Jumat, 05 Juni 2015
Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir (Jumat Pertama Dalam Bulan)
“Dalam sejarah umat Allah,telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman
sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua
orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat, sangat tegar”. Tetapi saat kita
mulai menyurutkan iman, mulai mengkompromi iman, sedikit menjualnya
kepada penawar tertinggi, maka kita memulai jalan kemurtadan, yaitu
jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”. (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran ilahi.
Pengantar
Bonifasius lahir di Krediton, Britania raya, Inggris, pada tahun 672. Ia
ditahbiskan sebagai imam pada usia 30 tahun. Tahun 723, ia diangkat
sebagai Uskup. Sejak itulah namanya berubah menjadi Bonifasius. Ia
meninggal sebagai seorang martir ketika sedang menjalankan misinya,
yakni memberantas kekafiran di Frisia, Jerman, pada tahun 754. Saat
peristiwa itu terjadi, Bonifasius bersama sejumlah pengikutnya sedang
berkemah di lembah Sungai Borne sembari menunggu orang-orang yang hendak
menerima Sakramen datang. Namun, ternyata yang datang justru para
penjahat yang berniat untuk membunuh Bonifasius beserta seluruh
pengikutnya. Peristiwa sadis itu terjadi pada 5 Juni 754. Bonifasius
dikenal sebagai seorang Rasul Jerman meski dia bukanlah misionaris
pertama yang mewartakan Injil di sana. Peringatannya dirayakan setiap 5
Juni.
Doa Pagi
Allah Bapa, keteguhan para martir, hari ini kami memperingati Santo
Bonifasius, uskup dan martir-Mu, yang telah memeteraikan dengan darah
iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doa restunya kami
selalu memegang teguh iman itu, serta menghayatinya dengan setia. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum
Para Martir atau Gembala Umat (Misionaris), misalnya: Kis 26:19-23; Mzm
117:1.2; Ul: Mrk 16:15; Yoh 10:11-16.
Bacaan dari Kitab Tobit (11:5-17)
"Aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kini aku dikasihi-Nya, dan aku melihat kembali anakku, Tobia."
Pada waktu itu duduklah Hana mengamati jalan yang bakal ditempuh Tobia,
anaknya. Ia telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang.
Berkatalah Hana kepada ayah Tobia, "Sungguh, anakmu telah datang, dan
juga orang yang menyertainya." Sebelum Tobia mendekati ayahnya
berkatalah Rafael kepadanya, "Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka.
Oleskanlah empedu ikan itu pada matanya. Obat itu akan meresap dahulu,
lalu akan terkelupaslah bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka
ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya." Adapun Hana
bergegas-gegas mendekap anaknya lalu berkatalah ia, "Setelah engkau
kulihat, Anakku, sekarang aku dapat mati!" Dan ia pun menangis. Tobit
pun berdiri, dan meskipun kakinya tersandung-sandung, ia keluar dari
pintu pelataran rumah. Tobia menghampiri ayahnya dengan membawa empedu
ikan itu. Lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya dan kemudian
berkatalah ia kepadanya, "Tabahkan hatimu, Ayah!" Kemudian obat itu
dioleskannya pada mata Tobit dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan
kedua belah tangan dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya.
Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya, "Aku melihat engkau,
Anakku, cahaya mataku!" Ia menyambung pula, "Terpujilah Allah!
Terpujilah nama-Nya yang besar! Terpujilah para malaikat-Nya yang kudus!
Hendaklah nama Tuhan yang besar berada di atas kita dan terpujilah
segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh, aku telah disiksa oleh
Tuhan, tetapi aku melihat kembali anakku Tobia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:2abc,7,8-9a,9bc-10)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Tuhan tetap setia untuk selama-lamanya, Dialah yang menegakkan
keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang
yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk.
Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik
dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya
Sion, turun-menurun!
Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:35-37)
"Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?"
Pada suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, "Bagaimana
ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud
sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, "Tuhan telah bersabda kepada
Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di
bawah kaki-Mu. Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin
Ia sekaligus anaknya?" Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus
dengan penuh minat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus mengajar orang banyak dan mereka mendengarkan-Nya dengan penuh
minat (Mrk 12:37). Dalam pengajaran itu, Yesus mengatakan siapa diri-Nya
yang sebenarnya.
Hari ini Yesus juga menyatakan diri-Nya kepada kita. Dia adalah Tuhan
yang hadir di dalam hidup kita, sehingga sama seperti orang banyak yang
mendengarkan Yesus dengan penuh minat, demikian jugalah mestinya kita.
Setiap sabda Allah dibacakan atau diperdengarkan kepada kita, saat itu
Yesus sendiri yang bersabda kepada kita. Para Bapa Konsili Vatikan II
menegaskan hal ini, “Kristus hadir dalam sabda-Nya sebab ia sendiri
bersabda apabila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja” (Konstitusi tentang
Liturgi Suci, 7). Yesus adalah Tuhan dan Guru (lih. Yoh 13:13-14). Dia
melebihi semua raja dan melebihi semua orang penting yang ada di dunia
ini. Bahkan, dari pada-Nya orang beroleh hidup dan memperolehnya dalam
segala kelimpahan (lih. Yoh 10:10a).
Hari ini kita diundang untuk menyadari bahwa sebenarnya kita sering
tidak mendengarkan firman Tuhan dengan penuh minat. Lebih parah lagi,
kita tidak berminat untuk membaca sendiri firman Tuhan atau mendengarkan
firman-Nya. Betapa kerap terjadi, saat Yesus bersabda kepada kita lewat
sabda yang dibacakan atau lewat homili, kita tidak mendengarkannya
dengan baik, penuh minat dan perhatian. Malahan, kita sering sibuk
dengan pikiran dan rencana kita sendiri. Ada pula yang sibuk dengan
ber-BBM atau SMS atau games. Oleh karena itu, kita perlu senantiasa
belajar menjadi pendengar yang baik agar sabda Tuhan yang kita dengarkan
sungguh meresap dalam hati kita dan menjadi pegangan hidup kita
sehari-hari. (Bdk. Yak 1:19-27).
St. Bonifasius, seorang uskup dan martir yang dirayakan peringatannya
hari ini adalah salah satu contohnya. Begitu besar minatnya untuk
mendengarkan suara Tuhan dan ajaran-Nya sampai ia rela mati agar suara
Kristus bergema di kawasan Jerman. Ia dibunuh namun tetap berbangga
karena darahnya menyuburkan semangat iman orang Kristiani di Jerman. Dia
dikenal sebagai perintis pewartaan Injil di Jerman.
Dengan keberaniannya, St. Bonifasius telah memperkenalkan Kristus Sang
Gembala Agung dengan turut menjadi gembala ang berkorban bagi
domba-dombanya. (Yesaya/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.