MINGGU BIASA XX/B - 19 Agustus 2012


MINGGU, 19 AGUSTUS 2012 – MINGGU BIASA XX
Am 9:1-6; Ef 5:15-20; Yoh 6:51-58

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang khas dan istimewa karena diberi akal budi yang memanpukannya untuk berpikir dan mengerti banyak hal. Oleh karena itu, sangat diharapkan agar kita menggunakan akal budi kita untuk mengembangkan diri demi kehidupan yang lebih baik, termasuk dalam kehidupan beriman. Sebab, dengan bantuan akal budi, kita akan terbantu untuk mengerti dan menghayati iman kita. Inilah yang dipesankan oleh bacaan-bacaan hari ini, khususnya bacaan pertama dan bacaan kedua.

Kitab Amsal mengingatkan kita, “Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian” (Am 9:6). Menurut Kitab Amsal ini, pengertian itu penting agar kita tetap hidup. Kiranya tidak sulit memahami pesan ini. Misalnya, pengertian mengenai suatu makanan itu sehat dan tidak; pengertian mengenai cara berjalan dan cara mengendarai motor atau mobil yang benar; pengertian mengenai sesuatu sebagai obat atau racun, dll. Itu semua amat penting supaya kita tetap hidup dan selamat. Sebab, kalau kita tidak mengerti, kita akan melakukan kesalahan. Kesalahan dalam hal makan, berjalan atau berkendara, bisa berakitan fatal bagi keselamatan kita. Demikian pula, dalam hal beriman. Kita juga harus mempunyai pengertian iman yang baik dan benar, supaya kita tetap hidup dan selamat.

Oleh karena itu, bacaan kedua, yang dikutip dari Surat Paulus kepada Jemaat Efesus, menegaskan kepada kita, “Perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. … berusahalah mengerti kehendak Allah” (Ef 5:15.17). Nah ini dia! Sebagai orang beriman dan berakal budi, hal utama yang harus kita mengerti adalah kehendak Allah. Sebagai orang beriman, di atas segala-galanya dan di atas semua hal yang baik dan perlu kita mengerti, kita harus mengerti terlebih dahulu kehendak Allah. Bukankah dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan agar kita berdoa “… jadilah kehendak-Mu …”. Maka, supaya kita bisa taat kepada kehendak Allah, kita pertama-tama harus tahu mana kehendak Allah dan mana yang bukan.

Gereja mengimani dan mengajarkan bahwa kehendak Allah yang paling utama adalah bahwa Ia berkenan menyelamatkan semua orang. Hal ini ditegaskan dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium,

“Atas keputusan kebijaksanaan serta kebaikan-Nya yang sama sekali bebas dan rahasia, Bapa yang kekal menciptakan dunia semesta. Ia menetapkan, bahwa Ia akan mengangkat manusia untuk ikut serta menghayati hidup ilahi. Ketika dalam diri Adam umat manusia jatuh, Ia tidak meninggalkan mereka, melainkan selalu membantu mereka supaya selamat, demi Kristus Penebus” (LG 2).
Jadi, Allah Bapa yang menciptakan kita menghendaki agar kita semua selamat. Meskipun kita seharusnya binasa akibat dosa-dosa kita, namun karena Allah telah menetapkan bahwa kita selamat, maka Ia menjamin keselamatan kita. Apa dan siapa jaminan keselamatan kita itu? Jaminannya adalah Yesus Kristus (Ibr 7:22). Sebab, “Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai ‘manusia kepada manusia’, ‘menyampaikan sabda Allah’ (Yoh 3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (Yoh 5:36; 17:4).

Dalam Injil hari ini, Yesus sendiri menegaskan bahwa Dialah jaminan keselamatan bagi kita.

“Akulah roti hidup yang turun dari surga. Jikalau seseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. … Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan Dia pada akhir zaman. … Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. … Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yoh 6:51.54.56.58).
Seluruh pewartaan dalam Injil ini sebenarnya berbicara mengenai Ekaristi. Dalam setiap Perayaan Ekaristi, Yesus hadir secara khas dan istimewa. Ia sendiri memberikan tubuh dan darah-Nya menjadi santapan bagi kita dalam rupa roti dan anggur Ekaristi. Meskipun indra kita melihat dan merasakan warna, bentuk dan rasa roti-anggur, namun im an kita mampu mengerti bahwa itu adalah tubuh dan darah Kristus. Mengapa bisa demikian? Karena Yesus sendiri yang mengatakan-Nya, “roti yang Kuberikan ialah daging-Ku”.
Melalui komuni suci, kita makan tubuh Kristus (dan minum darah-Nya) sehingga kita tinggal dan Kristus dan Kristus tinggal dalam kita. Komuni mempersatukan kita dengan Kristus. Dengan demikian, menjadi semakin nyatalah bahwa Kristus senantiasa menyertai peziarahan hidup kita. Nah, kalau peziarahan hidup kita selalu disertai oleh Kristus, pastilah kita terjamin. Makanan dan minuman rohani selalu tersedia karena Ia telah memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai santapan kita. Arah perjalanan juga tidak mungkin salah karena Kristuslah jalan, kebenaran dan kehidupan.

Oleh karena itu, hendaknya kita semakin beriman akan Yesus Kristus yang menjamin keselamatan kita. Iman itu hendaknya juga semakin kita hayati dengan tekun dan setia. Salah satu caranya yang pokok adalah kita semakin mencintai Ekaristi dengan semakin tekun merayakannya dengan penuh hikmat dan hormat. Sebab, di dalam Ekaristi itu lah kita menerima Kristus, sang roti hidup yang menjadi jaminan keselamatan kita. 

Selain itu, karena melalui komuni, Kristus tinggal dalam kita dan kita dalam Dia, maka kita menjadi tabernakel hidup. Dalam situasi apa pun, Kristus menyertai kita. Ke mana kita pergi dan di mana pun kita berada, kita membawa Kristus. Maka, pikiran, perkataan, sikap, dan tindakan kita hendaknya selalu dijiwai oleh Kristus yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasih.  

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

Minggu, 19 Agustus 2012 Hari Minggu Biasa XX/B

Minggu, 19 Agustus 2012
Hari Minggu Biasa XX/B

Pada hari Minggu sebagai hari Tuhan, umat beriman wajib menghadiri Misa, kecuali bila mereka sungguh-sungguh terhalang --- Beato Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Doa Pagi

Allah Bapa sumber kehidupan sejati, Engkau telah menyediakan makanan surgawi bagi kami, yaitu Tubuh dan Darah Putra-Mu. Ajarilah kami untuk sungguh-sungguh mengimani kehadiran Putra-Mu dalam Ekaristi ini, sehingga kami pun dapat menimba daya hidup dari-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Amsal (9:1-6)

"Makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur."

Sang Hikmat telah mendirikan rumah, menegakkan ketujuh tiangnya, memotong ternak sembelihan dan mencampur anggurnya, serta menyediakan hidangan. Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota, "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah kemari!" Dan kepada yang tidak berakal budi mereka berkata, "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur! Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
atau Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.10-11.12-13.14-15)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
4. Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:15-20)

"Berusahalah mengerti kehendak Tuhan."

Saudara-saudara, perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup: janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Janganlah kamu bodoh, tetapi berusahalah mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu. Tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang dengan yang lain dengan mazmur, kidung pujian, dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati! Kepada Allah dan Bapa kita ucapkanlah selalu syukur atas segala sesuatu dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)

"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."

Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang-siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Ketika kita melakukan suatu perjalanan, terutama pada perjalanan jauh, kita memerlukan makan dan minum. Demikianlah juga hidup kita adalah sebuah perjalanan atau peziarahan menuju suatu tujuan, yakni kemerdekaan, keselamatan, kedamaian, kehidupan atau kebahagiaan kekal. Selama perjalanan tersebut kita perlu makan dan minum.

Kita ingat akan perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Tanah Terjanji (Kel 3:7-10; 6:5-7; Ul 26:5-9). DI antara mereka ada yang meninggal, ada juga yang selamat. Suatu perjalanan yang tidak mudah; mereka pernah merasa menyesal oleh sebab ingat betapa di Mesir bisa makan dan minum yang enak, tetapi demi Tanah Terjanji (Kel 16:3) mereka harus melewati padang gurun pasir yang tentunya tandus dan mengerikan. Syukur kepada Allah, meskipun mereka sering berontak dan protes, Dia selalu menyertai. Allah yang Mahakuasa itu hadir selalu dalam tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Allah pun menyediakan makanan dan minuman selama perjalanan mereka ke Tanah Terjanji (Kel 16:12-35; bdk. Bil 11:7-8).

Demikianlah pula perjalanan kehidupan kita, dari sejak lahir ke dunia menuju suatu "Tanah Terjanji". Dalam perjalanan itu ketika merasa senang dan susah, gembira dan sedih, tertawa dan menangis, sehat dan sakit, jatuh dan bangun. Ada banyak peristiwa yang dapat dikisahkan, bahkan bisa jadi lebih menarik dari kisah perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Tanah Terjanji. Bagi kita yang mengalami sendiri, mungkin saat ini adalah pengalaman yang menyedihkan, rasanya berat sekali untuk melanjutkan perjalanan hidup ini. Maka, Yesus menawarkan diri-Nya, tidak hanya bagi yang menderita dan sedih. Dia memberikan "Daging" untuk dimakan dan "Darah"-Nya untuk diminum.

Yesus menghendaki agar kita mau menerima seluruh diri-Nya: pribadi-Nya yang memesona, Sabda dan ajaran-Nya, kuasa kasih-Nya, perbuatan dan tindakan-Nya serta pengorbanan-Nya. Pendek kata, "Daging" dan "Darah"-Nya. Bila kita mau menerima Dia, pejalanan hidup kita akan damai dan penuh sukacita. Sebab, tidak akan ada lagi derita yang membuat kita kehilangan harapan. Tidak akan ada lagi godaan yang membuat kita mudah jatuh terperosok di dalamnya. Tidak akan ada lagi kesenangan dan keinginan tidak teratur yang membuat kita terlena dan lupa diri. Tidak akan ada lagi kecemasan, kekhawatiran, juga seluruh hidup kita akan dipenuhi ketenteraman batin yang mendalam.

Dunia menawarkan kebahagiaan sesaat, tetapi Dia memberikan kebahagiaan abadi. Dunia menawarkan kebahagiaan semu, tetapi Dia memberikan kebahagiaan sejati. Kini, kita boleh melihat diri kita, sungguhkah kita makan "Daging" dan minum "Darah"-Nya? Ataukah kita hanya sekedar tahu di mana itu ada dan diletakkan, tanpa mau memakan dan meminum-Nya?

RUAH

Sabtu, 18 Agustus 2012 Hari Biasa Pekan XIX

Sabtu, 18 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XIX

“Tidak ada satu ajaran yang lebih baik, lebih bernilai dan lebih indah daripada teks Injil” (Sesaria Muda)


Antifon Pembuka (Mat 19:14)


Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku. Sebab orang seperti merekalah yang memiliki kerajaan surga.


Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga, Engkau mencintai siapa saja di muka bumi ini, tak terkecuali anak-anak kecil. Engkau menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak. Ajarlah kami agar kami pun menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak kami. Kami berdoa secara khusus bagi anak-anak kami, berkatilah mereka dan bantulah mereka agar kelak menjadi anak yang berbakti bagi Gereja dan masyarakat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Bagi Yehezkiel bertobat berarti berpaling dari segala sikap durhaka; dan melakukan keadilan dan kebaikan. Banyak hal praktis yang langsung bisa dihayati untuk mengungkapkan sikap pertobatan, seperti menolak segala bentuk berhala dan ritusnya, tidak menindas orang lain, tidak curang, tidak makan riba, memberi makan dan pakaian kepada kaum miskin.


Bacaan dari Kitab Yehezkiel (18:1-10.13b.30-32)


"Aku menghukum kalian sesuai dengan tindakanmu sendiri."

Tuhan bersabda kepadaku, “Apakah maksudnya kalian mengucapkan pepatah ini di Israel, ‘Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu’? Demi Aku yang hidup, demikianlah sabda Tuhan, kalian tidak akan mengucapkan pepatah itu lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa itu Aku yang punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Akulah yang punya! Dan orang yang berbuat dosa, dia sendirilah yang harus mati. Orang benar ialah yang melakukan keadilan dan kebaikan. Ia tidak makan daging persembahan di atas gunung. Ia tidak memuja-muja berhala-berhala kaum Israel. Ia tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri wanita yang sedang haid. Ia tidak menindas orang lain. Ia mengembalikan gadaian orang dan tidak merampas apa-apa. Ia memberi makan orang lapar dan memberi pakaian kepada orang telanjang. Ia tidak memungut bunga dan tidak memakan riba. Ia menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan hukum yang benar dalam hubungan dengan sesama manusia. Ia hidup menurut ketetapan-Ku, dan tetap mentaati peraturan-Ku; ia berlaku setia. Orang demikianlah orang yang benar, dan ia pasti hidup,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi perampok, dan yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari kejahatan tersebut, maka anak itu sendirilah yang harus mati, dan darahnya tertumpah pada dia sendiri. Oleh karena itu Aku akan menghukum kalian masing-masing menurut tindakanmu, hai kaum Israel,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Maka bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, jangan sampai itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kalian lakukan terhadap-Ku dan perbaharuilah hati serta rohmu! Mengapa kalian mau mati, hai kaum Israel? Aku tidak berkenan akan kematian seseorang yang harus ditanggungnya,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “Oleh karena itu bertobatlah, supaya kalian hidup.”

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)

1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Berkat Tuhan bagi anak-anak yang datang sungguh sentuhan surga yang nyata. Dalam diri anak, pancaran cahaya ilahi masih sangat jernih. Para murid Yesus memarahi orang-orang yang tidak mengerti rahasia besar ini! Sungguh, sikap yang menyedihkan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)

"Janganlah menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Ku."

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi murid-murid Yesus memarahi orang-orang itu. Maka Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Sebab orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mempunyai keprihatinan yang mendalam kepada orang-orang kecil dan lemah. Hal itu ditunjukkan dengan menyambut anak-anak kecil yang datang kepada-Nya. Dia melihat dalam diri mereka kesederhanaan dan kerendahan hati yang menjadi ciri khas Kerajaan Allah. Kita diundang untuk memiliki, selain keprihatinan terhadap orang-orang kecil dan lemah, tetapi juga sikap kesederhanaan dan kerendahan hati seperti anak-anak kecil.


Doa Malam


Ya Yesus, Engkau mengasihi anak-anak kecil yang memancarkan ketulusan hati mereka. Maka baruilah hatiku agar aku pun belajar percaya dan menyerahkan harapan serta masa depan hidupku kepada-Mu. Amin.


RUAH

Kobus: Berdoa Untuk Negara (Mat 22:15-21) Hari Raya Kemerdekaan RI




silahkan klik gambar untuk memperbesar

Jumat, 17 Agustus 2012 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Jumat, 17 Agustus 2012
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia


Kebebasan manusia terluka oleh dosa; maka hanya berkat bantuan Allah mampu mewujudkan secara konkret arah gerak hatinya kepada Allah --- Gaudium et Spes, 17


Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa,
kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Nasihat praktis Kitab Putra Sirakh hari ini langsung bisa diterapkan oleh setiap orang yang terlibat dalam pemerintahan. Pemerintah diharapkan bersikap bijak, arif, terdidik, menolak segala bentuk kekerasan, tidak tamak (cinta akan uang) dan tidak lalim. Martabat pemimpin (pemerintah) merupakan anugerah Tuhan. Maka dalam pemerintahan, mereka mengemban amanat Tuhan. Keputusannya tidak boleh didasarkan atas kebencian, kecongkakan dan terpengaruh oleh nafsu.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)

"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."

Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.

Jabatan pemerintah itu amanat. Maka, umat beriman hendaklah taat kepada pemerintah yang mampu berikap adil (menghukum yang jahat dan mengganjar yang baik). Paulus mendorong umat untuk berbuat baik, agar membungkam kepicikan fanatisme yang bodoh. Kemerdekaan sejati ada di dalam Allah. Jadi orang yang menyalahgunakan kemerdekaan masuk ke dalam kejahatan. Hakikat manusia bukan sebagai hamba kejahatan, melainkan hamba Tuhan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)

"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "

Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

Kristus meminta sikap bijaksana untuk memberikan hak secara cermat dan tepat, mana yang wajib diberikan kepada Allah, dan mana yang wajib diberikan kepada pemerintah. Inilah inti keadilan! Bersikap adil kepada Allah, dan bersikap adil terhadap pemerintah. Konkretnya: 100% Katolik, 100% Indonesia; tetapi sekaligus tidak mencampur-adukkan antara urusan Gereja dan negara.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)


"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Orang-orang Farisi dan kaum Herodian melemparkan pertanyaan tentang boleh tidaknya membayar pajak kepada kaisar. Yesus meminta mereka untuk menunjukkan sebuah mata uang yang di dalamnya terdapat gambar dan nama kaisar. Kenyataan bahwa mereka menggunakan mata uang tersebut mengisyaratkan bahwa mereka harus membayar pajak kepada kaisar. Namun, Yesus memindahkan perdebatan ke tingkat yang lebih mendalam. Sebagai orang yang taat kepada Allah, mereka harus menyerahkan diri kepada-Nya. Sebagai warga negara, kita mempunyai kewajiban kepada negara. Tetapi sebagai umat Allah, kita juga mempunyai kewajiban untuk menaati hukum-hukum-Nya.

Doa Malam

Tuhan Allah yang Mahaesa, Engkau telah menganugerahkan kemerdekaan kepada nusa dan bangsa kami. Kami mohon, lindungilah tanah air kami, agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa, sehingga seluruh rakyat dengan tenang dan bebas mengabdi Engkau dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Kamis, 16 Agustus 2012 Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 16 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XIX

“Siapakah yang menciptakan benda-benda yang berubah, kalau bukan Yang Indah, yang tidak dapat berubah?” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Mzm 78:7)

Hendaklah kita menaruh kepercayaan kepada Allah, dan jangan melupakan karya-karya-Nya.

Doa Pagi


Bapa yang Mahamulia, tolonglah kami untuk belajar membuka hati dan budi kami agar bersedia menyadari kehadiran-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.


Dosa Israel adalah sikap memberontak kepada Tuhan. Sikap berontak itu melawan ketaatan. Tuhan menghendaki ketaatan yang membebaskan dari bangsa terpilih ini. Namun sikap mereka sungguh memuakkan Tuhan. Yehezkiel menubuatkan masa-masa pembuangan yang akan dialami oleh bangsa ini. Tragis! Nasib mereka bagaikan budak belian.


Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)

"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."


Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lobang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku keluar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lobang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)

1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Pemberian maaf terhadap kesalahan kecil sesama yang bersalah adalah jawaban atas pengampunan Tuhan yang tiada tara atas dosa-dosa umat-Nya yang segunung. Tuhan mengajari untuk saling memaafkan, dengan lebih dulu mengampuni dosa umat-Nya. Hal memaafkan merupakan bagian terpenting dalam praktik hidup Kristiani, karena merupakan percikan langsung dari karya penebusan Kristus.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)


"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."

Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya tentang pengampunan melalui perumpamaan seorang yang berhutang. Allah kita adalah Maharahim. Ia mengampuni tanpa batas. Kita juga dipanggil untuk melakukan hal yang sama. Kita harus mengampuni satu sama lain tanpa batas.


Doa Malam


Yesus Tuhanku, kedamaian dan kelegaan hati mengiringi aku di saat aku mampu memaafkan sesama demi kemurahan hati-Mu. Sebab Engkaulah teladan pengampunan sejati. Amin.



RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy