Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Halaman Depan | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
Minggu Prapaskah I/C – 17 Februari 2013
Minggu, 17 Februari 2013 Hari Minggu Prapaskah I (C)
Hari Minggu Prapaskah I (C)
Hidup kita sebagai peziarah di dunia ini tidak dapat bebas dari pencobaan --- St Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 90:15-16)
Ia akan berseru kepada-Ku dan Aku akan menjawabnya. Aku akan tetap membebaskan dan memuliakannya, serta memuaskan dia dengan usia panjang.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa, tentulah kami menjadi gelandangan dan orang asing di dunia ini, andaikata Engkau tidak menemui kami dalam diri Yesus Almasih, penuntun kehidupan kami. Perkenankanlah Ia mengajar kami apa arti hidup dan membawa kami ke tanah-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (26:4-10)
Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan, katanya, “Imam harus menerima bakul dari tanganmu, dan meletakkannya di depan mezbah Tuhan, Allahmu. Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan Tuhan, Allahmu, begini: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja, dan tinggal di sana sebagai orang asing. Tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, lalu Tuhan mendengarkan suara kami; Ia memperhatikan kesengsaraan, kesukaran, dan penindasan terhadap kami. Lalu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda serta mukjizat-mukjizat Tuhan membawa kami keluar dari Mesir; Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 3/4, PS 851
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami di dalam kesesakan.
Ayat. (Mzm. 91:1-2.10-11.12-13.14-15)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allah yang kupercayai."
2. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemah-mu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
3. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk pada batu. Singa dan ular tedung akan kau langkahi, anak singa dan ular naga akan kauinjak.
4. Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkan-Nya. Aku akan membetenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (10:8-13)
Saudara-saudara, inilah yang dikatakan Kitab Suci, “Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!” Itulah firman iman yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulutnya orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, ia akan diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:1-13)
Sekali peristiwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai Iblis. Selama di situ yesus tidak makan apa-apa, dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi, dan dalam sekejap mata Ia memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku, dan aku akan memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Maka, kalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem, dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus menjawab, kata-Nya, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Sesudah mengakhiri semua pencobaan itu, Iblis mundur dari Yesus, dan menunggu waktu yang baik.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Ada yang berkata bahwa iblis sudah tidak mau lagi menampakkan diri pada manusia. Mengapa? Karena kalau iblis menampakkan diri, dan penampakannya itu dalam wujud yang mengerikan, maka manusia akan lari terbirit-birit, menjauh dari iblis. Nah, karena manusia lari menjauh itulah iblis tidak bisa lagi menggoda manusia.
Namun demikian, iblis tidak kekurangan akal. Agar misinya terlaksana, yaitu menggoda manusia agar menjauh dari Allah kita, iblis menggunakan metode yang canggih, yaitu menggunakan bisikan yang akan dapat mempengaruhi akal budi manusia. Maklum iblis tahu, manusia sekarang itu mengagung-agungkan kehebatan akal budi. Artinya, kita manusia menjalani dan membuat sesuatu hanya berdasarkan hasil pemikiran akal saja. Akal yang mewakili hasrat keinginan manusia.
Di sinilah letak jitunya iblis. Dengan mempengaruhi akal dan hasrat keinginan, manusia tidak lagi menghiraukan iman. Karena iblis tahu, iman adalah senjata ampuh yang bisa dimiliki manusia untuk mengalahkan dirinya. Karena itu, tidak perlu heran kalau manusia dewasa ini hidupnya lebih mencerminkan hidup iblis daripada mencerminkan dirinya yang serupa dengan gambaran dan wajah Allah.
Kita lihat saja kelihaian iblis ketika dia menjalankan misnya. Dan tidak tanggung-tanggung, yang iblis goda adalah Yesus (Luk 4:1-13). Iblis tahu Yesus itu Putra Allah. Tetapi iblis pun tahu, Yesus juga hadir sebagai manusia biasa seperti kita. Maka, iblis memahami benar kelemahan utama manusia yaitu kesombongan. Manusia punya dorongan kuat untuk menjadi penguasa, yaitu bisa berbuat dan membuat apa saja dari dirinya sendiri. Dalam hal ini mengubah batu menjadi roti karena Yesus selesai berpuasa. Namun, Yesus dapat mengalahkan kesombongan ini dengan mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja. Artinya Sabda dan Allah sendirilah sang penguasa, sumber kehidupan.
Iblis belum mau menyerah. Dia menyerang kelemahan manusia pada umumnya, yaitu kesenangan untuk menyembah berhala. Yesus diiming-imingi akan diberi semua kerajaan dunia. Namun, semakin tegas Yesus menghadapi godaan ini, Dia berkata, "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti."
Dengan keahlian iblis juga mulai menggunakan kutipan ajaran Taurat, iblis menggoda manusia Yesus untuk mempengaruhi akalnya agar Yesus mempunyai pemahaman bahwa manusia adalah segala-galanya, tak ada makhluk lain yang lebih hebat daripadanya. Namun, Yesus semakin keras menghardik iblis dengan berkata, "Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu."
Masa Prapaskah adalam masa yang penuh rahmat. Masa yang tepat bagi kita untuk melakukan pertobatan. Pertama, kita harus semakin jeli dengan cara-cara iblis menggoda kita. Menggoda akal budi kita. Kedua, keputusan dan perbuatan kita harus selalu menyertakan iman. Imanlah senjata ampuh kita untuk menghadapi dan melawan godaan iblis.
Sabtu, 25 Februari 2012 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
“Pelayanan kita kepada Tuhan tidak berarti bahwa kita memberi sesuatu kepada-Nya” (St. Ireneus)
Antifon Pembuka (Mzm 69:17)
Ya Tuhan, dengarkanlah kami karena Engkau maharahim. Pandanglah kami sekadar kasih-Mu yang melimpah.
Doa Pagi
Yesus, kami mau mengikuti-Mu. Indahkanlah langkah hidup kami agar kami bertingkah laku sesuai dengan kehendak-Mu. Ini semua kami mohon kepada-Mu, sebab Engkaulah Putra Allah yang hidup, Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
“Ingatlah” adalah perintah terpenting Tuhan kepada bangsa Israel yang dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Ingat bahwa mereka dulu menderita – maka mereka harus senantiasa ingat pada mereka yang menderita. Namun, tidaklah mudah senantiasa hidup dalam “ingatan” ini, terlebih ketika keadaan sudah enak dan makmur. Karena itu Tuhan menjanjikan kepada mereka berkat dan penyertaan, ketika mereka hidup dijiwai oleh ingatan itu.
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)
Inilah Firman Allah, “Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut “Yang memperbaiki tembok yang tembus”, “Yang membetulkan jalan” supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat sebagai “Hari Kenikmatan” dan hari kudus Tuhan sebagai “Hari Yang Mulia”, apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong; maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi; selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 33:11)
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak bisa memahami bagaimana Yesus dekat-dekat dengan orang berdosa. Logika Yesus amat sederhana: bukankah orang sakit yang pertama-tama membutuhkan dokter? Dan bukankah pertama-tama orang berdosa yang membutuhkan keselamatan? Orang-orang saleh dan kaum agamawan kerap gagal memahami logika yang sederhana ini.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain ikut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus memanggil Matius, bukan tanpa perhitungan. Matius adalah keturunan Lewi, keturunan imam, yang memang mengemban penggembalaan umat. Dalam hidupnya hingga saat itu, mungkin Matius berada dalam kondisi ‘sakit’, karena bergulat dengan urusan pajak penjajah yang sarat dengan godaan pungli. Namun, argumen Yesus sungguh tak terbantahkan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit!” Mau dan mampukah kita seperti Yesus, menerima orang yang namanya tercoreng di mata masyarakat?
Doa Malam
Syukur ya Yesus, karena kami telah melewati hari ini dalam naungan kasih-Mu. Namun sesungguhnya kami masih jauh dari yang Kaukehendaki. Maka ampunilah kami ya Yesus, orang yang lemah dan berdosa ini. Amin.
Pertemuan III APP KAS: Salib Tuhan sumber kekuatan dalam pekerjaan kita
- Umat dapat merasakan daya kekuatan salib dalam kehidupan sehari-hari.
- Umat bisa meneladan hidup Yesus Kristus sendiri yang dengan rela memanggul salib menyelesaikan karya Allah.
- Dengan kekuatan salib Tuhan Yesus kita melaksanakan karya-karya kita.
- Apa saja yang dapat kita petik dari kisah Sinar tersebut di atas?
- Mengapa Sinar mau menjalani pekerjaan itu?
- Apakah kita juga sudah sepenuh hati menjalani setiap pekerjaan kita? Sudahkah pekerjaan-pekerjaan kita, kita lakukan berlandaskan kasih dan kita jalani dengan tekun, setia dan sabar?
- Sebagai murid-murid Yesus Kristus, apakah salib Tuhan kita Yesus Kristus kita jadikan kekuatan dalam setiap pekerjaan kita?
Jumat, 15 Februari 2013 Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Jumat sesudah Rabu Abu. -- Pantang
Doa itu makanan surgawi yang memenuhi jiwa --- St. Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka (Mzm 30:11)
Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.
Doa Penerangan Roh Kudus PS 147
(Didoakan setiap hari sampai dengan terpilihnya Paus baru)
Utuslah Roh-Mu, maka semuanya akan dicipta kembali.
Dan Engkau akan membaharui muka bumi.
Ya Allah, Engkau telah mengajar hati umat-Mu dengan penerangan Roh Kudus. Berilah supaya berkat Roh yang kudus ini kami senantiasa berpikir benar, bertindak bijaksana, serta selalu bergembira karena penghiburan-Nya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Salam Maria 3x
Doa Pagi
Tuhan, dalam masa pertobatan ini bantulah kami agar mampu melaksanakan usaha tobat dengan puasa dan laku tapa secara benar. Jangan biarkan kami melakukannya hanya untuk dilihat orang tetapi dengan tutur penuh penyesalan memperbaiki diri dan berani menghadap serta memohon kerahiman-Mu. Dengan pengantaraan Kistus, Tuhan kami. Amin.
Dengan tajam nabi mengkritik praktik keagamaan yang dangkal dan munafik. Nampaknya kehidupan publik mereka sangat "agamis", banyak ibadah dan puasa, tetapi kebobrokan tak kurang-kurang di dalamnya. Maka, Tuhan menuntut praktik puasa yang sebenarnya dan yang lebih esensial: keadilan dan cinta kasih. Makanan bagi yang lapar, atap bagi yang tak berumah, pakaian dan harkat bagi orang tak berpunya. Hakikat agama yang sejati adalah membebaskan orang yang tertindas!
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.
Pertanyaan murid-murid Yohanes secara implisit menunjukkan adanya kecenderungan waktu itu untuk memamerkan praktik-praktik kesalehan. Mereka ingin agar orang melakukan hal yang sama, dan menjadi heran jika ada orang tidak melakukan begitu. Yesus tak mau praktik macam ini. Jika orang melakukan praktik-praktik kesalehan, hendaknya itu dilakukan dengan pengertian yang mendalam.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Makna puasa yang sangat mendalam adalah mempertahankan Mempelai (Kristus Tuhan) untuk tetap tinggal bersama kita. Caranya? Dengan berpuasa yang sesungguhnya, yakni bukan sekadar sibuk dengan urusan makan-minum, melainkan membersihkan hati untuk mempertahankan jati diri kita sebagai citra Allah yang suci. Tolong, ubahlah 'mind-set' kita tentang puasa.
Doa Malam
Allah yang Mahamurah, terima kasih atas penyertaan dan kelimpahan rahmat-Mu yang boleh kami terima sepanjang hari ini. Semoga Engkau berkenan menyempurnakan kekurangan-kekurangan kami dan sudilah menerimanya sebagai pujian bagi-Mu, kini dan selama-lamanya. Amin.
DOA ITU TERANG JIWA
Oleh : St. Yohanes Krisostomus
Tidak ada sesuatu yang lebih berharga daripada berdoa kepada Tuhan dan berbicara dengan Dia. Sebab doa mempersatukan kita dengan Tuhan dan sahabat-sahabat-Nya. Seperti mata kita diterangi karena melihat cahaya, demikian pula dengan memandang Tuhan, jiwa kita diterangi oleh-Nya. Memang doa yang dimaksud itu bukannya doa karena kebiasaan saja, melainkan doa yang sungguh dikehendaki dan nyata. Doa ini tidak terikat pada jadwal waktu tertentu, tetapi merupakan sikap yang berlangsung siang dan malam.
Jiwa harus kita arahkan kepada Tuhan, tidak hanya kalau kita tiba-tiba memikirkan doa, tetapi juga kalau kita sedang memperhatikan sesuatu yang lain. Kalau kita menolong orang miskin, kalau kita sibuk melakukan hal lain, atau apabila kita melakukan sesuatu pekerjaan amal, kita harus meresapi perbuatan kita dengan kerinduan dan kenangan akan Tuhan.
Doa itu cahaya jiwa, yang memberikan pengertian sejati tentang Tuhan.
Sumber: Bacaan Ofisi Masa Prapaskah, hari Jumat sesudah Rabu Abu. Yogyakarta: Kanisius, 1982:28-29
Kamis, 14 Februari 2013 Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
“Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)
Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, kasih-Mu demikian berlimpah tercurah atas kami. Karena ketegaran kamilah Engkau sering terlihat menghukum dan menjauh dari kami. Namun, Engkau tetapi sabar dan penuh kasih memberi kami kesempatan untuk mau bertobat, memperbaiki diri dan datang kembali kepada-Mu. Allah, ampunilah kami, orang yang lemah ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Kita membaca pesan-pesan terakhir Musa sebelum ia meninggal dunia dan sebelum Israel memasuki tanah terjanji. Pesan pada Israel untuk membuat pilihan. Mengasihi Tuhan dan setia pada jalan-Nya berarti kehidupan dan keberuntungan. Sebaliknya, berpaling pada allah-allah lain berarti kematian dan kecelakaan.
Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kaumasuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Menjadi murid berarti mengikuti ajaran dan jalan Sang Guru. Jalan yang ditempuh Yesus untuk menyelamatkan dunia adalah dengan jalan memanggul salib, artinya menanggung risiko, segala kesulitan, tantangan serta penolakan yang harus Ia hadapi. Para murid-Nya juga harus siap dengan jalan yang demikian itu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Pengikut Kristus adalah penyangkal diri, dan pemanggul salib. Seorang penyangkal diri adalah pejuang yang berhasil melumpuhkan egoisme, yang menjadi akar segala dosa. Moto seorang penyangkal diri adalah: Jika aku berhasil mengalahkan diri sendiri berarti aku telah mengalahkan dunia. Masuk akal, karena lawan terkuat dari perjuangan kita adalah mengalahkan dosa, yang akarnya ialah egoisme itu. Perjuangan mengalahkan egoisme adalah perjuangan mengalahkan roh dunia. Musuh utama kita memang tidak jauh, yakni diri sendiri. Itulah hakikat penyangkalan diri, dan itu pulalah salib terberat hidup kita.
Doa Malam
Tuhan Yesus, terima kasih atas hari baru yang kulalui bersama-Mu. Semoga dengan lebih dalam mengenal-Mu, aku dapat menyangkal diri, memikul salibku setiap hari dan dengan mantap dalam mengikuti Engkau hingga sepanjang segala masa. Amin.
Rabu Abu - 13 Februari 2013
Jejaring Sosial: Pintu Kebenaran dan Iman, Ruang Baru untuk Evangelisasi
![]() |
Foto: http://media.theweek.com |
Pesan Paus Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2013
“Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita” (1 Yoh 4:16)
Saudara dan saudariku terkasih, Perayaan Prapaskah, dalam konteks Tahun Iman, menawarkan kita kesempatan berharga untuk merenungkan hubungan antara iman dan amal : antara percaya dalam Allah - Allah dari Yesus Kristus - dan amal, yang merupakan buah dari Roh Kudus dan yang menuntun kita di jalan pengabdian kepada Allah dan sesama.
1. Iman sebagai tanggapan terhadap kasih Allah
Dalam Ensiklik pertama saya, saya menawarkan beberapa pemikiran tentang hubungan erat antara keutamaan iman dan amal kasih secara teologis. Berangkat dari pernyataan tegas yang mendasar dari Santo Yohanes: “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita” (1 Yoh 4:16), saya mengamati bahwa "menjadi Kristiani bukanlah hasil dari pilihan etis atau gagasan luhur, tetapi perjumpaan dengan suatu peristiwa, seseorang, yang memberi kehidupan suatu cakrawala baru dan suatu arah yang pasti ... Karena Allah telah lebih dulu mengasihi kita (bdk. 1 Yoh 4:10), kasih kini tidak lagi menjadi 'perintah' belaka; kasih adalah tanggapan terhadap karunia kasih yang dengannya Allah mendekat kepada kita" (Deus Caritas Est, 1). Iman ini merupakan ketaatan pribadi - yang melibatkan seluruh pancaindera kita – bagi pernyataan kasih Allah yang tanpa syarat dan "penuh gairah" bagi kita, sepenuhnya terungkap dalam Yesus Kristus. Perjumpaan dengan Allah yang adalah Kasih melibatkan tidak hanya batin tapi juga akal budi: "Pengakuan akan Allah yang hidup adalah salah satu jalan menuju kasih, dan 'ya' dari kehendak kita terhadap kehendak-Nya menyatukan akal budi, kehendak dan perasaan kita dalam seluruh pelukan tindakan kasih. Tetapi proses ini selalu akhir yang terbuka; kasih tidak pernah 'selesai' dan lengkap"( Deus Caritas Est, 17). Oleh karena itu, untuk semua orang Kristiani, dan terutama untuk "pekerja amal", ada kebutuhan untuk iman, untuk "supaya perjumpaan dengan Allah di dalam Kristus yang membangkitkan kasih mereka dan membuka jiwa mereka bagi orang lain. Akibatnya, sehingga boleh dikatakan, kasih kepada sesama tidak akan lagi bagi mereka perintah yang dibebankan dari luar, melainkan suatu konsekuensi yang berasal dari iman mereka, iman yang menjadi aktif melalui kasih "(Deus Caritas Est, 31a). Orang-orang Kristiani adalah orang-orang yang telah ditaklukkan oleh kasih Kristus dan oleh karena itu, di bawah pengaruh kasih itu - "Caritas Christi urget nos" (2 Kor 5:14) - mereka amatlah terbuka untuk mengasihi sesama mereka dengan cara nyata (bdk. Deus Caritas Est, 33). Sikap ini muncul terutama dari kesadaran dikasihi, diampuni, dan bahkan dilayani oleh Tuhan, yang membungkuk untuk mencuci kaki para Rasul dan memberikan diri-Nya di kayu Salib untuk menarik umat manusia ke dalam kasih Allah.
Iman mengatakan kepada kita bahwa Allah telah memberikan Putra-Nya demi kita dan memberi kita kepastian kemenangan sehingga hal itu sungguh benar: Allah adalah kasih! ..... Iman, yang melihat kasih Allah dinyatakan dalam hati Yesus yang tertikam di kayu Salib, menimbulkan kasih. Kasih adalah cahaya -, dan pada akhirnya, satu-satunya cahaya - yang dapat selalu menerangi dunia yang meredup dan memberi kita kegigihan yang diperlukan untuk tetap hidup dan bekerja" (Deus Caritas Est, 39). Semua ini membantu kita untuk memahami bahwa tanda dasariah yang membedakan orang-orang Kristiani adalah justru "kasih yang didasarkan pada dan dibentuk oleh iman" (Deus Caritas Est, 7).
2. Amal sebagai kehidupan dalam iman
Seluruh kehidupan Kristiani adalah tanggapan terhadap kasih Allah. Tanggapan pertama justru adalah iman sebagai penerimaan, yang dipenuhi dengan takjub dan syukur, akan prakarsa ilahi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendahului kita dan mengetengahkan kita. Dan "ya" dari iman menandai awal dari sebuah kisah persahabatan yang berseri-seri dengan Tuhan, yang memenuhi dan memberi makna penuh bagi seluruh hidup kita. Tapi itu tidak mencukupi bagi Allah karena kita hanya menerima kasih-Nya yang tanpa syarat. Tidak hanya membuat Ia mengasihi kita, tetapi Ia hendak menarik kita kepada diri-Nya sendiri, untuk mengubah kita sedemikian mendalamnya sehingga membawa kita untuk berkata bersama Santo Paulus : “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (bdk. Gal 2:20).
Ketika kita membuat ruang bagi kasih Allah, maka kita menjadi seperti Dia, berbagi dalam amal milik-Nya. Jika kita membuka diri terhadap kasih-Nya, kita memperbolehkan Dia untuk hidup dalam kita dan membawa kita untuk mengasihi bersama Dia, dalam Dia dan seperti Dia; hanya berlaku demikian iman kita menjadi benar-benar "bekerja oleh kasih" (Gal 5:6), hanya berlaku demudian Dia tinggal di dalam kita (bdk. 1 Yoh 4:12).
Iman adalah memahami kebenaran dan mematuhinya (bdk. 1 Tim 2:4); amal adalah "berjalan" dalam kebenaran (bdk. Ef 4:15). Melalui iman kita masuk ke dalam persahabatan dengan Tuhan, melalui amal persahabatan ini dihidupkan dan ditumbuhkembangkan (bdk. Yoh 15:14dst). Iman menjadikan kita merangkul perintah Tuhan dan Guru kita; amal memberi kita kebahagiaan mempraktekkannya (bdk. Yoh 13:13-17). Dalam iman kita diperanakkan sebagai anak-anak Allah (bdk. Yoh 1:12dst); amal menjadikan kita bertekun secara nyata dalam keputraan ilahi kita, menghasilkan buah Roh Kudus (bdk. Gal 5:22). Iman memampukan kita untuk mengenali karunia yang telah dipercayakan Allah yang baik dan murah hati kepada kita; amal membuat mereka berbuah (bdk. Mat 25:14-30).
Dalam terang di atas, jelaslah bahwa kita tidak pernah bisa memisahkan, apalagi dengan sendirinya mempertentangkan, iman dan amal. Kedua keutamaan teologis ini terkait erat, dan adalah menyesatkan untuk menempatkan perlawanan atau "dialektika" di antara mereka. Di satu sisi, akan terlalu sepihak untuk menempatkan penekanan kuat pada prioritas dan ketegasan iman serta merendahkan dan hampir-hampir meremehkan karya amal nyata, mengecilkan karya itu ke paham kemanusiaan yang samar-samar. Di sisi lain, meskipun, sama-sama tidak membantu untuk melebih-lebihkan keunggulan amal dan kegiatan yang dihasilkannya, seakan-akan karya bisa mengambil tempat iman. Bagi kehidupan rohani yang sehat, perlu untuk menghindari baik fideisme maupun aktivisme moral.
Kehidupan Kristiani mencakup secara terus-menerus pendakian gunung untuk berjumpa Allah dan kemudian turun kembali, memberikan kasih dan kekuatan yang diambil dari-Nya, agar supaya melayani saudara dan saudari kita dengan kasih Allah sendiri. Dalam Kitab Suci, kita melihat bagaimana semangat para Rasul untuk mewartakan Injil dan membangkitkan iman orang-orang terkait erat dengan kepedulian mereka yang bersifat amal untuk pelayanan kepada kaum miskin (bdk. Kis 6:1-4). Dalam Gereja, kontemplasi dan aksi, yang dilambangkan dalam beberapa cara oleh tokoh Injil, Maria dan Marta, harus saling berdampingan dan saling melengkapi (bdk. Luk 10:38-42). Hubungan dengan Allah harus selalu menjadi prioritas, dan setiap pembagian harta benda, dalam semangat Injil, harus berakar dalam iman (bdk. Audiensi Umum, 25 April 2012). Kadang-kadang kita cenderung, pada kenyataannya, mengecilkan istilah "amal" untuk solidaritas atau bantuan kemanusiaan belaka. Namun, penting diingat bahwa karya terbesar dari amal adalah evangelisasi, yang adalah "pemerintahan sabda". Tidak ada tindakan yang lebih bermanfaat - dan karena itu lebih beramal - terhadap salah seorang dari sesama daripada memecahkan roti sabda Allah, berbagi bersama Dia Kabar Baik akan Injil, memperkenalkan Dia kepada hubungan dengan Allah: evangelisasi adalah yang promosi tertinggi dan paling menyeluruh dari pribadi manusia. Sebagai hamba Allah Paus Paulus VI menulis dalam Ensiklik Populorum Progressio, pernyataan akan Kristus adalah penyumbang pertama dan utama bagi pembangunan (bdk. no. 16). Ini adalah kebenaran primordial kasih Allah bagi kita, yang hidup dan dinyatakan, yang membuka hidup kita untuk menerima kasih ini dan memungkinkan pengembangan menyeluruh dari kemanusiaan dan dari setiap orang (bdk. Caritas in Veritate, 8).
Pada dasarnya, segala sesuatu berasal dari Kasih dan cenderung menuju Kasih. Kasih Allah yang tanpa syarat dibuat kenal kepada kita melalui pewartaan Injil. Jika kita menyambutnya dengan iman, kita menerima kontak pertama dan sangat diperlukan dengan Yang Ilahi, mampu membuat kita "jatuh cinta dengan Kasih", dan kemudian kita tinggal di dalam Kasih ini, kita tumbuh di dalamnya dan kita dengan sukacita mengkomunikasikannya kepada orang lain.
Mengenai hubungan antara iman dan karya amal, ada bagian dalam Surat Efesus yang mungkin menyajikan catatan terbaik keterkaitan antara keduanya : "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya" (2:8-10). Dapat dilihat di sini bahwa prakarsa penebusan seluruhnya berasal dari Allah, dari kasih karunia-Nya, dari pengampunan-Nya yang diterima dalam iman; tetapi prakarsa ini, jauh dari pembatasan kebebasan kita dan tanggung jawab kita, sebenarnya adalah apa yang membuat mereka otentik dan mengarahkan mereka menuju karya amal. Ini terutama bukan hasil dari usaha manusia, yang di dalamnya mengandung kebanggaan, tetapi karya amal tersebut lahir dari iman dan karya amal itu mengalir dari kasih karunia yang diberikan Allah dalam kelimpahan. Iman tanpa perbuatan adalah seperti pohon tanpa buah: dua keutamaan saling memaknai. Masa Prapaskah mengundang kita, melalui praktek-praktek tradisional dari kehidupan Kristiani, memelihara iman kita dengan seksama dan memperbesar pendengaran akan sabda Allah serta dengan penerimaan sakramen-sakramen, dan pada saat yang sama bertumbuh dalam amal dan dalam kasih kepada Allah dan sesama, tidak sekedar melalui praktik puasa, pengampunan dosa dan derma.
4. Pengutamaan iman, keunggulan amal
Seperti setiap karunia Allah, iman dan amal memiliki asal mereka dalam tindakan Roh Kudus yang satu dan sama (bdk. 1 Kor 13), Roh dalam diri kita yang berseru "Abba, Bapa" (Gal 4:6), dan membuat kita berkata: "Yesus adalah Tuhan!" (1 Kor 12:3) dan "Maranatha!" (1 Kor 16:22, Why 22:20). Iman, sebagai karunia dan tanggapan, menjadikan kita mengetahui kebenaran Kristus sebagai Kasih yang menjelma dan disalibkan, sebagai ketaatan penuh dan sempurna pada kehendak dan rahmat ilahi yang tak terbatas terhadap sesama; iman tertanam dalam hati dan memikirkan keyakinan teguh bahwa hanya Kasih ini mampu menaklukkan kejahatan dan kematian. Iman mengajak kita untuk melihat ke masa depan dengan keutamaan harapan, dengan pengharapan yang pasti bahwa kemenangan kasih Kristus akan datang kepada penggenapannya. Untuk bagian ini, amal mengantar kita ke dalam kasih Allah yang terwujud dalam Kristus dan menggabungkan kita dalam cara yang bersifat pribadi dan nyata terhadap pemberian diri Yesus yang menyeluruh dan tanpa syarat kepada Bapa serta saudara dan saudari-Nya. Dengan memenuhi hati kita dengan kasih-Nya, Roh Kudus membuat kita mengambil bagian dalam pengabdian Yesus kepada Allah dan pengabdian persaudaraan bagi setiap orang (bdk. Rm 5:5).
Hubungan antara kedua keutamaan ini menyerupai antara dua sakramen dasariah Gereja: Baptis dan Ekaristi. Baptis (sacramentum fidei) mendahului Ekaristi (sacramentum caritatis), tetapi diarahkan kepadanya, Ekaristi menjadi kepenuhan perjalanan Kristiani. Dalam cara yang sama, iman mendahului amal, tetapi iman adalah sejati hanya jika dimahkotai oleh amal. Segala sesuatu dimulai dari penerimaan iman yang sederhana ("mengetahui bahwa manusia dikasihi oleh Allah"), tetapi harus sampai pada kebenaran amal ("mengetahui bagaimana untuk mengasihi Allah dan sesama"), yang tetap untuk selama-lamanya, sebagai pemenuhan semua keutamaan (bdk. 1 Kor 13:13).
Saudara dan saudari terkasih, dalam Masa Prapaskah ini, ketika kita mempersiapkan diri untuk merayakan peristiwa Salib dan Kebangkitan - di dalamnya kasih Allah menebus dunia dan menyorotkan cahayanya di atas sejarah - Saya mengungkapkan kehendak saya sehingga Anda semua dapat menghabiskan waktu berharga ini menyalakan kembali iman Anda dalam Yesus Kristus, agar supaya masuk bersama Dia ke dalam kasih dinamis bagi Bapa dan bagi setiap saudara dan saudari yang kita jumpai dalam kehidupan kita. Untuk maksud ini, saya memanjatkan doa saya kepada Allah, dan saya memohonkan berkat Tuhan atas setiap orang dan atas setiap komunitas!
Dari Vatikan, 15 Oktober 2012
BENEDIKTUS XVI
(diambil dari HIDUP)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS/GOPAY/OVO/LINKAJA/SHOPEEPAY/DANA/BCA MOBILE/OCTOMOBILE/SAKUKU,dll klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati