Minggu, 13 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 13 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XV
     
"Roh Kudus benar-benar Pribadi utama untuk seluruh perutusan gerejani" (RM 21). Ia mengantar Gereja ke jalan-jalan misi. Ia "menjabarkan perutusan Kristus sendiri, yang diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada kaum miskin. Atas dorongan Roh Kristus Gereja harus menempuh jalan yang sama seperti yang dilalui oleh Kristus sendiri, yakni jalan kemiskinan, ketaatan, pengabdian, dan pengurbanan diri sampai mati, dan dari kematian itu muncullah Ia melalui kebangkitan-Nya sebagai Pemenang" (AG 5). "Darah orang-orang Kristen adalah benih" (Tertulianus, apol. 50). (Katekismus Gereja Katolik, 852)

      
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 17:15)
 
Dalam kebenaran, aku memandang wajah-Mu, dan aku akan puas waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.      
      
As for me, in justice I shall behold your face; I shall be filled with the vision of your glory.
     
Dum clamarem ad Dominum, exaudivit vocem meam, ab his qui appropinquant mihi: et humiliavit eos, qui est ante sæcula, et manet in æternum: iacta cogitatum tuum in Domino, et ipse te enutriet.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang tersesat, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga semua yang menyatakan diri kristiani menolak segala yang bertentangan dengan nama ini dan mengejar apa yang selaras dengannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
    
"Hujan menyuburkan bumi dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan."
              
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13.14; Ul: lihat Luk 8:8)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengaliri alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya, dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit yang berikat-pinggangkan sorak-sorai.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:18-23)
        
"Dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah menyatakan."
         
Saudara-saudara, aku yakin, penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan karena kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai anugerah sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati smbil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-23 (Singkat: 13:1-9)
   
"Ada seorang penabur keluar untuk menabur."
      
Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung-burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh ke tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan! Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kamu diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi sampai ia berkelimpahan; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena sekalipun melihat, mereka tidak tahu, dan sekalipun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti; kamu akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, telinganya berat untuk mendengar, dan matanya melekat tertutup; agar jangan mereka melihat dengan matanya, dan mendengar dengan telinganya, dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Kusembuhkan. Akan tetapi berbahagialah kamu karena melihat, dan berbahagialah telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan tentang penabur itu. Setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu firman itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh kali lipat.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Sessa (4 th) tinggal di perkampungan padat. Suatu hari ia diajak pamannya ke toko mainan untuk beli boneka. Setelah memilih dan dibayar ia segera lari keluar. Ternyata ia telanjang kaki. Melihat itu pamannya bertanya, “Mana sandalmu?” Dia menjawab dengan polos, “Di lepas di luar. Kata ibu kalau masuk rumah orang, harus melepas sandal.” Tak disangkal, bahwa jiwa seorang anak adalah tanah subur bagi benih ajaran baik. Apa yang ditabur di atasnya, mudah tumbuh meski belum sempurna. Kita pun harus terus mengolah hidup, agar benih-benih sabda yang ditabur Allah dalam hidup kita dapat berkembang dan berbuah matang.

Allah menabur sabda-Nya tidak hanya pada saat tanah hidup kita sedang mujur atau subur. Ia tidak pilih-pilih tanah dalam menabur benih sabda-Nya. Benih yang ditabur dalam karakter Kristus, Roh Kristus. Tentu cocok dan siap tumbuh di mana saja. Hanya masalahnya, bisa tumbuh subur apa tidak. Untuk itu, kita diharapkan mampu mengolah semua situasi hidup kita menjadi tanah yang subur, sehingga karakter Kristus dapat tumbuh dan berkembang di dalam diri kita. Allah merencanakan, agar kita makin hari makin dapat menjadi serupa dengan Kristus. Peristiwa-peristiwa dalam hidup kita turut bekerja di dalam rencana Allah.

Segala sesuatu dalam kehidupan tidak semua baik. Banyak kejadian di dunia ini jahat dan buruk. Namun, Allah mampu mendatangkan kebaikan dan keburukan. Ketika mengalami cobaan hidup, Allah tetap menaburkan benih Sabda-Nya. Allah akan menggunakannya untuk mengembangkan diri kita. Setiap kali berjuang memilih berbuat yang baik dan benar, kita sedang mengolah tanah untuk bisa menjadi lahan subur dan mengembangkan benih sabda Allah.

Kita sedang berproses mendekati karakter Kristus yang adalah kasih. Kasih itu sabar, murah hati, lemah lembut rendah hati, penuh pengertian. Ketika orang tidak peduli dengan pertumbuhan rohaninya, itu menunjukkan bahwa mereka tidak memahami implikasi-implikasi kekalnya, yaitu menjadi serupa dengan Kristus dan bersatu dengan-Nya. Keserupaan dengan Kristus merupakan hasil dari kebiasaan membuat pilihan-pilihan seperti Kristus dalam mengolah hidup. Dibutuhkan keberanian untuk membongkar dan membarui kebiasaan lama yang tidak baik. (Sr. Bernadetta / Cafe Rohani)

“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya."

Sabtu, 12 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Yes 6:1-8; Mzm 93;1ab.1c-2.5; Mat 10:24-33

“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya."

Injil hari ini berbicara mengenai relasi kita dengan Yesu, yakni antara Guru dan murid serta antara tuan (Tuhan) dan hamba. Hal ini sesuai yang dikatakan Yesus kepada para rasul dalam perjamuan terakhir, "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang akulah Guru dan Tuhan" (Yoh 13:13). Relasi ini menegaskan kepada kita bagaimana kita harus bersikap di hadapan Sang Guru dan Tuhan. Dalam relasi antara murid dengan Guru dan antara hamba dengan Tuhan, tentu saja harus ada rasa hormat dan ketaatan. Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati, memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan. Kita juga harus taat pada perintah dan kehendak-Nya. Selain itu, murid dan hamba juga harus mau belajar dari Sang Guru dan Tuhan. Guru jelas mempunyai peran utama untuk mendidik dan mengajar; dan murid mempunyai kewajiban pokok untuk belajar. Tuan seringkali juga mengajarkan banyak hal kepada hamba-hamba-Nya dan hamba harus memperhatikan apa yang diajarkan Tuannya. Namun, tentu saja kewajiban utama dari hamba adalah melayani Tuannya. Oleh karena itu, kita pun, selain harus belajar dari Yesus serta meyalani Dia. Nah, dalam rangka belajar dan melayani inilah, ada hal yang khas yang harus dibuat oleh murid dan hamba, yaitu tinggal bersama Sang Guru dan Tuannya. Dalam sekolah model padepokan dan asrama, para murid tinggal bersama Sang Guru sepanjang waktu sedang dalam model yang lain cukup datang setiap hari. Yang jelas ada intensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan Sang Guru. Demikian pula hamba, agar selalu siap memberikan pelayanan sewaktu-waktu Tuannya membutuhkan, ia juga tinggal bersama Sang Tuan. Maka, dalam relasi kita dengan Yesus, kita juga harus selalu tinggal bersama-Nya atau paling tidak mempunyai intensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan Tuhan setiap hari.

Doa: Tuhan, berilah aku rahmat-Mu agar mampu menjadi murid dan hamba-Mu yang baik, yakni yang selalu hormat dan taat kepada-Mu, yang senantiasa mau belajar dari-Mu serta mengikuti didikan dan bimbingan-Mu, yang melayani-Mu melalui tugas dan pekerjaanku, serta yang mempunyai itensitas perjumpaan dan kebersamaan dengan-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 12 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Sabtu, 12 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
    
“Para pembangun Gereja adalah semua orang yang mewartakan sabda Tuhan di dalam Gereja; dan juga yang melayani Sakramen-sakramen Allah” (St. Agustinus)
 
Antifon Pembuka (Yes 6:1.8)
 
Aku mendengar Tuhan bersabda, ‘Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka aku menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, bersama Nabi Yesaya aku pun turut berkata, “Inilah aku, utuslah aku”. Berkatilah aku agar dapat berlaku baik dan bijaksana dalam mengemban tugas perutusan yang Engkau percayakan kepadaku berkat Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Mimpi atau penglihatan bukanlah suatu kebetulan. Dengannya Allah bisa saja menyampaikan maksud-Nya. Nabi Yesaya mengalaminya yang pada gilirannya menjadikan dia mengenal diri dan berani menjadi utusan-Nya. Ia siap dan berani menjadi utusan Tuhan, kendati tidak pandai bicara.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-8)

Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; Ul:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!

Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
 
Murid dan guru ibarat lengan dengan tangan, ibarat kaki (leg) dan telapaknya (foot). Lengan bisa begitu kokoh, tetapi tanpa telapak tangan pasti tak akan dapat berbuat banyak. Kaki bisa sekuat kaki rusa, tetapi tanpa telapak pasti tidak mampu berjalan seimbang. Hari ini Yesus memberi wejangan kepada para murid-Nya untuk menjadi penerus pewartaan-Nya. Hari ini, Yesus sedang menularkan ilmu-Nya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-ku yang di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nabi Yesaya akhirnya menjawab panggilan Allah, “Inilah aku, utuslah aku!” Dasar terdalam dari jawaban meyakinkan itu karena dia mengalami kebaikan Allah yang Mahaagung. Perutusan penuh tantangan dan risiko. Siapa yang kita takuti? Kita tahu jawabannya. Dalam perutusan, yang kita bawa bukan barang-barang, tetapi Yesus. Apa yang dialami oleh Guru kita itu, juga akan kita alami: penderitaan, kematian dan kemenangan yang dipenuhi sukacita melimpah.

RUAH

"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Jumat, 11 Juli 2014
Pw. St. Benediktus, Abas
 
Hos 14:2-10; Mzm 51:3-4.8-9.12-13.17; Mat 10:16-23
 
"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Dalam perjumpaan dengan beberapa umat yang sudah sepuh, beberapa kali saya mendengar sharing mereka yang mengatakan betapa tidak mudahnya dulu ketika mereka ingin menjadi katolik. Mereka harus mengikuti pejalaran ketekumen minimal selama 1 tahun. Ketika sudah 1 tahun, ada juga yang oleh Romo Londo waktu itu, belum boleh dibaptis. Harus menambah 1 tahun lagi, bahkan ada yang lebih. Namun, mereka tetap dengan tekun menjalaninya. Kesetiaan mereka untuk rajin "wulangan" menjadi tanda nyata kengingin yang kuat untuk memeluk iman Kristiani, untuk mengikuti Kristus. Meskipun mereka seolah-olah "dipersulit" oleh Romo (mereka sendiri menyebut istilah itu), namun mereka tetap bertahan dan maju terus. Sekarang, mereka-mereka ini sungguh menjadi orang yang beriman mendalam dan tangguh. Sebagian besar menjadi tokoh umat di Paroki.

Beberapa umat yang lain juga memberi kesaksian betapa tidak mudahnya mereka hidup sebagai orang Katolik di tengah-tengah masyarakat. Ada yang karena Katolik, maka jabatannya seret untuk naik padahal prestasi dan kerjanya bagus. Tidak jarang ada yang difitnah, dijegal, dikucilkan, dll. Ada juga sekelompok umat lingkungan yang dilarang berkumpul untuk misa atau berdoa bersama; atau boleh melakukan tetapi tanpa nyanyian. Kita juga tahu ada beberapa paroki yang sampai sekarang dipersulit untuk membangun gereja sehingga harus berdoa dan merayakan Ekaristi beralaskan bumi dan beratapkan langin. Namun, kendati menghadapi banyak kesulitan, bahkan penganiayaan, mereka tetap bertahan dalam iman. Termasuk di sini adalah mereka yang tetap bertahan hidup sendiri sampai usia matang karena setiap kali ingin menikah harus meninggalkan imannya. Meskipun pernikahan itu baik dan penting, namun bagi mereka Kristus lebih utama. Apalah artinya menikah kalau toh malah menjadi jauh dengan Kristus.

Jauh sebelum mereka, yakni pada awal-awal perkembangan Gereja, banyak orang rela menjadi martir (Sebagian dari kisah-kisah mereka dapat dibaca, misalnya di http://seminarisantopetrusclaver.wordpress.com/tokoh/kisah-para-martir/). Mereka rela menderita dan dianiaya sampai mengorbankan nyawanya demi iman. Mereka mengikuti jejak Kristus yang rela menderita dan menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya.

Semoga, kesaksian mereka-mereka ini senantiasa menjadi inspirasi dan memberi kekuatan bagi kita dalam menghayati iman yang semakin mendalam dan tangguh. Dalam segala kesulitan, tantangan, bahkan penderitaan, jangan sampai iman kita goyah. Yah goyah sih masih wajar, tapi jangan sampai iman kita luntur, ucul dan hilang. "Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat" (Mat 10:22b). "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini 1 tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita"(Rm 8:18).

Doa: Tuhan, berilah kekuatan kepada kami, terutama saudara-saudari kami yang sedang mengalami kesulitan, agar tetap bertahan dalam iman kepada-Mu, karena kami percaya hanya pada-Mulah pertolongan dan keselamatan kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 11 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Benediktus, Abas

Jumat, 11 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Benediktus, Abas 
   
Janganlah ada sesuatu yang diutamakan melebihi Kristus, dan semoga Ia memimpin kita ke hidup kekal. (St. Benediktus)
 

     
Antifon Pembuka

Merekalah orang-orang suci yang diberkati Tuhan. Mereka disayangi Allah penyelamat, sebab angkatan inilah yang mencari Tuhan.
 
Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebijaksanaan, Engkau hadir dalam penderitaan manusia dan tidak membiarkan mereka binasa. Engkau memakai kemalangan dan kesusahan untuk menyatakan kehendak dan kasih-Mu. Berilah kami rahmat-Mu hari ini agar hati kami sungguh mampu menerima segala penderitaan dalam hidupku sebagai bagian dari rencana-Mu yang indah untuk menyatakan kasih-Mu yang besar. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Kesuburan rohani seseorang itu pada saatnya akan memancar dengan sendirinya. Sebaliknya, kekeringan rohani juga akan semburat dalam wajah dan perangai seseorang. Seorang yang tergelincir pada dosa biasanya dia resah dan gelisah. Tetapi, sebaliknya orang yang dekat dengan Tuhan akan mengalami pertumbuhan, kedamaian, dan kebahagiaan sejati.    
    
Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
   
"Kepada buatan tangan kami, kami takkan berkata lagi, 'Ya Allah kami!'"

"Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ." Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 51:3-4.8-9.12-13.17)

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Tetapi Engkau berkenan akan ketulusan hati, dan dalam relung-relung hati Kauajarkan hikmat kepadaku. Bersihkanlah aku dengan hisop maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih daripada salju!
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam hatiku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 16:13)
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu. 
     
    Seorang utusan Tuhan mesti menyadari risiko perutusannya. Karena itu, orang tidak boleh sembrono, tetapi tak lepas dari kecerdikan, ketulusan dan kewaspadaan terhadap orang-orang yang tidak mengenal Allah. Lebih dari semuanya itu, seorang utusan tidak pernah boleh kehilangan imannya. Karena Tuhan akan melindungi dan memenangkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:16-23)


"Barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat."

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
  
  
Didikan Tuhan menjadikan kita percaya akan penyelenggaraan-Nya, berharap akan pertolongan-Nya, bertumbuh dalam cinta, kuat, cerdik dan tulus. Kematangan pribadi para murid yang sedang menghadapi bahaya apa pun malah akan menjadi kesempatan baik untuk bersaksi. Ketika kita mengalami itu semua, sungguh kita sedang menjadi orang diberkati..

Doa Malam 
  
 
Yesus, bukan hal yang enak yang Kaujanjikan kepada murid-murid-Mu, termasuk terhadap kami ini. Namun demikian, penyertaan-Mu yang menyelamatkan kami menuju hidup kekal itulah yang menguatkan dalam hidup ini.  Maka, ya Yesus, kuatkanlah iman, harapan dan kasih kami dalam mengikuti jejak-Mu, berjalan menuju Bapa yang kekal. Amin.
  
RUAH

"Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka."

Kamis, 10 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Hos 11:1.3-4.8c-9; Mzm 80:2ac.3b.15-16; Mat 10:7-15
  
"Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka."
 
Kita mempunyai banyak kata untuk mengungkapkan "salam". Yang paling banyak dipakai adalah kata "selamat": selapat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat makan, selalat ulang tahun, dll. Umat muslim mempunyai sapaan khas “Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh” yang artinya ”Semoga Allah merahmati dan memberi keselamatan serta berkah kepada kita sekalian” atau ”Damai dan belas kasih Allah serta berkah-Nya, kiranya menyertaimu”. Umat Yahudi dan umat Kristen mempunyai "shalom aleichem", artinya "Semoga damai menyertaimu". Umat Hindu mempunyai salam "Om Swastiastu” yang artinya: “Semoga Tuhan memberkatimu” atau “Om Şanti Şanti Şanti, Om”, artinya: “Semoga damai dimana-mana”. Umat Katolik di Jawa (Tengah) juga mempunyai sapaan khas "Berkah Dalem" yang berarti "Semoga Tuhan memberkatimu". Semua uangkapan salam tersebut mempunyai makna yang positif, yakni doa dan harapan agar orang yang kita beri salam mengalami keadaan baik (diberkati dan disertai Tuhan, damai, sejehtera, selamat, dll).

Dalam Bahasa Kitab Suci, kata "salam" berasal dari kata Ibrani "shalom", yang berarti ""damai", "perdamaian" atau "ketenangan". Dalam bahasa Yunani, padanannya adalah kata "eirene" yang secara konseptual bermakna "suatu keadaan tenang" (misalnya tanpa huru-hara atau perang, keharmonisan antar individu, keamanan, keselamatan, kemakmuran). Jadi, maknanya sama, yakni doa dan harapan agar orang yang kita beri salam mengalami keadaan baik (damai, tenang, harmonis, selamat, makmur). Maka, kalau kita memberikan salam kepada orang lain itu sebenarnya kita mendoakan orang tersebut dan mengharapkan hal yang baik terjadi atasnya atau atas mereka.

Dalam terang bacaan Injil hari ini, salam yang kita sampaikan dengan tulus kepada orang lain menjadi tanda nyata hadirnya kedaraan Allah. Sebab, ketika Yesus mengutus para murid untuk mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, mereka pertama kali harus menyampaikan salam. Baru kalau salam tersebut diterima dengan baik, maka mereka melanjutkannya dengan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Bahkan, salam itu sendiri sebenarnya sudah merupakan daya yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Misalnya, kita mengunjungi orang sakit lalu menyampaikan salam kepadanya, maka saudara kita yang sakit tersebut hatinya gembira sehingga mendapatkan tambahan kekuatan dan harapan untuk sembuh. Atau kita menyapa orang yang sedang mati semangatnya; sapaan kita itu bisa menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat dan gairah hidupnya. Demikian juga, sapaan atau salam mampu mengusir setan yang memecah belah dan memicu permusuhan. Sebaliknya, tidak mau memberi salam (=mendiamkan) itu berarti justru menyakiti orang lain (bayangkan betapa sakit hatinya kita ketika didiamkan), melemahkan dan mematikan semangat, dan mendatangkan setan kebencian atau permusuhan. Oleh karena itu, marilah kita hiasi hidup dan persabahatan kita dengan saling memberi dan menerima sapaan-sapaan salam yang tulus. Sebab, dengan cara itulah kita menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah kita.

Doa: Ya Tuhan, bukalah hati dan mulutku untuk saling berbagi salam, yakni doa dan harapan yang baik bagi siapa pun yang ada bersama kami. Amin. -agawpr-

Kamis, 10 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Kamis, 10 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
    
“Apabila kamu rela membuka gerbang imanmu, Raja mulia akan masuk, membawa kemenangan” (St. Ambrosius)

 

Antifon Pembuka (Hos 11:1.9cd)

Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Aku ini Allah dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahapengasih, pagi ini Engkau telah membuka mata hatiku, menghapus kedegilan hatiku dan memberi harapan baru untuk tetap melangkah di jalan kasih-Mu. Melalui Putera-Mu kami Kauajak untuk menatap wajah keunggulan dan kemuliaan kasih-Mu yang Mahaagung. Maka tuntunlah kami hari ini di jalan-Mu melalui Yesus Putra-Mu yang adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Amin.
 
Allah memang marah dan benci terhadap kedurhakaan dan kedosaan manusia. Tetapi Allah tidak pernah membenci manusia. Allah yang kasih mudah padam amarah-Nya, bahkan Ia mudah menarik rencana penghukuman-Nya terhadap manusia. Bagaimana dengan kita manusia?
  

Bacaan dari Nubuat Hosea (11:1,3-4,8c-9)
   
    
"Hati-Ku berbalik dari segala murka."
     
Beginilah sabda Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkatnya di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku telah menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hatiku berbalik dari segala murka. Belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada ALlah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
 
Murid-murid diberi kepercayaan dan tugas untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah dan bukan kerajaannya sendiri. Orang yang mewartakan Kerajaan Allah adalah orang yang berani. Ia tidak banyak kuatir dengan banyak perkara. Ia mengandalkan Tuhan dan dengan demikian malah dapat melakukan banyak perkara.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)
        
"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."
  
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

  
Pewartaan bukan pekerjaan sampingan tetapi pekerjaan utama dalam mewujudkan tata keselamatan dunia. Karena itu, jangan sibuk memikirkan perkara lain, karena yang lainnya itu akan diberikan, bahkan ditambahkan kepada kita. Kerajaan Allah sudah dekat, bahkan sudah ada dan bersama kita. “Salam” saja, yang keluar dari hati dengan iman yang kuat, sudah menaburkan rahmat kasih dan sukacita. Tinggal bagaimana hati pendengar, mau membuka atau menutup. Berkat atau kutuk.

Doa Malam

Tuhan Yesus, ternyata hari ini masih juga aku dibebani oleh kekuatiran insani. Engkau pun tetap mengajak kami untuk menjadi pewarta kerajaan-Mu dan menaruh kepercayaan atas penyelenggaraan-Mu yang menyelamatkan. Semoga istirahat kami menguatkan kami dan berani bergantung pada-Mu sepenuhnya. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy