Jumat, 26 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII
Bila Ekaristi adalah pusat dan puncak hidup Gereja, maka haruslah juga
menjadi pusat dan puncak dari pelayanan imamat. Dengan demikian, penuh
dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya ulangi, bahwa,
Ekaristi "adalah prinsip dan inti alasan pengadaan sakramen imamat, yang
memang timbul pada saat pendasaran Ekaristi" [Surat Apostolik Perjamuan
Tuhan (Dominicae Cenae, 24 Februari 1980), 2: AAS 72 (1980), 115] (Paus St. Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, No 31a)
Antifon Pembuka (Mzm 128:1)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menempuh jalan yang ditunjukkan-Nya.
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau
telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin,
tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami
untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh
menjadi nyata dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (17:1.9-10.15-22)
"Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian. Sara akan melahirkan bagimu seorang putra."
Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan
menampakkan diri kepadanya dan bersabda, "Akulah Allah yang Mahakuasa,
hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela! Dari pihakmu, engkau harus
memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah
perjanjian-Ku, yang harus kaupegang, perjanjian antara aku dan engkau
serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat."
Selanjutnya Allah bersabda kepada Abraham, "Tentang isterimu Sarai,
janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan
memberkatinya, sehingga ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja
pelbagai bangsa akan lahir daripadanya." Lalu tertunduklah Abraham dan
tertawa serta berkata dalam hatinya, "Mungkinkah bagi seorang yang
berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Dan mungkinkah Sara, yang
telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?" Dan
Abraham berkata kepada Allah, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup
di hadapan-Mu!" Tetapi Allah bersabda, "Tidak! Isterimu Saralah, yang
akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia
Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi
perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah
mendengarkan permintaanmu. Ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan
sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan
membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan
dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang
pada waktu seperti ini juga." Sesudah selesai bersabda kepada Abraham,
naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa
hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat
kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 8:17)Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:1-4)
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."
Setelah Yesus turun dari bukit, banyak orang berbondong-bondong
mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia
sujud menyembah Yesus dan berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat
mentahirkan daku." Yesus lalu mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu
dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!" Seketika itu juga
tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya,
"Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi
pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah
persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kisah penyembuhan orang kusta—orang yang paling dikucilkan dari
kehidupan bermasyarakat—dalam Injil hari ini terjadi karena beberapa
hal. Pertama, orang kusta datang kepada Yesus dengan keyakinan teguh
bahwa Yesus bisa menyembuhkan penyakitnya. Kedua, dia datang dengan
penuh kerendahan hati. ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku” (Mat.
8:2). Ketiga, orang itu datang kepada Yesus dengan penuh penghormatan.
Dia bersujud di hadapan Yesus seraya memohon untuk disembuhkan. Keempat,
atas dasar sikap-sikapnya itu, Yesus jatuh kasihan kepadanya. Sekalipun
hukum Taurat melarang seorang rabi untuk kontak dengan seorang kusta,
tetapi Yesus mengulurkan tangannya ke atas orang itu dan berkata: ”Aku mau, jadilah engkau tahir” (Mat. 8:3a).
Sikap doa orang kusta itu barang kali hendaknya menjadi contoh ketika
kita menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Doa kita hendaknya didasarkan
pada iman yang teguh akan kebaikan Allah dan disampaikan dalam semangat
kerendahan hati dan dengan sikap penuh hormat kepada Tuhan. Isi doa
kita pun hendaknya tidak memaksa Allah. Seandainya Tuhan berkenan, Tuhan
bisa mengabulkan keinginanku. Di dalam doa, kita boleh menyatakan
keinginan kita kepada Tuhan, tetapi soal pengabulannya berada di dalam
tangan Allah.
Tuhan, terima kasih atas rahmat penyembuhan yang senantiasa Engkau anugerahkan kepadaku. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
Antifon Komuni (Mat 8:17)
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.