| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 30 Desember 2011 Pesta Keluarga Kudus /Tahun B

Jumat, 30 Desember 2011
Pesta Keluarga Kudus /Tahun B


Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya (Ibr 1:1-2a)

Antifon Pembuka

Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.

Doa Renungan


Allah Bapa sumber kebahagiaan, Putra-Mu merasakan keramahan, kemesraan dan kerasan di dalam keluarga. Di situlah Engkau mengucapkan Sabda kekal di dunia dan menguduskan keluarga, tempat Engkau tinggal di antara kami. Curahkanlah berkat-Mu kepada setiap rumah tangga, dan semoga kami hidup damai dan rukun serta saling membagi rezeki itu. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (15:1-6; 21;1-3)

"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."

Pada suatu ketika datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab, "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram, "Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian, "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman, "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!" Maka firman-Nya kepada Abram, "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berkenan pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9; Ul: 7a.8a)

1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah selalu wajah-Nya!
3. Ingatlah perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
4. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:8.11-12.17-19)

"Iman Abraham, Sara, dan Ishak."

Saudara-saudara, karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan dia terima menjadi milik pusakanya, ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman pula, Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai. Ia yang telah menerima janji itu rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Abraham berbuat demikian karena ia percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, allleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu. Semoga damai Kristus berakar dalam dirimu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40 (Singkat: 2:22.39-40)

"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."

(Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan), seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Pada waktu itu ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya).
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

KELUARGA KUDUS DAN YERUSALEM SEJATI


Rekan-rekan yang budiman!

Pada Pesta Keluarga Kudus kali ini diceritakan bagaimana Yesus yang masih orok dibawa ke Bait Allah di Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan menurut hukum Musa seperti termaktub dalam Kel 13:2,12 (juga lihat Im 12:6-8). Di tempat suci itu juga datang Simeon, orang yang hidupnya lurus dan saleh, dan batinnya sangat merindukan mengalami kehadiran ilahi. Ia orang yang dinaungi Roh Kudus yang menguatkannya dengan pengharapan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Sang Terurapi datang. Ketika mendapati orang tua Yesus membawanya ke Bait, Simeon pun menyambutnya lalu mengucapkan pujian bagi Allah. Diberkatinyalah anak itu lalu ia pun bernubuat bahwa anak tadi akan menentukan jatuh serta bangunnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan - supaya menjadi nyata isi pikiran orang banyak. Dalam kaitan ini juga dikatakan oleh Simeon bahwa batin Maria - "jiwamu sendiri" - akan ditembus pedang. Apa artinya akan kita dekati. Di Bait Allah ada pula ketika itu seorang perempuan nabi yang besar ibadahnya, tekun puasa dan doanya. Namanya Hana. Ia juga mengucap pujian kepada Allah serta menegaskan bahwa anak yang dipersembahkan ke Bait Allah ini ialah yang dinanti-nantikan orang banyak bagi merdekanya Yerusalem. Itulah kejadian-kejadian luar biasa yang diceritakan Lukas mengenai keluarga kudus yang kemudian pulang dan hidup di Nazaret seperti orang biasa. Apa yang dapat dipetik dari peristiwa ini?

SIMEON DAN HANA

Injil Lukas menampilkan kejadian-kejadian setelah kelahiran Yesus lewat orang-orang yang berjumpa dengan keluarga kecil yang masih ada di dekat Yerusalem. Kini dua tokoh ditampilkan, Simeon dan Hana. Mereka berdua mendapatkan pengalaman yang luar biasa: menyaksikan bagaimana Yang Maha Kuasa kini memenuhi harapan orang-orang yang dekat padaNya.

Dalam Injil Lukas, Simeon mewakili orang-orang saleh yang pada zaman itu menantikan kedatangan seorang Mesias yang akan mengawali zaman baru. Walaupun mereka orang-orang yang teguh beriman, tetap batin mereka digundahkan dengan pertanyaan kapankah Yang Maha Kuasa akan sungguh mengirim orang yang ditugasiNya membawa umat di jalan yang benar. Orang-orang seperti inilah yang dibimbing oleh kebijaksanaan dan kekuatan ilahi - dalam bahasa Lukas ialah Roh Kudus (ay. 25-26) - sampai sungguh mendapati yang mereka dambakan. Mereka ini orang-orang Perjanjian Lama yang beruntung menemukan jawaban bagi harapan mereka. Kidung Simeon (ay. 29-32) berisi pujian yang juga meringkaskan pengalaman seperti ini. Kelegaan batin kini melapangkan penglihatan orang-orang seperti Simeon. Ia dapat melihat datangnya penyelamatan yang disediakan bagi siapa saja, bukan hanya bagi umat terpilih.

Para pembaca Injil Lukas dahulu segera akan menangkap warta bagian itu, yakni imbauan untuk ikut serta dalam pengalaman Simeon dan,berbagi warisan iman dengan siapa saja, dengan cara yang leluasa dan batin yang merdeka.

Orang yang kedua yang ditampilkan Lukas ialah Hana. Perempuan saleh ini ialah orang yang berhasil ikut serta dalam pengalaman Simeon tadi. Hana menjumpai Yesus yang sedang dipersembahkan ke Bait Allah dan yang ditegaskan oleh Simeon sebagai pemenuhan harapan orang banyak. Hana ikut paham dan lebih dari sekadar bergembira, ia pun "berbicara tenang anak itu - yakni Yesus - kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem" (ay. 38).

KEHADIRAN ILAHI DI "YERUSALEM"


Dikatakan pada pembukaan petikan kali ini, ay. 22, bahwa Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Nama kota itu di situ dieja oleh Lukas sebagai "Hierosolyma", yakni kota suci sejauh menerima kehadiran ilahi dengan tulus dan bakal berlangsung terus dalam batin orang-orang yang mengenali-Nya. Ketika menampilkan tokoh Simeon dalam ay. 25, Lukas menyebut "Adalah di Yerusalem seorang yang bernama...". Di sini nama kota itu dieja sebagai "Ierousaleem". Dalam Injil Lukas, bila ditulis demikian, kota itu ditampilkan sebagai pusat ibadat, tapi sebetulnya tidak lagi menjadi tempat kehadiranNya yang jelas dan nyata. Tempat seperti ini akan ditinggalkan dan akan digantikan dengan tempat ibadah batin yang sungguh yang dikenali oleh keluarga kudus tadi, yakni Hierosolyma. Mengapa Simeon diperkenalkan sebagai orang yang berada di Ierousaleem, yang bukan tempat hadirnya Yang Ilahi yang sesungguhnya? Justru inilah maksud Lukas. Ada orang-orang seperti Simeon yang hidup dalam adat agama yang tidak memberi ketenteraman yang sungguh, tetapi orang-orang seperti dia masih berkepekaan mengenali kembali di mana sesungguhnya Tuhan. Dan baiklah kita ikuti cara Lukas menguraikan perkara pelik tapi nyata ini. Simeon kemudian menyambut Yesus yang masih orok yang dibawa orang tuanya ke Hierosolyma - ke Yerusalem yang sesungguhnya. Boleh dikatakan, berkat kepekaan keluarga kudus akan kehadiran ilahi inilah maka Simeon sampai juga ke Hierosolyma meski masih ada di Ierousaleem! Inilah karya penyelamatan yang hebat yang terjadi lewat keluarga kudus itu. Oleh karena itu segera Simeon kini mendapati diri melihat kenyataan baru dan memuji kebesaran ilahi. Sudah cukup baginya, kini ia ikut dalam Hierosolyma yang didatangi keluarga kudus. Begitu pula Hana, setelah ia juga mengenali Yesus, dikatakan Lukas bahwa Hana pun mengucap syukur dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem (ay. 38). Di situ nama kota itu tertulis sebagai Ierousaleem. Jelas hendak dikatakan, di situ banyak orang yang menantikan kehadiran Tuhan yang makin terasa jauh, tapi pada saat itu justru ada orang seperti Hana yang telah melihat di mana sesungguhnya Ia hadir, bukan lagi di Ierousaleem, melainkan di Hierosolyma, dan kini Hana berbagi pengalaman batin dengan orang-orang itu. Inilah kelepasan - penyelamatan- yang sungguh, yang meluas lewat orang-orang yang memang telah mengalaminya!

KEHADIRAN YANG MEMILAH-MILAH


Kebesaran ilahi tidak pilih-pilih, tetapi memilah-milah. Ketika mengucapkan berkat bagi Yesus, Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa anak ini akan menentukan jatuh dan bangkitnya banyak orang di Israel dan menjadi tanda perbantahan agar menjadi nyata pikiran hati banyak orang (ay. 34-35). Kini saatnya, seperti digambarkan di atas, mana Ierousalem, mana Hierosolyma, meski di luar tampak sama, tapi keduanya amat berbeda. Kini akan jelas siapa yang menerima penyelamatan, siapa yang menjauh dan belum dapat mendekat ke sana. Yesus memang menjadi tanda kehadiran ilahi yang menimbulkan perbantahan, dari saat itu hingga sekarang juga. Namun ia makin dikenal orang-orang yang peka yang makin berada di Hierosolyma - di wahana batin yang leluasa. Dalam hubungan ini Simeon juga mengatakan kepada Maria bahwa "pedang akan menembus jiwamu sendiri". Kerap pernyataan ini dimengerti sebagai nubuat bahwa Maria akan mengalami penderitaan, seperti nanti ketika menyaksikan kesengsaraan dan wafat Yesus. Meski menarik, penjelasan seperti ini meleset dan tidak banyak faedahnya. Memang tak bisa disangkal nanti Maria ikut menderita, tapi ibu mana yang tidak? Dan kenyataan ini bila dikatakan malah tidak membuat perkataan itu berbobot. Maksud kata-kata Simeon lain. Pedang ialah lambang ketajaman. Dan ketajaman yang dimaksud ialah ketajaman Sabda Ilahi sendiri. Maria. Dari ay. 33 jelas bahwa Yusuf dan Maria tidak langsung memahami ungkapan kegembiraan Simeon dalam ay. 29-32 (Kidung Benediktus). Mereka heran akan segala yang dikatakan tentang Yesus yang mereka bawa ke Bait Allah. Kata-kata Simeon kepada Maria mengenai pedang tadi sebetulnya menjadi penegasan bahwa nanti semuanya akan jelas karena tajamnya Sabda akan menembus ketidakpahaman yang masih ada dalam diri Maria. Dan demikian ia akan makin dekat dan bersatu dengan kenyataan Sabda tadi. Akan jelas pula bagi banyak orang mana yang sesungguhnya mana yang semu. Orang akan mengalami seperti yang dialami Simeon, dan Hana.

MENERAPKAN WARTA?


Dalam kehidupan beragama ada banyak sisi. Ada sisi yang menarik, ada sisi yang menyeramkan. Kehadiran ilahi pun kerap digambarkan dalam dua kutub itu. Tapi kenyataan tidak selesai di situ saja. Ada orang-orang yang dapat dan berani melangkah mengarah lebih jauh dan berhasil menemukan inti apa itu percaya, apa itu dekat dengan Penyelamat, tapi juga menyadari masih ada di sini, masih berpijak di bumi dengan pelbagai kenyataan yang bisa membingungkan dan mengecewakan. Lukas akan mengatakan ada orang-orang yang di Ierousaleem yang berani mengarahkan diri ke Hierosolyma. Bukan itu saja, Lukas menampilkan tokoh-tokoh nyata. Pertama, keluarga kudus sendiri yang mengarah ke Hierosolyma untuk menjalankan ketetapan hukum Musa. Mereka digambarkan sebagai yang tetap dalam jalur "agama" tetapi berhasil menemukan inti kerohanian yang membimbing batin mereka. Begitu pula Simeon, demikian juga Hana. Kisah ini ditampilkan Injil sebagai ajakan untuk bernalar bagi banyak orang, juga pada zaman ini. Manakah arah-arah yang sungguh memberikan ketenteraman batin dalam beragama, manakah kecenderungan-kecenderungan dalam agama yang sebaiknya dimurnikan. Juga diwartakan dalam Injil kali ini, orang tidak hanya didorong untuk mencari jalan orang yang benar, tetapi ditegaskan pula, seperti pada Simeon, Roh Kudus menaungi dan menguatkan. Ini sisi warta yang bisa semakin didalami. Naungan serta kekuatan rohani inilah yang patut dibiarkan leluasa membawa orang ke sana!

Tambahan. Bacaan kedua (Ibr 11:8. 11-12. 17-19) berisi pujian bagi iman Abraham, bapa semua kaum beriman dari pelbagai agama dan kepercayaan. Iman membawanya menemukan tempat yang sejati, memberi keturunan besar dan menjadi kekuatan batin. Keteguhan seperti ini rahasianya: membiarkan diri leluasa dibimbing Tuhan!

Salam hangat,

A. Gianto


Mengapa Merry X'Mas Begitu Populer?


Banyak orang mengira kata Christmas berasal dari bahasa Inggris modern, bahasa pergaulan (lingua franca) internasional yang dipergunakan di seluruh dunia sekarang ini. Kata Christmas itu sendiri berasal dari dua kata, Christes dan Maesse yang berarti The Mass of Christ, diambil dari bhs.Inggris kuno (Old English), bahasa leluhur orang Inggris yang disebut The Anglo-Saxons, penghuni daratan Britania Raya dan timur laut Skotlandia.

Old English dan Middle English (bahasa Inggris abad pertengahan, abad 11-15 M) sangat berbeda dengan bahasa Inggris modern (Modern English) dewasa ini, yang telah disederhanakan dan jauh lebih mudah, misalnya dalam huruf (character), tatabahasa (grammar), inflexion (awalan, imbuhan, akhiran dan sisipan), dan khazanah kosa kata (vocabularies). Banyak juga orang tidak menyangka bahwa bhs.Inggris sebenarnya berasal dari bhs.Jerman.tapi seluruh kasus dlm bhs.Jerman (nominativ, genitiv, dativ, akusativ), telah dihilangkan hingga seluruh kata yang menyatakan gender yaitu die, der,dem, das itu hanya menjadi the dlm bhs.Inggris. (misalnya Der Vater und Die Mutter menjadi the father and the mother).

Pada abad 5 Masehi suku-suku Jutes, Angles dan Saxon dari Jerman menyerbu kepulauan Inggris yang dihuni oleh penduduk asli Inggris, suku Celtic. Karena kebudayaan para penyerbu lebih tinggi dari yang diserbu, maka otomatis bahasa (sebagai bagian dari kebudayaan) mereka pun "terdesak" oleh bahasa si penyerbu dan lambat laun "punah." Akhirnya bahasa. si penyerbulah yang menang dan berkembang sampai menjadi bahasa Inggris modern sekarang ini.

Latar belakang supremasi bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional antara lain disebabkan oleh banyaknya koloni Inggris di benua Afrika, negara persemakmuran (commonwealth) di Asia maupun Australia, New Zealand dan Canada.

Di KTT Non Blok X, perhelatan bergengsi bertaraf internasional yang digelar di Jakarta pada tahun 1992 dan dihadiri oleh 108 (seratus delapan) Kepala Negara Asia-Afrika, bahasa Inggris adalah bahasa dasar atau "pivot langue" dlm bhs Perancis .Semua dokumen rahasia yang penting dan tertulis dalam bhs.Indonesia kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dari sana baru diterjemahkan lagi ke dalam bahasa. Perancis, Arab dan Spanyol.

Ketika satu per satu negara-negara koloni Inggris menjadi negara merdeka dan berdaulat, bahasa Inggris masih tetap digunakan sebagai bahasa resmi, Penyebabnya adalah Amerika, yang memperoleh kemerdekaannya dari Inggris tahun 1776, menggunakan bahasa nggris sebagai bahasa ibu. Karena sampai saat ini Amerika masih berperan sebagai negara adikuasa yang penting, maka bahasa mereka pun menjadi penting.

Siapa yang tak kenal The Beatles? Mode rambut mereka ditiru oleh kawula muda di seluruh dunia. Wartawan menjuluki mereka "Mop Tops" (rambut kain pel). Lagu The Beatles She Loves You sengaja diputar di lantai dansa pada resepsi malam hari di Buckhingham Palace, di hadapan para tamu agung yang diundang oleh Prince Charles guna memeriahkan pernikahan Prince Wlliam dan Kate Middleton. Namun Beatlemania yang merambah dunia pada tahun 1960 an dan 1970-an, ternyata tidak langgeng. Murka Allah turun atas mereka ketika John Lennon meproklamirkan bahwa The Beatles lebih terkenal dari Yesus Kristus. The Beatles bubar pada tahun 1970. John Lennon ditembak mati fansnya sendiri Mark David Chapman thn 1980. George Harrison penggubah sekaligus penyanyi lagu "My Sweet Lord," didera penyakit kanker dan meninggal thn 2001.

Jadi mengapa kata Christmas begitu populer sehingga anak-anak balita dari Sekolah Tunas Muda di kawasan Kedoya pun langsung mengucapkan "Merry Christmas" dengan wajah ceria begitu Natal tiba? Mengapa bukan "Frohe Weihnahten" (Jerman), "Pretige Kerstdagen" (Belanda), " Joyeux Noel" (Perancis), atau "Feliz Navidad?" (Spanyol) Salah satu faktanya mungkin sekolah itu adalah sekolah internasional dan bhs.Inggris diajarkan kepada anak-anak dari segala bangsa tanpa terkecuali. Tapi sejarah selalu berulang. Pernikahan Agung antara Prince William dan Kate Middleton di Westminster Abbey, diberkati oleh The Archbishop of Canterburry, di bawah judul "Dan Dunia Pun Tersihir" (KOMPAS, 30 April 2011) adalah bukti supremasi Kerajaan Inggris, bahkan juga pada era Facebook dan Twitter ini.

Frohe Weihnachten und Alles Gute im Neuen Jahr 2012.


Sumber:
* Ursulya Gyani - MBR6
* The Catholic Encyclopaedia
* A History of the English Language by Albert C.Baugh (New York, 1994)
* www.people.com: The Royals (edisi khusus keluarga Kerajaan Inggris).
http://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/artikel/25-12-2011/mengapa-merry-xmas-begitu-populer/

Rumah Keluarga Kudus Di Basilika Loreto, Italia

Sejak abad 15 dan bahkan sebelumnya "Rumah Keluarga Kudus" yang kini berada di Loreto, kota kecil dekat pantai selatan Ancona Italia menjadi tempat suci yang amat dihormati. Basilika Loreto telah direnovasi dan direstorasi selama lebih dari seabad oleh pelbagai seniman terkenal agar pantas ditempati. Sebuah rumah kecil sederhana dari batu kemerahan serta kayu cedar dari Nazareth yang kini dilingkupi bangunan marmer berukir 31 kaki kali 13 kaki (Cupola Sangalo).

Sebuah altar berdiri di ujungnya, di bawah patung Perawan Maria dan bayi Yesus, kehitaman karena usia - dengan inskripsi Hic Verbum caro factum est (disini Firman menjadi daging). Dinding telanjang rumah tempat Keluarga Kudus berdiam, mendengar jawaban "Fiat mihi secundum verbum tuum (terjadilah padaku menurut perkataan-Mu) Perawan Maria.

Tradisi dan sejarah "Rumah Kudus" dimulai tahun 313, saat Konstantin Agung membangun basilika melingkupi Rumah Kudus Nazareth.

Sayang sekali serbuan pasukan Arab ke Tanah Suci dan kemudian pasukan Turki tahun 1091 menghancurkan banyak tempat suci Kristiani termasuk basilika ini. Untunglah Rumah Kudus masih utuh berdiri. Suatu basilika baru dibangun abad 12 untuk melindungi Rumah Kudus, namun basilika ini juga dihancurkan saat pasukan Muslim mengalahkan pasukan perang salib tahun 1263. Sekalipun Rumah Kudus tetap utuh, timbul kekhawatiran akan nasib rumah ini, apalagi ketika seluruh pasukan perang salib terusir dari Tanah Suci tahun 1291.

Pada 10 Mei 1291, Rumah Kudus Nazareth diam-diam diangkat dari fondasinya oleh para malaikat ke lapangan terpencil Dalmatia di suatu kota kecil Tersato (kini Croatia). Imam gereja St. George dari Tersatto, Alexander Georgevich kebingungan melihat kehadiran rumah ini, berdoa minta pencerahan. Bunda Maria yang muncul dalam mimpinya memastikan bahwa itu rumah keluarga kudus di Nazareth.

Sebagai bukti ia akan menyembuhkan imam ini dari sakit yang bertahun dideritanya. Segera setelah Alexander terbangun, ia disembuhkan. Namun pasukan Muslim menaklukkan Albania pada tahun 1294.

Pada 10 Desember 1294 Pkl. 03.00 pagi, para malaikat kembali membawa Rumah Kudus, namun kali ini disaksikan sejumlah gembala Tersato melewati laut Adriatik ke suatu tanah lapang Banderuola empat mil dari Recanati, Italia.

Begitu berita ini tersiar, ribuan orang datang berziarah serta memperoleh pelbagai keajaiban. Lebih dari 2000 santo, santa, beato dan pelbagai orang kudus telah berziarah kemari antara lain. St. Alphonsus Liguori, St. Frances Cabrini, St. Francis de Sales dan St. Theresia dari Lisieux.

St. Fransiscus Assisi yang telah berziarah ke Rumah Kudus di Nazareth dan pendiri biara di Sirolo, dekat Recanati telah meramalkan bahwa sebelum abad 13 berakhir suatu rumah yang akan dikunjungi seluruh dunia akan berada di sini - terbukti 10 Desember 1294.

Paus St. Martin V, Paus Paulus II dan Paus Pius IX disembuhkan secara ajaib dari sakit yang diderita setelah berdoa didepan Rumah Kudus. Juga sekitar 50 paus telah berziarah kemari dan memberikan testimoninya. Paus Johanes XXIII berdoa untuk mohon restu sebelum Konsili Vatikan II di Basilika Loreto, demikian pula raja Austria dan seluruh pasukannya sebelum kemenangan bersejarah sambil membawa rosario atas gabungan pasukan Turki di Lepanto tahun 1517.

Astronot Apollo 9 pun membawa medali Loreto dalam pendaratan ke bulan. Sekalipun kepercayaan akan Rumah Kudus di Loreto bukanlah dogma - sejarah, fakta dan tradisi kepercayaan tak terputus telah memberikan buktinya.

Demikian pula hasil penyelidikan pelbagai pihak tahun 1292, 1296, 1524. Penyelidikan pelbagai ahli arkeologi, penyelidikan dari Paus Clement VII (1524 - 1534) maupun Benediktus XIV (1748 - 1758) dan dalam 1871 oleh Professor Rati atas perintah kardinal Bertolini, maupun penyelidikan Paus Benediktus XV (1913 - 1922) yang mendapatkan Rumah Kudus tanpa landasan tak seluruhnya menempel di tanah, menetapkan 10 Desember sebagai pesta wajib di Italia.

Semua dokumen dan arsip di Tersato, Recanati dan Loreto juga menyatakan kebenarannya. Tetapi yang terpenting, mengikuti teladan Bunda Maria, apakah kita melalui perbuatan dan tingkah laku juga telah memberi fiat persetujuan atas Rumah Kudus dalam diri kita agar layak ditebus Yesus ?

(Sumber: Ansano Widagdyo, Ratu Damai 4, http://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/artikel/19-12-2010/rumah-keluarga-kudus-di-basilika-loreto-italia/

Santa Casa di Loreto , The Catholic Encyclopedia vol. 13,
New York, Robert Appleton Company)

Sabtu, 31 Desember 2011 Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Sabtu, 31 Desember 2011
Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal

Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu! Mzm 138:8

Antifon Pembuka

Seorang anak lahir untuk kita, seorang putra dianugerahkan kepada kita. Ia memegang kendali pemerintahan dan disebut penasihat ulung.

Doa Renungan


Bapa, penguasa segala waktu, hari ini merupakan hari terakhir tahun 2011. banyak hal yang telah kami alami sepanjang tahun ini. Namun satu hal yang kami yakini, penyertaan-Mu selalu baik dalam suka-duka, dalam keraguan maupun kelalaian yang kami jalani. Putra-Mu senantiasa menjadi penerang hidup kami. Maka, kami bersyukur atas berkat dan tuntunan-Mu sepanjang tahun ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:18-21)

"Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan dianugerahi pengetahuan."


Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang; bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus! Itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya, dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai di hadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2. 11-12. 13)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya.
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersorak sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953

Ref. Alleluya
Ayat. 2/4
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)


"Firman telah menjadi manusia."

Pada awal mula adalah Firman; Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, tetapi kegelapan tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia, dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran. Tentang Dia Yohanes memberi kesaksian dan berseru, “Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata: Sesudah aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Karena dari kepunahan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



Hari terakhir di tahun ini. Banyak dari kita sibuk membuat acara untuk menyambut tahun yang baru. Saatnya kembali menoleh ke belakang. Banyak hal yang terjadi. Ada kegagalan, ada keberhasilan, ada kejutan. Mungkin ada sahabat kita yang telah berubah menjadi pembenci kita, tetapi mungkin ada pula yang semula memusuhi kita sekarang justru menjadi sahabat kita. Kita pun bisa bertanya, apakah kita ini sungguh menjadi sahabat Tuhan, atau sebaliknya, tanpa sadar kita menjadi musuh-Nya.

Banyak orang akhirnya memusuhi Tuhan karena terus berpegang pada cara berpikir mereka sendiri. Cara bertindak Tuhan dinilai tidak masuk akal, tidak relevan, bahkan keliru. Mereka yang tetap setia diajak untuk percaya bahwa mereka telah diberi kuasa untuk sungguh hidup sebagai anak-anak Allah. Kita diundang untuk menggunakan kuasa itu seturut kehendak-Nya. Hanya di dalam Dia ada hidup. Hanya dalam Dia segala pengalaman tahun ini punya arti. Hanya dalam Dia tahun yang baru akan bermakna. Selamat menyambut Tahun Baru. Tuhan Memberkati.

Yesus, langit dan bumi bersorak-sorai bagi-Mu. Kupersembahkan segala yang terjadi selama tahun ini, dan segala yang akan terjadi di tahun yang baru ini. Amin.

Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 29 Desember 2011 Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Kamis, 29 Desember 2011
Hari Kelima dalam Oktaf Natal

Kemanusiaan Allah menunjukkan kebaikan-Nya dan ia memberi bukti besar tentang kebaikan ini --- St Bernardus.


Antifon Pembuka

Demikian besar cinta kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Putra tunggal-Nya, agar semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup abadi.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang maha baik, kami bersyukur kepada-Mu bersama keluarga kudus Nazaret, Engkau mengajar kami mentaati hukum dengan hati sederhana. Melalui Simeon kami Kauajak lebih mengenal Engkau Sang Mesias. Tuhan, kuatkanlah iman kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Manusia dihadapkan pada dua pilihan; hidup dalam terang yang diwarnai suasana saling mengasihi atau hidup di dalam kegelapan dan kebencian di mana orang hanya dapat tersandung dalam kegelapan dan tidak tahu arah hidupnya.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:3-11)


"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."


Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806

Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.

Dengan penyerahan Yesus di Bait Allah, Ia akan menerima suatu pengakuan lebih resmi sebagai Penyelamat yang dijanjikan kepada Israel. Simeon, orang Israel yang setia dan rendah hati itu, mengakui Yesus sebagai Yang Diurapi oleh Allah (Mesias).


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-35)

"Kristus cahaya para bangsa."

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Maria dan Yusuf mempersembahkan kanak-kanak Yesus kepada Tuhan. Mereka sungguh taat kepada hukum Tuhan. Sebagai anak laki-laki sulung, Yesus harus dikuduskan bagi Tuhan. Kita juga diundang untuk mempersembahkan diri dan hidup kita kepada Tuhan. Hidup atau mati kita tergantung sepenuhnya pada Tuhan.

Doa Malam


"Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu." Semoga ungkapan Simeon ini juga tetap menjadi ungkapanku di akhir hari menjelang istirahat malam ini, sebagai ungkapan iman dan kepasrahanku kepada-Mu. Amin.






KOMUNI DUA RUPA

"Umat yang menyambut komuni, tidak diberi izin untuk mencelupkan sendiri hosti ke dalam piala; tidak boleh juga ia menerima hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dibuat dari bahan sah dan harus sudah dikonsakrir (diberkati dalam Misa Kudus, red); karena itu dilarang memakai roti yang belum dikonsakrir atau yang terbuat dari bahan lain."

(Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 104)

RUAH

Rabu, 28 Desember 2011 Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

Rabu, 28 Desember 2011
Pesta Kanak-kanak Suci, Martir

"Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu." (Mat 2:16)

Antifon Pembuka

Kanak-kanak tak bersalah dibunuh demi Kristus. Kini mereka mengikuti Anak Domba tak bercela, dan senantiasa berseru, "Terpujilah Kristus!"

Pengantar


Pesta Kanak-kanak Suci yang kita rayakan pada hari ini menunjuk pada kenyataan bahwa kuasa kegelapan menjadi gusar terhadap terang Kristus. Ini dapat dilihat di sepanjang sejarah keselamatan. Dengan lahirnya Yesus, Raja Herodes merasa kedudukannya terancam dengan hadirnya Raja baru tersebut. Ia merasakan takhtanya mulai digoyang. Itulah sebabnya, ia tidak segan-segan membunuh anak-anak. Telinganya sudah tuli untuk mendengar ratapan para ibu yang harus kehilangan anaknya. Mata hatinya buta untuk melihat penderitaan begitu banyak orang. Kehadiran seorang pembawa damai kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang congkak dan arogan. Kedatangan Yesus, Sang Raja Damai, menyebabkan kekacauan besar dalam diri Herodes. Anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban kekejamannya hanya karena ingin memastikan bahwa Yesus termasuk di antara anak-anak tersebut.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, hari ini Gereja-Mu merayakan Pesta Kanak-kanak suci. Dalam kelemahan mereka, mereka harus mengalami tindakan penguasa yang kejam. Di saat ini pun tangisan Rahel yang menangisi anak-anaknya masih terngiang mengenang anak-anaknya menjadi kurban ketidak-adilan, terlebih para korban aborsi. Terimalah ya Yesus pengorbanan para kanak-kanak yang berdosa ini. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa
bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:5-2:2)

"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."

Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Allah menjadi pendusta, dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
Ayat. (Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)

1. Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
3. Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu barisan para martir berkurban dengan mempertaruhkan nyawa.


Raja Herodes mencoba untuk membunuh Kanak-Kanak Yesus. Hal itu terjadi karena dia gagal untuk melihat bahwa di dalam diri Anak itu terletaklah harapan keselamatan umat manusia. Yesus, Maria dan Yusuf harus mengungsi ke Mesir, dan kemudian akan kembali dan menetap di Nazaret.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:13-18)

"Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."

Setelah orang-orang majus yang mengunjungi bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, ‘Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dalam masyarakat Jawa dan barangkali juga di dalam lingkungan budaya lain, ada istilah "mencari wangsit" atau "mencari petunjuk dari yang di atas". Untuk memperoleh wangsit, seseorang bisa semadi berhari-hari atau puasa dalam waktu tertentu disertai doa dan matiraga. Petunjuk dan wangsit itu sering dipakai sebagai pedoman untuk menapaki jalan kehidupan, untuk memperoleh keselamatan atau kesejahteraan dalam kehidupan.

Injil hari ini mengisahkan tentang pengungsian ke Mesir yang dilakukan oleh Keluarga Kudus Nasaret. Atas petunjuk Allah sendiri, Yusuf membawa Maria, istrinya, dan Yesus, anaknya, mengungsi ke Mesir. Berdasarkan petunjuk Allah sendiri Yusuf berani mengambil resiko, melintasi padang gurun, dan mengungsi ke Mesir. Petunjuk Allah sendiri yang menjadi pedoman dan sekaligus memimpin perjalanan hidup keluarganya di tanah pengungsian. Kepercayaan dan keyakinan akan petunjuk Allah membimbing langkah Yusuf dan Keluarga Kudusnya untuk pergi ke Mesir, ke tempat pengungsian, ke tempat yang senantiasa dihantui oleh kecemasan, ancaman dan penganiayaan. Namun demikian, iman akan Allah mendorong Yusuf untuk menjalani panggilan hidupnya dan bahkan mengambil resiko terhadap keselamatan keluarganya. Yusuf percaya pada petunjuk dan jaminan dari Allah sendiri.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering dihadapkan pada aneka pilihan dan keraguan. Sering tidak terlalu mudah untuk mencari petunjuk dan pedoman di dalam melangkah. Namun, belajar dari Yusuf, kita boleh berharap pada pilihan yang tidak akan salah yaitu mengikuti petunjuk Allah sendiri. Petunjuk Allah dapat kita temukan di dalam Sabdanya, di dalam Kitab Suci dan ajaran-ajaran-Nya. Petunjuk Allah tidaklah jauh dari kita, ada di tengah-tengah kita. Yang diperlukan hanyalah keterbukaan hati serta kerelaan untuk membuka mata dan telinga mendengarkan suara-Nya. Sebagaimana Yusuf dan Keluarga Kudus-Nya selamat dari marabahaya berkat ketaatan dan kesetiaan kepada petunjuk Allah; kita pun akan selamat pada saat kita melangkah berdasar petunjuk dari Allah.



Hermanus Sigit Pawanto, SVD - Inspirasi Batin 2011

Selasa, 27 Desember 2011 Pesta St Yohanes, Rasul Penginjil

Selasa, 27 Desember 2011
Pesta St Yohanes, Rasul Penginjil

Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain -- St Yohanes

Antifon Pembuka

Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu perjamuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwahyukan kepadanya, dan sabda kehidupan dwartakannya ke seluruh dunia.

Doa Renungan


Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau hadir ke dunia membawa warta kasih. Rasul-Mu Santo Yohanes telah memahami firman ini dan mewartakan melalui Injil yang ditulisnya. Bantulah kami ya Tuhan agar dapat menghayati dan menyampaikan kasih-Mu kepada sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.


Rasul Yohanes mengawali suratnya dengan berbicara soal Firman hidup, yang tidak terbatas pada firman yang menjadi manusia (Yoh 1:14) tetapi juga pesan Injil yang dapat didengar, dilihat dan diraba dalam Yesus-manusia. Artinya, berkaitan dengan "mengalami Tuhan dan sabda kehidupan-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)


"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."

Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Intensitas kasih mengantar murid yang dikasihi-Nya kepada cepatnya ia percaya. Kasih seperti inilah yang memungkinkan dia mengenal Tuhan yang bangkit, sementara para murid yang lain belum percaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:2-8)

"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."

Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Yohanes, dalam tradisi dikenal sebagai murid yang dikasihi. Ia juga sungguh mencintai Yesus, Gurunya. Kedalaman cintanya mengantar dia kepada cepatnya dia melihat dan percaya. Ia memiliki mata seorang kontemplatif, mata seorang beriman. Ia melihat, bukan lagi dengan mata biasa, melainkan mata iman, mata hati. Kita juga diundang untuk memiliki kedalaman cinta. Dengan kedalaman cinta dan dari hati yang terdalam, kita mampu melihat dan percaya.

Doa Malam

Allah Bapa yang mahamulia, kami bersyukur kepada-Mu, atas firman-Mu yang Engkau sampaikan melalui Injil Yohanes. Engkaulah terang dunia yang menyinari kegelapan dunia ini. Semoga kami selalu hidup dalam terang-Mu dan memancarkan terang-Mu bagi sesama kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

Moon & Star

Moon, demikian dia dipanggil. Bukan tanpa sebab orang memanggilnya demikian. Ada tanda serupa bulan sabit yang melingkari matanya yang membuatnya dipanggil dengan nama itu.

Pemiliknya adalah wanita tua pemilik toko mainan di kota kecil itu. Mereka hanya tinggal berdua di ruang bagian belakang toko. Mereka saling memiliki dan saling menyayangi.

"Bagaimana aku harus melewatkan hari-hariku tanpa dirimu menemaniku Moon?" demikian wanita tua itu sering berkata.

Moon hanya mendengking pelan mendengarnya karena dia memang tak bisa berkata-kata. Namun jika dia bisa berbicara, kira-kira seperti inilah jawabannya, "Aku juga senang kaumiliki Bu."

Tetapi rupanya bukan hanya wanita tua itu yang disayangi Moon. Di salah satu sudut lemari pajang ada sebentuk kucing porselen berwarna ungu yang wajahnya berbentuk bintang bersudut empat sehingga membuat Moon menyebutnya Star. Moon menyayangi Star dan berharap suatu saat nanti Star boleh menjadi miliknya sendiri.

Sepanjang hari Moon duduk di samping pemiliknya melewatkan waktu dengan cemas kalau-kalau ada pembeli yang datang dan membawa pergi Star bersamanya (karena itu artinya dia tak akan dapat melihat Star lagi). Dan tiap sore saat wanita tua itu menutup toko, dia menghembuskan nafas lega saat melihat Star masih berada di tempatnya. Dia masih boleh, paling tidak untuk malam ini, mengucapkan selamat tidur dan selamat bermimpi kepada kucing porselen itu.

Natal menjelang. Moon tidak tahu apa itu Natal. Dia hanya tahu hari-hari ini pemiliknya lebih sibuk dari biasanya. Mainan-mainan baru tiba. Kertas perak berwarna-warni menghiasi toko. Stoples-stoples besar berisi gula-gula aneka rasa diletakkan di dekat meja pembayaran dan wanita tua itu akan memberi gula-gula kepada setiap anak yang mengunjungi dan berbelanja di tokonya. Dari dapur tercium aroma lezat kue jahe yang sedang dipanggang di perapian sementara di luar toko orang berlalu lalang di jalan membawa banyak bungkusan. Hanya inilah yang diketahuinya tentang Natal.

Karena banyaknya mainan baru yang tiba, lemari pajang tidak dapat menampung semua pendatang baru itu, maka wanita pemilik toko mainan itu memasang pohon Natal di dekat jendela dengan menggantung mainan-mainan yang tak tertampung di lemari pajang sebagai hiasannya.Bola dari kulit terbaik, tali loncat yang dihiasi rumbai-rumbai berwarna-warni, gasing yang suaranya bagaikan bernyanyi jika diputar, boneka ksatria dari timah, boneka-boneka berwajah lucu yang disukai anak-anak perempuan, dan boneka beruang yang berbulu lembut.

"Nah selesai sudah!" katanya setelah menggantung mainan terakhir pada pohon Natal itu, lalu lanjutnya, "Sekarang tinggal memasang boneka bidadari."

Boneka bidadari yang akan dipasang adalah boneka wanita bergaun putih. Rambutnya keemasan. Pipinya berseri-seri dan bibirnya mungil bagai kuncup mawar merah muda.

Wanita itu naik ke atas tangga kecil untuk memasang boneka itu di pucuk pohon, katanya kepada Moon, "Nenekku pernah bercerita kepadaku bahwa boneka yang dipasang di pucuk pohon Natal bagaikan ibu semua mainan yang akan memastikan bahwa tiap mainan akan dimiliki oleh mereka yang benar-benar menyayanginya."

Mendengar itu Moon diam-diam mengambil Star dari tempatnya dan menggantungnya pada pohon Natal. Dia yakin Star akan menjadi miliknya karena tak ada yang menyayangi Star seperti dia menyayanginya.

Anak-anak yang lewat di depan toko menempelkan wajah mereka di kaca jendela untuk menyaksikan pohon Natal yang digantungi berbagai macam mainan itu. Tak sabar rasanya menunggu waktu buka toko.

Wanita tua itu tersenyum menyaksikan wajah-wajah polos di jendela yang tengah mengagumi keindahan pohon Natal itu.

Pengunjung langsung berbondong-bondong mengunjungi toko untuk berbelanja ketika akhirnya wanita tua itu membuka tokonya. Selewat tengah hari hanya sedikit mainan yang masih tersisa yang tergantung pada pohon. Dan saat senja, ketika toko hampir tutup, hanya satu yang masih tergantung di tempatnya, Star. Moon semakin yakin bahwa Star akan menjadi miliknya.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depan toko. Pengemudinya yang mengenakan seragam dengan kancing-kancing perak turun dan membukakan pintu belakang bagi penumpangnya.

Penumpangnya adalah seorang wanita gemuk yang berbusana indah dan mahal. Dia memasuki toko.

"Selamat datang," sambut wanita pemilik toko ramah.

Si pengunjung hanya menganggukkan kepalanya dan langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut toko.Dia tampak kecewa ketika melihat mainan-mainan baru sudah habis terjual. Namun tiba-tiba matanya menangkap ada satu mainan yang masih tergantung pada pohon Natal.

"Coba kulihat," ujarnya mendekati pohon.

Tangannya meraih Star.

"Lucu sekali kucing porselen ini. Aku akan membelinya untuk cucuku," katanya.

Moon yang menyaksikan itu langsung melolong dan menyalak padanya.

"Ada apa sih? Mengapa anjingmu ribut sekali? Benar-benar tidak menyenangkan."

Buru-buru si wanita pemilik toko mainan meminta maaf kepada si pengunjung, "Entahlah mengapa mendadak dia bersikap seaneh ini. Biasanya dia sangat ramah kepada para pengunjung. Ayo Moon, bersikaplah yang manis!"

Moon terus saja menyalaki wanita pengunjung itu sehingga akhirnya nyonyanya membawanya ke ruang belakang dan mengurungnya di sana.

Ketika akhirnya wanita tua itu membukakan pintu baginya, Moon langsung keluar. Dilihatnya wanita gemuk itu tak lagi berada di sana dan membawa Star bersamanya.

Moon segera berlari keluar toko. Mobil mewah itu sudah tak tampak lagi namun jejaknya di atas tanah bersalju terlihat jelas. Tanpa ragu atau menunda lagi Moon menelusurinya.

Cukup jauh juga dia berjalan, jejak itu membawanya ke sebuah rumah megah. Tampak mobil itu berhenti di halaman depan. Moon berlari mendekat.

Dari balik jendela besar di ruang keluarga Moon melihat wanita gemuk itu dan seorang anak laki-laki. Mungkin itu cucunya.

Wanita itu memberikan sebuah bingkisan kepada si anak laki-laki. Dengan wajah gembira si anak menerimanya dan dengan tak sabar segera dibukanya kertas pembungkusnya.

Melihat itu Moon hanya terdiam.

Mungkin aku salah, pikirnya, mungkin anak itu akan menyayangi Star lebih daripada aku menyayanginya. Jika begitu aku tak boleh mementingkan diri sendiri.

Moon terus memandangi mereka.

"Apa ini?" tanya si anak terheran-heran saat mengeluarkan isi bingkisan dari kotaknya.

"Itu adalah kucing porselen. Kau belum pernah melihat kucing khan? Ibumu tak mengizinkan binatang peliharaan di rumah ini. Aku membelinya untukmu agar kautahu bagaimana bentuk kucing," jawab neneknya.

"Dapatkah dia bergerak?" tanyanya lagi.

"Tentu saja tidak?"

"Dapatkah dia bersuara?"

'Tidak."

"Apakah dia dapat terbang?"

"Jangan bodoh! Tentu saja dia tak dapat berbuat apa-apa karena itu hanyalah kucing yang terbuat dari porselen."

"Kalau begitu mengapa Nenek membelinya?"

"Aku membelinya karena aku suka melihat wajahnya yang lucu."

Raut wajah anak itu berubah. Mula-mula kekecewaan membayang di wajahnya, namun segera berganti menjadi kemarahan.

"Aku tidak suka hadiah dari Nenek!" teriaknya.

Tangannya terayun dan sedetik kemudian kucing porselen itu pecah berkeping-keping di bawah kakinya.

Kengerian yang paling ngeri! Moon nyaris tak percaya menyaksikan semua yang terjadi di hadapannya.

Apa yang terjadi selanjutnya Moon tak dapat melihat lagi karena air matanya mengaburkan pandangannya. Dia melolong dan melolong. Sungguh memilukan mendengar lolongannya.

Kemudian dia melihat seorang pelayan menyapu lantai dan memasukkan pecahan-pecahan porselen dalam kotak wadahnya.

Pelayan itu membawa kotak itu tempat pembuangan sampah di luar dapur. Moon mengikutinya.

Ketika pelayan itu telah pergi, Moon memungut kotak itu dan berlalu pulang. Memang Star telah hancur. Namun Moon tak dapat membiarkan pecahan-pecahan tubuhnya terbuang begitu saja jauh dari rumah karena itu dia membawanya pulang.

Hari telah gelap saat Moon berjalan pulang. Salju mulai turun lagi, makin lama makin deras. Moon mencoba terus berjalan. Namun dia tak tahu arah lagi. Jalanan yang sepi membuat Moon tak mengenali jalan pulang.

Akhirnya karena kepayahan, Moon berhenti dan membaringkan dirinya di atas salju. Penat tubuhnya membuat matanya segera terpejam. Diapun tertidur di udara terbuka.

Tengah malam tiba. Sunyi. Tak ada yang telihat di jalan. Salju telah berhenti turun. Bintang-bintang gemerlapan tampak menghiasi langit yang hitam pekat. Cahaya utara berpendar-pendar dengan warna-warni yang lembut terpantul di salju pada pucuk-pucuk pinus yang tinggi menjulang.

Terdengar langkah-langkah lembut di atas salju. Seorang wanita bergaun putih dan berambut keemasan datang mendekat. Dia meraih kotak yang dibawa Moon dari tanah dan membawanya ke dadanya. Matanya terpejam. Sesaat bintang-bintang di atas sana seolah berpijar. Ketika dia membuka lagi sepasang matanya yang biru cerah, tersungging senyum di bibirnya menatap bintang-bintang yang seakan berkedip padanya. Wajahnya berseri. Dengan lembut diletakkannya lagi kotak itu di dekat Moon dan berlalu tanpa meninggalkan jejak.

Moon terbangun saat mendengar lonceng gereja bergema di udara dingin pada pagi hari Natal itu. Hari mulai terang. Kerlip bintang menghilang di balik cakrawala.

Sekarang segalanya menjadi lebih jelas bagi Moon. Dia kembali mengenali arah yang mesti ditempuhnya untuk pulang. Maka diapun bangkit dan melanjutkan kembali perjalanannya tanpa melupakan kotak yang dibawanya.

Kebaktian baru saja usai ketika Moon tiba. Jemaat berduyun-duyun keluar dari gereja dan saling mengucapkan selamat Natal kepada satu sama lain di jalan-jalan.

Wanita pemilik toko mainan itu baru kembali dari gereja ketika dia mendengar langkah-langkah kecil di belakangnya.

"Moon!" serunya terkejut campur gembira saat menoleh ke belakang dan mendapati Moon datang mendekat, "dari mana saja kau? Tak tahukah kau bahwa aku mencari dan mengkuatirkanmu semalaman? Ah, kau tampak kedinginan, cepatlah masuk! Aku akan menyalakan tungku pemanas agar kau dapat menghangatkan diri."

Moon masuk dan berbaring di dekat tungku pemanas. Dia meletakkan kotak yang dibawanya di dekatnya.

Setelah menyalakan tungku, wanita tua itu baru melihat kotak yang dibawa Moon.

"Apa ini?" tanyanya seraya meraih kotak itu dari lantai.

Moon memalingkan wajahnya, tak kuasa menyaksikan kepingan-kepingan tubuh Star dalam kotak.

"Purrr...." terdengar dengkur lembut dari dalam kotak.

Wanita tua itu membuka tutup kotak itu dan dari dalamnya keluarlah seekor kucing mungil yang bulunya keunguan dan wajah lucunya berbentuk bintang.

"Seekor kucing! Di mana kau menemukannya Moon? Lihatlah betapa lucunya dia! Tidakkah dia mirip kucing porselen yang kujual kepada pengunjung terakhir kemarin?"

Wanita tua itu membaringkan kucing itu di dekat Moon yang masih tak mempercayai keajaiban yang terjadi. Bukankah kotak yang dibawanya berisi pecahan-pecahan tubuh Star? Bagaimana mungkin sekarang Star, dan bukan Star yang terbuat dari porselen, melainkan Star yang hidup dan utuh kini keluar dari dalamnya?

Kucing itu menggosok-gosokkan tubuhnya pada tubuh Moon. Moon masih tertegun untuk beberapa saat, namun ketika dia merasakan tangan-tangan mungil kucing itu menyentuh tubuhnya dia yakin bahwa Star telah kembali dan kembali untuk menjadi kesayangannya sebagaimana yang dia harapkan selama ini.

Moon, Star, dan wanita tua itupun saling menyayangi dan hidup bahagia.

(Hansel)

Makna Epifani

Epifani berasal dari bahasa Yunani ‘epiphaneia’ yang berarti menampakkan diri. Hari Raya Epifani berarti hari Raya penampakan Tuhan kepada semua bangsa yang diwakili oleh ketiga sarjana dari Timur. Mereka berasal dari wilayah Irak dan Iran Utara sekarang. Mereka datang dari jauh-jauh ke Betlehem untuk menyembah Sang Raja yang baru lahir dan yang akan memimpin umat manusia menuju keselamatan.

Mereka sangat bersukacita atas bimbingan Tuhan melalui bintang sehingga mereka menemukan Yesus yang mereka cari. Mereka lalu menyembah Yesus yang mereka ungkapkan dengan memberi persembahan kepada-Nya yang berupa emas, kemenyan, dan mur (Matius 2:11). Emas melambangkan pengakuan mereka bahwa Yesus Kristus merupakan hadiah yang sangat mahal dari Allah untuk manusia. Kemenyan melambangkan Imamat Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk mempersembahkan seluruh hidup-Nya bagi kemuliaan Allah Bapa dan keselamatan umat manusia. Mur menyimbolkan kematian Yesus yang merupakan jalan untuk menebus dosa umat manusia.

Hari Raya Penampakan Tuhan mempunyai makna rohani bagi kita dengan merenungkan simbol-simbol dalam Injil Matius 2:1-12. Pertama, kita semua, yang disimbolkan oleh tiga sarjana dari Timur, dipanggil untuk menemukan Yesus yang baru lahir. Kedua, Tuhan membimbing kita untuk menemukan Yesus sesuai dengan keadaan dan cara pikir kita, seperti para gembala melalui malaikat dan para sarjana dari Timur melalui bintang dan bahkan melalui orang yang bermaksud jahat (Herodes). Kebersihan hati dari dosa membuat kita mengenal bimbingan Tuhan itu. Keiga, setelah menemukan Yesus, kita hendaknya menyembah-Nya dengan mengakui Ia sebagai Juru Selamat yang disimbolkan dengan emas, kemanyan, dan mur. Keempat, pertemuan dengan Yesus hendaknya membuat hidup kita berubah, tidak seperti yang dulu, yang disimbolkan dengan ‘kembali melalui jalan lain’. Perubahan hidup itulah merupakan sukacita Natal yang kita bawa dalam kehidupan biasa/sehari-hari yang disimbolkan dengan dibongkarnya hiasan-hasan Natal. Karena itu, dalam penanggalan liturgi kita memasuki masa biasa setelah Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani). Tuhan memberkati!

Pastor Felix Supranto, SSCC

Sumber: Paroki Regina Caeli

Makna Emas, Mur dan Kemenyan di Hari Raya Penampakan Tuhan

Kita merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan. Hari Raya ini sering disebut dengan Pesta Tiga Raja; karena berkisah tentang tiga orang yang datang dari tempat yang jauh. Mereka diberi nama Kaspar, Melkior dan Baltasar. Mereka adalah orang-orang majus; para ahli perbintangan. Mereka datang dari latar-belakang yang berbeda; mewakili generasi yang berbeda. Persembahan yang mereka bawa pun berbeda. Semuanya mengarah pada tiga sifat dari tugas / pekerjaan utama Yesus.

EMAS: Pemberian Untuk Seorang Raja

Pada zaman Yesus, ada kebiasaan dimana tidak seorang pun dapat datang kepada Raja tanpa membawa persembahan. Emas sebagai raja dari segala logam adalah jenis persembahan yang cocok dan layak bagi seorang raja dunia. Jadi kalau orang ini datang membawa emas artinya dia menyatakan bahwa Yesus dilahirkan untuk menjadi Raja. Yesus adalah Raja di atas segala raja; la memerintah bukan dengan tangan besi atau dengan kekuatan senapan, tetapi dengan cinta kasih.

Kalau kita ingin menjadikan Yesus sebagai Raja dalam kehidupan kita, maka langkah awalnya adalah kita perlu datang dan bertemu dengan Dia; meletakkan seluruh kehidupan kita di hadapan-Nya atau dengan kata lain kita perlu takluk dibawah kehendak dan kuasa Yesus.

KEMENYAN: Pemberian Untuk Seorang Imam

Kemenyan dipakai dalam upacara kebaktian / ibadah. Seorang imam yang memimpin upacara harus melengkapi seluruh upacara itu dengan bau yang harum dari kemenyan. Maksudnya seperti sifat kemenyan, imam harus membawa jemaat kepada kemuliaan dan kebesaran Tuhan. Dan ini yang dilakukan Yesus; Dia adalah Imam Agung yang membuka jalan untuk manusia, yang membawa manusia kepada Allah.

Kalau kita datang kepada Yesus; kalau kita berusaha mencari dan menemukan Yesus; kita sedang mencari jalan untuk bertemu dengan Allah. Kita rindu datang pada kemuliaan Allah dan Yesus Kristus adalah jaminan kerinduan itu.

MUR: Pemberian Untuk Seorang Yang Akan Mati

Hadiah orang yang mau mati adalah mur. Mur dipakai untuk membalsem tubuh orang yang telah mati. Persembahan ini menggambarkan bahwa Yesus datang ke dunia: Dia HIDUP untuk manusia dan MATI untuk manusia.

Kalau kita datang menghormati Yesus, kita diperingatkan bahwa Dia mengorbankan nyawa; menyerahkan hidup untuk menebus dosa-dosa kita. Dalam Dia kita menjadi anak-anak Allah.
Nampak jelas bahwa semua pemberian ini melambangkan perjalanan hidup yang akan dilalui Yesus - Bayi Mungil yang lahir di kandang hina itu. Walau demikian ada sesuatu yang jauh lebih penting yakni: kehadiran orang-orang bijak ini mengungkapkan pengakuan dunia atas kehadiran Yesus.

“Kami datang dari Timur untuk menyembah Dia: Sang Raja”. Sikap ini yang perlu setiap kita miliki ketika kita memutuskan untuk mencari Yesus dalam kebersamaan iman. Dalam ibadah seperti ini kita datang dari latar-belakang kita yang berbeda; kita datang dari asal-usul kita yang berbeda; dari adat-istiadat dan pekerjaan atau pendidikan kita yang berbeda-beda; kita datang bukan untuk menunjukkan kehebatan masing-masing kita, tetapi kita datang untuk menyembah DIA - Sang Raja Damai itu.

Akhirnya pesan ini ingin saya garisbawahi: Setiap kali kita merayakan Natal dengan orientasi Epifani; Penampakan atau tiga Raja, kita selalu mengadakan dua perjalanan: Pertama: “Perjalanan ke Betlehem” untuk menemukan Tuhan dengan sarana bintang. Lalu yang kedua: “Perjalanan Kembali dari Betlehem” untuk membawa Damai. Dalam perjalanan pulang itu kita bisa saja bertemu dengan orang yang berhati Herodes: tidak ingin orang lain hidup baik; tidak suka melihat orang lain maju; suka curiga dan iri hati. Maka sadar atau tidak, kita pun sedang diperingatkan untuk selalu ambil jalan lain; bukan jalan Herodes, tetapi jalan menuju pada suasana damai dan tenteram. Saya ucapkan untuk semua: 

Sumber: www.indocell.net/yesaya

Mgr. Ignatius Suharyo: Etika Politik Tidak Dijunjung Tinggi

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo mengomentari fenomena korupsi di Indonesia. Menurutnya, korupsi jalan terus karena etika dalam berpolitik tidak dijunjung tinggi.

"Etika politik di negeri tidak dijunjung tinggi, ada penulis yang menulis bahwa negara ini negara centeng, itu bukan suatu rahasia, bukan suatu umpatan, menjadi judul rangkaian penelitian yang cermati sosial politik ekonomi negeri ini," kata Ignatius seusai memimpin misa Natal di Jakarta, Minggu (25/12/2011).

Tentunya, kata dia, kondisi tersebut tidak diharapkan berlangsung terus menerus. Uskup berharap agar negara ini dapat dipimpin undang-undang dasar dan pancasila, bukan dipimpin kekuasaan yang direbut dari uang.

Seperti pesan natal yang bertema "bangsa yang berjalan telah melihat terang besar", sebuah bangsa yang berjalan dalam terang adalah bangsa yang dipimpin tujuan mulia. Bangsa yang berkembang lebih baik. "Yang dipimpin hidupnya dengan pancasila, bukan pancasila yang dimanipulasi, dipelesetkan, tapii nilai-nilai dasar hidup sebagai masyarakat dan bangsa," kata Ignatius.

Sementara bangsa yang berjalan dalam kegelapan, katanya, adalah bangsa yang tidak terhormat, membiarkan dirinya diarahkan oleh gengsi. "Gengsi itu bukan kehormatan yang bermanfaat, meraih kekuasaan demi kekuasaan, padahal kekuasaan itu demi pengabdian," ujar Ignatius.

Hal yang dimikian itu, katanya, akan bermuara pada keserakahan. "Kalau orang berusaha berebut kekuasaan dengan kekuasaan, ujung-ujungnya uang. Muara dari semua itu keserakahan. Keserakahan itu berhala. Orang yang tidak terhormat itu menyembah berhala," ucapnya.

Pada perayaan Natal hari ini, Ignatius juga berharap agar semakin banyak umat kristiani yang dituntun hidupnya dengan terang, sehingga kekuasaan, gengsi, dan keserakahan, akan terhapus pelan-pelan.

Sumber: KOMPAS.com

Pesan Natal Paus Benediktus XVI

Minggu, 25/12/2011 20:27 WIB

Febrina Ayu Scottiati - detikNews

Vatikan - Paus Benediktus XVI berdoa untuk para korban kelaparan, banjir dan konflik di seluruh dunia. Hal itu disampaikannya dalam pesan Natal setelah sebuah bom meledak di dekat gereja di Nigeria.

"Mari kita beralih pandangan kita. Yang kita renungkan adalah keselamatan kita! Dia telah membawa pesan universal ke dunia untuk rekonsiliasi dan perdamaian," kata Paus kepada ribuan peziarah di Vatikan, seperti dikutip dari AFP, Minggu (25/12/2011).

Paus mendesak masyarakat internasional untuk membantu mereka yang menderita kelaparan di Afrika dan mengakhiri pertumpahan darah di Suriah. Ia juga berharap Arab tahun ini bisa membantu untuk kepentingan bersama.

Ia juga berdoa bagi para korban banjir di Thailand dan Filipina yang mengalami kesulitan serius. Paus juga berharap ada peningkatan dialog di Myanmar dalam mengejar solusi bersama.

"Semoga Tuhan memberi pertolongan atas banyaknya konflik berdarah. Semoga Dia mengakhiri kekerasan di Suriah, di mana begitu banyak darah sudah ditumpahkan," ujarnya.

"Semoga dia memberikan semangat baru untuk semua elemen masyarakat di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah karena mereka berusaha untuk memajukan kesejahteraan umum," tambah Paus.

Pada akhir pesannya, Paus menyuarakan salam Natal dalam 65 bahasa termasuk bahsa Aram, Islandia dan Samoa. "Tuhan adalah Juru selamat, kita adalah mereka yang dalam bahaya. Dia adalah dokter. Kita lemah," katanya kepada mereka.

Pada misa malam Natal di Basilika Santo Petrus, Paus juga menyesali konsumerisme saat musim libur kali ini. Ia meminta agar semua bersikap rendah hati dan penuh kesederhanaan.

"Yang terang lampu menyembunyikan misteri kerendahan hati Allah, yang pada gilirannya memanggil kita dengan kerendahan hati dan kesederhanaan,"lanjutnya.

Senin, 26 Desember 2011 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Senin, 26 Desember 2011
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

"Kristus telah menjadikan kasih sebagai tangga yang memungkinkan segenap umat Kristiani untuk mendaki ke surga." -- St Fulgensus dari Rupe.

Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, kemarin kami menyambut kelahiran-Mu di dunia. Hari ini kami menyambut martir pertama, St Stefanus. Ia telah menyampaikan warta kebenaran dan memberi maaf penganiayanya. Tuhan, berkatilah saudara-saudara kami yang saat ini mengalami penindasan dan penganiayaan karena membela iman dan kebenaran. Semoga mereka kuat dan tetap setia kepada-Mu.
Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin

Ada konflik antara Stefanus dan orang Yahudi yang berbahasa Yunani yang tidak percaya kepada Kristus. Mereka tidak sanggup melawan kebijaksanaan Stefanus dan Roh Kudus yang membimbingnya. Dengan dipenuhi Roh Kudus pula Stefanus memberi kesaksian bahwa ia melihat Yesus dibangkitkan bersama Allah dalam kemuliaan.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)

"Aku melihat langit terbuka."

Sekali peristiwa, Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut orang Libertini. - Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. - Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat.
(Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.

2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.


Yesus mempersiapkan para murid terhadap permusuhan. Ancaman-ancaman yang menghadang mereka antara lain adalah ketakutan untuk tampil berbicara di depan pengadilan umum, pertengkaran di antara keluarga dan pengkhianatan serta kebencian. Namun, jika mereka bertahan sampai pada kesudahannya, mereka akan selamat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)


"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, "Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semua itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Stefanus (dari bahasa Yunani) berarti mahkota. Dia dikenal sebagai martir pertama. Dia telah berani memberi kesaksian tentang imannya. Ia tidak lari dari kenyataan yang sulit. Memang karena nama Yesus, ia dibenci. Dia mati dirajam, dilempari dengan batu sampai mati. Tetapi, kematiannya melahirkan kehidupan. Kemartiran membuahkan mahkota keselamatan. Tepatlah, pestanya dirayakan sehari setelah kelahiran Yesus. Yesus datang tidak dengan tangan kosong; Ia membawa mahkota kehidupan. Stefanus telah menerima mahkota tersebut.

Doa Malam


Tuhan Yesus, sungguh luhur kedatangan-Mu yang membawa damai dan pengampunan. Aku terus berusaha menghayatinya dan memberikan maaf kepada sesama yang bersalah walau tidak selalu mudah. Namun, ketika aku berhasil memberi maaf, itu sungguh melegakan hatiku. Terima kasih, Tuhan. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 26 Desember 2011 - 01 Januari 2012

Bacaan Harian 26 Desember 2011 - 01 Januari 2012

Senin, 26 Desember: Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (M).
Oktaf Natal. Kis 6:8-10 – 7:54-59; Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17; Mat 10:17-22.

Kepercayaan Stefanus terhadap Yesus begitu mendalam, sehingga ia tidak takut menghadapi situasi apa pun, sekalipun ia harus mati. Meneladani Stefanus sebagai martir pertama, kita pun ditantang untuk terus mengandalkan Tuhan dengan segala resiko yang harus kita hadapi.

Selasa, 27 Desember: Pesta St. Yohanes, Rasul-Penginjil (P). Dalam Oktaf Natal.
1Yoh 1:1-4; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; Yoh 20:2-8.

Hubungan Yohanes yang dekat dengan Yesus mendorongnya untuk dengan setia membagikan pengalaman imannya itu melalui karya dan tulisan-tulisannya. Memang, untuk dapat membagikan Yesus kepada orang-orang sekitar dituntut suatu relasi yang dekat dengan-Nya.

Rabu, 28 Desember: Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (M). Dalam Oktaf Natal.
1Yoh 1:5 – 2:2; Mzm 124:2-5.7b-8; Mat 2:13-18.

Allah akan terus mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi orang-orang yang berjalan dalam rancangan-Nya. Kekuatan dan kuasa manusia pasti akan dipatahkan-Nya. Damai dan sukacita akan terus melimpah. Marilah kita hidup dalam rancangan Allah itu.

Kamis, 29 Desember: Hari kelima dalam Oktaf Natal (P).
1Yoh 2:3-11; Mzm 96:1-3.5b-6; Luk 2:22-35.

Simeon adalah orang benar dan saleh yang menanti-nantikan Mesias. Maka, ketika ia bertemu bayi Yesus yang dipersembahkan di Bait Allah, ia mengalami damai sejahtera. Semoga perjumpaan kita dengan bayi Yesus pada masa Natal ini mengubah hidup kita menjadi penuh sukacita.

Jumat, 30 Desember: Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (P). Dalam Oktaf Natal.
Kej 15:1-6 – 21:1-3; Mzm 105:1b-6.8-9; Ibr 11:8.11-12.17-19; Luk 2:36-40 (Luk 2:22.39-40).

Yusuf dan Maria mempersembahkan Yesus ke Bait Allah dan kemudian juga memelihara dan mendidik-Nya, sehingga Yesus menjadi kuat, penuh hikmat dan melimpah kasih karunia. Memang, kehidupan iman orangtua mengambil peran penting dalam pertumbuhan iman anak-anak.

Sabtu, 31 Desember: Hari Ketujuh Dalam Oktaf Natal (P).
1Yoh 2:18-21; Mzm 96:1-2.11-13; Yoh 1:1-18.

Firman telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Melalui Dialah kita mengenal Bapa dan melihat kemuliaan-Nya yang penuh kasih karunia dan kebenaran. Tinggallah kita: apakah mau hidup sesuai dengan kasih karunia dan kebenaran itu?.

Minggu, 01 Januari: Hari Raya Sta. Maria Bunda Allah (P). Dalam Oktaf Natal
Bil 6:22-27; Mzm 67:2-3.5-6.8; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21.

Maria menyimpan segala perkara dalam hati. Ini adalah tanda hidup Maria yang ditandai oleh refleksi untuk memahami kehendak Allah. Kehidupan doa dan refleksi merupakan syarat mutlak bagi orang yang mau hidup sesuai kehendak Allah, karena hanya dalam keadaan seperti itulah orang mudah menangkap kehendak Allah itu.

Hai orang kristiani, sadarilah keluhuranmu!

Hari ini adalah hari kelahiran Penebus kita! Sungguh hari gembira bagi kita, para saudara! Ini bukan waktu untuk bersedih hati, sebab inilah hari kelahiran Hidup sejati! Hidup yang menghapuskan rasa takut akan kematian, membangkitkan kegembiraan serta menjanjikan kelanggengan!

Tak ada orang yang tidak akan kenal kebahagiaan ini. Dasar kegembiraan ini sama bagi semua, yakni: Ketika Tuhan menemukan bahwa tidak seorang pun bebas dari kesalahan, Ia datang untuk mengakhiri maut dan dosa. Ia datang membawa penebusan bagi semua. Maka, hendaklah orang saleh bergembira, karena mahkotanya sudah dekat! Hendaklah orang berdosa bersukacita, sebab pengampunan disampaikan kepadanya! Hendaklah para bangsa menaruh harapan karena dipanggil ke hidup yang sejati.

Ketika tiba waktu yang ditentukan, yakni waktu yang ditetapkan oleh Tuhan dalam rencana yang tak terselami, Putra Allah mengenakan kodrat manusia untuk mendamaikan manusia dengan Penciptanya. Dengan demikian setan, biang keladi kematian, yang pernah mengalahkan manusia, kini dikalahkan oleh kodrat manusia sendiri.

"Kemuliaan kepada Allah di surga" dan mewartakan "Damai di bumi kepada orang yang berkenan kepada Allah." Sebab mereka melihat Yerusalem surgawi dibangun dari para bangsa di bumi. Kalau para malaikat di surga saja merasa terharu karenanya, betapa lagi kita, yang hanya manusia belaka, harus bergembira atas karya cinta ilahi ini.

Saudara terkasih, marilah kita bersyukur kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Putra-Nya, dalam Roh Kudus. Dengan kasih sayang-Nya yang besar Ia mencintai kita dan menaruh belas kasih kepada kita. Dengan memberi hidup kepada Kristus, Ia juga memberi hidup kepada kita. Di dalam Dia kita yang mati karena dosa, menjadi ciptaan dan karya baru dari tangan-Nya. Maka, marilah kita meninggalkan diri kita yang lama dan kebiasaan-kebiasaan yang melekat padanya. Sekarang kita ikut serta dalam kelahiran Kristus dan melepaskan perbuatan-perbuatan daging.

Hai orang kristiani, sadarilah keluhuranmu: Kodrat Allah sendiri ikut kamu miliki. Maka, janganlah membiarkan hidupmu hampa dan jatuh dalam kerendahan semula.

(Sumber: KOTBAH NATAL PAUS LEO AGUNG, Ibadat Bacaan, Bacaan Ofisi 25 Desember - RUAH)

Kobus: Gembala


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy