Hari Raya Natal (Misa Fajar)
Santo Yosef Sebastian Pelczar
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:2.6; Luk 1:33)
Today a light will shine upon us, for the Lord is born for us; and he will be called Wondrous God, Prince of peace, Father of future ages: and his reign will be without end.
Doa Pagi
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Hari ini dalam Misa ini, kita berkumpul untuk merayakan Hari Raya Natal yang penuh sukacita. Kita merayakan kelahiran Yesus, Juruselamat kita. Kita kembali ke masa lalu, ke waktu yang telah ditentukan, ke Betlehem, dan menyaksikan misteri Inkarnasi yang menakjubkan dan luar biasa ini.
Allah Yang Mahakuasa dan kekal datang ke dunia ini, dan mengambil wujud manusia sebagai bayi yang lembut dan tak berdaya. Yesus tentu bukan sekadar manusia biasa.
Yesus bersama Allah sejak awal, Dia adalah Firman Allah yang menjadi daging. Yesus Kristus adalah Allah.
Apakah ini kenyataan, bahwa keilahian mengambil wujud manusia?
Kita merenungkan misteri agung ini. Dan jika kita bertanya mengapa, maka kita akan semakin memahami misteri kasih Allah kepada kita.
Ya, itulah kasih Allah yang besar bagi kita, bahwa Yesus datang ke dunia, bahwa Dia datang untuk kita, bahwa Dia datang untukmu dan aku.
Yesus adalah Terang Ilahi, dan Dia menyinari kita dengan terang-Nya agar kita dapat melihat kegelapan kerapuhan, luka, dan dosa kita.
Yesus juga adalah Kehidupan Ilahi, dan Dia ingin mengangkat kita menuju kehidupan yang penuh kebahagiaan, kebaikan, dan pengampunan.
Jauh di lubuk hati kita, kita merindukan terang itu, kita mendambakan kehidupan itu.
Itulah mengapa Yesus datang. Dia datang untukmu dan aku untuk memenuhi kerinduan dan keinginan itu.
Ya, hari ini kita kembali ke masa lalu ke Betlehem, untuk melihat Bayi ini, Raja segala raja dan Tuhan segala tuan yang masih bayi.
Tetapi Yesus juga datang kepada kita sebagai Penyembuh dan Juruselamat kita, dengan terang-Nya yang hangat dan kasih-Nya yang lembut.
Jadi, marilah kita merayakan kelahiran Yesus dengan mempersembahkan diri kita sebagai hadiah.
Yesus ingin kita menjadi hadiah bagi orang lain, hadiah kebahagiaan, kebaikan, dan pengampunan. Itulah misteri Natal yang menakjubkan.
Itulah juga mengapa Yesus datang kepada kita; itulah mengapa Dia datang untukmu dan aku.! (RENUNGAN PAGI)
Hari Raya Natal (Misa Siang)
"Ketika segala sesuatu dalam keheningan yang tenang, dan malam berada di tengah-tengah perjalanannya, Firman-Mu yang mahakuasa, ya Tuhan, turun dari surga dari takhta kerajaan-Mu." - Introit Minggu dalam Oktaf Natal 🎄🌟🕯️
Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.
A child is born for us, and a son is given to us; his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be called Messenger of great counsel.
Puer natus est nobis, et filius datus est nobis: cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47)
Doa Siang
Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami. Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes (1:1-18)
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Renungan
Inilah realitas dan kebenaran tentang Natal, yaitu momen ketika Raja segala raja dan Penguasa alam semesta dengan rela memilih menjadi kecil, menjadi tidak penting dan mengosongkan diri-Nya, dengan merendahkan diri-Nya melebihi apapun yang dapat kita bayangkan, itu Tuhan dan Juruselamat dunia ini harus masuk ke dunia ini dengan cara demikian. Namun, itu terjadi, dan karena itu, dunia ini dan kita semua umat manusia memiliki harapan baru karena Dia.
Natal jauh lebih dari sekadar semua perayaan-perayaan yang kita lihat di sekitar kita, semua pesta dan kemeriahan yang sering kita kaitkan dengan masa dan waktu yang menggembirakan ini. Natal adalah saat yang menyenangkan karena ini tentang Kristus, tentang Dia yang datang untuk kita, dan dengan rela memasuki dunia ini demi kita, menebus dosa umat manusia.(RENUNGAN PAGI).
Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)
Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
Paus Benediktus XVI
Homili, Misa Tengah Malam, 24 Desember 2006
Tanda
Tuhan adalah kesederhanaan. Tanda Tuhan adalah bayi. Tanda Tuhan adalah
bahwa Ia membuat diri-Nya kecil bagi kita. Beginilah cara Ia berkuasa.
Ia tidak datang dengan kekuatan dan kemegahan lahiriah. Ia datang
sebagai bayi – tak berdaya dan membutuhkan pertolongan kita. Ia tidak
ingin membanjiri kita dengan kekuatan-Nya. Ia menyingkirkan rasa takut
kita akan kebesaran-Nya. Ia meminta kasih kita: maka Ia menjadikan
diri-Nya seorang anak. Ia tidak menginginkan apa pun dari kita selain
kasih kita, yang melaluinya kita secara spontan belajar untuk masuk ke
dalam perasaan-perasaan-Nya, pikiran-pikiran-Nya dan kehendak-Nya – kita
belajar untuk hidup bersama-Nya dan mempraktikkan bersama-Nya
kerendahan hati untuk melepaskan diri yang merupakan hakikat kasih.
Tuhan membuat diri-Nya kecil sehingga kita dapat memahami-Nya,
menyambut-Nya, dan mengasihi-Nya. Para Bapa Gereja, dalam terjemahan
Yunani mereka dari Perjanjian Lama, menemukan sebuah bagian dari nabi
Yesaya yang juga dikutip Paulus untuk menunjukkan bagaimana cara-cara
baru Allah telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Di sana kita
membaca: "Allah membuat Firman-Nya singkat, Ia menyingkatnya"
(Yes 10:23; Roma 9:28). Para Bapa Gereja menafsirkan ini dalam dua cara.
Sang Putra sendiri adalah Firman, Logos; Firman yang kekal menjadi
kecil – cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam palungan. Ia menjadi
seorang anak, sehingga Firman dapat dipahami oleh kita. Dengan cara ini
Allah mengajar kita untuk mengasihi anak-anak kecil. Dengan cara ini Ia
mengajar kita untuk mengasihi yang lemah. Dengan cara ini Ia mengajar
kita untuk menghormati anak-anak. Anak Betlehem mengarahkan pandangan
kita kepada semua anak yang menderita dan dianiaya di dunia, yang sudah
lahir dan yang belum lahir. Kepada anak-anak yang ditempatkan sebagai
tentara di dunia yang penuh kekerasan; kepada anak-anak yang harus
mengemis; kepada anak-anak yang menderita kekurangan dan kelaparan;
kepada anak-anak yang tidak dicintai. Dalam semua ini, Anak Betlehem-lah
yang berseru kepada kita; Allah yang telah menjadi kecillah yang
memohon kepada kita. Marilah kita berdoa malam ini agar terang kasih
Allah dapat meliputi semua anak-anak ini. Marilah kita memohon kepada
Allah untuk membantu kita melakukan bagian kita sehingga martabat
anak-anak dapat dihormati. Semoga mereka semua mengalami terang kasih,
yang sangat dibutuhkan umat manusia lebih dari sekadar kebutuhan materi
dalam hidup.





