| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 23 Mei 2021 Hari Raya Pentakosta

 


Minggu, 23 Mei 2021
Hari Raya Pentakosta

"Ke-50 hari (Masa Paskah) ditutup dengan Minggu Pentakosta, hari perayaan kedatangan Roh Kudus pada para Rasul, asal-usul Gereja dan awal perutusannya kepada manusia segala bahasa, rakyat dan bangsa. Dianjurkan untuk memperpanjang Misa petang sebelumnya menjadi tirakatan; tetapi tidak diarahkan kepada baptis, seperti pada malam Paskah, melainkan lebih pada doa tak kunjung henti, menurut teladan para Rasul, dan murid, yang 'rukun bertekun dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus' dan menantikan Roh Kudus" (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 1 Januari 1988, No. 107)

Antifon Pembuka (lih. Keb 1:7)

Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.

The Spirit of the Lord has filled the whole world and that which contains all things understands what is said, alleluia.


atau

Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
Mzm. Exsurgat Deus, et dissipentur inimici eius: et fugiant, qui oderunt eum, a facie eius.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dengan segala bahasa. Sebarluaskanlah anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. 
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)
    
 
"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."
     
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul: 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
3. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (5:16-25)
    
"Buah-buah Roh."
       
Saudara-saudara, hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Tetapi kalau kamu membiarkan diri dipimpin oleh Roh, kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, percekcokan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kamu kuperingatkan seperti yang telah kulakukan dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Sebaliknya buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)

1. Veni, Sancte Spiritus et emitte caelitus lucis tuae radium.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen.

atau

1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti.

Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (15:26-27; 16:12-15)
   
"Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."
     
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah kepunyaan-Ku, sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."
Verbum Domini 
U. Laus tibi Christe
 
Renungan
  
    Biasanya arti kata tidak banyak berubah, atau setidaknya tidak banyak perubahan drastis. Bagaimanapun jika arti kata berubah terlalu banyak dan terlalu sering, maka bahasa tidak lagi menjadi alat komunikasi. Tidak ada yang akan mengerti satu sama lain lagi.

Namun ada beberapa kata yang memiliki arti yang sama sekali berbeda atau memiliki arti baru dari yang semula dimaksudkan.

Hari Raya Pentakosta hari ini adalah salah satu contoh yang baik. "Penta" adalah kata Yunani yang berarti "lima". "Pentakosta" berarti "hari kelima puluh". Tapi itu menunjuk pada "pesta panen" orang Yahudi, yaitu 50 hari setelah pesta Paskah.

Tetapi bagi Gereja, hari raya Pentakosta tidak memiliki arti tersebut. Sebaliknya untuk Gereja, Pentakosta berarti hari dimana Roh Kudus turun ke atas para rasul seperti yang kita dengar dalam bacaan pertama.

Jadi pada hari itu, ketika pesta panen orang Yahudi sedang berlangsung, pesta Kristen baru akan segera berlangsung. Dan kita dapat mengatakan bahwa itu benar-benar dimulai dengan cara yang dramatis.

Nah, pada awalnya para rasul bertemu di satu ruangan dan mereka tidak mengharapkan banyak hal terjadi, atau begitulah yang mereka pikirkan.

Lalu tiba-tiba, ada angin kencang dari surga. Dan kemudian sesuatu tampak bagi mereka seperti lidah api yang berhenti di atas kepala mereka masing-masing.

Entah bagaimana mereka tahu bahwa mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dan mereka mulai berbicara dalam bahasa asing, sebagaimana Roh Kudus memberi mereka karunia untuk berbicara. Dan mereka pergi memberitakan keajaiban Tuhan, dan orang-orang mendengarnya dalam bahasa mereka sendiri.

Jadi itu adalah hari yang terjadi secara dramatis ketika Gereja lahir dan itulah mengapa Pentakosta kadang-kadang disebut sebagai hari lahir Gereja.

Tetapi hari ini ketika kita berkumpul di Gereja untuk Hari Raya Pentakosta, tidak ada kejadian dramatis yang terlihat. Jadi dimanakah kehadiran Roh Kudus? Di dalam Kitab Suci, Roh Kudus biasanya dimanifestasikan dalam lima bentuk.

Pertama adalah angin kencang seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, atau nafas Tuhan yang memberi kehidupan kepada manusia seperti yang tercatat dalam Kejadian 2: 7. Itu adalah nafas yang sama yang Yesus embuskan pada para rasul-Nya saat Dia berkata kepada mereka, "Terimalah Roh Kudus".

Bentuk kedua dari Roh Kudus adalah api. Itu adalah tiang api dalam Keluaran 13:21 yang menuntun orang Israel di padang gurun. Dalam bacaan pertama itu adalah lidah api yang bertumpu pada kepala para rasul.

Bentuk ketiga dari Roh Kudus adalah minyak. Dalam Perjanjian Lama, minyak digunakan untuk mengurapi para imam, nabi dan raja. Dalam Perjanjian Baru, minyak digunakan untuk mengurapi orang sakit dan menyembuhkan.

Bentuk keempat dari Roh Kudus adalah air. Air adalah tanda yang sangat dalam dari Roh Kudus karena air memuaskan dahaga, membersihkan dan membasuh luka dan kotoran.

Bentuk kelima dari Roh Kudus adalah burung merpati. Setelah air bah, itu adalah burung merpati yang membawa ranting zaitun kepada Nuh (Kejadian 8:11) dan dia tahu bahwa air telah surut dan bumi menjadi kering. Roh Kudus juga turun ke atas Yesus setelah pembaptisan-Nya dalam bentuk burung merpati. Burung merpati juga merupakan tanda kepatuhan dan kerendahan hati.

Jadi hari raya Pentakosta mengingatkan kita bahwa tanda-tanda kehadiran Roh Kudus selalu hadir bagi kita. Saat kita masuk ke dalam gereja, kita menandai diri kita sendiri dengan tanda salib dengan Air Suci. Itu sudah merupakan pengakuan akan kehadiran Roh Kudus di dalam Air Suci.

Saat kita melihat-lihat ke panti imam, kita melihat lampu merah yang menyala, pada zaman dahulu sebelum ada listrik menggunakan bahan bakar minyak zaitun yang diberkati. Api dan minyak adalah tanda kehadiran Roh Kudus.

Nafas Tuhan yang mewartakan Firman Tuhan memberi kita Firman kehidupan, yang dalam Ekaristi menjadi Roti hidup bagi kita.

Dan patuh pada kehendak Tuhan, kita menyembah Tuhan dengan kerendahan hati, dan dipenuhi dengan Roh Kudus, kita pergi untuk mewartakan keajaiban dan keajaiban Tuhan.

Dan dengan itu kita menjadi tanda kehadiran Roh Kudus yang paling dalam. Tetapi indikator apakah kita adalah tanda kehadiran Roh Kudus adalah dengan melihat ke dalam hati kita dan melihat apakah kita damai.

Dalam Injil, ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya, kata-kata pertama-Nya adalah "Damai sejahtera bagi kamu." Mereka dipenuhi dengan sukacita dan kemudian Yesus menghembuskan kepada mereka karunia Roh Kudus.

Yesus ingin hati kita damai. Dia ingin mengampuni dosa kita dan menyembuhkan hati kita yang terluka. Dia ingin memenuhi kita dengan sukacita sehingga saat Dia menghembuskan Roh Kudus ke atas kita, kita akan dibangkitkan ke kehidupan baru yang bermakna dan terarah.

Semua sarana tersedia bagi kita agar hati kita disembuhkan dan damai - Sakramen Tobat, Ekaristi Kudus, dan semua tanda lain dari kehadiran Roh Kudus, yang datang untuk membantu kita dalam kelemahan kita.

Jadi marilah kita menghirup nafas Tuhan, dan untuk menerima karunia Roh Kudus, sehingga kita akan mewartakan keajaiban dan keajaiban Tuhan, dengan damai dan sukacita di hati kita.
.[RENUNGAN PAGI]

Antifon Komuni (lih. Kis 2:4.11)

Mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan memaklumkan karya agung Allah. Alleluya.

They were all filled with the Holy Spirit and spoke of the marvels of God, alleluia.

atau

Factus est repente de cælo sonus advenientis spiritus vehementis, ubi erant sedentes, alleluia: et repleti sunt omnes Spiritu Sancto, loquentes magnalia Dei, alleluia, alleluia. (Kis 2:2-4)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy