Rabu, 11 November 2015
Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup
Gereja menegaskan lagi prakteknya yang berdasarkan Kitab Suci, untuk
tidak mengizinkan mereka yang bercerai, kemudian menikah lagi, menyambut
Ekaristi Kudus. Mereka tidak dapat diijinkan, karena status dan kondisi
hidup mereka berlawanan dengan persatuan cinta kasih antara Kristus dan
Gereja, yang dilambangkan oleh Ekaristi dan merupakan buahnya. Selain
itu masih ada alasan pastoral khusus lainnya. Seandainya mereka itu
diperbolehkan menyambut Ekaristi, umat beriman akan terbawa dalam
keadaan sesat dan bingung mengenai ajaran Gereja, bahwa pernikahan tidak
dapat diceraikan. Pendamaian melalui Sakramen Tobat, yang membuka pintu
kepada Ekatisti, hanya dapat diberikan kepada mereka, yang menyesalkan
bahwa mereka telah menyalahi lambang Perjanjian dan kesetian terhadap
Kristus, dan setulus hati besedia menempuh jalan hidup yang tidak
bertentangan lagi dengan tidak terceraikannya pernikahan. Dalam
prakteknya itu berarti, bahwa bila karena alasan-alasan serius, misalnya
pendidikan anak-anak, pria dan wanita tidak dapat memenuhi kewajiban
untuk berpisah, mereka “sanggup menerima kewajiban untuk hidup dalam
pengendalian diri sepenuhnya, artinya dengan berpantang dari
tindakan-tindakan yang khas bagi suami isteri.” … Dengan bertindak
begitu Gereja menyatakan kesetiannya sendiri terhadap Kristus serta
kebenaran-Nya. Sekaligus Gereja menunjukkan keprihatinan keibuannya
terhadap putera-puterinya, khususnya mereka, yang tanpa kesalahan mereka
telah ditinggalkan oleh pasasangan mereka yang sah. (Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik
Familiaris Consortio, No. 84)
Antifon Pembuka (1Sam 2:35)
Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku, Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."
I shall raise up for myself a faithful priest who will act in accord with my heart and my mind, says the Lord.
Doa Pagi
Allah Bapa, kemuliaan para kudus, uskup-Mu Santo Martinus meluhurkan
Dikau baik dengan kehidupan maupun dengan kematiannya. Perbaruilah
kiranya dalam hati kami karya agung rahmat-Mu, sehingga maut ataupun
hidup takkan mampu memisahkan kami dari cinta kasih-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:2-11)
"Dengarkanlah, hai para raja, dan pelajarilah kebijaksanaan."
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya
rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab dari Tuhanlah kamu diberi
kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan
memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu, oleh karena kamu
yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan
tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut kehendak Allah.
Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang
tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja dapat
dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan
berat. Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap
siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan
yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan
cara yang sama. Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan
keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu
belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh. Sebab mereka yang
secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal
itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi, hendaklah menginginkan
serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
Ayat. (Mzm 82:3-4.6-7)
1. "Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah
hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah
dan miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
2. Allah sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian
adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia,
dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18)
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?"
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan
Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta
menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus,
Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata,
“Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Dan sementara dalam
perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka ketika melihat
bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan
suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki yesus dan mengucap syukur
kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah
kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang
sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk
memuliakan Allah selain orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang
itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Dalam budaya hidup manusia, kita mengenal kelas-kelas yang membedakan
orang satu dengan yang lain. Ada pria dan wanita, ada kaya dan miskin,
ada pintar dan bodoh, ada bangsa yang terpilih dan yang tersingkir.
Tentunya ada kelompok yang merasa lebih daripada yang lain. Itulah yang
dialami oleh orang-orang Yahudi di zaman Yesus. Mereka adalah bangsa
terpilih dan merasa satu-satunya yang akan diselamatkan Tuhan.
Kepercayaan semacam ini membuat mereka merasa sombong dan meremehkan
yang lain.
Kisah sepuluh orang kusta memperlihatkan bahwa hanya orang Samaria,
bangsa kafir itu yang datang dan bersujud syukur di depan kaki Yesus.
Orang inilah yang dibenarkan oleh Yesus karena dia sadar bahwa pemulihan
dan kebaikan terjadi bukan karena ia layak mendapatkannya, tetapi
karena belas kasih Allah yang memungkinkan semuanya itu terjadi.
Dalam perayaan Ekaristi, kita selalu berkata: ”saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa”.
Sejak awal perayaan kita diingatkan bahwa kita ini tidak layak
mendapatkan berkat yang begitu melimpah. Tetapi bagi Allah, kecil dan
besar dijadikan oleh-Nya dan semua dipelihara-Nya dengan cara yang sama.
Allah melimpahi berkat-Nya kepada semua orang, tanpa pandang bulu,
seperti hujan yang membasahi bumi dan matahari yang menyinari semua
makhluk. Besar atau kecilnya rahmat yang kita terima tergantung dari
sikap dan cara kita menerimanya. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
Doa Malam
Allah Bapa, pusat hidup kami, Engkau telah menyegarkan kami dengan
ekaristi tanda kesatuan. Semoga hati kami dalam segalanya selalu senada
dengan kehendak-Mu, sehingga sebagaimana Santo Martinus kami menyerahkan
diri seutuhnya kepada-Mu dan menjadi milik-Mu seutuhnya. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:40)
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.
Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren. you did it for me, says the Lord.