| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 27 April 2014 Hari Minggu Paskah II

Minggu, 27 April 2014
Hari Minggu Paskah II
(Hari Kedelapan Oktaf Paskah - Hari Minggu Kerahiman Ilahi)
  
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26)
 

Antifon Pembuka
 
Jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu haus akan air susu rohani yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan. Alleluya.

Quasi modo geniti infantes, alleluia: rationalbiles, sine dolo lac concupiscite, alleluia, alleluia, alleluia.

 
Doa Pagi

 
Allah yang Maharahim, dalam perayaan Pesta Paskah ini Engkau menyalakan iman umat yang dikuduskan bagi-Mu. Tambahkanlah rahmat yang telah Engkau anugerahkan agar kami semua semakin memahami betapa agung pembaptisan yang menyucikan kami, betapa luhur Roh yang melahirkan kami kembali, dan betapa mulia darah yang menebus kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:42-47)
   

"Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama."
    
Orang-orang yang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sementara rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati tiap-tiap hari mereka berkumpul di Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah-rumah jemaat secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:2-4.13-15.22.24; Ul: lih. 1)
1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Aku di dorong dengan hebat sampai jatuh,
tetapi Tuhan menolong aku.
Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku;
Ia telah menjadi keselamatanku.
Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar,
"Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan."
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
vv
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)
                      
"Oleh kebangkitan Yesus Kristus, Allah telah melahirkan kita kembali dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan."
     
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita dilahirkan untuk hidup yang penuh harapan, yaitu untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Kuasa Allah telah memelihara kamu karena iman sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu harus berdukacita sejenak oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Dengan demikian kamu memperoleh pujian-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda: Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya:
berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-31)
   
"Delapan hari kemudian Yesus datang."
    
Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Seorang imam tua pernah berkata, “Cintamu pada Tuhan adalah sebesar keberanianmu meninggalkan dosa-dosamu.” Nasihat ini terdengar indah, namun begitu berat untuk dilakukan. Kita pasti memiliki pengalaman berusaha mencintai Tuhan namun justru hal sebaliknya yang kita lakukan. Kita ingin mengasihi sesama namun justru rasa jengkel, iri hati dan marah yang muncul dalam hati. Inilah perjuangan kita selama hidup di dunia ini.

Bapa dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas memberi kita kesempatan untuk selalu bertobat dan menyesali dosa-dosa kita. Ia tahu bahwa kita lemah, maka Ia mengutus Roh Kudus yang memampukan kita untuk kembali kepada-Nya. Tidak peduli seberapa jauh kita telah meninggalkan-Nya, Ia selalu menunggu dan menantikan kita kembali kepada-Nya. Mungkin kita sering lelah memohon ampun atas dosa-dosa yang sama namun Bapa tidak pernah bosan mendengar dan mengampuni dosa-dosa kita.

Pada hari ini, di mana Paus Fransiskus menyatakan Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II sebagai orang kudus (Santo), Gereja merayakan Minggu Kerahiman Ilahi. Gereja mengajak kita semua untuk mengalami kasih Allah yang mengampuni, membebaskan dan mendorong kita untuk bertobat. Setiap kali kita jatuh dalam dosa, Allah melalui para imam, rindu untuk mengampuni dosa-dosa kita. Dosa membuat mata hati kita tidak lagi mampu memandang Allah. Dosa membuat kita lelah dan berbeban. Pernahkah atau seberapa sering kita datang kepada seorang imam, pelayan pengampunan Allah, mengakukan semua dosa-dosa kita dan sesudahnya tiba-tiba beban berat kita hilang? Inilah kuasa kasih Tuhan. Yesus datang bukan untuk orang-orang sehat melainkan untuk orang sakit dan berdosa. Kitalah salah satunya.

Dalam bacaan Injil, kita mendengar Yesus bangkit, Rasul Tomas tidak dapat mempercayainya dan menginginkan suatu tanda. Rasa tidak percaya juga sering menghinggapi kita. Kita sangsi apakah Tuhan masih mau mengampuni dosa-dosa kita, apakah Tuhan tidak bosan mendengar doa dan permohonan yang sama terus-menerus, apakah Tuhan tidak lelah menunggu kita kembali kepada-Nya, dan berbagai keraguan lainnya. Namun, seperti Yesus menjawab Tomas dengan mengatakan, “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya,” Yesus ingin agar kita juga belajar untuk percaya. Tidak ada dosa yang terlalu besar hingga tidak bisa diampuni, tidak ada pelanggaran yang terlalu berat hingga membuat Yesus melupakan kita serta tidak ada dosa dan pelanggaran kecil yang Dia abaikan. Karena itu, Yesus berkata, “Jangan kamu tidak percaya lagi, melainkan percayalah!”

Percaya berarti menaruh harapan pada belas kasih Allah. Percaya berarti mau melemparkan diri di pangkuan Allah bila kita telah berbuat dosa. Tidak ada yang lebih buruk dari kehilangan harapan dan kepercayaan akan belas kasih Allah. Yesus datang ke dunia bukan untuk sekedar dikenang namun juga untuk tinggal dekat bersama kita. Ia datang bukan untuk menghakimi namun untuk memulihkan yang berdosa serta berbeban berat.

Bila dua ribu tahun yang lalu Yesus memberi damai pada para murid-Nya, kini Ia pun bersabda kembali, “Damai sejahtera bagimu.” Maukah kita belajar mencintai-Nya, menghirup damai-Nya, dan melepas beban dosa-dosa kita?

Charles Virgenius, O.Carm

Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Sabtu, 26 April 2014
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah
 
Kis 4:13-21; Mzm 118:1.14-15.16a.18.19-21; Mrk 16:9-15
 
"Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya."

Beriman itu tidak harus melihat, merasakan dan mengalami secara fisik. Berikut ini sebuah cerita yang mungkin pernah kita dengar dan menurut saya sangat inspiratif. (diambil dari: http://novrya.blogspot.com/2011/01/profesor-yang-tidak-punya-otak.html?m=1).

Seorang profesor filsafat yang ateis tengah membahas permasalahan yang ada dalam ilmu sains tentang Tuhan. Dia meminta salah seorang siswa barunya untuk berdiri dan..

Profesor : Apakah kamu seorang Kristen?
Siswa : Ya, pak.
Prof. : Kamu percaya Tuhan?
Siswa : Tentu saja, pak.
Prof. : Apakah Tuhan baik?
Siswa : Pasti.
Prof : Apakah Tuhan maha kuasa?
Siswa : Ya.

Prof : Kakak saya meninggal karena kanker padahal dia berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. Kebanyakan dari kita akan berusaha menyembuhkan sesama kita yang sakit. Tetapi Tuhan tidak. Apakah ini berarti Tuhan baik? Hmm?

(Siswa ini terdiam.)

Prof : Kamu tak dapat menjawabnya, kan? Mari kita ulangi lagi, anak muda. Apakah Tuhan baik?
Siswa : Ya.
Prof : Apakah setan baik?
Siswa : Tidak.
Prof : Setan berasal dari mana?
Siswa : Dari .. Tuhan ..
Prof : Itu betul. Katakan padaku, apakah ada setan dan kejahatan di dunia ini?
Student : Ya.
Prof : Kejahatan ada di mana-mana, betul? Dan Tuhan menciptakan segalanya. Benar?
Siswa : Ya.
Prof : Jadi siapa yang menciptakan kejahatan?

(Siswa ini tidak menjawabnya.)

Prof : Apakah ada penyakit? Kemerosotan moral? Kebencian? Kejelekan? Semua hal-hal buruk ini ada di dunia, benar?
Siswa : Benar, pak.
Prof : Jadi, siapa yang menciptakan itu semua?

(Siswa ini kembali terdiam.)

Prof. : Ilmu pengetahuan mengatakan manusia memiliki 5 indera untuk mengidentifikasi dan mengamati lingkungan sekitarnya. Katakan padaku, … Apakah kamu pernah melihat Tuhan?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Ceritakanlah, apakah kamu pernah mendengar Tuhanmu?
Siswa : Tidak, pak.
Prof. : Apakah kamu pernah merasakan Tuhanmu, mengecap Tuhanmu, mencium Tuhanmu? Apakah kamu pernah mengalami keberadaan Tuhan melalui segala persepsi sensormu?
Siswa : Tidak, pak. Saya belum pernah mengalaminya.
Prof. : Tetapi kamu masih mempercayaiNya?
Siswa : Ya.
Prof. : Menurut prosedur pengamatan, pengujian, pembuktian, ilmu pengetahuan mengatakan Tuhanmu tidak ada. Apa pendapatmu?
Siswa : Tidak ada. Saya hanya memiliki iman saya.
Prof. : Ya. Iman. Dan itulah permasalahan bagi ilmu pengetahuan.
Siswa : Professor, apakah panas itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Dan apakah dingin itu ada?
Prof. : Ya.
Siswa : Tidak, pak. Tidak ada seperti itu.

(Ruang kuliah itu menjadi sangat sunyi saat Sang Profesor mulai tersudut oleh pertanyaan siswa ini.)

Siswa : Pak, Anda dapat memiliki beberapa jenis panas, bahkan lebih panas, super panas, mega panas, panas putih, sedikit panas atau keadaan tanpa panas. Tetapi tidak ada yang namanya dingin. Kita dapat menempuh 458 derajat di bawah nol, yaitu keadaan tanpa panas, tetapi kita tidak dapat melampaui dari batas itu. Dingin itu tidak ada. Dingin hanya perkataan yang kita gunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana tidak ada panas. Kita tidak bisa mengukur dingin. Panas adalah energi. Dingin bukanlah kebalikan dari panas, pak, hanya suatu keadaan dimana tidak ada panas.

(Siswa lainnya terdiam tanpa sepatah katapun.)

Siswa : Bagaimana dengan kegelapan, Profesor? Apakah kegelapan itu benar-benar ada?
Prof. : Ya. Apalah arti malam bila tidak gelap?
Siswa : Anda salah lagi, pak. Kegelapan adalah absennya sesuatu. Anda punya pencahayaan rendah, pencahayaan normal, pencahayaan terang, pencahayaan yang berkedip…Tetapi bila Anda secara konstan tidak memiliki pencahayaan, Anda tidak memiliki apa-apa dan itulah yang disebut dengan kegelapan, betul? Pada kenyataannya, bukan begitu. Apakah Anda dapat membuat kegelapan menjadi lebih gelap?

Prof. : Jadi apa maksudmu, anak muda?
Siswa : Pak, maksudku dasar filosofi Anda kurang tepat.
Prof. : Kurang tepat? Bisa kamu jelaskan?

Siswa : Pak, Anda mengajar dengan dualitas. Anda berargumen tentang adanya kehidupan lalu mengajar tentang adanya kematian, adanya Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Anda memandang Tuhan sebagai sesuatu yang dapat kita ukur. Pak, ilmu pengetahuan bahkan tidak dapat menjelaskan sebuah pemikiran. Ilmu ini memang menggunakan listrik dan magnet, tetapi tidak pernah seorangpun yang melihat atau benar-benar memahami salah satunya. Untuk menilai kematian sebagai kondisi yang berlawanan dengan kehidupan sama saja dengan melupakan fakta bahwa kematian tidak bisa muncul sebagai suatu hal yang substantif. Kematian bukanlah kontradiksi dari hidup, hanya keadaan dimana tiada kehidupan saja. Sekarang katakan padaku, Profesor. Apakah Anda mengajarkan siswa-siswa Anda bahwa mereka berevolusi (Siswa berasal dari kera)?

Prof. : Jika yang kamu maksudkan adalah proses evolusi alami, ya, tentu saja, aku mengajarkannya.
Siswa : Apakah Anda mengamati evolusi itu dengan mata Anda sendiri, pak?

(Sang Profesor menggelengkan kepala dan tersenyum, tampaknya ia mulai menyadari arah pembicaraan ini.)

Siswa : Karena tidak seorang pun pernah mengamati proses evolusi bekerja dan bahkan tidak dapat membuktikan bahwa proses ini tengah berlangsung, apakah Anda tengah mengajarkan pendapat pribadi Anda? Apakah Anda seorang ilmuwan atau penceramah?

(Suasana kelas menjadi gaduh.)

Siswa : Apakah ada dari kelas ini yang pernah melihat otak Profesor?

(Suara tawa para siswa memenuhi ruang kelas itu.)

Siswa : Apakah ada orang yang pernah mendengar otak Profesor, merasakannya, menyentuhnya atau menciumnya? Tampaknya tak seorang pun pernah melakukannya. Jadi, menurut prosedur pengamatan, pengujian dan pembuktian yang disahkan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Anda tidak memiliki otak, pak. Dengan segala hormat, pak, bagaimana kami dapat mempercayai pengajaran Anda?

(Ruangan itu sunyi. Sang profesor menatap siswa ini, wajahnya menunjukkan dia tidak menduga siswa ini akan berkata demikian.)

Prof. : Saya kira kamu harus mempercayainya, nak.

Siswa : Itulah, pak. Hubungan antara manusia dan Tuhan adalah IMAN PERCAYA. Hanya itu yang membuat segala sesuatunya bergerak dan hidup.

Doa: Tuhan, kami memang belum pernah melihat-Mu secara fisik. Namun, kami beriman dan percaya kepada-Mu. Semoga kami sungguh menghidupi iman kami itu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 26 April 2014 Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah

Sabtu, 26 April 2014
Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah
 
Dalam doa kurban Paskah ini, segala sesuatu dirangkumkan di dalam Yesus, di bawah satu Kepala Bdk. Ef 1:10.: Allah dan dunia; Sabda dan daging; kehidupan kekal dan waktu; cinta yang menyerahkan diri dan dosa yang mengkhianati cinta; murid-murid yang hadir, dan manusia-manusia yang akan percaya kepada-Nya dengan perantaraan pewartaan mereka; penghinaan dan penghormatan. Itulah doa kesatuan. --- Katekismus Gereja Katolik, 2748

   
Antifon Pembuka (Mzm 105:43)
  
Tuhan mengantar umat-Nya dalam kegembiraan, dan para pilihan-Nya dengan sukacita. Alleluya.
  
Doa Pagi

    
Ya Allah, warta gembira-Mu Kautujukan kepada semua orang, dan semua orang hendak Kausatukan menjadi satu umat kesayangan-Mu. Kami mohon, patahkanlah ketegaran hati kami, agar kami layak diterima sebagai umat pilihan-Mu dalam kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin,
      
Kelemahan manusia tidak bisa menghalangi karya keselamatan Allah. Niat jahat manusia juga tidak bisa menghambat pewartaan firman Allah. Para rasul tetap teguh berdiri mewartakan kebangkitan Yesus. Mereka menjadi berani menunjukkan imannya di tengah para penguasa. Banyak orang takjub melihat pengajaran mereka. Memang Tuhan akan selalu mendampingi dan melindungi orang yang setia kepada-Nya.
     

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:13-21)
   
     
"Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
        
Pada waktu itu Rasul Petrus dan Yohanes dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Ketika para pemimpin Yahudi dan tua-tua umat serta ahli-ahli Taurat melihat keberanian mereka, padahal keduanya adalah orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan para rasul itu berdiri di samping kedua rasul itu mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Maka mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang. Lalu berundinglah mereka, dan berkata, “Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mukjizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu.” Setelah kedua rasul itu disuruh masuk lagi, mereka diperintahkan supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka, “Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: Taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1.14-15.16ab-18.19-21)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar.
2. Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan, tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan. Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan daku kepada maut.
3. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
 
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.

 
Yesus telah bangkit dari kubur. Peristiwa ini jelas menggemparkan masyarakat. Bahkan para murid yang telah hidup bersama Yesus pun tidak percaya. Maka Yesus mencela kedegilan hati mereka. Iman para murid masih perlu terus diasah dalam pergumulan hidup. Karena itu, Yesus mengutus mereka ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil kepada segala makhluk. Inilah tugas mulia para murid Yesus.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:9-15)
     
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk."
     
Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu Maria Magdalena pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Yesus menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari para murid, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Ketika mereka kembali dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Yesus menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan. Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

   
Para murid tidak percaya akan berita kebangkitan Yesus melalui Maria Magdalena dan dua murid yang berjumpa dengan Yesus yang hidup dalam perjalanan ke Emaus. Tidak mudah untuk percaya bahwa orang yang sudah mati hidup kembali. Paling-paling bagi mereka yang mengalaminya. Maria Magdalena dan dua murid Emaus tetap mewartakan kebenaran ini meskipun ada risiko tak ada yang percaya. Kita punya tugas yang sama mewartakan bahwa Yesus hidup ke seluruh dunia meski tetap saja banyak orang yang tidak percaya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau sungguh telah bangkit. Alleluya! Sepanjang hari ini aku telah berusaha menjadi saksi kebangkitan-Mu. Sembuhkanlah aku dari rasa kecewa, saat kesaksianku melalui perbuatan dan kata-kata tidak dihiraukan orang lain. Teguhkanlah langkahku dalam meneruskan tugas perutusan yang Kaupercayakan kepadaku. Amin.

RUAH

Jumat, 25 April 2014 Hari Jumat dalam Oktaf Paskah

Jumat, 25 April 2014
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah

Kis 4:1-12; Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a; Yoh 21:1-14

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: .....

Yesus telah bangkit dan berulangkali menampakkan diri kepada para murid. Injil hari ini, yang berkisah tentang penampakan Yesus di danau Tiberias, merupakan penampakan yang ketiga. Meskipun peristiwa itu telah terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu, setiap saat kita selalu mengenangkannya. Barusaja, kita juga merayakannya secara meriah, baik pada Malam Paskah maupun pada Hari Raya Paskah. Nah, kalau kepada para murid Yesus menampakkan diri sebagai berikut: ... (baca Injil), kepada kita masing-masing, bagaimana dan seperti apa Yesus menampakkan diri? Kalau dengan penampakan tersebut, "Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, 'Siapakah Engkau,' sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan", apakah dengan kehadiran-Nya itu, kita juga semakin mengenal dan mengimani-Nya?

Doa: Tuhan, semoga aku semakin peka untuk menyadari dan mengenali kehadiran-Mu dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 25 April 2014 Hari Jumat dalam Oktaf Paskah

Jumat, 25 April 2014
Hari Jumat dalam Oktaf Paskah
  
Perintah Gereja kelima berbunyi, "Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah." Hal ini ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, bahwa Gereja mewajibkan umat beriman sekurang-kurangnya satu sekali setahun menerima komuni suci, sedapat mungkin dalam Masa Paskah (KGK, 1389; KHK, kan 920). Itu berarti, jika dalam setahun tidak pernah lagi pergi ke gereja dan ia akan menyambut komuni seperti yang diperintahkan Gereja, maka ia harus mempersiapkan diri terlebih dahulu melalui Sakramen Tobat. Jadi, tidak begitu saja menyambut komuni. Maksudnya, agar dapat menyambut komuni dengan layak. Paus Yohanes Paulus II berkata, "Saya pun ingin menegaskan bahwa dalam Gereja tetap berlaku, sekarang dan yang akan datang, aturan yang diberikan oleh Konsili Trente dengan ungkapan konkret mengenai peringatan keras Rasul Paulus, katanya, agar dapat menyambut Ekaristi dengan layak "seseorang harus lebih dahulu mengaku dosa, tatkala sadar akan dosa beratnya" (Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, 36)


Antifon Pembuka (Mzm 78:53)

Tuhan mengantar umat-Nya dengan selamat dan mencampakkan musuh mereka ke laut. Alleluya.
     
Doa Pagi

  
Allah Bapa yang mahakuasa, kasih setia-Mu lebih kuasa dari maut; yang telah Kauberikan kepada kami takkan dapat dicuri oleh orang lain. Kami mohon. Lindungilah iman kami, bila rasa takut menghadapkan kami pada pilihan palsu. Dan bila hati kami menjadi bimbang oleh persoalan-persoalan hidup yang nyata, condongkanlah kami untuk bertahan dengan ulet dan mempercayakan diri kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:1-12)
   
       
"Keselamatan hanya ada di dalam Yesus."
        
Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia
Ayat. (Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a; Ul: lih. 1)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:1-14)
      
"Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan."
       
Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut: Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid Yesus yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka, "Tidak ada!" Maka kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan!" Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika tiba di darat, mereka melihat ada api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguh pun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau," sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Hari ini para murid diajak sarapan oleh Guru dan Tuhan mereka, "Marilah dan sarapanlah!" Merenungkan kata sarapan, satu sosok yang selalu melintas dalam benak adalah ibu. Saya teringat kegiatan yang dilakukan Ibu dalam mempersiapkan sarapan. Pagi-pagi benar, dia bangun dari tidurnya sementara anggota rumah yang lain masih terbuai mimpi dan bersembunyi di balik selimutnya. Dia mencuci beras dan menanak nasi. Sementara menunggu nasi matang, dia berdoa. Doanya pun harus berakhir ketika nasi yang ditanaknya masak. Lalu mengolah bahan-bahan masakan menjadi sayur dan lauk pauk. Terakhir yang dibuatnya adalah minuman hangat. Semua sudah tersedia sebelum anggota rumah yang lain terbangun. Semua sudah tersedia sebelum anggota yang lain terbangun dari tidurnya.

 Ingatan akan pekerjaan Ibu itu memberikan peneguhan akan sabda Yesus hari ini. Bahkan, sebelum penderitaan-Nya Yesus juga mengajak para murid untuk makan bersama. Betapa pentingnya arti makan bersama dalam sebuah relasi kehidupan bersama dengan orang lain. Orang yang tidak mau makan bersama biasanya sedang bermasalah dengan orang yang mengundangnya makan atau memiliki aktivitas lain. Dewasa ini, kebiasaan makan bersama dalam keluarga nyaris tidak ada. Entah karena di antara anggota keluarganya sedang saling mendiamkan atau entah karena kesibukan masing-masing yang menyebabkan tidak dapat duduk semeja makan. Padahal, melalui makan bersama kita dapat mempererat tali persaudaraan, saling memperkaya lewat cerita, saling meneguhkan bila mengalami kesusahan atau mengucap syukur bersama atas rejeki.

 Bila hari ini kita mendapat begitu banyak orang mudah putus asa atau merasa berjuang sendiri atau menjadi serakah dan beringas untuk mendapatkan rezekinya karena kurang bersyukur, mengapa kita tidak kembali pada kebiasaan makan bersama dalam keluarga? Yesus melalui Gereja-Nya juga meninggalkan kebiasaan makan bersama lewat Ekaristi agar di antara para murid-Nya dapat bersatu, saling meneguhkan dan akrab satu sama lain. Mengapa beberapa di antara kita mash sering meninggalkan Ekaristi? Ataukah kita sedang bermasalah dengan Tuhan? Ataukah kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita hingga tidak ada waktu untuk "makan bersama" Tuhan?
 

“Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.” (St. Yustinus, Martir)
 
CAFE ROHANI 

Kamis, 24 April 2014 Hari Kamis dalam Oktaf Paskah

Kamis, 24 April 2014
Hari Kamis dalam Oktaf Paskah
 
“Hari ini adalah hari oktaf kelahiranmu” (St. Agustinus)
 

Antifon Pembuka (Keb 10:20-21)
   
Ya Tuhan, kami semua memuji kejayaan tangan-Mu; sebab kebijaksanaan telah membuka mulut orang bisu, dan membuat kanak-kanak patah lidah. Alleluya.

Doa Pagi


Allah yang berbelaskasih, Engkau setiap kali mengajak kami untuk kembali ke jalan yang benar. Engkau memimpin kami supaya kembali ke jalan yang baik. Maka kuatkan niat kami ini supaya kami berani berubah dan menjauhi kejahatan serta mau berpaling kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Allah Bapa dan Yesus itu satu. Segala kuasa Bapa telah diserahkan kepada Yesus. Bahkan Bapa menganugerahkan kebangkitan hidup baru berkat ketaatan Yesus. Para murid Yesus juga akan mengalami hal yang sama. Berkat relasi yang dekat dengan Yesus, mereka dapat mewarisi kuasa-Nya. Dalam kuasa nama Yesus, mereka dapat menyembuhkan orang. Sungguh, iman yang kuat dapat menyelamatkan orang lain.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:11-26)
  
"Yesus, Pemimpin kepada hidup, yang telah kamu bunuh; tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati."
  
Petrus dan Yohanes menyembuhkan seseorang yang lumpuh. Ketika orang lumpuh yang disembuhkan itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, seluruh orang banyak yang sangat keheranan datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata, “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu? Dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan. Kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, dan malah menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh! Tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Karena kepercayaan dalam nama Yesuslah, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; kepercayaan itulah yang telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpinmu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku! Dengarkanlah Dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9)
1. Ya Tuhan, Allah kami, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil, la = g, 3/4, PS 519
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Ayat. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
 
Allah Bapa sangat mengasihi umat manusia. Yesus menjadi tanda nyata kasih Allah itu. Karena kasih-Nya yang besar, Yesus mau menyerahkan nyawa-Nya. Setelah bangkit, Yesus juga terus menyertai para murid. Iman para murid terus dibarui dan dikuatkan. Pengalaman murid di Emaus sungguh menunjukkan penyertaan Yesus ini. Hati mereka dibangkitkan dan dikobarkan untuk menjadi saksi kebangkitan Yesus.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:35-48)
 
"Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga."
 
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa yang telah terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kamu terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu kan tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, “Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, “Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan dan kitab Mazmur.” Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
 
Dengan sabar Yesus memperlihatkan bukti-bukti fisik bahwa Dialah Yesus yang bangkit dan bukan hantu. Para murid memang lamban percaya tetapi Yesus tetap dengan sabar menerangkan semua yang dikatakan tentang Dia dalam kitab Taurat, kitab para nabi dan kitab Mazmur. Kita bisa saja salah pandang tentang Yesus karena kurang pengetahuan dan pengertian. Tetapi Yesus akan tetap sabar membimbing kita menuju pengertian yang benar sehingga kita memiliki iman yang benar. Bila kita memiliki iman yang benar kita tidak akan keliru melihat Yesus dan makin teguh dalam iman.

Doa Malam

Tuhan Yesus, aku percaya bahwa Engkau sungguh-sungguh telah bangkit. Limpahkanlah rahmat-Mu atasku agar aku tidak pernah ragu-ragu akan penyertaan-Mu dalam hidupku sehari-hari, juga dalam istirahatku sepanjang malam ini. Amin.

RUAH

Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” ... Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Kamis, 24 April 2014
hari Kamis dalam Oktaf Paskah

Kis 3:11-26;  Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9; Lukas 24:35-48

Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” ... Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Kalau kita kehilangan saudara yang sangat kita cintai, yang selama ini menjadi andalan hidup dan tumpuan masa depan kita, wajar jika kita merasa sangat sedih, bingung, putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Kurang lebih, demikianlah situasi para murid berhadapan dengan wafat Yesus yang barusaja terjadi. Hati mereka diliputi kesedihan, kebingungan, ketakutan dan keputus-asaan. Yesus yang selama ini menjadi andalan dan sekaligus diharapkan menjadi tumpuan masa depan mereka, kini telah tiada. Mereka sungguh-sungguh mengalami kegelapan. Oleh karena itu, ketika mereka mendengar warta tentang kebangkitan-Nya, mereka tidak mudah mengerti dan percaya. Bahkan, kehadiran-Nya secara fisik di tengah-tengah mereka pun belum mampu membangkitkan iman mereka. Namun, Yesus tetap sabar dan tidak putus asa. Ia tetap konsisten akan kehadiran-Nya untuk membawa damai sejahtera. Berhadapan dengan para murid yang lamban untuk mengerti dan percaya itu, Ia tetap tenang, tidak marah dan kecewa. Dengan sabar, Ia kembali menerangkan Kitab Suci dan membuka pikiran mereka sampai mereka benar-benar mengerti dan akhirnya siap untuk diutus menjadi saksi-saksi-Nya.

Hal yang sama juga senantiasa kita alami. Setiap saat, Tuhan selalu ada untuk kita, juga pada saat kita mengalami kegelapan, kebingungan, ketakutan dan keragu-raguan. Oleh karena itu, kalau kita menghadapi situasi seperti itu, kita harus mau membuka hati kepada Tuhan yang datang membawa damai sejahtera dan membuka pikiran kita sehingga kita mengerti apa yang harus kita lakukan sesuai dengan kehendak-Nya.

Doa: Tuhan, bukalah selalu pikiranku, lebih-lebih saat aku mengalami kegelapan, kebingungan, ketakutan dan keragu-raguan sehingga aku mengerti apa yang harus aku lakukan sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?

Rabu, 23 April 2014
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah

Kis 3:1-10; Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Luk 24:13-35

Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Seperti 2 murid Emaus, kita masing-masing juga sedang menempuh sebuah perjalanan/peziarahan hidup. Yesus senantiasa hadir dan menyertai setiap langkah perjalanan kita. Melalui banyak orang dan banyak peristiwa, Ia mengajarkan banyak hal kepada kita namun tidak selalu kita mampu mengenali-Nya. Dalam kesibukan sehari-hari, di tengah aktivitas dan pekerjaan kita, Tuhan selalu hadir dan menyertai kita namun kita tidak selalu menyadari dan memikirkan-Nya. Maka, amat penting bagi kita untuk mau menghentikan langkah perjalanan kita barang sejenak, berhenti dari kesibukan, aktivitas dan pekerjaan kita untuk diam, hening, merenung, berefleksi dan berdoa. Atau untuk bertanya "apa yang kamu cari" seperti pertanyaan Yesus kepada Maria Magdalena dalam bacaan Injil kemarin dan kemudian diperdalam melalui renungan Rm. Rony. Sebab, dengan berhenti sejenak itulah kita akan mampu untuk mengenali Yesus yang hadir dan menyertai kita sebagaimana dialami oleh kedua murid Emaus itu. Lalu, kita pun akan dibimbing-Nya untuk mencari dan menemukan apa yang baik, benar dan penting bagi kita. Dari sekian banyak kesempatan untuk berhenti, diam, hening, merenung, berefleksi dan berdoa tersebut, tentu yang paling utama adalah merayakan Ekaristi. Sebab, di situlah melalui para imam, kita menerima pengajaran-Nya tentang Kitab Suci sekaligus menyaksikan bagaimana Ia memecah-mecah roti dan memberikannya kepada kita.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berani berhenti sejenak dari kesibukan pekerjaan sehari-hari kami untuk diam, merenung, berefleksi, dan berdoa, lebih-lebih untuk merayakan Ekaristi supaya kami semakin menyadari dan mengalami kehadiran dan penyertaan-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 23 April 2014 Hari Rabu dalam Oktaf Paskah

Rabu, 23 April 2014
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah

“Seperti Kristus telah bangkit dari mati, kita juga akan menjalani kehidupan baru” (St. Agustinus)
  
Antifon Pembuka (Mat 25:34)
  
Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku. Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan
  
Doa Pagi

Tuhan Yesus, kedua orang murid-Mu yang pergi ke Emaus tidak mampu melihat kehadiran-Mu sepanjang perjalanan mereka. Berbagai masalah yang kami hadapi seringkali juga membuat kami tenggelam dalam masalah itu dan tidak mampu melihat kuasa kehadiran-Mu yang mampu mengatasi setiap masalah. Maka berkati kami agar sepanjang hari ini kami dapat mengalami kuasa kebangkitan-Mu, bahwasanya Engkau selalu beserta kami. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Iman bersumber dari Paskah kebangkitan Tuhan yang membarui seluruh hidup ini. Berkat iman yang kuat, orang dapat menyelamatkan hidup sesamanya. Karena kebangkitan Kristus telah menyelamatkan semua orang dari belenggu dosa. Upah dosa adalah kematian. Kristus telah mengalahkan kematian. Maka orang beriman akan selamat dan hidup bahagia.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:1-10)
   
"Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!"
   
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Ul: 7a.8a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya, Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
   
Kehidupan manusia dibarui berkat ketaatan Yesus kepada Bapa. Sejarah keselamatan Allah sungguh nyata bagi umat manusia. Murid di Emaus sudah merasakannya. Hati mereka dikobarkan agar bangkit dan menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Buah kebangkitan mesti diwartakan kepada banyak orang.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
 
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
   
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka, “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Para murid Yesus yang berjalan menuju ke Emaus disapa pelan-pelan oleh Yesus melalui penjelasan Kitab Suci. Hati mereka berkobar-kobar ketika Yesus menerangkan Kitab Suci kepada mereka. Iman akan kebangkitan Yesus akan bertumbuh dengan mendengar dan merenungkan firman Tuhan secara terus menerus. Ekaristi akan sangat berarti dan menjadi puncak bila kita sungguh mendengarkan dan merenungkan firman.

Doa Malam

Yesus, sahabatku, kehadiran-Mu sering tak kusadari, karena aku terlalu sibuk dan terfokus pada persoalan hidup serta hal-hal yang bersifat duniawi. Tumbuhkanlah imanku supaya aku semakin menyadari akan penyertaan-Mu dalam setiap langkah hidup ini. Amin.
  

Ketika berhadapan dengan Yesus yang telah bangkit, murid-murid masih ragu-ragu Bdk. Luk 24:38., karena bagi mereka kenyataan itu kelihatan sangat tidak mungkin: mereka mengira, melihat hantu Bdk. Luk 24:39.. "Mereka heran dan belum percaya karena herannya" (Luk 24:41). Tomas harus mengalami ujian keragu-raguan yang sama Bdk. Yoh 20:24-27., dan waktu penampakan terakhir di Galilea, yang diberitakan oleh Mateus, beberapa dari mereka masih "ragu-ragu" (Mat 28:17). Karena itu, hipotesa bahwa kebangkitan adalah "hasil" iman para Rasul (atau dihasilkan oleh sikap mereka yang terlalu gampang percaya), tidak dapat dipertahankan. Malahan sebaliknya, imannya akan kebangkitan - di bawah pengaruh rahmat ilahi - berasal dari pengalaman langsung mengenai kenyataan Kristus yang telah bangkit. (Katekismus Gereja Katolik, 644) 
   
RUAH

Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku.

Selasa, 22 April 2014
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
 
  
Kisah Para Rasul 2:36-41; Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Yohanes 20:11-18

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Pada tahun 2000 yang lalu, Lie Chung Yen (Rm. Martin Suhartono SJ) menulis buku "Pengakuan Maria Magdalena: Saat-saat Intim Bersama Sang Guru". Buku ini dikemas semacam novel namun berisi fakta alkitabiah mengenai relasi intim dan personal antara Maria Magdalena dan Yesus. Di antara keduanya terdapat hubungan kasih yang amat mendalam dan kuat. Itulah makanya, Maria memilih untuk menjadi salah satu dari sedikit orang yang tetap setia berada di dekat Yesus sampai Ia wafat di salib dan dimakamkan. Bahkan, ia sama sekali tidak mau berpisah dengan-Nya. Maka, setelah hari Sabat, di mana ia harus istirahat dan berada di rumah, pagi-pagi berikutnya ia segera pergi ke makam untuk mencari dan bertemu dengan Yesus. Ketika mendapati makam telah kosong, hatinya begitu sedih dan ia menangis. Namun, ia terus mencari dan bertanya di mana Yesus? Meski makam telah kosong, ia yakin bahwa harapannya untuk bertemu Yesus tidak kosong. Benar. Akhirnya, ia bertemu dengan Yesus yang bangkit, yang mengingat dan memanggil nama-Nya dan kemudian mengutusnya untuk menjadi saksi dan pewarta kebangkitan-Nya. Maka, dengan mantap, ia bersaksi di hadapan para murid, "Aku telah melihat Tuhan". 

Tuhan telah bangkit. Kehadiran-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia selalu bersama kita dan menyertai setiap langkah hidup kita. Maka kita menyatakan "Tuhan bersamamu - dan bersama rohmu". Kita saling menyata "Berkah Dalem - Berkah Dalem" yang artinya Tuhan memberkati. Sapaan singkat dan biasa ini, kalau dihayati sungguh-sungguh, sebenarnya menyatakan kesaksian dan pewartaan iman akan Tuhan yang bangkit, yakni Tuhan yang hidup, hadir, menyertai dan memberkati kita.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami mata iman yang mampu melihat dan mewartakan kehadiran, penyertaan dan berkat-Mu dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 22 April 2014 Hari Selasa dalam Oktaf Paskah

Selasa, 22 April 2014
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
      
Paus Yohanes Paulus II menghubungkan Misteri Paska dengan penciptaan di awal mula dunia, puncak sejarah keselamatan (yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke Surga) dan penggenapan eskatologis di akhir zaman:  “Misteri Paska Kristus adalah pewahyuan penuh akan misteri asal usul dunia, puncak dari sejarah keselamatan dan antisipasi dari penggenapan eskatologis tentang dunia. Apa yang diselesaikan dalam Penciptaan dan ditempakan bagi umat-Nya dalam kitab Keluaran, telah menemukan penggenapan yang sepenuhnya dalam Wafat Kristus dan kebangkitan-Nya, meskipun penggenapannya secara definitif tidak akan datang sampai saat Parousia, ketika Kristus datang kembali dengan mulia… (Dies Domini, 18)

Antifon Pembuka (Sir 15:3-4)
 
Kebijaksanaan dianugerahkan kepada kita laksana air untuk diminum. Kebijaksanaan Tuhan berakar dalam hati kita, dan membahagiakan kita selama-lamanya. Alleluya.
 
Doa Pagi

  
Ya Yesus, kebangkitan-Mu telah nyata bagi semua orang yang percaya kepada-Mu. Namun kadang kami kurang percaya karena hidup kami masih dikuasai oleh banyak persoalan dan masalah. Kesedihan dan berbagai penderitaan telah mengaburkan kepercayaan kami kepada-Mu. Maka kami mohon kepada-Mu ya Yesus, ubahlah hidup kami ini, agar kami selalu menyadari kehadiran-Mu yang mulia dalam kehidupan kami hari ini, dan sepanjang segala abad. Amin.
 
Dengan dibaptis, orang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus. Hidup mereka telah berada dalam kuasa Kristus. Mereka akan mati dan bangkit bersama Kristus. Tuhan mengampuni segala kesalahan dan dosa mereka. Mereka memperoleh jaminan hidup kekal di surga.

 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:36-41)

  
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dirimu dibaptis dalam nama Yesus."
     
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
 
Maria Magdalena sangat mengasihi Tuhan. Dia mendapat perhatian dan kasih pengampunan Tuhan. Rasa dekat ini mendorongnya untuk terus mencari Tuhan. Dia ingin selalu berada dekat dengan Yesus. Perasaan iman mengalahkan kemampuan akal budi dan ketakutan manusiawi. Dia mampu merasakan dan melihat kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dia boleh menjadi pewarta pertama kebangkitan Tuhan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:11-18)
  
"Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku."
  
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan
   
Maria Magdalena dipilih oleh Yesus untuk menjadi orang pertama yang mewartakan kebangkitan-Nya karena cintanya yang luar biasa akan Yesus. Yesus tidak peduli apakah orang itu pria atau wanita. Yesus melihat hatinya. Orang yang mencintai Yesus akan dibalas dengan cinta yang lebih besar lagi. Iman akan Yesus membawa setiap orang untuk mencinta dan mengenal Yesus secara lebih dekat dan di sanalah Yesus akan membuka banyak misteri ilahi kepadanya.

Doa Malam

Yesus yang baik hati, aku begitu sering mengalami kedukaan hidup yang akhirnya membutakan hatiku. Kehadiran-Mu sering kuabaikan. Karena itu, ampunilah aku supaya dapat menerima situasi hidup ini dengan meneladani hidup-Mu sendiri. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 21 - 27 April 2014


Senin, 21 April: Hari Senin Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15

Selasa, 22 April: Hari Selasa Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18

Rabu, 23 April: Hari Rabu Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35

Kamis, 24 April: Hari Kamis Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48

Jumat, 25 April: Hari Jumat Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14

Sabtu, 26 April: Hari Sabtu Dlm Oktaf Paskah (P).
Kis. 4:13-21; Mzm. 118:1,14-15,16ab-18,19-21; Mrk. 16:9-15

Minggu, 27 April: Hari Minggu Paskah II - Minggu Kerahiman Ilahi (P).
Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24; 1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31
Catatan Minggu Kerahiman Ilahi: Pada Minggu Kerahiman Ilahi, setiap orang Katolik dapat memperoleh indulgensi penuh. Syaratnya ialah: menerima Sakramen Tobat, menerima Sakramen Ekaristi pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, berdoa dalam ujud Sri Paus. Indulgensi pada Minggu Kerahiman Ilahi diumumkan pada 29 Juni 2002 dalam Dekrit Penitensiari Apostolik dari Lembaga Pengampunan Dosa Apostolik.

PASKAH: PERAYAAN MANUSIA YANG DIPANGGIL ALLAH

Natal itu perayaan “Dari Atas ke Bawah”, sedang Paskah adalah awal perayaan “Dari Bawah ke Atas”. Nanti secara lebih jelas dirayakan pada Hari Raya Kenaikan. Kalau Sorga itu digambarkan di atas dan bumi di bawah, maka perayaan Natal adalah perayaan yang dilakukan karena ada gerak turun. Allah masuk ke dalam dunia manusia, dan tinggal di tempat manusia itu hidup. Allah, yang selalu lebih besar daripada sebutan tentang Diri-Nya, yang menciptakan langit dengan segala isinya, segala benda angkasa termasuk bumi, menjadi salah satu dari penghuni bumi itu. Siapa Dia? Tak akan diketahui siapa Dia bilamana Dia tak memperkenalkan Diri. “Credo” – “Aku Percaya” tentu tak disusun secara sembarangan, itu merupakan jawaban atas sebuah perwahyuan.

Secara pribadi, saya selalu merasa kagum bila mana mengucapkan:”Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta Langit dan Bumi….” – Terbayang di dalam benak saya, gambaran langit dengan benda-benda angkasa, yang jarak satu dengan lainnya dihitung bukan dengan kilometer, melainkan dengan tahun cahaya. Tak semua masuk ke dalam bayangan saya, juga tak masuk dalam pikiran saya. Saya begitu kecil dan Dia tak terhingga.
Dia itu turun ke bumi, menelusuri setiap langkah manusia, segala pengalaman manusia dialami sehabis-habisnya, sampai tuntas bahkan sampai ke maut sekalipun. Ke-Allah-an tenggelam secara habis-habisan di dalam ke-manusia-an.

Tetapi Dia Allah, Yang Mahakuasa, begitu manusia mencoba mencari kata untuk berusaha mengatakan betapa agung-Nya. Maut tak mampu mengalahkan-Nya. Sebaliknya, Dia kalahkan maut. Dia bangkit. Maka Paskah adalah perayaan “Dari Bawah ke Atas”. Di dalam Natal, Allah yang Maha Agung itu masuk ke dalam kekecilan manusia, Allah yang tak terbatas itu masuk ke dalam keterbatasan. Dalam bahasa filsafat Allah yang transenden itu masuk ke dalam yang imanen. Maka Paskah menjadi perayaan kebebasan, karena maut yang hanya dipahami sebagai yang paling membatasi manusia dikalahkan. Dia bebas dari yang terbatas menuju yang tak terbatas.

Dengan bangkit-Nya, terjadilah gerak baru. Bukan lagi hanya “Dari Atas ke Bawah” tetapi juga “Dari Bawah ke Atas”. Gerak pertama adalah gerak dari Allah ke Manusia maka yang kedua adalah dari Manusia menuju ke Allah. Masuknya Allah menjadi manusia mengundang manusia untuk tahu harga dirinya, yaitu harga diri Ilahi. Maka harga diri manusia menjadi semakin jelas. Melalui peristiwa Yesus Kristus ini, penghormatan Allah baru menjadi lengkap kalau juga merupakan penghormatan akan manusia.

Kita dapat menjadi kagum dan bersyukur ketika Dia turun. Kita dapat menjadi kagum lagi dan bersyukur lagi ketika Dia bangkit. Dia bergerak untuk bebas dari keterbatsan yang dialami-Nya. Dia mengajak kita yang selama ini berada di bawah ini untuk ke atas menuju kepada-Nya. Secara hakiki kita diundang masuk dari kemanusiaan ke dalam keilahian. Paskah adalah Perayaan Manusia yang diundang untuk bergerak ke Allah. Karena kebangkitan-Nya, kita diundang untuk bangkit, ya kita manusia ini, telah diberi contoh bagaimana bergerak ke Atas. Semoga kita mampu menjawab undangan-Nya.


Jakarta, Paskah 2014


Rm. Ignatius Ismartono, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy