, berarti menyambut Yesus; menyambut Dia berarti menyambut Allah sendiri (bdk. ay. 37). Inilah kemuliaan yang sesungguhnya. Kemuliaan yang membongkar tumpulnya hati nurani.

Dalam keseharian, hasrat terkenal, menjadi kaya raya, disanjung karena kehebatan kita, diakui di mana-mana menjadi dambaan setiap orang. Memang hal tersebut bukan masalah, apalagi dosa. Namun menjadi sandungan ketika hal tersebut menunjukkan sebuah keegoisan dan menumpulkan hati nurani. Yesus, dalam bulan Kitab Suci ini mengundang kita untuk mau menderita demi kemuliaan yang sesungguhnya dengan mengalahkan diri kita sendiri (egosentrisme) dan memiliki hati nurani yang peka dan tajam.

Menurut Rasul Yakobus, kita sebagai murid Yesus membutuhkan suatu “kebijaksanaan hidup yang datang dari atas”, bukan “dari bawah”, yang disebutnya “hawa nafsu”. Sebagai murid Yesus kita harus sanggup menjadi anak kecil untuk menerima “kebijaksanaan dri atas”, yakni ajaran dan teladan hidup serta perbuatan Yesus Kristus. [Radik/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)

Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan ketetapan-Mu.

You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.

Sabtu, 19 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 19 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIV

“Semua kerugian yang masuk ke dunia berasal dari ketidaktahuannya akan kebenaran-kebenaran Kitab Suci secara jelas dan benar” (St. Teresa dari Avila)

Antifon Pembuka (Luk 8:11.15)

Benih itu sabda Allah. Yang jatuh di tanah subur, ialah orang yang mendengarkan sabda Allah, memeliharanya dalam hati baik dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.

Doa Pagi


Allah Bapa, sumber segala kehidupan, berkenanlah membantu kami agar dapat berpegang teguh pada Putra-Mu, melaksanakan Sabda-Nya dan mewujudkan kedamaian-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Yesus yang akan datang untuk kedua kalinya memberikan pengharapan besar bagi Paulus. Ini diberitakannya kepada para pendengarnya supaya mereka bersiap-siap juga untuk menyambut kedatangan-Nya.
 

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:13-16)
   
"Taatilah perintah ini tanpa cacat sampai saat kedatangan Tuhan."
    
Saudara terkasih, di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku memperingatkan engkau, “Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Datanglah menghadap Tuhan dengan sorak-sorai.
Atau: Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5; Ul: 3c)
1. Beribadatlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3.Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
 
Benih-benih iman telah diberitakan dan pertumbuhan iman membutuhkan upaya aktif para penerimanya. Mereka yang mau menjaga benih iman yang diterima, pasti akan merasakan perkembangan dan buah-buahnya dalam kehidupan mereka.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)
   
"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
      
Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan
   
Benih sabda telah jatuh ke dalam hati kita, orang beriman. Karena kita mendapat anugerah untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, maka tak perlu kita banyak bertanya tetapi tidak berbuat apa-apa. Kita tumbuh kembangkan sabda itu dengan bertobat dan meningkatkan iman kita sehingga sabda Allah berbuah di dalam diri kita, dalam keluarga, komunitas dan dalam diri orang lain.

Antifon Komuni (1Ptr 1:23)

Sabda Tuhan itu lestari selamanya. Sabda itulah yang diwartakan kepadamu.

Doa Malam

Tuhan Yesus, dalam merenungkan dan merefleksikan sabda-Mu hari ini, termasuk kelompok mana benih-benih yang Kautabur di tanah hati kami ini. Semuanya kami alami namun pada malam ini kumohon pada-Mu semoga semakin banyak benih sabda-Mu tertabur di hati yang subur sehingga menghasilkan buah-buah keutamaan yang berlimpah.


RUAH

Jumat, 18 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIV

Jumat, 18 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIV

“Orang-orang yang bercerai dan menikah lagi itu tetap menjadi anggota Gereja; dengan keprihatinan khusus Gereja mendampingi mereka dan mendorong mereka untuk menghayati sepenuh mungkin kehidupan Kristus lewat partisipasi yang teratur dalam misa, meskipun tanpa menyambut komuni, dengan mendengarkan Sabda Allah, melakukan adorasi, doa, partisipasi dalam kehidupan komunitas, dialog secara tulus dengan imam atau pembimbing rohani, dan mendedikasikan diri pada pelayanan amal, karya tobat dan komitmen kepada pendidikan anak-anak mereka.” (Sacramentum Caritatis, no.29, Paus Benediktus XVI)

     
Antifon Pembuka (1Tim 6:12)

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil; untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar.

Doa Pagi

Allah Bapa kami sumber kekuatan, ajarilah kami mengimani dan memahami pewartaan Putra-Mu terkasih. Semoga Engkau selalu mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:2c-12)
     
  
"Hai manusia Allah, kejarlah keadilan."
       
Saudara terkasih, ajarkanlah dan nasihatkanlah semua ini. Jika ada orang yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman kita, dialah orang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, iri hati, fitnah, dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berfikiran sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama itu suatu sumber keuntungan. Memang iman itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Karena memburu uanglah, maka beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri dengan berbagai-bagai penderitaan. Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, takwa, kesetiaan, cinta kasih, kesabaran, dan kelembutan hati. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil; untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.
Ayat. (Mzm 49:6-7.8-9.17-18.20)
1. Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?
2. Tidak seorang pun dapat membebaskan diri, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya, dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya kalau ia ingin hidup abadi dengan tidak melihat liang kubur.
3. Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, sebab pada waktu mati semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
4. Sekalipun pada masa hidupnya ia menganggap dirinya berbahagia, sekalipun orang menyanjungnya karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:1-3)
     
"Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya."
      
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Dalam paguyuban umat Allah yang disebut Gereja, ada banyak hal yang perlu dan harus dilakukan oleh seluruh umat. Hidup matinya Gereja, berkembang tidaknya Gereja sebenarnya ditentukan oleh seluruh umat. Pandangan lama yang mengatakan Gereja sepenuhnya tergantung pada pastor atau gembalanya, memang tak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak benar juga. Pastor bertugas melayani dan menggembalakan umat, khususnya dalam hal sakramen yang memang tidak bisa digantikan oleh awam. Namun demikian, masih ada banyak hal yang memerlukan keterlibatan seluruh umat, malah ada yang tidak bisa dilakukan pastor sendiri.

Dalam bacaan Injil hari ini, disodorkan permenungan mengenai keterlibatan perempuan-perempuan dalam karya pelayanan Yesus. Perempuan yang dalam tradisi Yahudi tidak pernah tampil secara publik ternyata mampu melibatkan diri dalam karya Yesus. Keterlibatan mereka tidak harus melawan atau menunggu perubahan tradisi yang waktu itu memang sangat kuat. Mereka melibatkan diri dengan segala kemampuan dan kesempatan yang bisa mereka gunakan di tengah berbagai kesulitan dan keterbatasan yang harus mereka terima.

Terlibat dalam karya Allah bisa melalui berbagai hal. Masing-masing dari kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain mengenai cara, kuantitas, maupun kualitas keterlibatan kita. Masing-masing dari kita memang memiliki keterbatasan, tetapi Allah selalu memberikan kelebihan dan kesempatan bagi kita untuk terlibat dalam karya-Nya. Mengapa kita lebih suka melihat satu noda hitam dalam kertas putih yang begitu lebar daripada melihat kertas putih lebar dengan satu titik kecil di dalamnya? Keterlibatan kita adalah kehendak Allah. Tidak mungkin Allah membiarkan kita tanpa bekal kalau menghendaki kita terlibat dalam karya-Nya. Dia pasti memberi kita bekal yang cukup, bahkan lebih dari cukup supaya kita bisa terlibat dalam karya-Nya. Bagaimanakah kita sudah, sedang, dan akan terlibat dalam karya Allah? Manakah kesempatan dan bekal yang mestinya kita gunakan untuk melibatkan diri dalam karya Allah? (SSM/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (1Tim 6:12)

Berlombalah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.

Kamis, 17 September 2015 Hari Biasa Pekan XXIV

Kamis, 17 September 2015
Hari Biasa Pekan XXIV
 
“Hendaknya pedang Roh, yaitu firman Allah, diam berlimpah-limpah dalam mulut dan hatimu” (St. Albertus dari Yerusalem)

 
Antifon Pembuka (Mzm 111:10)

Pangkal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, semua orang yang mengamalkannya memiliki budi bahasa baik. Dia disanjung sepanjang masa.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahabaik, perkenankanlah kami memperhatikan anugerah yang telah Kauberikan melalui Yesus Putra-Mu terkasih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Berapa pun usia seseorang, tidak menjadi penghalang untuk terus maju dan berjuang dalam kesempurnaan hidup. Karena kesempurnaan hidup itulah yang menentukan keselamatan seseorang dan bukan usianya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (4:12-16)
      
"Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu; dengan demikian engkau menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau."
      
Saudara terkasih, jangan seorang pun menganggap dirimu rendah karena engkau masih muda. Jadilah teladan bagi orang-orang beriman, dalam perkataan dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu. Sementara itu, sambil menunggu kedatanganku, bertekunlah dalam membaca Kitab Suci, dalam membangun dan mengajar. Janganlah lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang diberikan oleh penumpangan tangan Sidang penatua disertai nubuat. Perhatikanlah semuanya itu dan hiduplah di dalamnya, supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Agunglah karya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:7-8.9.10)
1. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya lestari untuk selama-lamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
2. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya!
3. Pangkal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, semua orang yang mengamalkannya memiliki budi bahasa yang baik; dia akan disanjung sepanjang masa.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
 
Cinta kasih Allah tidak dibatasi oleh sekat-sekat yang dibentuk oleh masyarakat. Cinta kasih itu menyentuh semua orang, termasuk mereka yang dipinggirkan dan tidak dianggap bernilai oleh masyarakat.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)
    
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
  
Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang beritang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Yesus menegaskan bahwa dosa wanita yang disebut dalam Injil hari ini diampuni karena ia banyak berbuat kasih. Kita semua adalah orang-orang berdosa. Kita sadar bahwa kita harus bertobat tetapi sering ragu-ragu apakah dosa kita sungguh diampuni oleh Tuhan. Yesus menambah satu hal sebagai bukti pertobatan yaitu banyak berbuat kasih. Dengan banyak berbuat kasih, banyak dosa kita diampuni. Sedikit berbuat kasih sedikit pula dosa kita diampuni. Kita tahu apa yang Yesus mau! Lakukan itu, juga hari ini.

Antifon Komuni (1Tim 4:13)

Jadilah teladan bagi orang-orang beriman dalam kata dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu.

Doa Malam

Tuhan yang berbelas kasih, runtuhkanlah tembok kesombongan kami agar tidak memandang diri selalu benar dan saleh dan memandang rendah sesama kami. Ampunilah dosa kesombongan kami dan buatlah hidup kami semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.


RUAH

Rabu, 16 September 2015 Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup-Martir

Rabu, 16 September 2015
Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup-Martir
 
Gereja adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 Tim 3:15). "Perintah resmi Kristus untuk mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu diterima oleh Gereja dan para Rasul" (LG 17). "Gereja berwenang untuk selalu dan di mana-mana memaklumkan asas-asas kesusilaan, pun yang menyangkal tata kemasyarakatan, dan untuk membawa suatu penilaian tentang segala hal-ikhwal insani, sejauh hak-hak asasi manusia atau keselamatan jiwa menuntutnya" (CIC can. 747, | 2). Katekismus Gereja Katolik, 2032
 

Antifon Pembuka

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.

Doa Pagi


Allah Bapa, Gembala kami, Engkau telah memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo Kornelius dan Siprianus. Semoga berkat doa mereka kami tetap teguh, kuat dalam iman, dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (3:14-16)
    
      
"Sungguh agunglah rahasia iman kita."
     
Saudara-saudara terkasih, semuanya ini kutulis kepadamu, walaupun aku berharap segera dapat mengunjungi engkau. Maka, jika aku terlambat, engkau sudah tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, artinya sebagai jemaat Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Sungguh agunglah rahasia iman kita: Kristus, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia diimani di dunia, diangkat ke dalam kemuliaan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Agunglah karya Tuhan
Ayat. (Mzm111:1-6)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tunjukkan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:64b.69b)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)
  
"Hikmat Allah dibenarkan oleh orang yang menerimanya."
   
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini? Mereka sama dengan anak-anak yang duduk di pasar dan berseru-seru. ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak menangis.’ Sebab ketika Yohanes Pembaptis datang, dan ia tidak makan roti, dan tidak minum anggur, kalian berkata, ‘Ia kerasukan setan.’ Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kalian berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.’ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Suatu ketika seorang Pastor mengunjungi seorang bapak yang sudah 10 tahun tidak mau lagi datang ke Gereja. Secara ekonomi sukses, namun dia tidak lagi mau percaya bahwa Tuhan ada dan berperan di dalam hidupnya. Dalam kunjungan itu, Pastor mengalami kegagalan karena dia mempertegas bahwa yang menjadi pegangannya saat ini adalah keberhasilan ekonominya. Itulah sumber kebahagiaannya. Peristiwa tidak berhenti di situ. Ternyata anaknya terkena penyakit demam berdarah dan dalam keadaan darurat kritis di ICU. Singkat kata, ia kemudian memohon Pastor untuk datang mendoakan anaknya. Barulah kemudian ia mulai kembali datang ke Gereja sesudah anaknya sembuh.

Bacaan hari ini mengajak kita merenungkan soal kebebalan hati kita terhadap undangan Tuhan untuk mendekat pada-Nya. Tuhan senantiasa mengundang, namun kadangkala kita menutup diri dengan berbagai alasan. Salah satu alasan utama adalah karena kita lebih memilih tetap berada pada kedosaan dan tidak mau berubah. Keadaan lama kita yang penuh dosa itu terasa nikmat dan menyenangkan sehingga kita tidak lagi menyadari diri tengah hidup dalam lumpur dosa.

Persis itulah yang diungkapkan oleh Injil hari ini. Walaupun Yohanes dan Yesus sudah menawarkan pewartaan Kerajaan Allah, namun orang-orang yang mendengarnya tetap menutup telinga dan bebal hati.

Bagaimana dengan kita sendiri? Barangkali hati kita juga sering kali tertutup mendengar nasihat orang lain yang sebenarnya berguna bagi keselamatan diri kita sendiri. Kita perlu membuka hati dan pikiran kita akan tawaran keselamatan dari Tuhan sendiri melalui sesama dan lingkungan sekitar kita.

Ya Bapa, bukalah hatiku dari segala macam kebebalan hati terhadap undangan-Mu. Amin. (Ziarah Batin, Renungan dan Catatan Harian)

Selasa, 15 September 2015 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Selasa, 15 September 2015
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St. Bernardus Abas)


Antifon Pembuka (Bdk. Lk 2: 34-35)

Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan. Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.”
  
Simeon said to Mary: Behold, this child is destined for the ruin and rising of many in Israel, and to be a sign of contradiction; and your own soul a sword will pierce.


Pengantar


Santa Perawan Maria sebagai martir, terkandung dalam nubuatan Simeon, tampil di hadapan mata dalam kisah sengsara Tuhan kita. Orang tua yang diberkati, yaitu Simeon, berkata tentang kanak-kanak Yesus, "Anak ini ditentukan sebagai tanda yang akan ditentang," dan kepada Maria, "Hatimu akan ditembus pedang."

Jangan heran, Saudara-saudara, bahwa Maria dikatakan menderita sebagai martir dalam jiwanya. Tetapi ada orang akan heran, yaitu mereka yang lupa akan kata-kata Paulus tentang orang kafir, bahwa di antara cacat mereka, yang paling berat ialah bahwa mereka tidak mengenal belas kasih. Tidak begitulah Maria! Semoga jangan sampai begitu mereka, yang menghormati dia! (St. Bernardus, Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 3, Yogyakarta - Kanisius, 1982, hlm. 34-36)

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib, Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia.  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Kasih adalah kunci utama bangunan hidup rohani. Mereka yang berusaha untuk serius memperhatikan perkembangan hidup rohani, perlu untuk merenungkan kembali perkembangan semangat kasih dalam kehidupan mereka.

 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)


Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku tahu segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang ini kita melihat gambaran samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal secara sempurna sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih. Namun yang terbesar di antaranya ialah kasih!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

atau

Ketaatan akan Allah dan kerendahan hati juga merupakan keutamaan yang sangat diperlukan untuk mendasari bangunan hidup rohani. Orang akan semakin berkembang dalam hidup rohani ketika mampu mengembangkan ketaatan kepada Allah dan semangat kerendahan hati.


Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)

  
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)

1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!
 
Sekuensia (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), do = f, 4/4, PS 639
-fakultatif-
1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. /
O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.
2. Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar'na putra yang termulia bersengsara di salib.
3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya?
/ Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar'na siksa Anak-Nya.
4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar'na dosa umat-Nya /
dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.
5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam;
biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.
6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.
7. Biar aku di sampingmu / pilu kar'na wafat Kristus di sepanjang hidupku;
inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.
8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;
biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.
9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya. Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.
10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.
Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.

Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.

Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.

O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!

Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.

Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?

Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?

Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.

Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.

Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.

Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.

Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.

Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.

Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.

Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.

Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.

Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.

Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.

Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.

Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.

Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
 

Yesus menyerahkan Maria kepada murid-Nya. Sebalknya, Ia menyerahkan murid-Nya kepada Maria, untuk membangun relasi saling meneguhkan dan membangun di antara mereka dalam membangun kemuridan dalam Kristus.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27)

 
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Atau:

Penderitaan dan kepedihan akan ditanggung oleh Maria sebagai bagian dari konsekuensi melaksanakan perintah Allah. Namun Maria sadar bahwa di balik semuanya ini akan ada kemuliaan dan kebahagiaan.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:33-35)


Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

  
Maria adalah Bunda yang paling langsung mengalami tusukan pedang yang menembus jiwanya seperti dinubuatkan oleh Simeon. Kita tak mampu menyebutkan dukacita Maria satu demi satu karena Yesus. Hal yang penting kita tahu ialah bagaimana Maria menghadapi semuanya itu. Ia tidak meratapi peristiwa sedih yang menimpa dirinya. Ia menyimpan semuanya itu dalam hati dan merenungkannya. Ia benar-benar percaya akan Puteranya. Ia yakin semuanya adalah kehendak Allah, bukan sebuah musibah.

Antifon Komuni (Bdk. 1Ptr 4:13)

Bersukacitalah ketika kamu berbagi dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Rejoice when you share in the sufferings of Christ, that you may also rejoice exultantly when his glory is revealed.


Doa Malam


Tuhan, semoga malam ini kami semakin dikuatkan oleh teladan iman Bunda Maria dan menyongsong hari esok dengan penuh harapan dan sukacita. Engkaulah Tuhan dan harapan hidup kami hingga malam ini dan untuk sepanjang masa. Amin.
 


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy