| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 18 Februari 2012 Hari Biasa Pekan VI

Sabtu, 18 Februari 2012
Hari Biasa Pekan VI

Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." (Markus 9:7)


Antifon Pembuka (Mzm 12:7)


Janji Tuhan adalah janji murni bagaikan perak yang teruji, yang dimurnikan tujuh kali dalam api.


Doa Renungan


Ya Tuhan, jagailah pintu bibirku agar lidahku dapat dikendalikan. Semoga lidahku dapat mengendalikan perkataan yang kasar dan kotor, yang merusak hidupku dan sesama. Kurniailah aku lidah seorang murid, yang lewat kata-kata dapat membangun sesama dan membawa orang lain kepada pengalaman kasih-Mu. Amin.


Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:1-10)


Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Engkau, ya Tuhan, akan menjaga kami.
Ayat. (Mzm 12:2-3.4-5.7-8)

1. Tolonglah, ya Tuhan, sebab sudah habislah orang saleh, telah lenyaplah orang-orang setia dari antara anak-anak manusia. Orang berkata dusta satu kepada yang lain, dengan bibir manis dan hati bercabang mereka berbicara.
2. Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis dan memotong lidah yang berbicara sombong, milik orang yang berkata, "Dengan lidah kami, kami menang! Bibir kamilah topangan kami! Siapakah dapat menguasai kami?
3. Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, yang tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan. Engkau, ya Tuhan, akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 9:6)
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa. "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia" Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-13)


Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun di situ kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang, dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka sesuai dengan yang tertulis tentang dia."


Renungan


Bacaan Injil hari ini mengisahkan penampakan kemuliaan Yesus. Yesus mengajak tiga orang murid-Nya untuk naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di sana Ia berubah rupa di depan mereka. Pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan dan Elia serta Musa nampak kepada mereka sedang berbicara dengan Yesus. Para murid mengalami pengalaman rohani yang begitu mendalam. Pengalaman itu memberi rasa damai dan tentram untuk tinggal di tempat itu. Dan dalam damai dan tenteram itu Allah hadir secara tak terselami dalam naungan awan seraya bersabda agar para murid mendengarkan Putra-Nya.


Kehidupan kita yang umumnya hiruk pikuk penuh kesibukan dan kegaduhan, sering menjadi penghambat kita untuk mampu mendengarkan suara Allah. Injil hari ini mengingatkan kepada kita akan perlunya keheningan untuk mampu mendengar suara Tuhan. Lebih jauh, Injil mengajak kita untuk mendengarkan sabda Yesus Putra tercinta Allah. Suara Tuhan sering terlewatkan karena kita sibuk mendengarkan radio atau menonton televisi. Beban kehidupan, suara teriakan, deru mesin kendaraan bermotor, alunan musik yang setiap saat kita dengarkan, sering menjadi penghalang kita untuk mendengarkan suara Allah. Injil mengajak kita untuk berani meninggalkan hiruk pikuk kehidupan, barang dua atau tiga hari untuk mendaki gunung yang tinggi. Meditasi, rekoleksi atau retreat, merupakan sarana-sarana yang disediakan untuk membantu kita mendengarkan suara Tuhan.


CONTEMPLATIO:


Ciptakanlah suasana hening dalam hatimu untuk beberapa menit. Dengarkan suara apa saja yang ada di sekitarmu. Rasakan detak jantung, desah nafasmu, atau detik jam yang ada di sekitarmu. Biarlah sunyi dan hening menyelimuti dirimu. Dalam hening itu, mohonlah kepada Tuhan untuk bersabda kepadamu.


ORATIO:


Bersabdalah, ya Tuhan, hambamu akan mendengarkan. Dalam keheningan ini biarlah aku mendengarkan Sabda-Mu. Amin.

MISSIO:


Hari ini aku akan membaca satu perikop Kitab Suci. Aku akan mendengarkan dan mencoba untuk memahami firman Allah.

Renungan Harian Mutiara Iman 2012

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy