| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 26 Februari 2014 Hari Biasa Pekan VII

Rabu, 26 Februari 2014
Hari Biasa Pekan VII

“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati kata-kata bijak ini dalam kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” – St. Josemaria Escriva

Antifon Pembuka (Mat 5:3)

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Surga
   
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperhatikan semua orang, tetapi terutama mereka yang tidak mendapat perhatian dari sesamanya. Kami mohon, janganlah kami tinggal berdiam diri melihat kelaliman atau ketidakadilan. Buatlah kami siap sedia membagikan cinta kasih-Mu kepada siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (4:13-17)
 
Saudara-saudara terkasih, ada di antara kamu yang berkata, "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Surga
Ayat. (Mzm 49:2-3.6-7.8-10.11)
1. Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian, pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia, baik yang hina maupun yang mulia, baik yang kaya maupun yang miskin!
2. Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?
3. Tidak seorang pun dapat membebaskan diri, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya, dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya --- kalau ia ingin hidup abadi dengan tidak melihat liang kubur.
4. Sungguh, ia akan melihat: orang-orang yang mempunyai hikmat itu mati, orang-orang bodoh dan dungu pun semuanya binasa dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:38-40)  
    
Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus, “Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita, mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus berkata, “Janganlah kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ketika Jakarta dilanda banjir, semua orang yang bisa menolong sesamanya bergerak berbuat sesuatu. Gedung paroki menjadi tempat tidur banyak warga dan sekaligus dapur umum, demikian juga halaman mesjid. Dalam situasi darurat dimana dorongan kemanusiaan muncul karena keadaan, orang tidak memandang agama atau partai politik yang menempel di bajunya. Orang berbuat baik bukan karena alasan agama atau partai tetapi karena ada rasa belaskasih terhadap sesamanya yang menderita. Kebaikan tidak mengenal sekat atau kotak-kotak.

Suasana darurat atau keadaan sakit atau keadaan tak berdaya mudah menyadarkan ‘siapa manusia dan siapa Allah’. Ayub mengenal Allah yang sesungguhnya ketika dia tak berdaya. Hidup manusia kata St Yakobus seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Oleh karena itu apa yang bisa dibanggakan oleh manusia? Tidak ada. Maka sikap yang paling tepat adalah rendah hati, sadar bahwa segala kebaikan berasal dari Allah.

Alangkah indahnya bila kita senantiasa sadar bahwa kebaikan berasal dari Allah. Tatkala kita bertemu dengan orang yang berbuat baik, kita dibantu untuk semakin menyembah Dia. Demikian juga ketika kita bisa berbuat baik, kita sedang memperkenalkan Allah sumber kebaikan. ”Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita!”

”Tuhan Yesus, aku sering lebih melihat packing daripada isinya semoga aku tidak jemu-jemu berbuat baik untuk memperkenalkan Dikau sumber kebaikan. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy