Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan"

Senin, 01 September 2014
Hari Biasa Pekan XXI

 1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30  
   
 "Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan"

 Setiap orang hampir pasti punya kerinduan untuk pulang kampung. Paling tidak, itu yang saya alami ketika berada jauh dari rumah. Ada rasa kangen, baik dengan orangtua, saudara, maupun suasana hidup sehari-hari yang telah sekian lama saya alami dan bagaimana pun telah membentuk saya. Ketika peristiwa "kembali" itu terlaksana, suasana yang (diharapkan) terjadi adalah perjumpaan yang hangat, banyak cerita dan canda tawa yang menggembirakan. Juga hidangan kas ndesa yang telah sekian lama tidak dijumpai. Yesus pun kiranya mengharapkan demikian. Ia kembali ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Setelah dibaptis (Luk 3:21-22) dan berpuasa di padang gurun (Luk 4:1-13) dan sebelum meneruskan karya-Nya, Ia pulang kampung. Tentu bukan untuk pamer tetapi Ia ingin agar orang-orang Nazaret menerima pengajaran-Nya dan mengalani mukjizat-mukjizat-Nya sebelum orang-orang yang lain. Wajar kan, karena Nazaret telah berjasa dalam membesarkan-Nya. Ia berharap agar kedatangan-Nya mendapatkan sambutan hangat, bukan demi diri-Nya sendiri tetapi demi keselamatan mereka. Sayang, harapan-Nya itu tidak terwujud. Meski mereka sempat membenarkan dan mengagumi-Nya, namun sekaligus mereka meragukan dan meremehkan-Nya (Luk 4:22). Bahkan, mereka mengusir-Nya dan hendak melemparkan Dia dari tebing (Luk 4:29). Yesus membandingkan sikap orang-orang Nazaret yang secara definitif menolak-Nya ini dengan sikap janda di Sarfat (Luk 4:26) dan Naaman (Luk 4:27). Keduanya memang sempat ragu dan menolak nabi utusan Tuhan. Janda Sarfat, mula-mula menolak permintaan Elia namun akhirnya percaya dan memenuhi permintaannya sehingga mengalami mukjizat (1Raj 17:8-24). Demikian pula Naaman, semula menolak permintaan Elisa namun akhirnya percaya dan melaksanakan perkataannya sehingga sembuh dari penyakit kustanya (2Raj 5:1-19a). Demikianlah proses beriman itu. Untuk menerima dan percaya penuh kepada Tuhan, tidak selalu sekali jadi. Kadang diawali dengan keraguan, bahkan penolakan. Mungkin keraguan itu tidak muncul di awal kehidupan beriman kita tetapi di tengah. Baiklah, hal itu kita terima dan kita alami sebagai dinamika hidup beriman. Namun yang jelas, jangan sampai kita menolak-Nya secara definitif, apalagi sampai mengusir Tuhan dari kehidupan kita seperti yang dilakukan orang-orang Nazaret. Dalam dinamika iman kita tersebut, Tuhan selalu setia mendampingi. Setiap saat, Ia selalu datang dan kembali kepada kita, menunggu sampai kita benar-benar mantap dan tidak pernah ragu lagi untuk percaya dan menerima-Nya secara penuh, serta untuk mencintai-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita.
  
Doa: Tuhan, berilah kami iman yang mampu untuk tetap percaya dan mencintai-Mu, kendati tidak terluput dari keraguan dan berbagai macam goncangan. Amin. -agawpr-

Senin, 01 September 2014 Hari Biasa Pekan XXII

Senin, 01 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII
 
Ketidaktahuan akan Alkitab adalah ketidaktahuan akan Kristus (St. Hieronimus)
         
Antifon Pembuka (Luk 4:19)
  
Aku diutus oleh Tuhan, memberitakan pembebasan para tawanan, penglihatan orang buta dan pembebasan orang-orang tertindas.
 
Tobat 3 (bds. Luk 4:16-30)
 
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang membawa Kabar Gembira bagi umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang berulang kali diwartakan para nabi. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang dicurahkan kepada kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi
    
Allah yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menggenapi janji keselamatan-Mu. Kami mohon, buatlah kami percaya sepenuhnya kepada Putra-Mu itu sehingga kami selalu menaruh iman, harapan dan kasih kami kepada-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
   
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
       
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:97.98.99.100.101.102; Ul: 97a)
1. Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
2. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
3. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
4. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
5. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
      
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
    
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

          
Injil pada hari ini mengungkapkan suatu fakta yang menarik bagi kita semua. Mengapa tidak? Seorang entertainment, seorang artis yang kian melejit, dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja ; tepuk tangan dan sorak – sorai terus diberikan. Apa yang terjadi dengan Yesus pada Luk 4:16-30? Yesus ditolak. Ditolak dimana? Ditolak ditempat asalnya sendiri, yaitu kota kecil Nazareth. Nazareth merupakan kota kecil, bahkan Perjanjian Lama sekalipun tidak pernah mengutip kota ini. Padahal, pada saat itu merupakan karya pertama Yesus untuk mewartakan kebenaran yang sejati, yaitu Kerajaan Allah. Tetapi sungguh ironis, Yesus justru ditolak, dihalau “… ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.” (Luk 4:29). Apa yang terjadi? Awal mula Yesus mengatakan dalam suatu nas dari nubuat Nabi Yesaya bahwa “…Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang – orang miskin...” (Luk 4:18) dan Yesus pun dengan berani mengatakan bahwa pada saat itu sebenarnya nas nubuat Nabi Yesaua tersebut sudah tergenapi (Luk 4:21).  Tanpa diduga, kita dapat memaklumi mengapa Yesus mengatakan “…"Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" (Luk 4:23).

  Kota kecil Nazareth oleh para penduduknya ingin sekali menjadi kota yang tenar. Kehadiran Yesus tidak lagi dimanfaatkan untuk mendengarkan kabar gembira dari Allah, tetapi lebih buruk dari itu ; memanfaatkan Yesus demi mencari keuntungan. Mungkin saja, apabila dikaitkan pada zaman sekarang ; dengan hadirnya satu orang yang berpotensi dalam satu kota kecil, kota kecill tersebut dapat menjadi pusat dan sentro kota – kota di Indonesia. Nyatanya tidak, Yesus menolak apa yang mereka inginkan. Yesus tentu tahu apa yang ada dalam hati mereka, sehingga dengan lebih dahulu Yesus mengatakan “…Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.” (Luk 4:25). Penduduk Nazareth marah! Tragis memang, ternyata Yesus sungguh ditolak di kampong halamannya sendiri. Yesus hanya menginginkan mewartakan kebenaran dari Bapa. Yesus mengatakan kebenaran. Yesus rela ditolak asal saja kebenaran itu telah disampaikan, sekalipun Yesus tidak memperoleh keuntungan apapun dari para penduduk Nazareth. Inilah kebenaran yang memerdekakan itu. Yesus tidak terjerat oleh para penduduk Nazareth karena pewartaan-Nya. Melainkan Yesus sungguh dibebaskan. Kita dapat membayangkan ketika Yesus mewatkana kebenaran namun disaat yang sama Yesus harus dimanfaatkan?
 
  Kita dapat belajar bahwa kebenaran iman haruslah menjadi pondasi, bertahan dan tetap berpegang teguh pada iman yang kita miliki. Ini adalah pewartaan yang paling sederhana. Bagaimana mungkin kita dapat mewartakan Kerajaan Allah? Sementara kita sendiri sulit memeprtahankannya, sekalipun dicemooh oleh orang – orang di sekitar kita. Kita harus benar – benar bebas dalam mewartakan Kerajaan Allah, sehingga tidak ada belenggu dalam pikiran kita untuk mencari keuntungan dari hasil pewartaan kita.
 
  Injil hari ini mengungkapkan bahwa misi Yesus adalah hadir dan membebaskan para tawanan, orang – orang miskin dan orang – orang tertindas. Pada zaman kini, kita terutama mewartakan dengan penuh kepastian dan kebebasan kepada mereka yang “miskin akan Allah dan para tawanan” (artinya mereka yang membutuhkan pengenalan akan Allah), ini menuntut kita untuk belajar siapa Allah yang penuh kasih itu ; serta memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan kasih kita dengan cara yang relevan di zaman kini. Semoga, benih sabda hari ini mengajak kita untuk mewartakan Kerajaan Allah sebebbas-bebasnya tanpa ada belenggu apapun untuk mencari keuntungan dari pewartaan Kristus yang tersalib!
   
 
Deus Providebit

"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Minggu, 31 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXII

Yer. 20:7-9; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Rm. 12:1-2; Mat. 16:21-27.
  
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
 
Petrus, yang sebelumnya dipuji oleh Yesus kini dikatai sebagai iblis karena menjadi batu sandungan bagi-Nya. Alasannya adalah karena ia tidak memikirkan yang dipikirkan Allah tetapi hanya yang dipikirkan manusia. Apa yang dialami Petrus ini, amat sering juga kita alami. Kita tidak mampu memahami pikiran, rencana dan kehendak Allah sehingga cenderung hanya mengikuti kehendak kita sendiri. Kepada para nabi yang tugasnya mewartakan sabda dan kehendak-Nya saja, Tuhan mengatakan, "rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku ... Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yes 55:8.9). Kalau demikian, memang sulit bagi kita untuk mengerti dan memikirkan apa yang dipikirkan Tuhan karena terbentang jarak yang amat jauh. Namun, yang sulit itu bukan berarti tidak mungkin. Sebab, sebenarnya Tuhan sendiri berkenan memberitahukan pemikiran dan rancanganya untuk kita. "Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yer 29:11). Nah, ini. Jelas khan! Bagi kita, Tuhan mempunyai pemikiran dan rancangan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan. Dan untuk mewujudkan rancangan-Nya itu, Ia mengutus Yesus Kristus, Putra-Nya, untuk datang ke dunia dan harus menderita sengsara serta wafat di salib lalu bangkit pada hari ketiga. Maka, ketika Petrus menolak cara Allah mewujudkan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan bagi kita tersebut, ia dikatakan oleh Yesus tidak mengerti dan tidak memikirkan yang dipikirkan dan dirancangkan Allah. Bagaimana dengan kita? Semoga mengerti lalu mau untuk mengikuti-Nya dengan menempuh jalan yang sama: menyangkal diri, memikul salib kita masing-masing dan mengikuti Dia (Mat 16:24).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk ikut serta mewujudkan rancangan damai sejahtera-Mu bagi kami kendati kami harus menyangkal diri dan memanggul salib kami masing-masing. Amin. -agawpr-

Panggilan Tuhan


Minggu, 31 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XXII

Minggu, 31 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXII
     

Murid Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya; Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu saja menimpa Gereja” (Lumen Gentium 42, Bdk. Dignitatis Humanae 14). Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33). (Katekismus Gereja Katolik, 1816)

Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)

Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.

Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.

Tobat 3 (bds. Mat 16:21-27)


Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah melaksanakan kehendak Bapa, sekalipun diejek dan dicemooh orang, sebagaimana pengalaman Nabi Yeremia. Tuhan, kasihanilah kami.

Seluruh hidup-Mu merupakan ibadat kepada Tuhan, suatu liturgi hidup, sebab Engkau telah mengorbankan diri-Mu kepada Bapa. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah bersabda, "Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik. Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (20:7-9)

  
"Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari."
  
Kata Nabi Yeremia, “Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku Kaubujuk. Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang mengolok-olokkan aku. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru, “Kelaliman! Aniaya!” Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari. Tetapi apabila aku berpikir, ‘Aku tidak mau mengingat Tuhan, dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolong dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
        
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (12:1-2)
  
"Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup."

   
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus yang berkenan kepada Allah. Itulah ibadahmu yang sejati! Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:21-27)
 
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya."
  
Sekali peristiwa Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia.” Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Menyangkal adalah suatu tindakan yang tidak baik, karena seseorang tidak dianggap setia kepada majikan atau hal-hal lain yang dipercayakan kepadanya. Sehubungan dengan religiusitas, menyangkal dianggap sebagai salah satu tindakan yang sangat tidak terpuji. Orang tersebut dianggap tidak setia dan tidak berani menunjukkan sikap beriman pada religiusitasnya.

Kelihatannya, menyangkal itu tidak selamanya negatif. Contohnya adalah Injil hari ini. Yesus malah mengatakan bahwa syarat menjadi murid-Nya adalah berani menyangkal. Tetapi, yang disangkal bukan hal-hal yang datang dari luar diri, melainkan diri sendiri. Syarat ini dikatakan Yesus kepada murid-Nya, Petrus, saat ia menegur-Nya waktu mengatakan bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem untuk menanggung banyak penderitaan dan bahkan kematian.

Yesus seakan mau menyadarkan Petrus bahwa jika Ia menuruti keinginan hati dan jika mau, Ia bisa tidak pergi ke Yerusalem untuk menghindari penderitaan dan kematian tersebut. Memilih tempat paling enak dan menyenangkan seringkali dianggap sebagai pilihan utama. Akan tetapi, Yesus tidak mengikuti kecenderungan itu. Ia tidak memilih kenikmatan hidup tersebut. Dalam konteks inilah Yesus mengajarkan kepada Petrus agar sebagai pengikut-Nya, ia berani mengatakan “tidak” pada diri sendiri.

Mengapa harus menyangkal diri sendiri? Mengapa berani mengatakan “tidak” pada diri sendiri? Yesus seakan menyingkapkan rahasia kemuridan. Rintangan untuk mencapai tujuan kemuridan bukan berasal dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Pengaruh orang di sekitar, godaan dari sesama, godaan setan dan lain sebagainya belum sebanding dengan godaan yang berasal dari diri sendiri. Inilah yang merintangi tujuan kemuridan.

Sehubungan dengan penyangkalan, salah seorang yang berhasil melaksanakannya secara sempurna adalah Yeremia. Ia tidak bisa jatuh pada bujukan dan rayuan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan. Mereka selalu mengolok-olok Yeremia karena ketaatannya untuk melaksanakan firman Tuhan. Padahal, seandainya tidak taat kepada Tuhan, ia pasti tidak akan diejek. Akan tetapi, Yeremia sadar akan tujuannya sebagai nabi Tuhan, sehingga ia tidak sampai jatuh ke tangan para pembujuknya. Ia berani mengatakan “tidak” demi tujuan itu, walau kelihatan suatu kebodohan bagi orang lain (Yer 20:7-18).

Penyangkalan diri atau berani mengatakan “tidak” membutuhkan suatu pendasaran kuat, yaitu iman. Inilah salah satu ujian bagi kedalaman iman seseorang. Tidak jarang orang berpengaruh dan tergoda untuk membuat suatu perbuatan yang merugikan iman. Tidak jarang orang berbuat dosa karena tidak berani mengatakan “tidak” pada dirinya. Bahkan, tidak jarang seorang Katolik pergi meninggalkan Gereja, karena tidak berani mengatakan “tidak” pada pengaruh orang lain.

Bacaan hari ini, terlebih Injil, memberikan kepada kita suatu sikap penyangkalan diri yang seharusnya dimiliki setiap orang. Seandainya setiap orang bisa menyangkal diri atau berani mengatakan “tidak”, kemuridan Yesus yang kita miliki akan terlaksana dengan sempurna. (Edison Tinambunan; RUAH)

"Masing-masing menurut kesanggupannya"

Sabtu, 30 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
  
 1Kor. 1:26-31; Mzm. 33:12-13,18-19,20-21; Mat. 25:14-30 
  
 "Masing-masing menurut kesanggupannya" 
  
Tuhan tidak pernah sewenang-wenang. Ia sangat mengenal kita, bahkan Ia lebih mengenal kita daripada kita mengenal diri kita sendiri. Itulah makanya, tidak seorang pun di antara kita yang diberi-Nya serba sama dalam segala hal. Sebab, Ia memberikan kepada kita masing-masing menurut situasi dan kesanggupan kita. Maka, kita harus membuang jauh-jauh sikap iri hati terhadap siapa pun. Kita seringkali mudah merasa iri terhadap hal baik. Di satu sisi, kalau orang lain mendapatkan anugerah, talenta atau rejeki lebih banyak, kita iri. Di sisi lain, kalau ada orang lain yang menyumbang, berderma, atau memberi lebih banyak, kita juga iri. Nah, iri hati ini biasanya tidak berhenti pada iri saja tetapi berlanjut pada kejahatan yang lain mulai dari berparasangka buruk, menuduh, menfitnah, dll. Maka, kita harus sungguh-sungguh berusaha keras untuk membebaskan diri dari iri hati ini. Tuhan memberi kepada kita sesuai kesanggupan kita dan kita memberi juga sesuai kesanggupan kita. Selain itu, jangan pernah pula kita membandingkan apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita dengan apa yang dianugerahkan-Nya kepada orang lain. Apa pun yang Tuhan anugerahkan kepada kita, syukurilah, perliharalah, gunakanlah dan kembangkanlah sebaik-baiknya. Jangan sampai anugerah dan talenta yang Tuhan berikan pada kita, hanya kita sia-siakan atau kita sembunyikan saja. Kita tidak perlu takut untuk mengembangkan talenta kita, termasuk tidak perlu takut kalau suatu saat harus gagal atau rugi. Bagi para orangtua yang dianugerahi lebih dari satu anak, jangan pernah membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing oleh Tuhan diberinya anugerah dan talenta yang khas, sesuai kesanggupan dan situasinya. Maka, setiap anak harus diajak untuk mensyukuri talenta yang Tuhan berikan sekaligus didukung, dibantu dan diberi kesempatan untuk mengembangkan anugerah dan talentanya masing-masing supaya dapat berkembang secara optimal. Jangan sampai ada rasa takut dalam diri anak untuk mengembangkan talentanya lalu malah hanya menyembunyikannya sehingga tidak berkembang.
  
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mensyukuri dan mengembangkan seoptimal mungkin apa pun yang Kauanugerahkan kepada kami, tanpa pernah kami merasa iri hati terhadap apa yang Kauanugerahkan kepada orang lain. Amin. -agawpr-

Sabtu, 30 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XXI

Sabtu, 30 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
        
Jika kamu tidak setia dalam hal harta milik orang lain, yang disebut sebagai harta dunia yang tidak halal yang diberikan dari satu orang kepada yang lain; sehingga bukan milikmu sendiri; siapa yang akan memberikan apa yang menjadi milikmu? Bagaimana kamu berharap bahwa Tuhan akan memberikan kepadamu harta rohani yang jika dikelola dengan baik akan menjadi milikmu selamanya? (St. Agustinus)
    
Antifon Pembuka (1Kor 1:27)

Apa yang bodoh di mata dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat.

Tobat 3 (Bds. Mat 25:14-30)

Tuhan Yesus Kristus, Engkau mempercayakan bakat-bakat kepada kami untuk diperkembangkan sambil menantikan kedatangan-Mu kembali. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau akan minta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dipercayakan kepada kami. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau akan mengganjar yang bekerja dengan rajin dan tekun, namun menghukum yang lalai dan malas. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Tuhan Allah kami, bantulah agar kami selalu bersukacita dalam mengabdi Dikau. Sebab kebahagiaan kami hanya akan sempurna dan kekal jika kami selalu mengabdi kepada-Mu, sumber segala yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Persekutuan dengan Yesus Kristus membuat jemaat beriman dibenarkan, dikuduskan dan ditebus. Anugerah ini diterima karena Yesus Kristus. Oleh karena itulah sang rasul menegaskan bahwa jemaat harus menghindarkan diri dari sikap memegahkan diri sendiri.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 1:26-31)
   
"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."
   
Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak, tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang. Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah, untuk memalukan yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus, dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.
 
Setiap orang dipanggil untuk selalu mensyukuri anugerah Allah dengan berusaha memelihara dan mengembangkannya supaya bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian akan semakin mengalirkan rahmat Allah bagi diri sendiri dan orang lain. Anugerah itu bukan untuk disimpan dan dikuburkan sehingga tidak mengalirkan rahmat Allah bagi diri sendiri dan orang lain.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)
   
"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."
    
Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engaku telah setia dalam perkara kecil. Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
   
Injil hari ini memberi warna lain dari dimensi Kerajaan Surga. Kerajaan Surga itu adalah ganjaran atas sikap dalam menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan. Banyak orang tak mampu menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan baik. Mereka ini adalah orang-orang yang mengubur talentanya di dalam tanah. Mereka tak layak di hadapan Tuhan, mereka dibuang karena mereka gagal. Tuhan telah memberi kesempatan kepada kita masing-masing. Apakah aku sungguh-sungguh sudah menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan ini dengan baik? Atau justru aku mengubur kesempatan itu?
  
Doa Malam
 
Yesus Tuhanku, seturut sabda-Mu hari ini, Engkau berharap agar aku mau berkembang dalam segala hal yang kumiliki, yang berasal dari-Mu. Semoga apa yang telah aku usahakan sepanjang bulan Agustus ini berkenan kepada-Mu. Dipuji dan dimuliakanlah Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy