Minggu, 26 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXX
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan
iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan
bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan
“kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang
mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu
yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)
Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.
Tobat 3
Tuhan Yesus Kristus, Engkau hadir mengajarkan dan memberi contoh hidup dalam kasih. Tuhan, kasihanilah kami
Engkau bersabda, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dengan jiwamu, dan dengan segenap akal budimu." Kristus, kasihanilah kami
Engkaulah
juga mengajarkan bahwa hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan, kasihanilah kami
Doa Pagi
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus
dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah, yang mahaagung,
dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (22:21-27)
"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu."
Beginilah firman Tuhan, "Janganlah orang asing kautindas atau kautekan,
sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Seorang janda
atau anak yatim janganlah kamu tindas. Jika engkau sampai menindas
mereka ini, pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka. Jika mereka
berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Maka murka-Ku akan bangkit, dan
Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan
anak-anakmu menjadi yatim. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah
seorang dari umat-Ku, yakni orang yang miskin di antaramu, janganlah
engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia; dan janganlah
kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah
temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum
matahari terbenam, sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya, hanya
itulah pembalut kulitnya; jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur? Maka,
apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya sebab Aku
ini pengasih."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc.47.51ab; Ul: 2)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk
keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun
selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan
keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan
kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 1:5c-10)
"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."
Saudara-saudara, kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu demi
kepentinganmu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;
dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman Tuhan dengan
sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi
teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia
dan Akhaya. Di mana-mana telah tersiar kabar tentng imanmu kepada Allah,
sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka
sendiri bercerita tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana
kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada
Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya
dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu
Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Ketika orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membungkam
orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari mereka, seorang
ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang
terbesar dalam hukum Taurat?" jawab Yesus kepadanya, "Kasihilah Tuhan
Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya
sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan
satu kesatuan, tak terpisahkan.
Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua
kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk
dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di
surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu
melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan
sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan
dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo
Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi
Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37)
berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan
Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja.
Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan
tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia
menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).
Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang
begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus,
disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal,
serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian
masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen
lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar
biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan
segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri
sendiri dengan lebih baik lagi.
Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah
yang demikian besar ini? (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)
“Konsili
suci mengajarkan juga bahwa bahkan jika kadang terjadi bahwa seseorang
memiliki pertobatan yang disempurnakan oleh kasih dan telah berdamai
dengan Tuhan sebelum menerima sakramen, maka berdamainya ia dengan Tuhan
tidak menjadi bagian dari pertobatannya, tetapi kehendak yang kuat akan
sakramen inilah yang termasuk dalam pertobatannya.” (Konsili Trente, De
Sacramento paenintentiae, ch.4).