| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 24 April 2021 Hari Biasa Pekan III Paskah

 

Sabtu, 24 April 2021
Hari Biasa Pekan III Paskah
            
Tubuh Kristus memberi hidup kepada mereka yang bersatu dengan Dia. (St. Sirilus dari Aleksandria)
    
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
     
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
       
Doa Pembuka
      
Allah Bapa Mahabaik, dalam pembaptisan Engkau memberi hidup baru bagi orang yang percaya kepada-Mu. Lindungilah kami semua, yang dilahirkan kembali dalam Kristus dan dibebaskan dari kesesatan. Semoga kami semakin setia memelihara rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
               
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
    
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
   
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
        
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
   
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
    
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

      
  
Akal budi memampukan manusia untuk berpikir secara jernih. Berkat akal budinya, manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Lebih dari itu, manusia bisa mengambil keputusan dengan benar, tepat dan bijaksana. Misalnya, dalam hal mengikuti Kristus. Menjadi pengikut Kristus adalah sebuah keputusan iman. Artinya, seorang pengikut Kristus mesti siap sedia melaksanakan kehendak-Nya, walau terasa berat. Percakapan tentang Roti Hidup membawa banyak pengikut Yesus meninggalkan Dia. Yesus lalu menantang keduabelas Rasul-Nya apakah mereka juga mau pergi. Petrus, atas nama para Rasul lainnya, menyatakan iman. Pada hari ini Yesus juga bertanya hal yang sama kepada kita. Maka, saatnya kita mulai bertanya pada diri kita sendiri, "Mengapa aku masih di sini?" Apakah sekadar karena aku terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kudapatkan? Apakah hanya untuk menjaga suasana damai dalam keluarga yang semuanya Katolik? Kalau masih semacam itu alasannya, barangkali akhirnya kita pun akan seperti para murid yang meninggalkan Yesus. Kalau kita ingin bisa berkata seperti Petrus dan para rasul yang setia, "Tuhan, kepada siapa kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup abadi!" maka kita perlu menghayati dan menghidupi Sabda Tuhan, serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati.
  

Antifon Komuni (Yoh 17:20-21)
 
Tuhan bersabda, "Ya Bapa, Aku berdoa bagi mereka, semoga mereka bersatu dalam Kita, agar dunia percaya, bahwa Engkau telah mengutus Aku." Alleluya. 
 
Doa Malam
    
Tuhan Yesus, terimalah persembahanku hari ini, baik berupa keberhasilan, kegagalan maupun kecemasanku. Perbaruilah hidupku, terutama agar aku sungguh-sungguh hidup dalam iman dan mengikuti Engkau dengan iman yang tak tergoyahkan. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamatku, dan di dalam Engkau aku menemukan kehangatan kasih-Mu. Amin.
      
RENUNGAN PAGI

Jumat, 23 April 2021 Hari Biasa Pekan III Paskah

 

Fotografer: Fr. Lawrence, OP (CC BY-NC-ND 2.0)

Jumat, 23 April 2021
Hari Biasa Pekan III Paskah
   
Oleh sebab itu ajaran yang dipegang teguh oleh Gereja tentang makna Ekaristi bukan saja sebagai perjamuan melainkan juga bahkan terutama sebagai kurban, dengan setepatnya dilihat sebagai salah satu pintu masuk utama bagi semua orang beriman akan partisipasi penuh dalam Sakramen sebesar ini. "Karena, bila dilucuti dari segi kurban, maka misteri ini hanya diartikan dan dipentingkan tidak lebih daripada sebuah perjamuan persaudaraan". (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 38)


Antifon Pembuka (Why 5:12)

Anak Domba yang telah dikurbankan pantas menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan dan kehormatan. Alleluya.

Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.


Doa Pembuka
 

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-20)
   
 
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain."
     
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, hati Saulus berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu! Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota. Di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias!” Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus, yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi. Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1bc.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
    
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:56)
Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:52-59)
        
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
    
Di rumah ibadat di Kapernaum orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan Daging Anak Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Engkau berkata,’Misanya lama’, maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’” – St. Josemaria Escriva
    
Renungan

  
Pengalaman St. Paulus pada bacaan pertama mungkin bisa memberi kita beberapa poin untuk refleksi dalam hubungan antara kerendahan hati dan penghinaan.

Santo Paulus, atau Saulus, begitu dia dikenal pada bacaan pertama, sedang dalam perjalanan ke Damaskus, untuk menangkap pengikut Yesus. Dia mengendarai kuda tinggi dan perkasa dan bisa bangga pada dirinya sendiri karena menyingkirkan bidat agama ini.

Dan kemudian cahaya dari surga melemparkan dia ke tanah dan kemudian dia mendengar suara berkata, "Saulus, Saulus, mengapa kamu menganiaya Aku?"

Terkejut dan kaget, dia bertanya,
“Siapakah Engkau, Tuhan?” Setidaknya dia punya cukup akal untuk mengakui bahwa siapa pun yang berbicara dengannya pasti lebih kuat daripada dia.

Suara itu mengungkapkan dirinya sebagai Yesus dan bahwa Saulus sedang menganiaya Dia. Saulus direndahkan tetapi Yesus tidak terus mempermalukan dia karena menganiaya pengikut-Nya.

Yesus bahkan mengutus seorang murid bernama Ananias untuk menyembuhkan Saulus dan untuk memulihkan penglihatannya dan dia bahkan dibaptis.

Saulus yang dulu sombong dan tinggi dan perkasa sekarang menjadi Santo Paulus yang rendah hati. Dia direndahkan tapi tidak dipermalukan. Dapat dikatakan bahwa Santo Paulus cukup rendah hati untuk tidak dipermalukan.

St Paulus bahkan melanjutkan dengan menyebut dirinya yang terbesar dari orang-orang berdosa. Itu menunjukkan bahwa kerendahan hati adalah ketika Anda mengatakan yang sebenarnya tentang diri Anda sendiri.

Sama seperti Yesus mengajar St Paulus bagaimana menjadi rendah hati, semoga kita juga menerima pelajaran tentang kerendahan hati yang datang pada kita. Bagaimanapun, lebih baik menjadi rendah hati daripada dipermalukan.
(RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni

Dia yang Tersalib telah bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.

The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.

Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-58

 

1200px-Insigne_Francisci.svg

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus

Untuk Hari Doa Panggilan Sedunia ke-58

25 April 2021

Santo Yosep: Impian Panggilan


Saudari-saudara terkasih,

Pada 8 Desember yang lalu, peringatan seratus lima puluh tahun pemakluman Santo Yosep sebagai Pelindung Gereja Universal, menandai permulaan Tahun St. Yosep (bdk. Dekrit Lembaga Penitensiaria Apostolik, 8 Desember 2020). Dari pihak saya, saya menulis Surat Apostolik “Patris Corde”, yang bertujuan untuk “meningkatkan cinta kita kepada santo agung ini.” Santo Yosep adalah figur luar biasa, sekaligus merupakan tokoh yang “sangat dekat dengan pengalaman manusiawi kita.” Dia tidak melakukan hal-hal yang mencengangkan, dia tidak memiliki karisma khusus, atau juga dia tidak tampak istimewa di mata orang-orang yang berjumpa dengannya. Dia tidak terkenal atau tidak banyak tercatat: bahkan Injil tidak menyampaikan satu pun kata yang keluar dari Santo Yosep. Meski demikian, melalui hidup kesehariannya, Santo Yosep mencapai sesuatu yang luar biasa di mata Tuhan.

Allah melihat hati (bdk. 1 Sam. 16:7), dan dalam diri Santo Yosep, Ia mengenali hati seorang bapa, mampu memberi dan membuahkan kehidupan di tengah-tengah rutinitas hidup sehari-hari. Panggilan memiliki tujuan yang sama: melahirkan dan membarui hidup setiap hari. Tuhan ingin membentuk hati bapa dan ibu: hati yang terbuka, mampu melakukan inisiatif-inisiatif yang besar, murah hati dalam memberikan diri, berbela rasa dalam menenteramkan kecemasan, dan teguh dalam memperkuat harapan. Imamat dan hidup bakti sangat membutuhkan kualitas-kualitas ini sekarang, di zaman yang ditandai dengan kerapuhan tetapi juga dengan penderitaan karena pandemi, yang telah melahirkan ketidakpastian dan ketakutan akan masa depan dan makna hidup yang sebenarnya. Santo Yosep datang menjumpai kita dengan caranya yang lembut, sebagai salah seorang kudus di antara  “para kudus dari pintu sebelah”. Pada saat yang sama, kesaksiannya yang kuat dapat membimbing perjalanan hidup kita.

Santo Yosep memberikan tiga kata kunci bagi setiap panggilan. Yang pertama adalah mimpi. Setiap orang bermimpi menemukan kepenuhan hidup. Kita sudah sepantasnya memupuk harapan-harapan besar, cita-cita luhur yang tidak dapat dipenuhi oleh tujuan-tujuan sementara seperti kesuksesan, uang dan hiburan. Jika kita meminta orang menyebutkan dalam satu kata impian hidup mereka, tidaklah sulit membayangkan jawabannya: “untuk dicintai”. Cinta itulah yang memberi makna pada hidup, karena cinta menyingkapkan misteri hidup. Memang, kita hanya memiliki hidup jika kita memberikannya; kita sungguh-sungguh memilikinya hanya jika kita dengan murah hati membagikannya. Santo Yosep memiliki banyak hal untuk mengatakan pada kita dalam hal ini, karena, melalui mimpi yang Tuhan bisikkan padanya, dia menjadikan hidupnya sebagai sebuah anugerah.

Injil menyampaikan empat mimpi (bdk. Mat. 1:20; 2:13.19.22). Mimpi-mimpi itu adalah panggilan dari Allah, tetapi tidak mudah untuk menerimanya. Setiap sesudah mimpi, Yosep mengubah rencana-rencananya dan berani mengambil risiko, dengan mengorbankan rencana-rencananya sendiri untuk mengikuti rencana misteri Allah, yang kepada-Nya dia percaya sepenuhnya. Kita bisa bertanya pada diri kita sendiri, “Mengapa begitu mempercayai mimpi?” Meskipun mimpi dianggap sangat penting pada zaman dahulu, mimpi masih merupakan suatu hal kecil dalam menghadapi realitas hidup nyata. Namun, Santo Yosep membiarkan dirinya dibimbing oleh mimpinya tanpa ragu. Mengapa? Karena hatinya tertuju kepada Allah; sudah condong terarah pada-Nya. Sebuah indikasi kecil cukup bagi “telinga batinnya” yang peka mengenali suara Tuhan. Hal ini berlaku juga bagi panggilan kita: Allah tidak ingin menyatakan diri-Nya dalam cara-cara yang spektakuler, yang membelenggu kebebasan kita. Ia menyampaikan rencana kehendak-Nya kepada kita dengan kelembutan. Ia tidak membanjiri kita dengan berbagai penglihatan yang memesona, namun berbisik di lubuk hati, mendekati kita dan berbicara melalui akal budi dan rasa. Dalam cara ini, seperti yang Ia lakukan pada Santo Yosep, Ia menunjukkan kepada kita cakrawala yang mendalam dan tak terduga.

Memang, mimpi Yosep membawanya ke pengalaman-pengalaman yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Yang pertama menjungkirbalikkan pertunangannya, tetapi kemudian membuatnya menjadi bapa Mesias; yang kedua menyebabkannya mengungsi ke Mesir, namun menyelamatkan hidup keluarganya. Setelah mimpi ketiga, yang meramalkan kepulangan ke tanah kelahirannya, mimpi keempat membuatnya mengubah rencananya sekali lagi, membawanya ke Nazaret, tempat di mana Yesus akan memulai pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah. Di tengah semua pergolakan ini, dia menemukan keberanian untuk mengikuti kehendak Tuhan. Begitu pula dalam panggilan: panggilan Tuhan selalu mendesak kita untuk mengambil langkah pertama, untuk memberikan diri kita sendiri, terus melangkah maju. Tidak ada iman tanpa risiko. Hanya dengan menyandarkan diri kita sendiri pada rahmat, mengesampingkan  program hidup dan kenyamanan kita, kita benar-benar dapat mengatakan “ya” kepada Tuhan. Dan, setiap “ya” melahirkan buah karena menjadi bagian dari rencana yang lebih besar, darinya kita hanya memandang detailnya, tetapi yang diketahui dan dijalankan Sang Seniman Ilahi, menjadikan setiap kehidupan sebagai sebuah mahakarya. Dalam hal ini, Santo Yosep adalah teladan unggul  penerimaan rencana Allah. Namun, ia menerimanya dengan aktif: tidak pernah enggan atau pasrah. Yosep “bukan orang yang mundur dengan pasif, tetapi pelaku yang berani dan kuat” (Patris Corde, 4). Semoga ia membantu setiap orang, khususnya orang-orang muda yang sedang mencari, untuk mewujudkan kehendak Tuhan bagi mereka. Semoga ia menginspirasi dalam diri mereka keberanian berkata “ya” kepada Tuhan yang selalu mengejutkan dan tidak pernah mengecewakan.

Kata kedua menandai perjalanan dan panggilan Santo Yosep: melayani. Injil memperlihatkan bagaimana Yosep memberikan hidup sepenuhnya bagi orang lain dan tidak pernah bagi dirinya sendiri. Umat Allah yang kudus memanggilnya sebagai pasangan yang paling suci, yang didasarkan pada kemampuannya untuk mencintai tanpa syarat. Dengan membebaskan cinta dari semua sikap posesif, ia menjadi terbuka untuk pelayanan yang lebih berbuah. Perhatian penuh kasihnya telah membentang di sepanjang generasi; penjagaannya yang penuh kewaspadaan telah menjadikannya pelindung Gereja. Sebagai seorang yang tahu bagaimana mewujudkan makna pemberian diri dalam hidup, Yosep adalah juga pelindung kematian yang bahagia. Namun, pelayanan dan pengorbanannya hanya mungkin karena ditopang oleh cinta yang luar biasa: “Setiap panggilan sejati lahir dari pemberian diri, yang merupakan buah kematangan dari pengorbanan sederhana. Imamat dan hidup bakti membutuhkan kematangan seperti itu. Di mana suatu panggilan, apakah perkawinan, selibat atau keperawanan, tidak mencapai kematangan pemberian diri, itu berhenti hanya pada logika pengorbanan. Kemudian, alih-alih menjadi tanda keindahan dan sukacita kasih, itu justru berisiko mengungkapkan ketidakbahagiaan, kesedihan, dan frustrasi (ibid., 7).

Bagi Santo Yosep, melayani – sebagai ungkapan nyata pemberian diri – tidak sekedar keteladanan sempurna, tetapi menjadi aturan hidup sehari-hari. Dia berusaha keras menemukan dan menyiapkan tempat bagi kelahiran Yesus; dia melakukan yang terbaik untuk melindungi-Nya dari angkara murka Herodes dengan segera mengungsi ke Mesir; dia cepat-cepat kembali ke Yerusalem ketika Yesus hilang; dia menopang hidup keluarganya dengan bekerja, bahkan ketika berada di negeri asing. Singkatnya, dia menyesuaikan diri pada setiap keadaan yang berbeda dengan sikap tanpa putus asa ketika hidup tidak berjalan sesuai yang diharapkan; dia memperlihatkan kesiapsediaan yang khas bagi mereka yang hidupnya untuk melayani. Dengan cara inilah, Yosep menyambut perjalanan hidup yang sering terjadi tak terduga: dari Nazareth ke Bethlehem untuk sensus, kemudian ke Mesir dan kembali ke Nazareth, dan setiap tahun ke Yerusalem. Setiap saat ia siap sedia menghadapi keadaan-keadaan baru tanpa mengeluh, selalu siap mengulurkan tangannya untuk membantu menyelesaikan situasi. Kita dapat mengatakan bahwa ini adalah uluran tangan Bapa surgawi yang menjangkau Putra-Nya di bumi. Yosep tidak dapat gagal menjadi model semua panggilan, yang dipanggil menjadi tangan-tangan Bapa yang selalu aktif, merengkuh anak-anak-Nya.

Saya kemudian suka memikirkan Santo Yosep, pelindung Yesus dan Gereja, sebagai pelindung panggilan. Pada kenyataannya, dari kesiapsiagaan untuk melayani timbullah perhatiannya untuk melindungi. Injil menceritakan bahwa “Yosep bangun, mengambil anak itu dan ibunya malam itu juga” (Mat. 2:14), dengan demikian mengungkapkan kepeduliannya yang sigap untuk kebaikan keluarganya. Ia tidak menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat ia kendalikan, untuk memberi perhatian penuh pada mereka yang dipercayakan pada pemeliharaannya. Perhatian yang bijaksana adalah tanda panggilan yang sejati, kesaksian hidup yang dijamah cinta Tuhan. Kita memberikan teladan hidup Kristen yang begitu indah ketika kita menolak mengejar ambisi pribadi atau memanjakan diri dalam berbagai ilusi, tetapi sebaliknya peduli pada apa yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita melalui Gereja! Tuhan mencurahkan Roh-Nya dan kreativitas-Nya ke atas kita; Ia mengerjakan keajaiban  dalam diri kita, seperti Ia kerjakan pada Yosep.

Bersama dengan panggilan Tuhan, yang membuat impian terbesar kita menjadi kenyataan, dan tanggapan kita, yang terwujud dalam pelayanan murah hati dan penuh perhatian, ada karakteristik ketiga dari hidup Santo Yosep dan panggilan kita yaitu kesetiaan. Yosep adalah “orang tulus hati” (Mat. 1:19) yang setiap hari dengan setia dalam kesunyian melayani Tuhan dan rencana kehendak-Nya. Pada saat yang sulit dalam hidupnya, ia dengan penuh kehati-hatian mempertimbangkan apa yang sebaiknya harus dilakukan (bdk. Ayat 20). Ia tidak membiarkan dirinya grusa grusu. Ia tidak menyerah pada godaan untuk bertindak gegabah, yang hanya mengikuti naluri atau tindakan sesaat. Sebaliknya, ia merenungkan banyak hal dengan sabar. Ia tahu bahwa kesuksesan hidup dibangun atas kesetiaan yang teguh pada keputusan-keputusan penting. Hal ini tercermin dalam ketekunannya dalam menjalani pekerjaannya sebagai tukang kayu yang rendah hati (lih. Mat. 13:55), ketekunannya yang tersembunyi yang membuatnya tidak tersiar pada masa hidupnya, tetapi telah menginspirasi hidup keseharian para bapak, pekerja buruh, dan orang-orang Kristen yang tak terhitung jumlahnya sejak saat itu. Karena sebuah panggilan – seperti hidup itu sendiri – menjadi matang hanya melalui kesetiaan sehari-hari.

Bagaimana kesetiaan itu dipupuk? Dalam terang kesetiaan Tuhan sendiri. Kata-kata pertama yang Santo Yosep dengarkan dalam mimpi adalah undangan untuk tidak takut, karena Allah selalu setia pada janji-janji-Nya: “Yosep, anak Daud, jangan takut” (Mat. 1:20). Jangan takut: kata-kata ini Tuhan tujukan juga kepada Anda, saudariku terkasih, dan Anda, saudaraku terkasih, kapan pun Anda merasa bahwa, bahkan di tengah-tengah ketidakpastian dan keraguan, Anda tidak dapat lagi menunda hasrat Anda untuk memberikan hidup kepada-Nya. Ia mengulangi kata-kata ini ketika, mungkin di tengah-tengah pencobaan dan kesalahpahaman, Anda berusaha mengikuti kehendak-Nya setiap hari, di mana pun Anda menemukan diri Anda sendiri. Kata-kata itu adalah kata-kata yang akan Anda dengarkan kembali, pada setiap langkah panggilan Anda, saat Anda kembali kepada cinta pertama Anda. Kata-kata itu merupakan refrein yang menyertai mereka semua yang – seperti Santo Yosep – mengatakan “YA” kepada Tuhan dengan hidup mereka, melalui kesetiaan setiap hari.

Kesetiaan ini adalah rahasia kegembiraan. Sebuah kidung pujian dalam liturgi berbicara tentang “sukacita yang nyata” yang hadir di rumah Nazareth. Itulah sukacita kesederhanaan, sukacita sehari-hari yang dialami oleh mereka yang memelihara apa yang sungguh penting: intimasi dengan Tuhan dan sesama. Alangkah baiknya jika suasana yang sama ini, sederhana dan berseri-seri, tenang dan penuh harapan, meresapi seminari-seminari kita, rumah-rumah religius, biara dan pastoran! Saya berdoa supaya Anda mengalami sukacita ini, saudari-saudara terkasih yang dengan murah hati telah membuat Allah impian hidup Anda, melayani-Nya dalam diri saudari-saudara Anda melalui kesetiaan yang menjadi kesaksian kuat pada zaman yang menawarkan pilihan-pilihan dan cita rasa fana yang membawa ketiadaan sukacita abadi. Semoga Santo Yosep, pelindung panggilan, menyertai Anda dengan hati kebapaannya!

Roma, dari Basilika St. Yohanes Lateran,

Pesta Santo Yosep, 19 Maret 2021

Fransiskus

 

 

 SUMBER: BIRO NASIONAL KARYA KEPAUSAN INDONESIA

Kamis, 22 April 2021 Hari Biasa Pekan III Paskah


Kamis, 22 April 2021
Hari Biasa Pekan III Paskah

Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 219)

Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)

Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya, alleluya.

Let us sing to the Lord, for he has gloriously triumphed. The Lord is my strength and my might; he has become my salvation, alleluia.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hari-hari ini, Engkau menyatakan cinta kasih-Mu dengan lebih berlimpah kepada kami dan membebaskan kami dari kesesatan. Semoga kami semakin terbuka bagi rahmat-Mu, dan semakin teguh dalam kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
          
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
   
 
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
    
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
    
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
    
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak
tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir secara sakramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristis, Kristus penuh dan total, Allah dan Manusia. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 282)

Renungan


Kekuatan ketertarikan adalah hal yang luar biasa. Ini melampaui logika dan alasan.

Dari atraksi sederhana seperti penjualan dan tawar-menawar hingga kegilaan dan ketertarikan antara lawan jenis, mengapa dan bagaimana sulit untuk dijelaskan.

Namun kekuatan ketertarikan ada di sana dan tidak dapat disangkal dan dalam arti tertentu tidak dapat dengan mudah dipahami.

Dalam Injil, Yesus berbicara tentang kekuatan daya tarik yang luar biasa dan misterius.

Jika kita percaya kepada Yesus, itu karena kuasa Tuhan telah menarik kita kepada-Nya.

Sungguh, itu adalah kekuatan kasih Tuhan yang telah menarik hati kita kepada Yesus dan datang ke Misa ini untuk menerima Dia dalam Komuni Kudus.

Seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, itu juga kekuatan kasih Tuhan yang menarik sida-sida untuk meminta baptisan.

Yesus berkata: 
“Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku"
  
Oleh kuasa kasih Tuhan kita ditarik ke dalam hati Yesus.

Kita sekarang diutus untuk menarik orang lain ke dalam hati Yesus.

Kita tidak perlu menjelaskan mengapa kita percaya kepada Yesus, atau berkhotbah kepada orang lain tentang Yesus.

Dengan cinta hati kita, Tuhan akan menarik mereka kepada Yesus.

Semoga hati kita selalu dalam kasih Tuhan.


Antifon Komuni (2Kor 5:15)

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka, alleluya.

Christ died for all, that those who live may live no longer for themselves, but for him, who died for them and is risen, alleluia.

Doa Malam

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memperkenalkan diri sebagai roti hidup yang telah turun dari surga; dan roti yang Engkau berikan tidak lain adalah Daging-Mu sendiri. Aku mengimani sepenuhnya bahwa yang aku sambut setiap kali menghadiri perayaan Ekaristi adalah Engkau sendiri, Tubuh-Mu sendiri. Saat itu, Engkau menyaturaga di dalam dagingku dan Engkau selalu tinggal dalam diirku. Betapa bahagianya, ya Yesus, aku boleh menyambut komuni, tanda kehadiran-Mu dalam diriku. Semoga aku menjadi pencinta Ekaristi, karena aku sungguh mencintai-Mu dan ingin selalu mencintai-Mu sepanjang hidupku. Amin.


RENUNGAN PAGI

 

Rabu, 21 April 2021 Hari Biasa Pekan III Paskah

 


Rabu, 21 April 2021
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Dalam sejarah umat Allah,telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat, sangat tegar”. Tetapi saat kita mulai menyurutkan iman, mulai mengkompromi iman, sedikit menjualnya kepada penawar tertinggi, maka kita memulai jalan kemurtadan, yaitu jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”. (Paus Fransiskus)

Antifon Pembuka (Mzm 71(70):8.23)

Semoga lidahku bernyanyi memuji Engkau. Semoga bibirku bersorak bermadah kepada-Mu, alleluya.
  
Let my mouth be filled with your praise, that I may sing aloud; my lips shall shout for joy, when I sing to you, alleluia.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa yang berbelaskasih, kami telah Kauberi iman kepercayaan. Semoga berkat bantuan-Mu itu kami bangkit bersama Putra-Mu yang tunggal dan hidup mulia selamanya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:1b-8)
    
 
"Mereka menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil."
       
Setelah Stefanus dibunuh, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu. Ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki serta perempuan ke luar, lalu menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar menjelajah ke seluruh negeri sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; R:1)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu!"
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia.
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:40)
Setiap orang yang percaya kepada Anak, beroleh hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:35-40)
     
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
      
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
   
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai roti hidup yang turun dari surga. Ia memberikan diri-Nya agar setiap orang yang menerima-Nya dalam kepercayaan memperoleh hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. 
      
Itulah juga kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Namun demikian, tawaran Yesus tidak selalu ditanggapi dengan penerimaan. 
    
Kata-kata-Nya dianggap keras (Yoh. 6:60) sehingga banyak dari antara para murid yang meninggalkan-Nya. 
  
Penolakan terhadap iman akan Yesus juga terus berlangsung dan memunculkan penganiayaan terhadap jemaat Yerusalem. Tetapi justru karena penganiayaan inilah, muncul banyak orang yang berani tampil sebagai saksi bagi Yesus. Mereka mengambil risiko atas pilihan mereka untuk bersaksi
    
Di bawah penganiayaan yang pahit dan dengan Saul yang akan hancur total, Gereja tidak akan memiliki kesempatan sama sekali untuk bertahan hidup.

 
Yesus memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi sebagai makanan rohani karena Dia mencintai kita.  
   
Ekaristi tidak hanya mempersatukan kita dengan Kristus sebagai Kepala Gereja tetapi juga mempersatukan kita satu sama lain sebagai satu anggota tubuh mistik Kristus (KGK, 1396). Sebab penerimaan komuni bukanlah soal yang bersifat individualistis, melainkan sesuatu yang menyangkut "tubuh". 
   
Dalam perayaan Ekaristi kita berkumpul sebagai "tubuh"; kita datang ke meja perjamuan Tuhan sebagai satu keluarga. Kebenaran ini diungkapkan dalam simbol alkitabiah satu roti dan satu piala.
    
Ekaristi sebagai pemersatu tubuh mistik Kristus dapat dilihat juga dari defenisi Sakramen Ekaristi sebagai kurban Gereja, di mana Katekismus Gereja Katolik mengatakan, "Ekaristi adalah juga kurban Gereja. Gereja, Tubuh Kristus, mengambil bagian dalam kurban Kepalanya" (KGK, 1368). 
  
 Maka, Ekaristi juga mempersatukan masing-masing umat dalam Gereja. Persatuan masing-masing anggota tubuh Gereja, yang diumpamakan sebagai tubuh yang mempunyai banyak anggota (bdk. 1Kor 12:12), hanya mungkin terjadi karena seluruh anggota diikat oleh Sang Kepala, yaitu Kristus.  
   
Ekaristi adalah perjamuan sebab Kristus memberikan Ekaristi pada saat perjamuan Paska, saat Ia memilih roti dan anggur untuk diubah menjadi Diri-Nya sendiri. Paus Yohanes Paulus II mengatakan, “Ekaristi adalah sungguh perjamuan sejati, di mana Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai santapan yang menguatkan kita.”

Apa pun kesan yang kita miliki tentang Gereja, kita juga harus tahu bahwa ada misteri Gereja, dan itu adalah kehadiran Roh Kudus yang membimbing Gereja.

Kita mungkin tidak dapat melihat kehadiran Roh Kudus dengan mata, tetapi marilah kita percaya padanya, dan kemudian kita akan dapat melihat lebih dari apa yang terlihat.
(RENUNGAN PAGI)

Selasa, 20 April 2021 Hari Biasa Pekan III Paskah

 


Selasa, 20 April 2021
Hari Biasa Pekan III Paskah

“Bernyanyilah dengan suaramu; bernyanyilah dengan hatimu” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Why 19:5; 12:10)

Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus, alleluya.

Sing praise to our God, all you who fear God, both small and great, for now salvation and strength have come, and the power of his Christ, alleluia

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi orang yang lahir kembali dari air dan Roh Kudus. Rahmat-Mu telah Kauberikan kepada kami, dan kami telah Kaubersihkan dari segala dosa. Semoga rahmat-Mu semakin melimpah dalam hati kami, agar kami layak menikmati janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
    

Bacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
   
 
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
     
Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, “Hai orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus; sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang telah menubuatkan kedatangan Orang Benar yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kita telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, tetapi kamu tidak menurutinya!” Mendengar semuanya itu, para anggota Mahkamah Agung sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari batu, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut Stefanus berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
  
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
     
Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu?” Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Kapanpun kita berbicara tentang St Stefanus, rujukannya biasanya ke Stefanus itu dalam bacaan pertama. Dia adalah orang suci karena dia menjadi martir karena bersaksi tentang Yesus, dan dia sering dikenal sebagai martir pertama dari gereja perdana.

Kemartiran biasanya merupakan urusan berdarah dan juga menyakitkan, dan demikian pula dalam kasus Stefanus, Kematian dengan dirajam adalah kematian yang menyakitkan dan perlahan.

Stefanus dapat menebak bahwa dia sedang menuju ke sana ketika dia dengan berani berbicara menentang para penatua, ahli Taurat dan orang-orang, menyebut mereka orang-orang yang keras kepala dengan hati kafir dan telinga kafir, dan mereka pasti marah.

Tetapi hukuman matinya datang ketika dia menatap ke surga dan melihat kemuliaan Tuhan, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan, dan dia bahkan memberi tahu musuh-musuhnya apa yang dia lihat. Itu keterlaluan bagi musuh-musuhnya dan mereka menyeretnya ke eksekusinya.

Tapi mereka belum mendengar Stefanus yang terakhir. Saat mereka melempari dia dengan batu, Stefanus berkata dalam doa, "Tuhan Yesus, terimalah rohku." Kemudian dia berlutut dan berkata dengan keras,
“Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”   
   
   Stefanus yakin bahwa Yesus adalah roti sejati Tuhan yang telah turun dari surga untuk memberikan kehidupan kepada dunia.

Tetapi kebaikan dan kesenangan hidup dunia ini tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan surga.

Seperti Stefanus, kita juga harus memusatkan perhatian pada surga sewaktu kita mengambil Roti kehidupan di bumi.
   
Antifon Komuni (Rm 6:8)

Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Kristus.

If we have died with Christ, we believe that we shall also live with Christ, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, Engkau telah membarui kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Maka kami mohon, pandanglah kami dengan rela dan bangkitkanlah tubuh kami untuk hidup yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RENUNGAN PAGI

Senin, 19 April 2021 Hari Biasa Pekan III Paskah

 


Senin, 19 April 2021
Hari Biasa Pekan III Paskah
 
"Begitulah sifat dari iman Katolik bahwa [iman ini] tidak hanya mengakui lebih atau kurang, tapi harus diyakini secara penuh atau secara penuh ditolak: Ini adalah iman Katolik, yang kalau seseorang tidak mempercayai dengan iman dan tegas, dia tidak bisa diselamatkan." (Paus Benediktus XV, 1914-1922)
  

Antifon Pembuka

Telah bangkit Gembala yang baik. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.

The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber cahaya ilahi, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang sesat, supaya mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga kami yang menamakan diri orang kristiani, menjauhkan segala yang bertentangan dengan nama itu, serta berusaha hidup sebagai orang kristiani sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-15)
    
 
"Mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh yang mendorong dia berbicara."
      
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota-anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka datang bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan, “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; maka mereka menyergap Stefanus, lalu menyerahkan dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, “Orang ini terus menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat. Sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merobohkan tempat ini dan mengubah adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Ul: 1b)
1. Sekalipun para pemuka duduk bersepakat melawan aku, hambamu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
2. Jalan hidupku telah kuceritakan dan Engkau menjawab aku; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Aku telah memilih jalan kebenaran, dan menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:22-29)
   
"Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal."
     
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka melihat juga bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias ke dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

  
Diakon Stefanus pada bacaan pertama, dia tidak terlalu siap untuk apa yang akan terjadi ketika dia terkejut dan ditangkap dan dibawa ke hadapan Sanhedrin.

Tuduhan yang diajukan terhadapnya sangat serius dan itu bisa membuatnya kehilangan nyawanya. Dia harus memutuskan apa yang harus dilakukan saat itu. Lebih dari sekedar reputasinya, itu akan menjadi tentang keyakinan dan keyakinannya.

Ini memang situasi yang menyedihkan, tetapi ketika para anggota Sanhedrin menatap Stefanus dengan saksama, wajahnya tampak seperti wajah malaikat.

Sendirian dan dikelilingi oleh musuh-musuhnya, mereka mungkin terkejut dengan ekspresi ketenangannya.

Kita mungkin tidak berada dalam situasi yang menyusahkan seperti Stefanus, tetapi situasi stres dan tidak bahagia adalah apa yang sering kita alami dalam hidup.

Apa yang bisa kita lakukan dalam situasi seperti itu? Kita bisa resah dan cemberut dan ketidaksenangan tertulis di seluruh wajah kita.

Atau kita dapat melakukan apa yang Tuhan inginkan dari kita, dan itu adalah percaya bahwa Dia akan membantu kita menangani situasi yang tidak menentu seperti itu.

Itu harus menjadi keyakinan dan keyakinan kita. Hanya dengan begitu wajah kita akan terlihat seperti wajah malaikat.
(RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Yoh 14:27)

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu, demikianlah firman Tuhan, alleluya.

Peace I leave with you; my peace I give to you. Not as the world gives do I give it to you, says the Lord, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkat kebangkitan Kristus Putra-Mu, Engkau memulihkan kami untuk hidup abadi. Semoga rahmat Paskah semakin tampak dalam hidup kami, dan memberi kami kekuatan untuk mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Minggu, 18 April 2021 Hari Minggu Paskah III

 

Minggu, 18 April 2021
Hari Minggu Paskah III

Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1Yoh 2:4-5)
 

Antifon Pembuka (Mzm 66 (65) :1-2)

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya.

Cry out with joy to God, all the earth; O sing to the glory of his name. O render him glorious praise, alleluia.

Jubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomine eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia.

Doa Pembuka

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bangkit dan hidup mulia, Engkau telah memenuhi janji-Mu yang diwartakan oleh para nabi. Kami mohon, semoga kami selalu menyadari kehadiran Putra-Mu yang membawa damai sejahtera bagi kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:13-15.17-19)
   
 
"Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"
    
Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, "Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 4:2.4.7.9; Ul: 7a)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku ya Allah yang adil. Apabila aku bersusah, lapangkanlah dadaku, kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku.
2. Ketahuilah, Tuhan akan mengerjakan karya agung bagi para kekasih-Nya, Tuhan akan mendengarkan daku, bila aku berseru kepada-Nya.
3. Banyak orang berkata, "Siapa yang akan menurunkan berkat?" Hendaknya cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
4. Aku hendak membaringkan diri dan tidur dalam kehadiranku yang menenteramkan. Sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membuat istirahatku aman sentosa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:1-5a)
     
"Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan juga untuk dosa seluruh dunia."
   
Anak-anakku, hal-hal ini kutulis kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata, 'Aku mengenal Allah' tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalam dia tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman Allah, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
   
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32, 2/4)
Tuhan Yesus, terangkanlah Kitab Suci, dan kobarkanlah hati kami bila mendengar Sabda-Mu.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)
   
"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga."
   
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan kepada saudara-saudara yang lain apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenal Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Yesus mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata Yesus kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

     
Dahulu kala, pada apa yang disebut “masa lalu yang indah” salah satu kegiatan imam adalah melakukan kunjungan rumah. Dan karena komunikasi saat itu belum berkembang (tidak setiap rumah memiliki telepon), kunjungan rumah tersebut bisa menjadi panggilan mendadak. Tapi kejutannya bisa dua arah. Bisa jadi kejutan bagi keluarga, atau bisa juga kejutan bagi para imam.

Seorang imam senior, yang berasal dari “masa lalu yang indah” sedang menceritakan bagaimana dia harus menunggu di luar pintu utama selama 15 menit karena keluarganya sedang berebut untuk merapikan rumah dan berpakaian yang pantas.

Itu adalah "masa lalu yang indah". Sekarang jika seorang imam ingin melakukan kunjungan rumah, dia harus menelepon dan membuat janji dengan keluarga, dan ini bisa sangat merepotkan bagi keluarga - tidak semua ada di rumah, mereka harus merapikan rumah, mereka harus melakukannya. berpakaian pantas, dll. Jadi sekarang seperti: Romo, jangan hubungi aku, aku akan meneleponmu, jika aku ingin kamu mengunjungiku.

Jadi orang akan memanggil imam hanya ketika dia dibutuhkan, mis. untuk memberkati rumah.      
  
   Injil hari ini menceritakan tentang pertemuan yang dialami para murid. Dua murid datang dan memberi tahu murid-murid lainnya apa yang terdengar seperti semacam cerita hantu, bahwa mereka telah melihat Yesus, yang disalibkan, mati dan dikuburkan.

Sungguh kisah yang luar biasa untuk diceritakan para murid ketika mereka semua bersembunyi di ruang terkunci karena takut pada orang-orang Yahudi. Dan ketika mereka membicarakan semua ini, Yesus datang dan berdiri di antara mereka. Dalam keadaan cemas dan ketakutan, mereka mengira sedang melihat hantu!

Dan situasi yang luar biasa. Mereka tidak bisa lari keluar dan berteriak, "Hantu! Hantu!" karena mereka akan tertangkap. Jadi tidak ada pilihan selain menghadapi Yesus ini, yang mereka pikir telah kembali sebagai hantu untuk menghantui mereka karena meninggalkan Dia selama penderitaan-Nya. Itu sangat mirip dengan sebagian besar cerita hantu.

Tapi di situlah “cerita hantu” berakhir, ketika Yesus berkata kepada mereka,

"Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."Sambil berkata demikian Yesus memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka."
  
Meskipun mereka tidak dapat mempercayainya dan berdiri di sana dengan tercengang, namun mereka juga lega. Apa yang Yesus katakan kepada mereka menenangkan ketakutan mereka.

Yesus tidak datang untuk menghantui atau menakuti mereka atau untuk menyelesaikan masalah karena meninggalkan-Nya. Meskipun pengampunan tidak disebutkan, itu dimengerti.

Hanya ketika mereka sudah tenang, barulah mereka mengerti kata-kata pertama Yesus "Damai bersamamu." Hanya ketika hati mereka damai barulah pikiran mereka dapat terbuka untuk memahami kitab suci yang berbicara tentang Yesus yang akan menderita, mati dan bangkit dari antara orang mati. Yesus jelas bukan hantu!

Apapun pendapat kita tentang hantu, hantu yang sering menghantui kita adalah hantu buatan kita sendiri. Kita menciptakan hantu-hantu ini ketika kita berdosa, karena hantu dosa-dosa kita yang datang dan menghantui kita.

Bagi para murid, desersi mereka terhadap Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya membuat mereka berpikir bahwa mereka melihat hantu ketika Dia menampakkan diri kepada mereka. Tapi dosa merekalah yang menghantui mereka.

Adapun kita, kita akan mengingat kesalahan kita dan bagaimana kita telah berdosa terhadap orang lain. Menyakiti seseorang bisa saja semudah melempar batu ke laut. Tetapi kita mungkin atau mungkin tidak memiliki gagasan tentang seberapa dalam batu itu masuk ke dalam hati orang itu.

Mungkin orang tua kita yang telah kita abaikan atau tidak baik ketika mereka masih hidup. Sekarang setelah mereka pergi, semua bunga yang kita taruh di ceruk atau kuburan mereka tidak akan menenangkan penyesalan kita.

Atau orang yang kita selingkuh dalam suatu hubungan. Melihat orang itu memunculkan hantu masa lalu dan kita merasakan betapa dalamnya batu itu telah masuk ke dalam hati orang itu.

Atau bagaimana kita merencanakan untuk menyabotase seseorang. Kesalahan kita menghantui kita saat kita memikirkan balas dendam yang akan diambil terhadap kita jika kita ketahuan.

Ya, hantu dosa kita datang menghantui kita bahkan di siang hari dan kita hidup dalam kegelapan penyesalan, kecemasan dan ketakutan.

Tapi hari ini kita mendengar kata-kata penghiburan "Damai bersamamu". Yesus ingin mengampuni kita tetapi pada saat yang sama kita juga harus berdoa untuk pengampunan dan untuk mencari pengampunan sejak saat itu
. Apakah kita telah menyakiti dan melakukan kesalahan.

Itulah inti dari pertobatan untuk pengampunan dosa.

Memang tidak mudah untuk memulai pertobatan untuk pengampunan dosa, tetapi itu bukan tidak mungkin. Dengan Yesus tidak ada yang mustahil. Dia datang untuk membawa kita pada pertobatan untuk pengampunan dosa.

Dia ingin membebaskan kita dari kecemasan dan ketakutan dihantui hantu dosa-dosa kita.

Pertobatan untuk pengampunan dosa diperlukan untuk kedamaian sejati di hati kita. Ketika ada kedamaian di hati kita, tidak akan ada hantu yang ditakuti. [RENUNGAN PAGI]
 
Antifon Komuni (Bdk. Luk 24:35)

Para murid mengenali Tuhan Yesus ketika Ia memecah-mecahkan roti, alleluya

The disciples recognized the Lord Jesus in the breaking of the bread, alleluia.

atau

Cantate Domino, alleluia: cantate Domino, benedicite nomen eius: bene nuntiate de die in diem salutare eius, alleluia, alleluia. (Mzm 96:2)

Menyanyilah bagi Tuhan, alleluya, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari, alleluya, alleluya. (Mzm 96:2)
 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy