| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 10 Maret 2013 Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 10 Maret 2013
Hari Minggu Prapaskah IV

Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang diperbarui --- Paus Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Bdk. Yes 66:10-11)

Bersukacitalah, hai Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

Doa Pagi


Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yosua (5:9a.10-12)

 
"Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah."
 
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua, “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu.” Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil negeri itu, manna tidak turun lagi. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul:9a)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:17-21)

  
"Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya lewat Kristus."

Saudara-saudara, barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya lewat Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 15:18)
Baiklah aku kembali kepada bapaku dan berkata, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan bapa."


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)

 
"Adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali."

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku’. Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya, ‘Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.’ Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat.’ Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, “Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
  
Renungan

Injil hari ini berkisah tentang: pulang. Si anak bungsu telah pergi menghabiskan segala harta milik yang diberikan oleh bapanya. Ia hidup berfoya-foya hingga habislah segala miliknya. Ia melarat hingga hampir mati. Injil mencatat, bahkan ampas untuk makanan babi pun tidak ia peroleh untuk dimakan. Sadar akan keadaannya yang begitu berdosa terhadap surga dan bapanya, timbullah niat untuk pulang dan bertobat. Memang, pertobatan itu berawal dari kesadaran bahwa kita ini orang berdosa.

Si anak bungsu bangkit dari kejatuhannya. Ia pulang ke rumah dan telah siap menerima segala risiko dari bapanya. Bahkan, ia telah siap untuk dijadikan sebagai upahan oleh bapanya sendiri. Semua rancangan itu telah ia persiapkan. Namun, ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, dan tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Tidak cukup hanya tergerak, ayah itu bahkan berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Perhatikan kata-kata yang digunakan: berlari, merangkul, mencium. Betapa hangat penerimaan bapa kepada anaknya yang pulang itu. Belum lagi si anak selesai mengucapkan kata-kata penyesalan yang sudah dirancangnya, ayah itu langsung menyuruh hamba-hambanya untuk mengambil dan memakaikan jubah yang terbaik, mengenakan cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya, mengambil lembu tambun. Lalu mereka makan dan bersukacita. Betapa gembira bapa itu atas pulangnya anaknya yang telah berdosa itu.

Di tengah kemeriahan pesta, ada kisah tragis terjadi. Si sulung protes atas perlakuan ayahnya yang dianggap tidak adil. Dia telah bertahun-tahun melayani bapanya dan tidak pernah melanggar perintahnya, tetapi tidak pernah diberikan seekor kambing pun. Akan tetapi, ketika adiknya yang telah memboroskan harta dengan pelacur-pelacur itu pulang, bapanya menyembelih lembu tambun. Jauh di sana, di dasar hatinya, iri hati itu menggelayut. Dia merasa dirinya benar, tetapi tidak diberi imbalan yang pantas. Dia merasa orang lain salah, tetapi diberi imbalan yang tidak sepantasnya. Akhirnya dia berpikir bahwa bapanya tidak adil. Mungkin juga jauh di sana, di dalam diri kita, sikap si anak sulung itu menggelayut. Kita merasa diri benar, sehingga tidak perlu bertobat, tidak perlu pulang. Kita merasa iri karena berkat yang diterima sesama kita.

Pulang! Kita harus selalu pulang ke rumah. Dan rumah yang sejati dan kekal itu ialah Tuhan sendiri. Pulang berarti bertobat. Pertobatan itu dimulai dari penyesalan akan dosa-dosa, pengakuan akan kerapuhan diri kita, seperti yang dilakukan si anak bungsu itu. Karena itu, saat kita pulang kepada-Nya, saat kita bertobat terus-menerus, Ia pun akan berlari menyambut, merangkul dan mencium kita. Semuanya terjadi karena Bapa kita yang murah hati. Ia selalu tergerak oleh belas kasihan melihat orang yang pulang dan bertobat.
 
RUAH

Kobus: Minggu Prapaskah IV (10 Maret 2013)






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu Prapaskah IV/C - 10 Maret 2013



MINGGU PRAPASKAH IV/C - 10 Maret 2013
Yos 5:9a, 10-12
; 2Kor 5:17-21; Luk 15:1-3,11-32

Hari ini kita sudah sampai pada Minggu Prapaskah IV. Kepada kita disajikan sabda Tuhan yang menegaskan bahwa Allah itu sungguh murah hati dan penuh belas kasih. Ia menuntun bangsa Israel melintasi belantara padang gurun serta memberi jaminan manna sebagai makanan sehari-hari, sampai akhirnya mereka memasuki tanah terjanji di Kanaan (bacaan I). Kemurahan hati dan belas kasih Allah itu menjadi semakin nyata dan sempurna dalam diri Yesus Kristus yang menjadi pengantara dan pendamai antara kita dengan Allah (bacaan II). Yesus pun mengajarkan sikap Allah yang menghendaki pertobatan orang berdosa dan Ia menyambut para pendosa yang bertobat dengan penuh sukacita serta menjadikan mereka sebagai manusia baru (Injil).

Kisah mengenai dua kakak beradik dalam bacaan Injil menggambarkan dinamika kasih Allah dan kedosaan manusia. Kedua kakak beradik ini sama-sama anak yang dikasihi oleh Bapanya. Mereka hidup bahagia dan penuh damai sejahtera bersama Sang Bapa yang menjamin kebutuhan mereka, sekaligus melibatkan mereka untuk bekerja. Dalam perjalanan waktu, kedua anak itu jatuh ke dalam dosa.

Anak bungsu meminta warisan, padahal Bapanya masih hidup. Sikap ini jelas merupakan sikap durhaka karena sama saja menganggap (berbarap) Bapanya sudah meninggal. Namun, Bapa tidak mempermasalahkannya. “Lalu ayahnya membagi-bagi harta kekayaan itu di antara mereka” (ay.12). Rupanya, anak sulung pun, kendati tidak meminta tetapi mendapat juga harta bagiannya. Kemudian, si bungsu pergi meninggalkan Bapa dan kakaknya. Ketika pergi, mungkin ia mengenakan pakaian yang mewah, sepatu bagus, dan cincin yang indah. Ia hidup berfoya-foya, menghambur-hamburkan harta warisan orangtuanya sampai akhirnya kehabisan harta dan menderita kelaparan. Pakaian, sepatu, dan cincin yang semula dikenakan pun dijual. Dalam penderitaan itulah, ia sadar akan dosanya. Ia telah meninggalkan Bapa dan menghambur-hamburkan harta yang diberikan Bapa kepada-Nya. Kesadarannya itu menggerakkan dia untuk bangkit dan berjalan pulang, kembali kepada Bapanya.  

Ketika dia pulang, dua sikap berbeda ditunjukkan oleh Bapa dan kakaknya. Bapanya, ketika melihat anak bungsunya pulang, “tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (ay.20). Kiranya, keadaan si bungsu waktu kembali sungguh memprihatinkan, pakaiannya compang-camping, tanpa alas kaki, kurus, kotor dan berbau karena tidak mandi berhari-hari. Namun, Bapa yang penuh belas kasih, tidak merasa jijik sama sekali dengan anaknya. Ia menjadikan anaknya itu manusia baru dengan memberinya jubah yang terbaik, cincin, dan sepatu. Pesta suka cita pun diadakan untuk menyambut kepulangan si bungsu.

Sementara itu, kakaknya menyambut dengan kemarahan dan tidak mau masuk ke rumah (ay.28). Ia merasa diri benar dan tidak pernah melanggar perintah Bapa. Nah, justru di sinilah letak dosanya. Karena merasa diri benar, maka ia merendahkan adiknya, tidak mau menerima dan mengampuni adiknya. Dan yang paling fatal, ia selalu hidup bersama sang Bapa tetapi tidak menyadari dan merasakan kasih Bapa sehingga protes, “Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku” (ay.29). Ia pun tidak bisa memahami dan menerima sikap Bapanya yang murah hati dan penuh kasih. Terhadap adiknya, selain meremehkan dan tidak mau menerima serta mengampuni. Ia juga iri hati terhadap adiknya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, kiranya jelas makna dan pesan Sabda Tuhan hari ini bagi kita.
Kita diajak menyadari bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh. Dua kedosaan yang dialami kakak-beradik dalam bacaan Injil, seringkali menyatu dalam diri kita. Cukup sering, kita menjadi anak sulung yang merasa diri benar, merasa diri dekat dengan Tuhan tetapi kering dan tidak mampu menyadari dan mensyukuri kasih karunia-Nya. Kita juga sering iri hati terhadap orang lain, dan sulit untuk menerima serta mengampuni orang lain, bahkan saudara sendiri. Sering pula, kita menjadi anak bungsu yang meminta atau menuntut berlebihan pada Tuhan tetapi ketika Tuhan memberikan, kita tidak menggunakan secara bertanggungjawab. Mungkin kita juga memboroskan dan menghamburkan-hamburkan rahmat yang diberikan Tuhan kepada kita: banyak menyia-nyiakan waktu dan harta untuk hal-hal yang tidak berguna, bahkan malah merusak hidup kita; kurang menyukuri pekerjaan/profesi yang diberikan kepada kita dengan kurang bersungguh-sungguh dalam bekerja, dll.

Menyadari kedosaan-kedosaan kita itu, kita diajak juga merenungkan kebaikan, kemurahan hati, dan belas kasih Allah sebagaimana ditegaskan baik dalam bacaan pertama, kedua, maupun lebih-lebih Injil. Tuhan selalu menanti dengan sabar supaya kita bertobat dan kembali kepada-Nya. 

Ag. Agus Widodo, Pr

Sabtu, 09 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 09 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Puasa rohani dan suci ini sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang disebut perbuatan amal” (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Doa Pagi

Tuhan, terima kasih atas hari yang baru ini. Aku mohon, semoga pada hari yang baru ini aku dapat menghantar sesama yang kujumpai untuk menemukan Engkau dan mengalami kasih-Mu melalui segala peristiwa hidup. Amin.

Wujud konkret pertobatan adalah sikap hidup yang penuh kasih setia dan mau mengenal Allah lebih baik lagi. Allah menginginkan kita sembuh dan berada dalam naungan kasih-Nya.

Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
 
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
 
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.

Pertobatan bukanlah sikap yang penuh dengan kesombongan diri. Tuhan mengingatkan kita bahwa pertobatan yang berkenan di hadirat Allah adalah pertobatan yang penuh dengan kerendahan hati dan penyesalan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Silakan mengamati orang-orang yang ada di sekitar Anda, apakah masih ada orang yang memiliki kecenderungan ‘menganggap dirinya paling benar dan memandang rendah semua orang lain’. Lalu, mari kita jadikan cermin untuk kita masing-masing: Apakah kita benar-benar terbebas dari sikap serupa itu? Ternyata, sikap seperti itu sungguh tercela di mata Allah. Seperti orang Farisi, yang pulang ke rumahnya sebagai orang yang tidak dibenarkan oleh Allah. Semoga kita tak termasuk orang-orang seperti itu.

Doa Malam

Ampunilah aku, ya Tuhan, atas segala kesombonganku. Semoga esok hari aku dapat mengatasi kelemahanku ini dan hidupku dapat menyukakan hati-Mu. Sertailah juga aku dalam istirahat sepanjang malam ini. Amin.


RUAH

Jumat, 08 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 08 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Hari Pantang

Meskipun harta milik kita berbeda, kita dapat mencapai ukuran yang sama dalam hal cinta kepada sesama (Paus Leo Agung)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86:8-10)

Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Doa Pagi

Ya Tuhan, Yesus yang lembut hati, curahkanlah rahmat-Mu dalam hatiku, supaya aku tidak mudah menyeleweng. Tuntunlah aku supaya berjalan lurus, sesuai dengan ajaran-mu. Sebab Engkaulah harapan hidupku, kini dan sepanjang masa. Amin.

Allah itu Mahabaik, Dia membarui segala sesuatu. Allah ingin memulihkan keadaan yang telah rusak menjadi baru. Dia memanggil orang yang menyeleweng untuk mengakui kesalahan dan dosa-dosanya dan kembali kepada-Nya. Orang yang bijaksana dan rendah hati akan memahami warta sukacita ini. Dia akan mengalami kasih keselamatan Allah.

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10) 
 
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."

Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 3:2)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Hati, jiwa, dan akal budi adalah anugerah Allah yang luar biasa. Ketiga anugerah ini menjadi ciri keluhuran manusia dibandingkan makhluk ciptaan yang lain. Karena itu, tiap manusia dipanggil untuk mencintai Allah sang Pencipta dengan hati, jiwa, dan akal budi. Ia mencintai Allah dengan seluruh daya yang ada padanya. Inilah wujud cinta kasih yang total.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
 
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."

Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan


Injil mengisahkan percakapan antara Yesus dengan seorang ahli Taurat. Percakapan itu memperlihatkan bahwa keduanya sungguh sudah terbiasa dan ahli dalam bidang kitab suci agama Yahudi. Keduanya sungguh tahu apakah ajaran paling utama dalam kitab Taurat. Namun, ada hal yang lebih penting daripada sekadar mengetahui, yaitu menghayati dan mempraktekkan ajaran tersebut. Itu sebabnya Yesus mengatakan kepada si ahli Taurat itu, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah." Dikatakan demikian, karena tampaknya si ahli Taurat itu memang tahu ajaran alkitab secara teoritis namun belum cukup mengamalkannya. Andaikata orang itu bukan hanya tahu tetapi juga mengamalkan ajaran itu, kiranya Tuhan akan mengatakan, "Engkau sudah sampai atau dekat Kerajaan Allah".

Marilah dalam masa Prapaskah ini, sebagai pesiapan diri menyambut Hari Raya Kebangkitan Kristus, kita hidup lebih dekat dengan Tuhan serta memberi waktu dan perhatian yang lebih kepada sesama yang selama ini jarang kita sapa atau bantu.

Tuhan Yesus, berilah aku keyakinan yang kokoh untuk melaksanakan ajaran-Mu. Amin.

Renungan Mutiara Iman 2013

Kamis, 07 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 07 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
 
“Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku akan berbahagia” (St. Perpetua)

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, Akulah keselamatan umat-Ku. Dalam penderitaan mereka berseru kepada-Ku, dan Aku mendengarkan mereka. Dan Aku menjadi Tuhan mereka selama-lamanya.

Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, cinta-Mu kepadaku tanpa batas. Buatlah agar hatiku tetap terarah kepada-Mu dalam situasi sesulit apa pun. Maka nama-Mu semakin kumuliakan lewat hidup dan pekerjaanku sepanjang hari ini. Amin.

Ketaatan pada perintah Tuhan mengantar orang pada kebahagiaan. Sebaliknya ketidaktaatan berbuah kebinasaan. Tuhan mengundang kita untuk mendengarkan pengajaran-Nya dengan tulus.

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)
 
"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."

Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Hari ini kedatangan Kerajaan Allah ditandai dengan mengusir setan dari orang yang bisu. Tanda keselamatan datang, namun tidak sedikit orang yang meragukannya. Tuhan meminta kita untuk percaya dan tinggal dalam persatuan dengan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)
 
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."
 
Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Hari ini Yesus dituduh menggunakan ‘ilmu hitam’ untuk mengusir setan. Yesus memberikan jawaban logis, “Jika Iblis terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?” Setiap perbuatan baik, selalu ada ‘tanggapan usil’ untuk melumpuhkan pelakunya. Kita tidak perlu menjadi ‘lumpuh’ dan berhenti berbuat baik, hanya karena sikap usil. Orang-orang yang usil terhadap orang yang berbuat baik adalah lawan Kristus.

Doa Malam

Tuhan, hari telah menjelang malam. Jangan biarkan kegelapan menguasai diriku. Buatlah agar terang-Mu senantiasa bercahaya dalam hatiku karena aku tak ingin berpisah dari-Mu dan tinggal dalam kegelapan. Engkaulah cahaya hidupku. Amin.


RUAH

Rabu, 06 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Rabu, 06 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Marilah memberikan amal kasih sebab ini membasuh jiwa kita dari noda cemar dosa --- St. Fransiskus dari Assisi


Antifon Pembuka (Mzm 119:133)

Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku
 
Doa
untuk Proses Pemilihan Paus (KONKLAF)
 
Bapa Surgawi, kami Umat-Mu,
berkumpul dalam solidaritas seperti yang dilakukan para murid di ruang Senakulum, berdoa untuk turunnya Roh Kudus atas para Kardinal yang hadir di konklaf untuk pemilihan wakil Yesus Kristus, Tuhan kami. Semoga hati dan budi para Kardinal terbuka terhadap kebijaksanaan Roh Kudus-Mu, melampaui segala pertimbangan manusiawi, untuk memilih Paus yang paling berkenan bagi-Mu dan yang akan membimbing Gereja Kudus-Mu saat ini dan sejarah ke depan. Utuslah Roh Kudus-Mu maka segalanya akan dicipta lagi dan Engkau membaharui muka bumi.

Ya Yesus, Tuhan dan Gembala Agung kami,
Kuasailah hati dan budi para Kardinal-Mu, yang sedang bersekutu di konklaf untuk memilih Paus baru, yakni hamba-Mu yang Kau-percayai untuk menjadi wakil-Mu di bumi ini dan menggembalakan kami menyusuri sejarah menuju kerajaan-Mu. Kami memohon pula kepada Bunda Maria, sebagaimana pada Pentakosta, dia bersatu dalam doa dengan para murid di ruang Senakulum, supaya saat ini juga berdoa bagi para Kardinal untuk memilih Bapa Suci yang baru dalam kepatuhan terhadap bisikan Roh Kudus.

Santa Maria, mempelai Roh Kudus, Bunda Allah dan Bunda Gereja, kami mempercayakan konklaf ini pada hati tak bernoda dan keibuan-mu. Kami mempersembahkan doa ini kepada bimbingan dan perlindunganmu selama Pemilihan Wakil Putra-mu berlangsung.

Bapa Kami…
Salam Maria…
Kemuliaan...
 
Doa Pagi

Tuhan Yesus, Engkau mengajarkan banyak hal yang baik kepadaku. Semoga hari ini aku tidak melupakan ajaran-Mu dan dengan setia melakukannya. Amin.

Hukum Tuhan menuntun kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ketetapan dan peraturan tidak membatasi namun mengarahkan kita hidup bahagia. Namun jika kita menyimpang, hidup kita akan menuai bencana karena kesalahan kita sendiri. Waspadalah!

Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)
 
"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."

Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan padamu pada hari ini? Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup. Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu-cucumu serta cicitmu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Hukum dan perintah Tuhan tidak boleh berhenti hanya pada wacana, tetapi hendaknya dilakukan dan diajarkan dengan sepenuh hati. Kristus datang untuk menggenapi hukum Allah. Sebagai murid Kristus sudahkah kita melaksanakan perintah-Nya?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
 
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekali pun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Prapaskah yang berkembang di masyarakat adalah Yesus datang untuk meniadakan hukum Taurat. Padahal, hukum Taurat adalah norma tertinggi jalan kesucian bagi orang-orang Yahudi. Yesus datang justru untuk menggenapinya. Istilah teknis 'menggenapi' berarti mengembalikan hukum Taurat pada maksud semula Allah. Dengan kata lain, hari ini Yesus mengajak kita untuk kembali ke sumber, ke akar dalam menerapkan setiap aturan.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menjanjikan tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga bagi siapa pun yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-Mu. Ampuni aku pada malam ini kalau hari ini aku kurang tekun dan setia dalam melaksanakan perintah-Mu. Amin.


RUAH

Selasa, 05 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Selasa, 05 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Dari iri hati muncullah kedengkian, fitnah, kegirangan akan kesengsaraan sesama dan menyesalkan keberuntungannya” (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (Mzm 16:6-8)

Kepada-Mu aku berseru, ya Allah, dan Engkau mendengarkan daku. Condongkanlah telinga-Mu dan dengarkanlah suaraku. Jagalah aku, ya Tuhan, sebagai biji mata, dan lindungilah aku di bawah naungan sayap-Mu.

Doa Pagi

Ya Tuhan, janganlah Kautarik kembali belas kasihan-Mu kepada kami. Semoga kami mengikuti Engkau dengan segenap hati. Perlakukanlah kami sesuai rencana dan kehendak-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup, doa adalah jalan utama. Doa penuh penyerahan diri kepada Allah adalah sikap hidup yang tepat. Dengan demikian kuasa kasih Allah bekerja dalam diri kita yang percaya kepada-Nya.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:25.34-43)
 
"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."

Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarnya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, “Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel, orang suci-Mu, yang kepada-Nya engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami. Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan. Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun. Demikian hendaknya kurban kami di hadapan pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari. Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Ul:10)
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Yl 2:12)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Sikap pengampunan tidak bergantung pada banyaknya orang memaafkan kesalahan sesama tetapi lebih terarah pada hati yang penuh belas kasihan. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk menyalurkan berkat pengampunan kepada sesama kita. Dendam mengantar kita pada kehancuran, maka ampunilah seperti kamu telah diampuni oleh Bapa di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
 
"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."
  
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepada seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihi kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan

Injil hari ini meminta kita untuk tidak sekadar memenuhi tuntutan hukum pengampunan sampai tujuh kali, tetapi melampauinya. Pengampunan harus berjalan tanpa henti. Mengapa? Pertama, karena selama manusia masih hidup, dia tak akan bisa lepas dari kesalahan. Kedua, penebusan Kristus, untuk mengampuni dosa-dosa kita, juga terus berlangsung hingga saat ini. Renungan kita hari ini: Apa saja yang telah kita upayakan untuk menjadi seorang pengampun?

Doa Malam

Allah yang Mahamurah, aku bersyukur kepada-Mu bahwasanya pada hari ini aku telah menikmati anugerah-Mu. Semoga pengalaman ini membuatku senantiasa ada bersama Engkau dan memampukanku untuk selalu mengampuni orang yang melakukan kesalahan terhadapku. Amin.

RUAH

Bacaan Harian 04- 10 Maret 2013

Bacaan Harian 04- 10 Maret 2013

Senin, 04 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2-3 – 43:3-4; Luk 4:24-30.

Selasa, 05 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Dan 3:25.34-43; Mzm 25:4bc-5ab.6-7bc.8-9; Mat 18:21-35.

Rabu, 06 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Ul 4:1.5-9; Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Mat 5:17-19.

Kamis, 07 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Yer 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-9; Luk 11:14-23.

Jumat, 08 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U). Hari Pantang
Hos 14:2-10; Mzm 81:6c-11ab.14.17; Mrk 12:28b-34.

Sabtu, 09 Maret: Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U).
Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21ab; Luk 18:9-14.

Minggu, 10 Maret: Hari Minggu Prapaskah IV (MM/U).
Yos 5:9a.10-12; Mzm 34:2-3.4-5.6-7; 2Kor 5:17-21; Luk 15:1-3.11-32

Senin, 04 Maret 2013 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Senin, 04 Maret 2013
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Iri hati adalah satu dosa pokok -- Katekismus Gereja Katolik, 2539
   
Doa Syukur dan Permohonan untuk Gereja Katolik Semesta,
untuk Bapa Suci Benediktus XVI dan Pemilihan Paus baru


+ Allah Bapa, Maha Pengasih dan Penyayang, Penyelenggara hidup kami.
Engkau telah memilih Bapa Suci Paus Benedictus XVI untuk memimpin Gereja-Mu.
Dengan penuh kebebasan karena usia dan kesehatannya,
beliau mengundurkan diri dari tugas pelayanan itu.
Terdorong oleh cinta kepada Gereja-Mu
Kami mempercayakan Gereja Kudus ini
ke dalam penggembalaan Tuhan Yesus Kristus, Sang Gembala Utama”.

Semoga Gereja-Mu yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik,
tetap bersatu baik dalam kegembiraan dan harapan,
tahan uji dalam duka dan kecemasan masyarakat di dunia ini,
senantiasa menjadi sakramen keselamatan,
tanda kehadiran-Mu di tengah-tengah umat manusia.

Kami bersyukur atas penggembalaan hamba-Mu
Bapa Benedictus XVI selama ini,
yang dengan penuh kasih telah melayani Gereja-Mu,
sebagai penerus pelayanan Santo Petrus.
Semoga Engkau mendampingi beliau untuk menjadi pendoa bagi Gereja,
dan menjadi hamba-Mu yang setia dalam memberikan kesaksian iman yang teguh,
harapan yang kokoh dan kasih yang membara.

Kami berdoa pula untuk pemilihan Pemimpin Gereja yang baru.
Semoga Engkau membimbing Gereja-Mu dengan kuasa Roh Kudus,
yang bekerja melalui para Kardinal dalam pemilihan Paus baru.
Semoga dengan hati terbuka dan doa yang penuh iman,
mereka dapat memahami kehendak-Mu
dalam melaksanakan pemilihan Paus yang baru.

Dengan pertolongan Bunda Tersuci, Santa Perawan Maria,
Semoga Gereja Kristus mendapatkan pengganti Santo Petrus
yang akan memimpin Gereja,
dalam peziarahannya menuju kepenuhan keselamatan,
dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin


Antifon Pembuka
(Mzm 84:3)


Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup.

Doa Pagi

Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau menganugerahi nafas hidup baru hari ini. Ya Allah, Putra-Mu Yesus Kristus telah ditolak di tempat asal-Nya, sehingga warta Kerajaan Allah tidak diterima di sana. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam budi dan hatiku, agar aku peka menangkap kehadiran-Mu dalam setiap peristiwa yang akan kualami selama hari ini. Dengan demikian imanku semakin tumbuh subur. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)
 
"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."
 
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:2)
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)
 
"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Naaman adalah seorang panglima yang telah berjasa untuk bangsanya. Kini, ia tertimpa sakit kusta. Dua situasi yang bertolak belakang: sebagai panglima, dia dihormati dan dielu-elukan tetapi sebagai penderita kusta, dia dicampakkan dan dihindari oleh banyak orang. Petunjuk jalan ”pengobatan” datang dari seorang gadis tawanan. Urusan pengobatan pun menjadi rumit karena yang sakit adalah orang besar dan melibatkan dua kepala negara. Harus ada surat resmi. Dan surat itu menimbulkan salah tafsir—diartikan menantang perang. Situasi panas itu diredakan oleh Nabi Elisa.

Cara penyembuhan yang ditawarkan oleh Elisa pun menimbulkan persoalan bagi Naaman karena terlalu sederhana, yaitu mandi di Sungai Yordan. Kegalauan hati sang panglima ditaklukan oleh pegawainya dan akhirnya ia mandi di Sungai Yordan dan dia menjadi tahir dari kustanya.

Menjadi jelas bahwa orang besar sering direpotkan oleh prasangka, gengsi dan formalitas. Sedangkan, orang kecil lebih didominasi oleh ketulusan, kesederhanaan dan kebaikan. Jalan mana yang menyembuhkan? Kesederhanaan, ketaatan dan ketulusan menjadi jalan kesembuhan dan keselamatan jiwa. Tuhan mewahyukan diri-Nya untuk menyembuhkan melalui hal sederhana, orang sederhana, dan berhati tulus. Maka, betapa pentingnya menghormati semua orang tanpa memandang pangkat dan kedudukan.

Doa: Tuhan Allahku, ampunilah aku yang sering mengandalkan pangkat, kedudukan dan atribut duniawi daripada mengutamakan sikap lemah lembut dan rendahan hati. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy