| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 17 November 2015 Peringatan Wajib Sta. Elisabeth dari Hungaria

Selasa, 17 November 2015
Peringatan Wajib Sta. Elisabeth dari Hungaria
 
“Sejak suaminya meninggal, kesucian Elisabet berkembang penuh” (Kunrad dari Marburg, bapa rohani St. Elisabeth dari Hungaria)
 

Antifon Pembuka (Mat 25:40)

Aku berkata kepadamu, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Doa Pagi


Allah Bapa para yatim piatu, Santa Elisabeth melihat dan menghormati Kristus dalam diri kaum miskin. Semoga karena doa dan teladannya kami pun melayani orang malang dan papa dengan cinta kasih sejati. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Eleazar, orang yang sudah lanjut usia, memilih setia kepada Allah daripada menghindari siksaan. Dengan tanda kesetiaan itu, kematian Eleazar menjadi teladan bagi kaum tua-muda, teladan keutamaan dan keperwiraan yang luhur.
 

Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (2Mak 6:18-31)
   
     
"Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci."
    
Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikkirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci ini.” Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan. Adapun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mangaduh, katanya, “Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan.” Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

Zakheus, seorang pemungut cukai dan pendosa, membuka dirinya di hadapan Yesus. Segala rintangan diterjangnya. Yesuslah yang membangkitkan pertobatan Zakheus. Begitulah cinta kasih Yesus, sang Anak Manusia, yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
 
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
    
Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena oran ini pun anak Abaham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
    
Zakheus adalah teladan pertobatan yang menerima Yesus dengan sukacita dan memberikan separuh hartanya kepada orang miskin serta mengembalikan empat kali lipat dari yang pernah ia peras. Apakah kita berani menjadi telaadan keluhuran budi dan pertobatan dalam keluarga, sekolah, perusahaan dan masyarakat?

Doa Malam

Tuhan, satu hari sudah akan berlalu. Banyak anugerah-Mu yang aku syukuri namun ada pula yang terlewatkan. Jangan Kaubiarkan aku menyia-nyiakan setiap anugerah yang Kauberikan kepadaku, terlebih anugerah pertobatan sehingga aku dapat menjadi pengikut-Mu yang setia. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 16 - 22 November 2015

Senin, 16 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64; Mzm. 119: 53, 61, 134, 150, 155, 158; Luk. 18:35-43.

Selasa, 17 November: Peringatan Wajib Sta. Elisabet dari Hungaria (P).
2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10.

Rabu, 18 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
2Mak. 7:1,20-31; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; Luk. 19:11-28.

Kamis, 19 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44.

Jumat, 20 November: Hari Biasa Pekan XXXIII (H).
1Mak. 4:36-37,52-59; MT 1Taw. 29:10,11abc,11d-a2a,12bcd; Luk. 19:45-48.

Sabtu, 21 November: Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah (P).
1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk: 20:27-40

Minggu, 22 November: Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (P).
Dan. 7:13-14; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Why. 1: 5-8; Yoh. 8:33b-37
 

Senin, 16 November 2015 Hari Biasa Pekan XXXIII

Senin, 16 November 2015
Hari Biasa Pekan XXXIII
 
“Tujuan kehidupan yang berkebajikan ialah menjadi serupa dengan Allah” (St. Gregorius dari Nisa)

 
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 8:12)

Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Maharahim, ampunilah kami dan perkenankanlah kami memandang Engkau dalam diri Yesus, Putra Daud. Semoga kami dapat mengimani Sabda-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)
   
  
"Kemurkaan hebat menimpa umat."
 
Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:53.61.134.150.155.158)
1. Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
2. Bebaskanlah aku dari pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
3. Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
4. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu!
5. Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:35-43)
 
"Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat."
 
Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Tuhan, semoga aku melihat!” Maka saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Orang buta bukan hanya ada pada zaman Yesus. Orang buta ada hingga zaman kita ini. Mereka tidak bisa melihat keindahan dunia. Mereka tidak melihat kita. Mereka tidak bisa tersenyum di depan seorang gadis cantik atau di depan seorang cowok ganteng. Mereka bertumbuh dari waktu ke waktu dalam “kegelapan”. Karena itu, hal utama yang ada dalam pemikiran mereka ialah mengandalkan kebaikan Tuhan dan sesama. Nyala kasih Tuhan yang ada dalam hidup mereka, itulah yang selalu menuntun mereka. Percikan kebaikan orang lain, itulah yang dapat membuat mereka bisa bertahan hidup. Orang buta itu orang kecil, miskin, hidupnya tidak berdaya.

Penginjil Lukas menempatkan cerita mengenai mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus terhadap seorang pengemis buta di tengah-tengah diskusi panjang mengenai pemuridan Kristiani. Apa yang dapat dipelajari dari Yesus dalam peristiwa ini? Satu hal yang harus menjadi perhatian kita ialah bahwa cinta Yesus yang mendalam pada orang-orang yang tidak beruntung dalam hidup ini: mereka yang sakit dan menderita, mereka yang miskin dan tak berdaya. Yesus hadir, melihat, berbicara, mendengarkan dan menjamah mereka. Inilah kehadiran yang membawa penyembuhan. Inilah kehadiran yang sesungguhnya.

Kita tahu bahwa Yesus memang menaruh belas kasihan terhadap semua orang. Keprihatinan-Nya tidak terbatas pada situasi-situasi sulit yang dihadapi oleh orang tertentu saja. Beberapa saat sebelum orang buta itu disembuhkan, dia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” dan orang-orang yang berjalan di depan dia supaya diam. Namun, Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Teguran mereka mungkin saja disebabkan rasa marah, malu atau alasan lain, karena yang berseru (berteriak-teriak) itu seorang pengemis buta, “orang miskin”.

Sebenarnya apa yang mau diwartakan Lukas dalam hal ini? Suatu pesan bagi kaum beriman, para religius, kaum biarawan-biarawati dan juga kaum awam, kita semua yang mengaku sebagai murid Yesus agar jangan sampai mengabaikan kebutuhan-kebutuhan orang miskin dan kurang beruntung.

Mari dalam hidup ini kita berusaha untuk tetap mengasihi orang miskin yang berada di sekitar hidup kita, seperti Yesus mengasihi orang miskin. (Djono Moi/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Luk 18:41-42)

Si buta berkata, "Tuhan, semoga aku melihat." Jawab Yesus kepadanya, "Melihatlah! Imanmu telah menyelamatkan dikau!"

Minggu, 15 November 2015 Hari Minggu Biasa XXXIII

Minggu, 15 November 2015
Hari Minggu Biasa XXXIII

Komuni memperdalam persatuan kita dengan Kristus. Buah utama dari penerimaan Ekaristi di dalam komuni ialah persatuan yang erat dengan Yesus Kristus. Tuhan berkata: "Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia" (Yoh 6:56). Kehidupan di dalam Kristus mempunyai dasarnya di dalam perjamuan Ekaristi: "Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barang siapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku" (Yoh 6:57).
"Kalau pada Hari Raya Tuhan umat beriman menerima Tubuh Tuhan, mereka saling mengumumkan warta gembira bahwa anugerah-anugerah sudah diberikan, seperti dahulu ketika malaikat mengatakan kepada Maria Magdalena: 'Kristus telah bangkit'. Juga sekarang kehidupan dan kebangkitan itu dianugerahkan kepada orang yang menerima Kristus" (Fanqith, Ofisi Siria dari Antiokia, jilid 1, Commune, hal. 237 a-b). -- Katekismus Gereja Katolik,1391

Antifon Pembuka (Bdk. Yer 39:11.12.14)

Aku memikirkan rancangan damai, bukan bencana; kamu akan berseru kepada-Ku dan Aku akan mendengarkan kamu; Aku akan membawa kamu kembali dari semua tempat pembuanganmu.

The Lord said: I think thoughts of peace and not of affliction. You will call upon me, and I will answer you, and I will lead back your captives from every place.

Dicit Dominus: Ego cogito cogitationes pacis, et non afflictionis: invocabitis me, et ego exaudiam vos: et reducam captivitatem vestram de cunctis locis.

Doa Pagi


Ya Tuhan, Allah kami, bantulah agar kami selalu bersukacita dalam mengabdi Engkau. Sebab kebahagiaan kami hanya akan sempurna dan kekal jika kami selalu mengabdi kepada-Mu, sumber segala yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (12:1-3)
  
  
"Pada waktu itu bangsamu akan terluput."
   
Aku, Daniel, mendengar malaikat Tuhan berkata, “Pada waktu itu akan muncul Mikhael, pemimpin besar yang akan mendampingi anak-anak bangsamu. Akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni siapa saja yang didapati namanya tertulis dalam kitab. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang abadi. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bercahaya seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm 16:5.8.9-10.11; Ul: 1)
1. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku takkan goyah.
2. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram. Sebab Engkau tidak menyerahkan daku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:11-14.18)
   
"Oleh satu kurban saja Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan."
   
Saudara-saudara, setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa, dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saat di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu kurban itu saja Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Jadi apabila untuk semuanya itu sudah ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 21:36)
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (13:24-32)
  
"Ia akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru dunia."
    
Sekali peristiwa, dalam khotbah-Nya tentang akhir zaman, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Pada akhir zaman, sesudah siksaan-siksaan yang berat, matahari akan menjadi gelap, dan bulan tidak bercahaya; bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itu pula Ia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya keluar dan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak! Hanya Bapa yang tahu!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hari ini adalah hari Minggu terakhir masa biasa dalam liturgi kita sebelum ditutup dengan hari raya Kristus Raja, yang akan dirayakan Minggu depan. Kekhasan hari-hari terakhir masa biasa, termasuk juga dengan hari Minggu ke-33 adalah bahwa segala sesuatu akan segera berakhir, yang kita kenal dengan kiamat.

Bacaan pertama dari Kitab Daniel menggambarkan situasi kiamat itu dan Malaikat Mikael siap sedia untuk membantu bukan hanya umat Israel, tetapi juga setiap orang. Malaikat ini juga mendampingi Sara, istri Abraham untuk melahirkan putranya, Ishak. Jika dalam bacaan pertama yang muncul adalah Malaikat Mikael, dalam Injil yang hari ini diambil dari Injil Markus menampilkan Yesus Kristus yang menjadi pendamping kita pada hari kiamat tersebut.

Jika kita memerhatikan kedua bacaan ini, maka kita seperti membuat “tutup buku tahunan”. Di dalam laporan itu, kita diminta untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitas transaksi yang telah dilaksanakan sepanjang tahun, segala sesuatu masuk maupun keluar dalam diri kita. Pada hari kiamat, entah bagaimana pun bentuknya, Allah meminta dari kita pertanggungjawaban akan segala yang kita perbuat baik itu terhadap Tuhan maupun sesama. Kita juga diminta untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita terima dari Tuhan, dalam hubungan kita dengan-Nya yang berkaitan dengan iman. Tidak jarang bahwa kita pun melakukan perbuatan siluman terhadap sesama dengan sikap tidak tulus dan berpura-pura demi kepentingan pribadi. Tidak jarang kita juga melebihkan diri kita dari orang lain, bahkan jauh melebihi yang disebut kesombongan.

Sikap siluman pun tidak jarang kita lakukan terhadap Tuhan, karena kita mengandalkan kemampuan sendiri, bukan Tuhan yang berkarya di dalam diri kita. Tidak jarang kita juga berlaku sombong terhadap Tuhan dengan memberikan alasan untuk membenarkan diri demi kepentingan pribadi. Bahkan tidak jarang kita membohongi Tuhan, misalnya tidak pergi ke gereja pada hari Minggu dengan litani alasan. Padahal Tuhan tahu alasan yang sebenarnya di dalam diri kita.

Bacaan hari ini, tidak bisa disangkal, mendatangkan kekhawatiran. Akan tetapi, Kitab Daniel telah memberi pencerahan kepada kita agar tidak khawatir, karena orang bijaksana tidak akan mengalami kesulitan pada saat yang tidak diketahui itu (kiamat). Juga, karena orang tersebut mampu mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah dilakukan dan diterima selama hidup di dunia ini.

Pencerahan yang diberikan Daniel menjadi bekal bagi kita untuk hidup bijak demi pertanggungjawaban tersebut. Contoh konkret dalam hidup seperti ini adalah para kudus, karena bentuk hidup yang telah mereka lakukan selama masih hidup adalah suatu kebijaksanaan dan mereka telah mempertanggungjawabkannya secara sempurna di hadapan Tuhan.

Sehubungan dengan kebijaksanaan tersebut, kita masing-masing memiliki bentuk hidup yang diterima dari Tuhan, yang tidak lain adalah anugerah dari Tuhan (seperti imam, biarawan, biarawati, menikah dan tidak menikah). Kita diharapkan secara bijaksana menapaki bentuk kehidupan yang telah kita pilih ini agar kelak kita mampu mempertanggungjawabkannya dengan baik dan benar di hadapan Tuhan. [Edison Tinambunan/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 73:28)

Berpaut pada Tuhan Allah itu baik bagiku, demikian juga menaruh harapan kepada-Nya.

To be near God is my happiness, to place my hope in God the Lord.

Sabtu, 14 November 2015 Hari Biasa Pekan XXXII

Sabtu, 14 November 2015
Hari Biasa Pekan XXXII

Ekaristi, sebagai sakramen cinta kasih, memiliki hubungan istimewa dengan kasih antara laki-laki dan perempuan yang dipersatukan dalam perkawinan. Suatu pemahaman yang lebih mendalam akan hubungan ini diperlukan pada masa sekarang. Paus Yohanes Paulus II kerap kali berbicara mengenai karakteristik perkawinan dari Ekaristi dan hubungan istimewanya dengan Sakramen Perkawinan: “Ekaristi adalah sakramen penebusan kita. Ekaristi adalah sakramen dari Sang Pengantin dan Sang Mempelai.” Di samping itu, “Seluruh kehidupan Kristen diwarnai cinta mempelai antara Kristus dan Gereja. Pembaptisan, langkah masuk ke dalam Umat Allah, sudah merupakan satu misteri mempelai; ia boleh dikatakan `permandian perkawinan', yang mendahului perjamuan perkawinan, Ekaristi. Secara tanpa batas Ekaristi menguatkan kesatuan dan kasih yang tak terpisahkan dalam setiap perkawinan Kristen. Dengan kuasa sakramen, ikatan perkawinan secara intrinsik dipertalikan dengan persatuan ekaristis Kristus sang Pengantin dengan Mempelai-Nya, yakni Gereja (bdk Efesus 5:31-32). Kesepakatan bersama yang saling dipertukarkan suami dan isteri dalam Kristus, yang menjadikan mereka sebagai suatu komunitas hidup dan kasih, juga memiliki dimensi ekaristik. Sungguh, dalam teologi St Paulus, kasih suami isteri merupakan suatu tanda sakramental akan kasih Kristus bagi Gereja-Nya, kasih yang mencapai puncaknya pada Salib, ungkapan “perkawinan-Nya” dengan umat manusia dan pada saat yang sama merupakan asal mula dan jantung Ekaristi. Untuk alasan ini Gereja menyatakan kedekatan rohaninya yang istimewa kepada mereka semua yang telah membangun keluarga mereka dalam Sakramen Perkawinan. (Anjuran Apostolik “Sacramentum Caritatis” No. 27, Paus Benediktus XVI, 22 Februari 2007)


Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)

Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, kisahkanlah segala mukjizat-Nya. Berbahagialah atas nama-Nya yang kudus, bergembiralah kamu semua yang mencari Tuhan.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, perkenankanlah kami selalu dengan setia menjaga misteri yang telah Kaunyatakan kepada kami dalam diri Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga hidup kami memperlihatkan bakti setia kami kepada sabda-Nya yang membawa kehidupan dan kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin
 

Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah. Dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba. Mereka bergembira dan bersukaria. Bukan hanya itu, mereka juga memuji Tuhan yang menyelamatkan mereka.

   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (18:14-16;19:6-9)
  
   
"Jalan tanpa rintangan muncul di Laut Merah, dan rakyat melonjak-lonjak bagaikan anak domba."
  
Ketika segalanya diliputi sunyi senyap dan malam telah mencapai puncak peredarannya yang cepat maka sabda-Mu, yang mahakuasa, laksana pejuang yang garang, melompat dari dalam surga, dari atas takhta kerajaan ke tengah-tengah negeri yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus. Sambil berdiri tegak ia memenuhi seluruh negeri dengan maut. Ia menjamah langit sambil berdiri di bumi. Sungguh dengan taat kepada perintah-Mu seluruh tata ciptaan diubah sama sekali, supaya anak-anak-Mu jangan sampai mendapat celaka. Maka nampaklah awan membayangi perkemahan, tanah kering muncul di tempat yang tadinya berair, jalan tanpa rintangan muncul dari Laut Merah, dan lembah kehijau-hijauan timbul dari empasan ombak yang hebat. Di bawah lindungan tangan-Mu seluruh bangsa melewati tempat itu, seraya melihat pelbagai tanda yang menakjubkan. Mereka pergi seperti kuda menuju padang rumput, dan melonjak-lonjak bagaikan anak domba, sambil memuji Engkau, ya Tuhan, yang telah menyelamatkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:2-3.36-37.42-43)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Dibunuh-Nya anak-anak sulung di seluruh negeri, pangkal segala kegagahan mereka: Ia menuntun umat-Nya keluar membawa perak dan emas, dan di antara suku-suku mereka tidak ada yang tergelincir.
3. Sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, yang disampaikan-Nya kepada Abraham, hamba-Nya. Ia menuntun umat-Nya keluar dengan kegirangan, dan orang-orang pilihan-Nya dengan sorak sorai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Allah memanggil kita agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Melalui perumpamaan mengenai seorang hakim yang tak benar, Yesus mau mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus selalu berdoa terus menerus dengan tiada jemu-jemunya. Sebab Allah akan membenarkan para pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)
 
"Bukankah Allah akan membenarkan pada pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya?"
 
Pada suatu ketika Yesus menceritakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Ia berkata, “Di suatu kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku’. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi ia kemudian berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Yesus berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu, ‘Ia akan segera menolong mereka’. Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Jika kita “selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya” maka Tuhan “akan segera menolong mereka”. Berdoa dan memohon adalah usaha kita untuk selalu dekat dengan Tuhan dan sesama. Dekat dengan Tuhan saja tidak cukup, kita hendaknya juga menjalin relasi yang sehat dengan sesama supaya hidup kita seimbang. Tuhan tidak ingin kita mendapat celaka maka kita harus sellalu berhati-hati dalam berpikir dan bertindak serta berdoa mohon keselamatan kepada Tuhan bagi diri sendiri dan keluarga yang kita cintai.

Antifon Komuni (Keb 18:14)

Ketika segalanya diliputi kesunyian dan malam mencapai puncak peredarannya turunlah sabda-Mu yang kuasa, ya Tuhan, dari surga, dari singgasana kerajaan.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau telah mengajarkan kepada kami untuk senantiasa berdoa dan tiada jemu meminta dalam nama-Mu. Maka ajarilah kami untuk senantiasa mendekatkan hati kami kepada-Mu dan tambahkanlah selalu iman kami. Amin.


RUAH

Jumat, 13 November 2015 Hari Biasa Pekan XXXII

Jumat, 13 November 2015
Hari Biasa Pekan XXXII

“Sacrosanctum Concilium” mengingatkan kepada kita bahwa “setiap perayaan liturgi, sebagai karya Kristus sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan kegiatan suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang menandingi daya dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkat yang sama” (SC, 7). Kita perlu memupuk kesadaran iman ini mengenai liturgi, agar liturgi tidak pernah direduksi menjadi sesuatu yang kita manipulasi sesuka hati. Benediktus XVI pernah mengatakan: “sayangnya, kita juga sebagai gembala dan para ahli, lebih memandang liturgi sebagai sesuatu yang perlu diperbaharui daripada sebagai subyek yang mampu membaharui hidup Kristiani” (Homili 6 Mei 2011). Ketika kita merayakan ataupun mempelajari liturgi, kita mesti bersikap penuh hormat bagaikan nabi Musa yang menghampiri semak duri yang menyala, sebagai tanda kehadiran Allah yang hidup. (Homili Yang Mulia Antonio Guido Filipazzi: “Keindahan Liturgi Terkait dengan Hakikat Liturgi”)

Antifon Pembuka (Mzm 19:2-3)

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga yang mahabijaksana, ajarilah kami mengenal tanda-tanda, yang Kaugunakan untuk menyampaikan kebijaksanaan-Mu. Semoga sabda-Mu memancarkan cahaya kepada siapa pun yang mencari Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (13:1-9)
   
   
"Jika mereka mampu menyelidiki jagad raya, mengapa mereka tidak menemukan penguasa semuanya itu?"
  
Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan! Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah penguasa jagat raya ialah api atau angin atau pun badai, gugusan bintang-bintang atau air yang bergelora, atau pun penerang-penerang yang ada di langit. Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya. Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insyaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat mengenal Pencipta dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya. Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya. Karena sibuk mengamat-amati karya-karya Allah dan menyelidikinya. Mereka hanya terpukau oleh apa yang mereka lihat, sebab memang indahlah semua yang kelihatan itu. Tetapi bagaimana pun mereka tidak dapat dimaafkan. Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa semuanya itu?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lih.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:28)
Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:26-37)
 
"Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri."
 
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot. Mereka makan dan minum, membeli dan menjual, menanam dan membangun, sampai pada hari Lot keluar dari Sodom. Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri. Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah, janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang di dalam rumah. Demikian pula yang sedang berada di ladang, janganlah ia pulang. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang, yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan. Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?” Yesus menjawab, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Duduk di tepi pantai pada sore hari sambil menyaksikan lembayung di ufuk barat sangat indah dan mempesona. Warnanya tiada yang bisa menandingi. Debur ombak dan pantulan cahaya membuat alam ini serasa memanjakan kita. Kita hanya bisa terbelalak dan enggan untuk beranjak karena takut kehilangan setiap gerakan alam yang sedang menari-nari.

Kekaguman kita harusnya menghantar pada perjumpaan dengan Sang Pengada yaitu Allah sendiri. Dialah yang telah merangkai semuanya ini agar manusia menyaksikan dan mengakui kebesaran-Nya. Inilah sabda alam. ”Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya” (Keb. 13:1).

Allah itu bukanlah Allah yang jauh, tak terhingga dan tak tersentuh. Ia senantiasa memperlihatkan kehadiran dan kemurahan hati-Nya. Kita bisa merasakan-Nya kapan saja dan dimana saja. Hanya mungkin sering kali Tuhan tersembunyi bagi kita karena hati kita sudah terpaut oleh harta, pangkat, dan harga diri.

Tuhan, sungguh agung dan mulia karya tangan-Mu, tiada terkira. Segalanya telah Engkau rangkai dalam sebuah simfoni semesta yang indah. Terpujilah Engkau, Tuhan! Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mzm 19:2-3)

Meskipun tidak berbicara dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Kamis, 12 November 2015 Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir

Kamis, 12 November 2015
Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir
 
“Uskup Yosafat menyerahkan hidupnya sebagai martir demi kehidupan Gereja” (Paus Pius XI)

 
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pagi


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah di dalam Gereja-Mu semangat yang mendorong Santo Yosafat untuk menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Semoga berkat doa dan teladannya kami dijiwai oleh semangat yang sama, sehingga takkan takut mempertaruhkan nyawa bagi kepentingan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah serta gambar kebaikan-Nya. Kebijaksanaan masuk ke dalam jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi.


Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:22-8:1)
  
"Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah."
  
Di dalam kebijaksanaan ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, meyakinkan dan mantap, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh yang arif, murni dan halus sekalipun. Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembus dan melintasi segala-galanya. Kebijaksanaan adalah napas kekuatan Allah, dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa. [Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya]. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah, serta gambar kebaikan-Nya. Meskipun tunggal, namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membarui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi. Tiada sesuatu pun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab kebijaksanaan lebih indah daripada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Dibandingkan dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan. Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, untuk selama-lamanya firman-Mu tetap teguh.
Ayat. (Mzm 119:89.90.91.130.135.175)
1. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.
2. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; bumi Kautegakkan, sehingga tetap ada.
3. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
4. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
5. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. A l l e l u y a
Ayat. (Yoh 15:5)
Aku inilah pokok anggur, kamulah rantingnya. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kamu akan berbuah banyak.

Kerajaan Allah tanpa tanda-tanda lahiriah. Dia ada tanpa dilihat oleh mata. Akan tetapi Kerajaan Allah itu sudah hadir, ada di tengah-tengah hidup orang beriman. Anak-anak Kerajaan tentu memahami kehadirannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:20-25)
  
"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, ‘Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Inilah Injil Tuhan kita.
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Orang bijak selalu berada di tengah, ia tidak ekstrem kiri atau ekstrem kanan. Yesus mengajarkan bahwa “sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu”. Yesus selalu menengahi relasi antar manusia dan Bapa. Yesus, Sang Bijak, adalah “napas kekuatan Allah dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa”. Yesus menghendaki agar kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh ucapan manusia yang tidak dapat dipercaya. Sebaliknya kita jangan membingungkan orang lain dengan sengaja.

Antifon Komuni (Mat 10:39)
 
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
 
 Doa Malam
 
Allah yang mahakuasa, Engkau telah mempercayakan umat-Mu kepada bimbingan Bapa Johannes Pujasumarta, Uskup kami. Kami mohon, semoga berkat jerih payahnya ia dapat beristirahat dalam sukacita-Mu yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.



RUAH

11 November: Santo Martinus dari Tours


Martinus lahir di Sabaria, Pannoia (Szombathely, Hungaria Barat) tahun 316, namun besar di Italia. Ia diharapkan kelak menjadi seorang perwira Romawi yang tangguh, karena ayahnya, Sulpicius Severus adalah seorang perwira Romawi yang berpangkat tinggi. Sayang, ayah Martinus masih kafir. Ia dimasukkan ke dalam dinas militer saat ia berusia 15 tahun.

 Meskipun Martinus ditempa sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa, namun ia memiliki hati yang lembut dan tulus. Sedikit pun ia tidak terpengaruh dengan lingkungan militer yang sangat kental dengan kekafiran. Sejak umur 10 tahun ia telah diam-diam menjadi katekumen agama Katolik. Nilai-nilai kasih Kristianinya nampak dalam suatu peristiwa iman.

 Waktu itu musim dingin sedang berlangsung. Ketika Martinus sedang dalam perjalanan ke Armens, ia bertemu seorang pengemis yang sedang kedinginan di depan pintu gerbang kota. Pengemis itu lalu mengulurkan tangannya meminta sedekah. Martinus berhenti untuk memberinya sedekah. Namun, ternyata Martinus tidak memiliki sepeser pun uang. Karena hatinya tergerak oleh belas kasihan, Martinus langsung memotong mantol yang dikenakannya menjadi dua bagian. Sebagian dari mantolnya yang indah itu langsung diberikan kepada pengemis malang itu, sehingga Martinus hanya mengenakan mantolnya yang tinggal separuh.

 Pada malam harinya, Martinus mendapatkan sebuah penglihatan. Ia melihat Yesus bersama sejumlah besar malaikat datang menghampirinya. Menariknya, Yesus datang dengan mengenakan mantol yang diberikannya kepada pengemis tadi. Yesus berkata kepada para malaikat, "Seorang katekumen yang bernama Martinus memberikan mantel itu kepada-Ku". Tidak lama setelah peristiwa ini, Martinus segera menerima Sakramen Pembaptisan ketika ia berusia 18 tahun. Kemudian ia keluar dari dunia kemiliteran, karena menurutnya sebagai laskar Kristus ia tidak boleh berperang.

 Atas didikan St. Hilarius dan St. Hieronimus, Martinus ditahbiskan menjadi imam. Ia diutus sebagai gembala di Illirikum, Yugoslavia. Setelah itu ia kembali menarik diri untuk menjalani hidup bertapa di sebuah pulau kecil dekat pantai selatan Perancis. Kemudian ia bersama St. Hilarius mendirikan biara rahib pertama di Liguge, Perancis. Martinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 371. Bersama para rahibnya, ia terkenal giat mewartakan pertobatan dan Kerajaan Allah. Ia tidak segan-segan melawan kekafiran dan penyembahan berhala yang sangat marak pada zaman itu. Ia meninggal pada 8 November 397 di Gaul, Perancis Tengah. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 11 November.

 Dari Santo Martinus, kita belajar tentang semangat berkorban dan melayani dengan rendah hati. Sekalipun ia adalah anak seorang kaya, namun ia dapat melihat Tuhan dalam diri pengemis. (Sumber: RUAH, www.wikipedia.org, www.algarvepress.net, www.newadvent.org)

Rabu, 11 November 2015 Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup

Rabu, 11 November 2015
Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup

Gereja menegaskan lagi prakteknya yang berdasarkan Kitab Suci, untuk tidak mengizinkan mereka yang bercerai, kemudian menikah lagi, menyambut Ekaristi Kudus. Mereka tidak dapat diijinkan, karena status dan kondisi hidup mereka berlawanan dengan persatuan cinta kasih antara Kristus dan Gereja, yang dilambangkan oleh Ekaristi dan merupakan buahnya. Selain itu masih ada alasan pastoral khusus lainnya. Seandainya mereka itu diperbolehkan menyambut Ekaristi, umat beriman akan terbawa dalam keadaan sesat dan bingung mengenai ajaran Gereja, bahwa pernikahan tidak dapat diceraikan. Pendamaian melalui Sakramen Tobat, yang membuka pintu kepada Ekatisti, hanya dapat diberikan kepada mereka, yang menyesalkan bahwa mereka telah menyalahi lambang Perjanjian dan kesetian terhadap Kristus, dan setulus hati besedia menempuh jalan hidup yang tidak bertentangan lagi dengan tidak terceraikannya pernikahan. Dalam prakteknya itu berarti, bahwa bila karena alasan-alasan serius, misalnya pendidikan anak-anak, pria dan wanita tidak dapat memenuhi kewajiban untuk berpisah, mereka “sanggup menerima kewajiban untuk hidup dalam pengendalian diri sepenuhnya, artinya dengan berpantang dari tindakan-tindakan yang khas bagi suami isteri.” … Dengan bertindak begitu Gereja menyatakan kesetiannya sendiri terhadap Kristus serta kebenaran-Nya. Sekaligus Gereja menunjukkan keprihatinan keibuannya terhadap putera-puterinya, khususnya mereka, yang tanpa kesalahan mereka telah ditinggalkan oleh pasasangan mereka yang sah. (Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Familiaris Consortio, No. 84)
 

Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku, Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."
 
I shall raise up for myself a faithful priest who will act in accord with my heart and my mind, says the Lord.

 
Doa Pagi

 
Allah Bapa, kemuliaan para kudus, uskup-Mu Santo Martinus meluhurkan Dikau baik dengan kehidupan maupun dengan kematiannya. Perbaruilah kiranya dalam hati kami karya agung rahmat-Mu, sehingga maut ataupun hidup takkan mampu memisahkan kami dari cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:2-11)
      
"Dengarkanlah, hai para raja, dan pelajarilah kebijaksanaan."
   
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu, oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut kehendak Allah. Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan berat. Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi, hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
Ayat. (Mzm 82:3-4.6-7)
1. "Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah dan miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
2. Allah sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia, dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18)
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
  
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?"
   
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Dalam budaya hidup manusia, kita mengenal kelas-kelas yang membedakan orang satu dengan yang lain. Ada pria dan wanita, ada kaya dan miskin, ada pintar dan bodoh, ada bangsa yang terpilih dan yang tersingkir. Tentunya ada kelompok yang merasa lebih daripada yang lain. Itulah yang dialami oleh orang-orang Yahudi di zaman Yesus. Mereka adalah bangsa terpilih dan merasa satu-satunya yang akan diselamatkan Tuhan. Kepercayaan semacam ini membuat mereka merasa sombong dan meremehkan yang lain.
 
Kisah sepuluh orang kusta memperlihatkan bahwa hanya orang Samaria, bangsa kafir itu yang datang dan bersujud syukur di depan kaki Yesus. Orang inilah yang dibenarkan oleh Yesus karena dia sadar bahwa pemulihan dan kebaikan terjadi bukan karena ia layak mendapatkannya, tetapi karena belas kasih Allah yang memungkinkan semuanya itu terjadi.

Dalam perayaan Ekaristi, kita selalu berkata: ”saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa”. Sejak awal perayaan kita diingatkan bahwa kita ini tidak layak mendapatkan berkat yang begitu melimpah. Tetapi bagi Allah, kecil dan besar dijadikan oleh-Nya dan semua dipelihara-Nya dengan cara yang sama. Allah melimpahi berkat-Nya kepada semua orang, tanpa pandang bulu, seperti hujan yang membasahi bumi dan matahari yang menyinari semua makhluk. Besar atau kecilnya rahmat yang kita terima tergantung dari sikap dan cara kita menerimanya. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Doa Malam

Allah Bapa, pusat hidup kami, Engkau telah menyegarkan kami dengan ekaristi tanda kesatuan. Semoga hati kami dalam segalanya selalu senada dengan kehendak-Mu, sehingga sebagaimana Santo Martinus kami menyerahkan diri seutuhnya kepada-Mu dan menjadi milik-Mu seutuhnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:40)

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren. you did it for me, says the Lord.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy