Facebook  X  Whatsapp  Instagram 

Kamis, 13 Agustus 2015 Hari Biasa Pekan XIX

Kamis, 13 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XIX
     
"Apa yang tampak di dalam diri Penyelamat kita diwujudkan dalam sakramen-sakramen-Nya. (St. Leo Agung)
  

Antifon Pembuka (Mat 18:22)

Bukan hanya sampai tujuh kali harus kauampuni saudaramu, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Doa Pagi


Allah Bapa Maharahim, Engkau mengikat perjanjian dengan kami, perjanjian pengampunan melalui Yesus Putra-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami mewujudkan belas kasih-Mu itu dalam kerukunan dan kebaikan kepada sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kuasa Allah mengatasi alam semesta. Allah bisa mengerjakan segala sesuatu di luar nalar dan kemampuan natural biasa. Kekuasaan yang demikian inilah yang dialami oleh Israel sepanjang perjalanan penyelamatan mereka. Itulah salah satu yang menandai kemahakuasaan Allah.

 
Bacaan dari Kitab Yosua (3:7-10a.11.13-17)
   
    
"Tabut perjanjian Tuhan akan mendahului kalian menyeberangi Sungai Yordan."
   
Tuhan bersabda kepada Yosua, “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. Maka perintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian, demikian, ‘Setelah kalian sampai ke tepi air Sungai Yordan, haruslah kalian tetap berdiri di tengah Sungai Yordan.’” Yosua lalu berkata kepada orang Israel, “Datanglah mendekat dan dengarkanlah sabda Tuhan, Allahmu.” Lalu ia menyambung, “Dari hal inilah akan kalian ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kalian. Sungguh, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi akan mendahului kalian masuk ke Sungai Yordan. Begitu kaki para imam pengangkat tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berhenti di dalam air sungai, maka air Sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir dan menjadi bendungan.” Ketika bangsa Israel berangkat dari tempat perkemahan untuk menyeberangi Sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan. Segera sesudah para imam pengangkat tabut sampai ke Sungai Yordan, dan para imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu, maka berhentilah air mengalir. Padahal waktu itu musim panen, dan selama musim panen air sungai selalu meluap. Air yang turun dari hulu naik menjadi bendungan di kejauhan di dekat Adam, yaitu kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa Israel di hadapan Yerikho. Tetapi para imam pegangkat tabut perjanjian Tuhan tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah Sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai mereka semua selesai menyeberangi Sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
atau Alleluya
Ayat. (Mzm 114:1-2.3-4.5-6)
1. Pada waktu Israel keluar dari Mesir, di kala kaum keturunan Yakub keluar dari bangsa yang asing bahasanya, maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, dan Israel wilayah kekuasaan-Nya.
2. Laut melihatnya, lalu melarikan diri, dan Sungai Yordan berbalik ke hulu. Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan, dan bukit-bukit seperti anak domba.
3. Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri, hai Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu? Ada apa, hai gunung-gunung, sehingga kamu melompat-lompat seperti domba jantan, hai bukit-bukit, sehingga kamu seperti anak domba?

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 119:135; 2/4)
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
 
Pengampunan yang sempurna adalah pengampunan yang tiada batas. Pengampunan seperti ini, mungkin tak pernah bisa dikerjakan oleh manusia, namun telah ditunjukkan oleh Allah sendiri, Sang Maha Pengampun. Yesus mengundang pendengar-Nya untuk menjadi bagian dari pengampunan sempurna ini.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
  
"Aku berkata kepadamu, "Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
    
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahuu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seuruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Manusia telah banyak melakukan dosa berat dan seharusnya Allah menghukumnya. Tetapi Allah tidak melakukannya jika orang itu datang dan memohon ampun. Ia mau berbalik dari dosanya dan mau hidup baru. Sebagai manusia baru, Allah juga menuntut agar kita tidak hanya bertobat tetapi mau mewujudkannya di dalam kehidupan yang konkret. Karena Allah telah mengampuni kita, kita pun harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita (bdk. Ef 4:32)

Doa Malam

Ya Yesus, Putera Allah yang hidup, betapa hati-Mu mudah tergerak oleh belas kasih terhadap orang yang letih lesu dan berbeban berat. Tuhan, nyatakanlah pula belas kasihan-Mu atas kami agar malam ini kami dapat beristirahat dengan nyenyak dan disingkirkan dari segala gangguan. Amin.


RUAH

Rabu, 12 Agustus 2015 Hari Biasa Pekan XIX

Rabu, 12 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XIX    
    
Setan "adalah pembunuh manusia sejak semula... ia pendusta dan asal segala dusta" (Yoh 8:44). Dialah "si ular tua yang bernama iblis, yang menyesatkan seluruh dunia" (Why 12:9). Melalui dia dosa dan kematian masuk ke dalam dunia. Oleh kekalahannya secara definitif "segala ciptaan dibersihkan dari kebusukan dosa dan dilepaskan dari belenggu maut" (MR, Doa Syukur Agung IV). "Kita tahu bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa, tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah, tetapi seluruh dunia berada di bawah kuasa sijahat" (1 Yoh 5:18-19).
"Tuhan, yang telah menghapus dosa kalian dan mengampuni kesalahan kalian, mampu melindungi dan membela kalian terhadap tipu muslihat setan, yang berjuang melawan kalian, supaya musuh yang biasanya menimbulkan dosa, tidak mengejutkan kalian. Barang siapa mempercayakan diri kepada Allah, tidak takut akan setan. 'Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?' (Rm 8:31)". (Ambrosius, sacr. 5,30). (Katekismus Gereja Katolik, 2852)
  

Antifon Pembuka (Mzm 66:1-2)
  
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!
  
Doa Pagi

   
Allah Bapa Maharahim, bila kami menaruh belas kasih kepada sesama dan suka saling memaafkan, maka Engkau pun akan mengasihani kami. Kami bersyukur, karena demikian akrab pergaulan-Mu dengan manusia, karena Engkau benar-benar Allah umat manusia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Ulangan (34:1-12)
      
   
"Musa tutup usia sesuai dengan sabda Tuhan, dan tiada lagi seorang nabi seperti dia yang muncul."
        
Pada waktu akan meninggal, naiklah Musa dari dataran Moab ke pegunungan Nebo, yakni ke puncak Pisga, yang berhadapan dengan Yerikho. Di sana Tuhan memperlihatkan kepada Musa seluruh negeri Kanaan: daerah Gilead sampai ke kota Dan, seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, Tanah Negeb dan Lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon kurma itu, sampai Zoar. Dan bersabdalah Tuhan kepadanya, "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub: 'Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini.' Engkau boleh melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana." Lalu tutup usialah Musa, hamba Tuhan, di sana di tanah Moab, sesuai dengan sabda Tuhan. Ia dikuburkan oleh Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, di hadapan Bet-Peor, dan sampai hari ini tidak ada orang yang tahu kuburnya. Musa berumur seratus dua puluh tahun ketika ia meninggal dunia; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. Dan Yosua bin Nun dipenuhi dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah menumpangkan tangan atasnya. Sebab itu orang Israel taat kepada Yosua dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa. Tetapi tiada lagi seorang nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka. Betapa hebatnya segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Musa atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan semua pegawainya serta seluruh negerinya. Betapa hebatnya segala perbuatan megah dan tindakan dahsyat yang dilakukan Musa di depan seluruh bangsa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah, yang mempertahankan jiwa kami hidup.
Ayat. (Mzm 66:1-3a.5.8.16-17)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu."
2. Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!
3. Marilah, dengarkanlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
       
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
     
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hidup manusia ada batasnya. Suatu saat pasti mati. Musa mati di Gunung Nebo. Musa tidak diizinkan Tuhan masuk Kanaan, karena ia pernah meragukan perintah Tuhan. Dia memukul batu karang 2 kali agar air keluar. Karena itu dia hanya boleh melihat Tanah Kanaan dari jauh saja, dari atas Gunung Nebo. Gereja yang ada di atas gunung Nebo saat ini menjadi peringatan akan hal itu.

Kita pun punya batas hidup. Suatu saat kita pasti mati. Kita pun tak tahu apakah kita diizinkan Tuhan melihat anak, cucu, dan cicit kita. Namun, kita tetap harus percaya Tuhan selalu beserta kita dan orang-orang yang kita tinggalkan tetap dipelihara Tuhan. Mengapa demikian? Karena Yesus menjanjikan, ”Aku hadir di tengah-tengah mereka.” Marilah kita tetap percaya pada Tuhan sekalipun tak selalu cocok kehendak-Nya dengan keinginan kita. Kita pasrahkan semuanya kepada penyelenggaraan-Nya. Janganlah meragukan kebaikan-Nya.

Tuhan, pada akhir hidupku nanti semoga aku dapat berkata seperti Simeon: ”Sekarang Tuhan perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu”. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mzm 66:16-17)

Dengarkanlah, hai kalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.

"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama Ku, ia nenyambut Aku" (Mat 18,5)

Selasa, 11 Agustus 2015
Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan
 
   
Ul 31:1-8; MT Ul 32: 3-4a,7,8,9,12; Mat 18: 1-5,10,12-14
 
"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama Ku, ia nenyambut Aku" (Mat 18,5) 
   
Kata-kata Yesus ini cukup singkat tetapi maknanya sangat mendalam. Ia memberi contoh para murid bagaimana cara yang baik untuk menyambut-Nya. Dan contoh yang Dia pakai adalah dengan menyambut seorang anak "seperti ini". Nah, sekarang, "seperti ini" itu seperti apa? Kita temukan jawabannya pada ayat 2: "Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka". Jadi, Yesus meminta para murid untuk menyambut-Nya seperti Ia menyambut seorang anak kecil, yakni dengan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Kalau Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah, itu artinya Ia menjadikan anak itu sebagai pusat perhatian. Kita bisa mengambil contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari kita. Dalam sebuah keluarga, di mana ada seorang anak kecil, entah itu anak atau cucu, biasanya ia selalu menjadi pusat perhatian. Seorang ibu yang sedang mempunyai anak kecil, biasanya mencurahkan seluruh kasih dan perhatiannya terhadap anaknya itu. Sang bapak pun, begitu pulang kerja juga langsung mencurahkan kasih sayang padanya. Bahkan, kakek dan neneknya juga rela menghabiskan waktunya untuk jadi MC, alias momong cucu yang masih kecil itu. Dengan demikian, menjadi sangat jelas bagi kita: apa artinya menyambut Yesus seperti menyambut anak kecil. Yaitu, kita menjadikan Yesus sebagai pusat hidup dan pusat perHATIan kita. Kita boleh sibuk dengan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari, tidak dilarang pula untuk beristirahat dan berekreasi, namun kita tetap harus menjadikan Tuhan sebagai pusat dari roda kehidupan kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami selalu menjadikan Engkau sebagai pusat hidup dan perhatian kami. Amin. -agawpr.net-

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr.

Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia 

Selasa, 11 Agustus 2015 Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan

Selasa, 11 Agustus 2015
Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan
 
“Cinta Kristus mengobarkan cinta kita; memandang Dia menyegarkan kita” (St. Klara dari Assisi)
 

Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.

Doa Pagi


Allah Bapa yang penuh belas kasih, dalam diri Santa Klara telah menumbuhkan cinta akan kemiskinan. Semoga berkat doanya kami mengikuti Kristus dengan semangat kemiskinan, supaya layak memandang Engkau dalam kerajaan surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Ketaatan Musa pada petunjuk dan perintah Allah, dia tunjukkan hingga akhir hidupnya. Dia menuruti larangan Allah untuk tidak masuk ke tanah terjanji dan memberikan kata-kata peneguhan kepada Yosua yang telah mendapatkan perkenanan Allah untuk memimpin Israel memasuki tanah terjanji.

Bacaan dari Kitab Ulangan (31:1-8)
  
"Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, Yosua, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke tanah perjanjian."
    
Musa menyampaikan pesan ini kepada seluruh bangsa Israel, “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun. Aku tidak dapat dengan giat memimpin kalian lagi. Dan Tuhan telah bersabda kepadaku, ‘Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi’. Tuhan, Allahmu, Dialah yang akan memimpin kalian menyeberang. Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa dari hadapanmu, sehingga kalian dapat memiliki negeri mereka. Yosua akan memimpin kalian menyeberang, sesuai dengan sabda Tuhan. Tuhan akan memperlakukan bangsa-bangsa itu, sebagaimana Ia telah memperlakukan Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya beserta negeri mereka. Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa itu kepadamu, dan kalian harus memperlakukan mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kalian. Ia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau.” Musa lalu memanggil Yosua dan berkata kepadanya, di depan seluruh orang Israel, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka. Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. Sebab Tuhan, Dia sendiri yang akan berjalan di depanmu, Dia sendiri yang akan menyertai engkau. Dia takkan membiarkan dikau dan takkan meninggalkan dikau. Janganlah takut dan janganlah patah hati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bagian Tuhan ialah umat-Nya.
Ayat. (Ul 32:3-4a.7.8.9.12; Ul: 9a)
1. Nama Tuhan akan kuserukan, berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang sempurna karya-Nya.
2. Ingatlah akan zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, ia akan mengisahkannya; tanyakanlah kepada orang tua-tua, mereka akan memberitahukannya.
3. Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada para bangsa, ketika Ia memisah-misahkan anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah para bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.
4. Tetapi bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakublah yang ditetapkan menjadi milik bagi-Nya. Tuhan sendirilah yang menuntun dia, dan tidak ada allah lain menyertai dia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah daripada-Ku, sebab aku lemah lembut dan rendah hati.
 
Yesus mengajarkan kunci untuk menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Kunci tersebut, yaitu menjadi seperti anak kecil yang dengan rendah hati mengakui, tunduk dan bersandar kepada kehendak Allah sendiri.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)
   
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."
     
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Ingin menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Surga itu wajar. Tetapi Yesus mengajukan syarat yang harus dipenuhi. Apakah kita hidup seperti anak kecil? Suci, murni, polos? Apakah kita hidup jujur dan bicara benar? Maukah kita hidup seperti malaikat-malaikat? Maukah kita bertobat secara terus menerus? Semuanya hanya mungkin bila kita mau merendahkan diri. Sebab tobat sejati datang dari kerendahan hati.

Doa Malam

Tuhan, Engkau menghendaki agar aku menjadi seperti anak kecil yang berani mempercayakan harapan hidupku kepada-Mu dalam suka dan duka. Tuhan, berkatilah aku dengan damai-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

"Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah" (Yoh 12,24)

Senin, 10 Agustus 2015
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir
 
2Kor 9:6-10; Mzm 112: 1-2,5-6,7-8,9; Yoh 12: 24,26

"Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah" (Yoh 12,24)
  
Saya tidak tahu persis bagaimana cara menanam gandum. Namun, saya tahu persis bagaimana menanam jagung karena dulu sering membantu bapak simbok. Pada musim penghujan, kami mempersiapkan lahan, entah dengan mencangkul atau sekedar membersihkan rumput. Kalau lahan sudah siap, lalu dibuat lubang-lubang dengan jarak sekitar selangkah. Pada setiap lubang kemudian diberi pupuk kandang, kotoran sapi atau kambing, lalu ditimbun dengan sedikit tanah. Benih jagung yang sudah disiapkan kemudian ditabur pada lubang-lubang itu, setiap lubang 4-5 biji, kemudian ditimbun dengan tanah. Selang beberapa hari, benih itu mulai tumbuh dan terus berkembang sampai akhirnya menghasilkan buah berkali-kali lipat. Begitulah, "kematian" benih-benih jagung yang tertimbun di dalam tanah itu menghasilkan tanaman baru dan buah yang lebih banyak. Demikian pula, kematian Yesus di salib mendatangkan hidup baru bagi sekian banyak orang yang percaya kepada-Nya di sepanjang zaman dan di seluruh penjuru dunia. Kematian para martir, salah satunya St. Laurensius yang kita rayakan pestanya hari ini, juga telah menyuburkan iman kristiani, baik secara kualitas maupun kuantitas seperti dikatakan Tertullianus bahwa "darah para martir adalah benih Gereja". Kita pun diharapkan menghayati iman kita secara demikian: sekecil dan sesedikit apa pun pengorbanan kita untuk mewujudkan kasih, tentu akan melahirkan tindakan-tindakan kasih lain yang semakin banyak.

Doa: Ya Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami rela berkorban untuk mewujudkan kasih, baik kepada-Mu maupun kepada sesama kami. Amin. -agawpr-net.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr.

Collegio San Paolo Apostolo 
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma 
Italia 

Senin, 10 Agustus 2015 Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir

Senin, 10 Agustus 2015
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir

“St. Laurensius cinta akan Kristus di dalam hidup dan mengikuti-Nya di dalam maut” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka

Santo Laurensius menyerahkan diri demi Gereja. Karena itu, pantas menderita sebagai saksi iman dan menghadap Tuhan Yesus Kristus dengan sukacita.
 
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
 
 Doa Pagi

Allah Bapa, cahaya abadi yang cemerlang, karena cinta kasih ang berapi-api, Santo Laurensius menjadi pelayan-Mu yang setia dan martir-Mu yang mulia. Semoga kami mengasihi yang dikasihinya dan melaksanakan yang diajarkannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (9:6-10)
   
   
"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
  
Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya.
3. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
4. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait pangantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 8:12bc) 
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)
    
"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
     
Menjelang akhir hidup-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Banyak orangtua yang heran dengan pengalaman-pengalaman ini. Anak mereka pandai dan jadi juara, bisa menerima beasiswa untuk studi ke luar negeri, atau bisa mendapat ikatan dinas dan diterima bekerja di tempat yang menjanjikan, padahal mereka sendiri, orangtuanya, tidak lulus SD, wawasannya terbatas, penghasilannya pas-pasan, dan seterusnya. Memang banyak peristiwa mengagumkan terjadi dalam hidup kita atau keluarga kita, padahal diri kita ini orang biasa-biasa saja dan tidak berbuat apa-apa.

Tentu akan ada banyak kemungkinan jawaban: karena memang ada usaha, ada perjuangan, orangnya tahan banting, berdisiplin dan seterusnya. Akan tetapi, satu jawaban yang mungkin paling mendasar adalah apa yang dikatakan Santo Paulus pada bacaan pertama hari ini: "Ia yang menyediakan benih bagi para penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu, dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu." Jadi, Tuhanlah yang sebenarnya membuat itu semua, Tuhanlah yang memungkinkan itu semua, dan terutama: Tuhanlah yang melipatgandakannya! Tuhan melipatgandakan, artinya Tuhan yang membuat berbagai peristiwa yang mengagumkan dalam hidup kita maupun orang-orang di sekitar kita. Itu sebuah pelipatgandaan yang asal-usulnya dari Tuhan sendiri.

Pada banyak hal, saat kita diutus untuk berkarya dalam suatu tugas pelayanan atau jabatan tertentu, Tuhan sebenarnya hanya menghendaki agar kita berani untuk membuat langkah-langkah konkret sesuai tugas pelayanan kita itu. Namun, bagaimana langkah itu dapat menjadi sebuah gerakan yang mengagumkan dan mengherankan akhirnya mesti kita serahkan kepada Tuhan. Dialah yang sanggup melipatgandakannya. (EM/Inspirasi Batin)
 
Santo Laurensius
 
Laurensius termasuk salah satu dari ketujuh diakon agung yang bekerja membantu Sri Paus di Roma. Oleh Paus Sixtus II (257-258), Laurensius ditugaskan mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada para fakir miskin di seluruh kota Roma. Ia juga melayani Sri Paus dalam setiap upacara keagamaan. Ketika Sri Paus Sixtus II ditangkap oleh serdadu-serdadu Romawi, Laurensius bertekad menemani dia sampai kematiannya. Kepada Paus, ia berkata: "Aku akan menyertaimu kemana saja engkau pergi. Tidaklah pantas seorang imam agung Kristus pergi tanpa didampingi diakonnya." Sixtus terharu mendengar kata-kata Laurensius itu. Lalu ia berkata: "Janganlah sedih dan menangis, anakku! Aku tidak sendirian. Kristus menyertai aku. Dan engkau, tiga hari lagi, engkau akan mengikuti aku ke dalam kemuliaan surgawi".

Ramalan Sixtus itu ternyata benar-benar terjadi. Prefek kota Roma, yang tahu bahwa Gereja mempunyai sejumlah besar kekayaan, mendapat laporan bahwa Laurensius-lah yang mengurus semua kekayaan itu. Karena itu, Laurensius dihadapkan kepada penguasa Roma itu. Laurensius dibujuk agar secepatnya menyerahkan semua kekayaan Gereja itu kepada penguasa Roma. Dengan tenang Laurensius menjawab: "Baiklah, tuan! Dalam waktu tiga hari akan kuserahkan semua kekayaan ini kepadamu". Laurensius dibiarkan kembali ke kediamannya.

Ia segera mengumpulkan orang-orang miskin dan membagi-bagikan kekayaan Gereja kepada mereka. Di bawah pimpinannya, orang-orang miskin itu berarak menuju kediaman Prefek Roma. Kepada penguasa Roma itu, Laurensius berkata: "Tuanku, inilah harta kekayaan Gereja yang saya jaga. Terimalah dan periharalah mereka dengan sebaik-baiknya."

Tindakan dan kata-kata Laurensius ini dianggap sebagai suatu olokan dan penghinaan terhadap penguasa Roma. Karena itu, ia ditangkap dan dipanggang hidup-hidup di atas terali besi yang panas membara. Laurensius tidak gentar sedikitpun menghadapi hukuman ini. Setelah separuh badannya bagian bawah hangus terbakar, ia meminta supaya badannya dibalik sehingga seluruhnya bisa hangus terbakar. "Sebelah bawah sudah hangus, baliklah badanku agar seluruhnya hangus!" katanya dengan sinis kepada para algojo yang menyiksanya. Laurensius akhirnya menghembuskan nafasnya di atas pemanggangan itu sebagai sekorang ksatria Kristus.

Kisah kemartirannya kita ketahui dari tulisan-tulisan Santo Agustinus. Di sana dikatakan bahwa orang-orang yang berdoa dengan perantaraan Laurensius terkabul doanya. "Karunia-karunia kecil diberikan kepada orang-orang yang berdoa dengan perantaraan Laurensius supaya mereka terdorong untuk memohon karunia yang lebih besar, yaitu cinta kasih kepada sesama dan kesetiaan kepada Kristus" demikian kata Santo Agustinus dalam salah satu tulisannya.( http://www.imankatolik.or.id/kalender/10Agu.html)

"Akulah roti hidup" (Yoh 6,48)

Minggu, 09 Agustus 2015
Hari Minggu Biasa XIX
   

   1 Raj 19: 3-8; Mzm 34: 2-3,4-5,6-7,8-9; Ef 4: 30; 5:2; Yoh 6: 41-51

"Akulah roti hidup" (Yoh 6,48)

Setiap orang biasanya mempunyai makanan kesukaan atau makanan favorit. Makanan tertentu yang bagi orang lain biasa-biasa saja, tentu menjadi istimewa bagi orang yang menyukainya. Di mana pun berada dan sejauh memungkinkan, ia akan mencarinya.
  
Hari ini, Yesus berbicara tentang diri-Nya sebagai roti hidup. Dalam perikup Injil yang tidak terlalu panjang ini, Ia mengulang kata-katanya "Akulah roti hidup" sampai 3x. Setiap hari, roti hidup itu selalu disediakan bagi kita, yakni dalam Perayaan Ekaristi. Pertanyaannya: Apakah roti hidup itu, yakni Yesus sendiri merupakan salah satu makanan favorit dan istimewa bagi kita sehingga setiap saat kita selalu mencari dan memakan-Nya? Atau kita masih seperti orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan tidak mampu melihat bahwa Yesus adalah roti hidup? Yesus sendiri telah menekankan keistimewaannya, yakni bahwa roti itu turun dari sorga (ay. 41 dan 51) dan akan membawa ke surga siapa pun yang percaya dan memakannya, alias menganugerahkan hidup kekal (ay. 47, 50 dan 51). Dalam setiap Perayaan Ekaristi, mata indrawi kita melihat roti tak berlagi, berwarna putih dan berbentuk bulat pipih. Namun, mata iman kita memastikan bahwa itu bukan roti biasa tetapi roti hidup, yakni Tubuh Kristus. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan-Nya sebagai makanan istimewa dan favorit. Karena istimewa, maka kita memakannya secara istimewa pula, yakni dengan sikap yang pantas dan disposisi hati yang baik. Karena favorit, maka kita selalu rindu untuk menyambut-Nya, setiap hari atau paling tidak setiap minggu. 

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk menjadikan Tubuh Kristus sebagai makanan istimewa dan favorit bagi kami. Amin. -agawpr.net-

Rm. Ag. Agus Widodo Pr
  
Collegio San Paolo Apostolo 
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma 
Italia 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy