Jumat, 10 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XIV
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di
tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun
akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan
Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus. (Markus 8:38)
Antifon Pembuka (Mzm 37:3a,4)
Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.
Doa Pagi
Allah Bapa sumber belas dan cinta kasih, resapilah kami kiranya dengan
Roh Kudus, agar dapat mewartakan belas dan cinta kasih-Mu serta memasang
lambang kesetiaan-Mu: Damai sejahtera bagi semua orang yang berkenan di
hati-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (46:1-7.28-30)
"Sekarang bolehlah aku mati?"
Pada waktu itu berangkatlah Israel dengan segala miliknya, dan ia tiba
di Bersyeba. Lalu dipersembahkannya kurban sembelihan kepada Allah
Ishak, ayahnya. Bersabdalah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu
malam, "Yakub, Yakub!" Sahutnya, "Ya, Tuhan." Maka bersabdalah Allah,
"Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan
menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa
engkau kembali; tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu
nanti." Maka berangkatlah Yakub dari Bersyeba. Anak-anak Israel membawa
Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka naik
kereta yang dikirim Firaun untuk menjemput. Mereka juga membawa ternak
dan harta benda yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan. Lalu
tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya
bersama-sama dengan dia. Anak-anak dan cucunya, laki-laki dan perempuan,
seluruh keturunannya dibawanya ke Mesir. Yakub menyuruh Yehuda berjalan
lebih dahulu mendapatkan Yusuf, supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui
ayahnya. Dan sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen. Lalu Yusuf
memasang keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan ayahnya, Israel.
Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya, dipeluknyalah leher ayahnya dan
lama menangis pada bahunya. Berkatalah Israel kepada Yusuf, "Sekarang
aku boleh mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau
masih hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Ayat. (Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40)
1. Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri
dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi
keinginan hatimu!
2. Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan
tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa
kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
3. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan
memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan
tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang
berbuat jahat akan binasa, dan anak cucu orang-orang fasik akan
dilenyapkan.
4. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat
perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan
mereka dari tangan orang-orang fasik, Tuhan menyelamatkan mereka, sebab
mereka berlindung pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 16:13a; 14:26b)Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:16-23)
"Bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu!"
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Lihat, Aku
mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu
hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Tetapi
waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian
kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah
ibadatnya. Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan
raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah
kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan,
karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena
bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang
akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk
dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan
memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian
akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa
bertahan sampai kesudahannya, akan selamat. Apabila mereka menganiaya
kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu,
sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak
Manusia sudah datang."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang selalu terlibat dalam seluruh
dinamika hidup kita. Atas cara yang selalu mengesankan Ia memperlihatkan
kekuasaan-Nya dalam hidup kita. Rancangan yang sangat indah dan
mengesankan itu kita jumpai dalam kisah Yusuf dan sanak saudaranya. Kita
bisa menilai kisah ini sebagai sebuah kisah yang cukup tragis,
tega-teganya saudara menjual saudaranya sendiri; tega-teganya mengibuli
ayah mereka Yakub kalau Yusuf mati diterkam binatang buas. Namun, di
balik tragisnya peristiwa itu, Yahweh telah merancangkan sesuatu yang
menentukan masa depan suku mereka. Rancangan Yahweh atas keluarga Yakub
sungguh menakjubkan, prosesnya kadang menyakitkan, tetapi berakhir
dengan gembira.
Karya Tuhan dalam hidup kita pun diramu dalam pengalaman yang
kadang-kadang menyakitkan secara manusiawi. Kadang kita belum menyadari
bahwa di dalam pengalaman seperti itu, Tuhan tengah memperoses hidup
iman kita. Pengalaman para orang orang kudus dan para martir yang
menghiasi kehidupan Gereja sepanjang zaman adalah contoh, bagaimana
Tuhan memproses hidup itu; dimulai dengan pergumulan yang menyakitkan,
tetapi selalu berakhir dengan sebuah kemuliaan. Mari kita memaknai
beragam dinamika pergumulan hidup kita di dunia ini dengan kesadaran
iman ini. Di dalam semua dinamika itu, Tuhan tengah memproses hidup iman
kita.
Tuhan, ajarilah aku untuk memahami segala rancangan-Mu dalam hidupku,
dan semoga aku selalu taat dan setia pada proses yang Kaurancang itu
untukku. Amin.
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian