| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 21 April 2019 HARI RAYA PASKAH - HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN (Misa Minggu Sore)

Minggu, 21 April 2019
HARI RAYA PASKAH - HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN (Misa Minggu Sore)
  
 

    
Kebangkitan Yesus bukanlah satu kedatangan kembali ke kehidupan duniawi seperti yang terjadi pada pembangkitan-pembangkitan, yang Ia lakukan sebelum Paskah: puteri Yairus, pemuda Naim, dan Lasarus. Perbuatan-perbuatan ini adalah bukti kekuasaan Yesus yang mengherankan, tetapi orang-orang yang mengalami mukjizat itu, kembali ke kehidupan duniawi. Pada waktunya mereka mati lagi. Kebangkitan Kristus memang lain sifatnya. Dalam tubuh yang bangkit Ia keluar dari keadaan mati dan beralih ke suatu kehidupan lain, di luar batas waktu dan ruang. Tubuh Kristus dipenuhi dengan kekuasaan Roh Kudus pada saat kebangkitan; dalam keadaan yang dimuliakan itu, Ia mengambil bagian dalam kehidupan ilahi, sehingga santo Paulus dapat menggambarkan Kristus sebagai "Yang surgawi" Bdk. 1 Kor 15:35-50.. 994, 549 (Katekismus Gereja Katolik, 646)
       
Antifon Pembuka (Luk 24:34; Mzm 118:1.1.16ab-17.22, PS 516/GR 196, Mode VI)

Aku telah bangkit dan s'lalu bersama Engkau, Bapa-Ku, alleluya.
Tangan-Mu yang kudus telah Kautumpangkan atas diri-Ku, alleluya.
Kebijaksanaan-Mu menakjubkan, alleluya.

Resurrexi, et adhuc tecum sum, alleluia:
Posuisti super me manum tuam, alleluia:
Mirabilis facta est scientia tua, Alleluia.

Domine probasti me, et cognovisti me:
tu cognovisti sessionem meam,
et resurrectionem meam.
Gloria Patri...


Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengagungkan hari ini dengan membangkitkan Putra-Mu dari alam maut yang membuka harapan hidup kekal bagi kami. Kami mohon teguhkanlah iman dan harapan kami akan hidup baru yang Kauanugerahkan berkat kebangkitan Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:34a.37-43)
  
  
"Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati."
    
Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius. Di sana Petrus berkata, "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah pembaptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh dan kuat kuasa. Yesus itulah yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus di tanah Yudea maupun di Yerusalem! Dia telah dibunuh dan digantung pada kayu salib. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga. Dan Allah berkenan bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Yesus telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 821
Ref. Pada hari ini Tuhan bertindak! Mari kita rayakan dengan gembira.
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Ul:24)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya."
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan. Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-4)
  
"Pikirkanlah perkara yang di atas, dimana Kristus berada."
    
Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita! Apabila Ia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
atau

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 5:6b-8)
  
"Buanglah ragi yang lama, agar kamu menjadi adonan baru."
    
Saudara-saudara, kamu tahu bahwa ragi yang sedikit saja dapat mengkhamirkan seluruh adonan. Maka buanglah ragi yang lama, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab Kristus, anak domba Paskah kita, sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan roti yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

SEKUENSIA, do = d, PS 518
wajib dinyanyikan sebelum Alleluya,

Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah.

atau

Victimae paschali laudes
immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.

Mors et vita duello
conflixere mirando:
dux vitae mortuus,
regnat vivus.

Dic nobis Maria,
quid vidisti in via?
Sepulcrum Christi viventis,
et gloriam vidi resurgentis:
Angelicos testes,
sudarium, et vestes.
Surrexit Christus spes mea:
praecedet suos in Galilaeam.

Scimus Christum surrexisse
a mortuis vere:
tu nobis, victor Rex,
miserere.
Amen. Alleluia.

Bait Pengantar Injil (sore), do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan Yesus, bukalah arti Kitab Suci bagi kami, kobarkanlah hati kami karena ajaran-Mu.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
      
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
       
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka, "Apakah itu?" Jawab mereka, "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, "Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
    
 
   “Hai kamu orang bodoh!”. Apa yang ada di benak kita bila kita mendengar kata-kata seperti itu ditujukan kepada kita? Bagaimana rasa hati kita? Akankah kita merasa tenang dan nyaman? Atau, hati kita panas mendidih, sakit hati, dan ingin membalasnya? Atau dengan tenang mendengarkan terus apa yang dikatakan oleh orang di depan kita itu? Banyak pilihan dan sikap bisa kita pilih. Mau diam saja juga bisa. Mau marah juga tidak dilarang. Mau mencaci maki, ya silakan.... Semakin ramai dan panas?

 Hal itu dialami dan dirasakan oleh dua orang murid Yesus yang pulang ke Emaus. Kedua murid itu sepertinya frustasi. Mengapa? Yang diharapkan tidak terjadi. Bahkan Pribadi yang mereka andalkan untuk jadi pemimpin malah dibunuh dengan cara keji seperti perampok, yaitu disalib. Kejam. Ngeri. Namun, ada perasaan lain. Saat mereka bercerita dan Yesus menemaninya, hati mereka berkobar-kobar, ada rasa dan atmosfer lain.
 
   
Mengapa dan karena apa hati mereka berkobar-kobar? Pengalaman itu dirasakan oleh dua murid Emaus saat Yesus menceritakan (mengajarkan) Kitab Suci muiai dari Perjanjian Lama sampai saat Yesus dibunuh, dan akhirnya saat Yesus memecahf mecahkan roti lalu hilang dari pandangan mereka.

Apa yang dibuat oleh Yesus di depan mata mereka, sekarang ini bisa kita alami dan lakukan, yaitu merayakan Ekaristi. Di dalam Ekaristi (Misa) itu, kita mendengarkan sabda Tuhan dan Tuhan juga hadir dalam rupa roti anggur. “Lakukanlah ini untuk mengenangkan akan Daku”, demikian imam setiap kali dalam konsekrasi mengulangi kata-kata Yesus.

Bagaimana pengalaman kita saat mengikuti perayaan Ekaristi? Saat misa hari Minggu, misa harian, atau misa di lingkungan? Apakah kehadiran Yesus dalam sabda dan Sakramen Mahakudus dapat kita rasakan? Apakah perasaan berkobar-kobar seperti yang dirasakan dua murid Emaus itu juga kita alami? Atau malah perasaan marah, seperti saat kita dikatakan “orang bodoh dan lamban”? Tidak semangat karena tidak senang dengan ramanya? Atau tidak bisa tenang berdoa karena kor-nya begitu ramai dalam memilih nyanyian? Kerendahan hati dan keterbukaan menjadi awal kita mengenal Yesus semakin dalam. Cobalah. Tuhan memberkati!
(JK/Inspirasi Batin 2019)
   
Antifon Komuni (1Kor 5:7-8)

Kristus, Anak Domba Anak Paskah kita sudah dikurbankan, Alleluya;
Maka marilah kita berpesta dengan roti tak beragi,
yakni kesucian dan kebenaran. Alleluya.

Christ our Passover has been sacrificed, alleluia;
therefore let us keep the feast with the unleavened bread
of purity and truth, alleluia, alleluia.

Pascha nostrum immolatus est Christus, alleluia: itaque epulemur in azymis sinceritatis et veritatis, alleluia, alleluia, alleluia.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy