Jumat, 25 April 2014
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah
Perintah Gereja kelima berbunyi, "Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa
Paskah." Hal ini ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, bahwa
Gereja mewajibkan umat beriman sekurang-kurangnya satu sekali setahun
menerima komuni suci, sedapat mungkin dalam Masa Paskah (KGK, 1389; KHK,
kan 920). Itu berarti, jika dalam setahun tidak pernah lagi pergi ke
gereja dan ia akan menyambut komuni seperti yang diperintahkan Gereja,
maka ia harus mempersiapkan diri terlebih dahulu melalui Sakramen Tobat.
Jadi, tidak begitu saja menyambut komuni. Maksudnya, agar dapat
menyambut komuni dengan layak. Paus Yohanes Paulus II berkata, "Saya pun
ingin menegaskan bahwa dalam Gereja tetap berlaku, sekarang dan yang
akan datang, aturan yang diberikan oleh Konsili Trente dengan ungkapan
konkret mengenai peringatan keras Rasul Paulus, katanya, agar dapat
menyambut Ekaristi dengan layak "seseorang harus lebih dahulu mengaku
dosa, tatkala sadar akan dosa beratnya" (Surat Ensiklik Ecclesia de
Eucharistia, 36)
Antifon Pembuka (Mzm 78:53)
Tuhan mengantar umat-Nya dengan selamat dan mencampakkan musuh mereka ke laut. Alleluya.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut; yang
telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami
mohon. Lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada
pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh
persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan
dengan ulet dan mempercayakan diri kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:1-12)
"Keselamatan hanya ada di dalam Yesus."
Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan
Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi
imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.
Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak
dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang
mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai
keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang
mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka
menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya
pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan
sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan
Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu
Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa
dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah
kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus,
"Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus
diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus
menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah
oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami
lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu
salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; karena Yesus
itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus
adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu
sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada
di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia
Ayat. (Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a; Ul: lih. 1)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih
setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih
setia-Nya!"
2. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata
kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan
bersukacita karenanya!
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya
kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami
memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi
kita.
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:1-14)
"Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan."
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada
murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai
berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut
Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua
orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi
menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan
engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka
tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di
pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai
lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka,
"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."
Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena
banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus,
"Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia
mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam
danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak
jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka
menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat
ada api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada
mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon
Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan
besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguh pun sebanyak
itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan
sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya
kepada-Nya, "Siapakah Engkau," sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan.
Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka;
demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri
kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari
ini para murid diajak sarapan oleh Guru dan Tuhan mereka, "Marilah dan
sarapanlah!" Merenungkan kata sarapan, satu sosok yang selalu melintas
dalam benak adalah ibu. Saya teringat kegiatan yang dilakukan Ibu dalam
mempersiapkan sarapan. Pagi-pagi benar, dia bangun dari tidurnya
sementara anggota rumah yang lain masih terbuai mimpi dan bersembunyi di
balik selimutnya. Dia mencuci beras dan menanak nasi. Sementara
menunggu nasi matang, dia berdoa. Doanya pun harus berakhir ketika nasi
yang ditanaknya masak. Lalu mengolah bahan-bahan masakan menjadi sayur
dan lauk pauk. Terakhir yang dibuatnya adalah minuman hangat. Semua
sudah tersedia sebelum anggota rumah yang lain terbangun. Semua sudah
tersedia sebelum anggota yang lain terbangun dari tidurnya.
Ingatan
akan pekerjaan Ibu itu memberikan peneguhan akan sabda Yesus hari ini.
Bahkan, sebelum penderitaan-Nya Yesus juga mengajak para murid untuk
makan bersama. Betapa pentingnya arti makan bersama dalam sebuah relasi
kehidupan bersama dengan orang lain. Orang yang tidak mau makan bersama
biasanya sedang bermasalah dengan orang yang mengundangnya makan atau
memiliki aktivitas lain. Dewasa ini, kebiasaan makan bersama dalam
keluarga nyaris tidak ada. Entah karena di antara anggota keluarganya
sedang saling mendiamkan atau entah karena kesibukan masing-masing yang
menyebabkan tidak dapat duduk semeja makan. Padahal, melalui makan
bersama kita dapat mempererat tali persaudaraan, saling memperkaya lewat
cerita, saling meneguhkan bila mengalami kesusahan atau mengucap syukur
bersama atas rejeki.
Bila hari ini kita mendapat begitu banyak
orang mudah putus asa atau merasa berjuang sendiri atau menjadi serakah
dan beringas untuk mendapatkan rezekinya karena kurang bersyukur,
mengapa kita tidak kembali pada kebiasaan makan bersama dalam keluarga?
Yesus melalui Gereja-Nya juga meninggalkan kebiasaan makan bersama lewat
Ekaristi agar di antara para murid-Nya dapat bersatu, saling meneguhkan
dan akrab satu sama lain. Mengapa beberapa di antara kita mash sering
meninggalkan Ekaristi? Ataukah kita sedang bermasalah dengan Tuhan?
Ataukah kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita hingga tidak ada waktu
untuk "makan bersama" Tuhan?

“Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami… Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa;
tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita
telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan
darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang
telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.” (St. Yustinus, Martir)
CAFE ROHANI