| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 14 September 2020 Pesta Salib Suci

Senin, 14 September 2020
Pesta Salib Suci
  
 “Kalau Yesus tidak dipaku, aliran hidup abadi tidak akan memancar dari sisi-Nya: darah dan air, pembasuhan dunia” (St. Andreas dari Kreta)
    
  
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
 
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
       
 
Pengantar

Pada abad ke V, sehari setelah penahbisan Gereja Makam Kudus (13 September), kayu Salb Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Perayaan ini melahirkan Pesta Penemuan Salib Suci. Menurut Santo Ambrosius, Uskup Milan (+397), kayu salib Yesus ditemukan kembali oleh Ratu Helena, ibu Kaisar Konstantinus. Kemudian salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Mulanya perayaan ini diperingati sebagai hari raya hanya dalam Ritus Timur. Pada abad VII perayaan ini diterima dalam Ritus Latin dan sekarang disebut Pesta Pemuliaan Salib Suci.

Doa Pembuka


Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.          
   
BACAAN PERTAMA   
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
  
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 



Mazmur Tanggapan,
do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan 
 
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)  
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.         
  
BACAAN KEDUA
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 

      
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960  
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya  
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.  
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.      
  
BACAAN INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)

"Anak manusia harus ditinggikan."

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

  
Pada Pesta Salib Suci hari ini kasula merah dipakai. Warna ini juga digunakan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan wafat Kristus kayu salib. Kristus dipakukan di kayu salib. Jika semuanya berakhir di sana, maka kejahatan akan menang karena Tuhan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan Putra-Nya dari kejahatan. Melalui Kebangkitan, salib maut kini menjadi salib kemenangan atas dosa dan maut. Ya, Salib yang suci dan berharga sekarang diangkat tinggi-tinggi untuk Gereja dan untuk dilihat seluruh dunia. Karena di kayu Salib ada hidup dan kasih, pengampunan dan penyembuhan, penebusan dan keselamatan. Kita harus berlutut di hadapan Salib Suci dan menghormati-Nya karena itu melindungi kita dan kekuatan jahat dan kegelapan bersembunyi dan lari di hadapan-Nya.
  
  Injil Yohanes membandingkan ular tembaga dengan Yesus Anak Allah yang turun ke dunia untuk mewartakan hidup kekal. Dalam hidup-Nya, Yesus mewartakan dan menawarkan "hidup kekal" itu melalui tanda-tanda yang tidak mudah dimengerti oleh orang lain. Banyak kali kata-kata Yesus menjadi sumber pertikaian di kalangan orang-orang Yahudi yang mendengar-Nya. Berulangkali Ia mengatakan bahwa Ia berasal dari Bapa (Allah), Ia menyebut Allah sebagai Bapa-Nya dan Diri-Nya sebagai Anak dan bahwa Ia datang membawa hidup kekal, barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup kekal. Santo Yohanes menegaskan seperti orang Israel memandang ular tembaga lalu hidup, barangsiapa memandang kepada Dia yang diutus Bapa, akan memperoleh hidup kekal dengan melakukan kehendak Allah. Walaupun Yesus sudah berulangkali mengajar dan membuat tanda-tanda heran namun banyak orang masih tidak percaya. Di atas kayu salib, Yesus menghancurkan penderitaan dengan penderitaan-Nya, mengalahkan kematian dengan kematian-Nya. Berkat salib, Yesus menyelamatkan seluruh umat manusia. Tanpa salib, tidak ada keselamatan.
  
Doa Malam
   
Ya Yesus, bantulah kami untuk menjadi orang yang mampu bersyukur atas apapun yang kami alami dan menemukan hikmahnya atas segala pengalaman hidup agar kami semakin bijak. Dengan demikian kami pun makin bijak dan dewasa serta berkenan di hati-Mu. Amin.





Para kudus mencintai salib dan menemukan dalam salib, kekuatan dan penghiburan (St Yohanes Maria Vianney)
 
RENUNGAN PAGI

Minggu, 13 September 2020 Hari Minggu Biasa XXIV

Minggu, 13 September 2020
Hari Minggu Biasa XXIV
     
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484

     

Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)

Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.


Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel.
Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.

Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.
     
    
Doa Pembuka

Ya Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami merasakan kekuatan belas kasih-Mu. Bantulah agar kami mengabdi Engkau dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (27:30-28:9)

"Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa."
Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama memperhitungkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa. Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia mohon ampun atas dosa-dosanya, kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya? Dia hanya daging belaka, namun menaruh dendam kesumat; siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya? Ingatlah akan akhir hidup, dan hentikanlah permusuhan. Ingatlah akan kebusukan serta maut, dan hendaklah setia kepada segala perintah. Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama manusia. Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu ampunilah kesalahan sesama. Jauhilah pertikaian, maka engkau mengurangkan jumlah dosa, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian. Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 



Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-9)
 
"Entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan."
 
Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 



Bait Pengantar Injil, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34, 2/4)
Perintah baru Kuberikan kepadamu: Hendaklah kamu saling mencintai seperti Aku cinta padamu.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
 
"Ampunilah saudaramu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."
 
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Tidak gampang mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengapa? Karena orang merasa gengsinya direndahkan.
Seorang bapak berseteru sekian puluh tahun dengan tetangganya. Suatu saat bapak itu semakin tua, sakit-sakitan dan hampir meninggal. Tanpa pikir panjang, sang istri mengambil inisiatif untuk mendamaikan suaminya dengan tetangganya.
Namun ia tidak berani langsung berbicara kepada suami dan tetangganya. Ia menghubungi seorang ulama yang tinggal di seberang rumahnya. Ia berkata, "Tolong, bapak, suami saya hampir meninggal. Sudilah bapak datang mendoakan dan mendamaikannya dengan tetangga sebelah."
Ulama itu datang dan membujuk suami ibu itu untuk berdamai dengan tetangganya. Namun, tampaknya usaha tersebut akan berakhir sia-sia. Akhirnya muncul gagasan ulama itu untuk mempertemukan keduanya.
Tetangga itu pun datang. Tidak malu atau merasa gengsi, ia mengulurkan tangannya. Dengan penuh kerendahan hati, ia berkata, "Maafkan saya, Pak, mari berdamai. Lupakan apa yang telah berlalu.”
    
Luka batin ternyata tidak begitu mudah untuk diobati. Bahkan dengan sebuah perdamaian dan permohonan maaf dari hati yang dalam. Kisah di atas menunjukkan hal ini. Orang mau mengampuni, tetapi dengan syarat yang berat. Bukankah ini yang mesti dihindari oleh orang beriman? Bukankah orang beriman itu mesti memaafkan dan mengampuni sesama dengan segenap hati?
    
Dalam Injil, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan yang dapat kita mengerti dengan segera, terutama jika kita telah meminjamkan uang kepada orang lain dan mereka tidak mengembalikannya kepada kita.
 
Dalam perumpamaan itu raja merasa kasihan pada hamba itu dan menghapus hutang yang sangat besar itu. Tetapi kenyataannya bagi kita adalah sangat sulit untuk menghapus hutang, apalagi jika jumlahnya besar. Ini seperti pisau yang menancap di hati kita.

Tetapi perumpamaan Injil menggunakan perumpamaan tentang hutang moneter untuk menunjukkan hutang rohani. Ketika orang lain melakukan kesalahan kepada kita, betapa rela kita untuk memaafkan, terutama ketika mereka tampaknya tidak pantas mendapatkannya.

Ketika orang berhutang uang kepada kita dan mereka tidak membayar, atau ketika mereka tidak mau membayar, itu menyakitkan. Dan kapan pun kita memikirkannya, pisau kebencian dan kemarahan berputar di hati kita dan menjadi semakin sulit untuk memaafkan mereka.

Tetapi ketika orang lain melakukan kesalahan pada kita, itu bisa lebih menyakitkan karena pisau berputar-putar di hati kita membuat lubang besar di hati kita dan semua kebaikan dan kasih sayang terkuras habis.
  
 Antagonisnya bisa jadi orang tua yang kasar, pasangan yang tidak setia, saudara kandung yang licik, kolega yang suka menusuk dari belakang, atau bahkan umat paroki yang suka bergosip.
 
Tetapi bacaan pertama mengingatkan kita akan hal ini: Kemarahan dan kemarahan, ini adalah hal-hal yang kotor, dan keduanya ditemukan pada orang berdosa. Maafkan tetangga Anda atas luka yang dia lakukan terhadap Anda, dan ketika Anda berdoa, dosa-dosa Anda akan diampuni.  Bacaan pertama memiliki ajaran yang mendalam ini: Ingat hal-hal terakhir dan berhenti membenci, ingat kehancuran dan kematian, dan hiduplah menurut perintah Tuhan. Ingatlah perintah-perintah-Nya, dan jangan memikul niat buruk sesama Anda; ingat perjanjian Yang Mahatinggi, dan mengabaikan pelanggaran.

Ya, marilah kita mengingat bahwa Injil adalah tentang pengampunan. Sama seperti Yesus mengampuni musuh-Nya, kita juga harus mengampuni orang lain. Sama seperti Yesus mengampuni, dosa kita juga diampuni. Dan saat kita mengingat hal-hal terakhir, marilah kita berhenti membenci dan mulai memaafkan. Dan saat kita mengampuni mereka yang melakukan pelanggaran terhadap kita, Tuhan juga akan mengampuni kesalahan kita.
Tuhan memberkati. **  (RENUNGAN PAGI)
 
  

 
Antifon Komuni (Mzm 36:8)

Betapa berhaga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.

How precious is your mercy, O God! The children of men seek shelter in the shadow of your wings.

Atau (Bdk. 1Kor 10:16)

Piala syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur adalah persekutuan dengan Darah Kristus; roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan Tubuh Tuhan.

The chalice of blessing that we bless is a communion in the Blood of Christ; and the bread that we break is a sharing in the Body of Christ.

Atau (Mat 16:24)

Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et sequator me.

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.



Sabtu, 12 September 2020 Hari Biasa Pekan XXIII

Sabtu, 12 September 2020
Hari Biasa Pekan XXIII
  
“Janganlah mencintai dunia atau barang-barang duniawi, sebab dunia ini akan segera berlalu” (St. Nikolaus dari Tolentino)
  

Antifon Pembuka (1Kor 10:17)
 
Karena roti hanya satu, maka kita biarpun banyak, menjadi satu tubuh, sebab kita semua mengambil bagian pada roti yang satu itu.
       
Doa Pembuka

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 10:14-22a)
     
"Kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu."
     
Saudara-saudaraku terkasih, jauhilah penyembahan berhala! Aku berbicara kepada kalian, sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang kukatakan. Bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu hanya satu, maka kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah bangsa Israel yang alami: Bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? Apa yang kumaksudkan? Apakah daging persembahan berhala itu mempunyai arti? Ataukah berhala itu sendiri mempunyai arti? Bukan! Yang kumaksudkan ialah: apa yang mereka persembahkan itu dipersembahkan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, kalian bersekutu dengan roh-roh jahat. Kalian tidak dapat minum dari piala Tuhan dan sekaligus juga dari piala roh-roh jahat. Kalian tidak dapat mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan dan sekaligus juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
atau Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan,
2. Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya,

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23) 
Orang yang mengasihi Aku akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:43-49)
   
"Mengapa kalian berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan?"
  
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pula pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati. Mengapa kalian berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan sabda-Ku serta melakukannya, - Aku menyatakan dengan siapa ia dapat disamakan: - Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya barangsiapa mendengar sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh, dan hebatlah kerusakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
  Jika kita berpatokan pada pepatah bahwa apa yang kita makan adalah apa adanya, maka kita pasti akan berhati-hati dengan apa yang masuk ke mulut kita atau apa yang kita konsumsi. Demikian pula, jika apa yang kita baca adalah apa adanya, maka kita juga perlu selektif dalam membaca. Karena jika apa yang kita makan berpengaruh pada kita secara fisik, maka apa yang kita baca juga berpengaruh pada kita secara rohani. Dan buah yang kita hasilkan, baik dalam tindakan kita, atau dalam kata-kata atau pikiran kita, adalah cerminan dari siapa kita secara fisik dan spiritual. Seperti yang Yesus katakan dalam Injil, Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik
 
 
  
Antifon Komuni (Luk 6:47)
 
Setiap orang yang datang kepada-Ku, mendengarkan sabda-Ku dan melakukannya, seperti orang yang mendirikan rumah, menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. 
 
Doa Malam
  
Terima kasih, ya Tuhan Yesus, atas berkat-Mu hari ini. Utuslah malaikat-malaikat-Mu untuk menjaga kami malam ini dan dilindungi dari segala yang jahat atas gangguan yang menakutkan. Amin.
  
RENUNGAN PAGI

Jumat, 11 September 2020 Hari Biasa Pekan XXIII

Jumat, 11 September 2020
Hari Biasa Pekan XXIII
      
Bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca? Kitab Suci harus dibaca dan ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa Mengajar Gereja menurut kriteria: 1) harus dibaca dengan memperhatikan isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci, 2) harus dibaca dalam Tradisi yang hidup dalam Gereja, 3) harus dibaca dengan memperhatikan analogi iman, yaitu harmoni batin yang ada di antara kebenaran-kebenaran iman itu sendiri. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 19)

  
Doa Pembuka

Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
       
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 9:16-19.22b-27)
    
    
"Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, untuk menyelamatkan mereka semua."
     
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab bagiku itu suatu keharusan. Celakalah aku bila aku tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm. 84:3.4-5-6.8.12)
1. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
4. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
5. Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.      
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
   
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
    
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

      
Dalam kutipan bacaan Injil di atas, Yesus menggunakan kata balok dan selumbar. Balok adalah potongan kayu yang bisa terlihat dengan jelas. Sedangkan selumbar adalah suatu benda kecil yang bisa masuk ke dalam mata manusia. 
  
Jika selumbar itu masuk ke dalam mati kita, tentu kita tidak bisa mengeluarkannya sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk dapat mengeluarkannnya. Sebab kita sendiri tidak dapat melihat selumbar itu. Sementara orang lain dapat melihat dengan jelas posisi selumbar tersebut. Kedua kata ini dipakai oleh Yesus untuk menggambarkan sifat manusia. Manusia sangat mudah melihat dosa orang lain meskipun dosa orang itu cuma sekecil selumbar. Sebaliknya manusia sangat sulit untuk melihat dosanya sendiri walaupun dosa itu sebesar balok. Dan inilah kenyataan hidup yang sering kita alami.
   
 Suatu hari seorang buta dan seorang pincang kebetulan sampai pada suatu sudut jalan pada saat yang sama. Orang buta itu meminta si pincang untuk membimbingnya agar dapat melewati kesulitannya.

Orang pincang itu berkata, “Bagaimana saya dapat melakukannya, sebab saya tidak dapat berjalan sendiri.”

Orang buta itu tidak percaya. Ia terus memaksa orang pincang itu untuk menuntunnya pergi dari sudut itu. “Tuntunlah saya. Saya ingin melanjutkan perjalanan saya,” kata orang buta itu.

Orang pincang itu meyakinkan orang buta itu, “Saya hanya dapat melakukannya, kalau engkau menggendong saya. Saya dapat mengingatkan engkau tentang segala sesuatu di jalan. Mataku menjadi matamu. Kakimu menjadi kakiku.”

Orang buta itu tercengang, “Ah, jadi engkau sungguh-sungguh tidak punya kaki?”

Orang pincang itu menjawab, “Saya sangat membutuhkan kakimu untuk pergi dari sudut ini!”

Jawab orang buta itu, “Oh, dengan senang hati. Mari kita saling melayani.”

Beberapa saat kemudian orang pincang itu naik ke bahu orang buta itu. Orang buta itu mulai berjalan dengan senang hati. Ia tidak perlu cemas, karena orang pincang itu dapat menunjukkan arah yang mesti mereka tempuh.

Banyak hal dapat dilakukan oleh orang-orang yang mengalami senasib sepenanggungan. Kebutuhan mereka sering kali sama. Yang biasa terjadi dalam hidup sehari-hari adalah orang hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Orang merasa bahwa hanya dirinyalah yang dapat membantu dirinya sendiri dalam kesulitan-kesulitan hidup. Padahal ada begitu banyak orang yang siap membantu bila terjadi suatu kesulitan dalam hidup.

Kisah di atas mengajak kita untuk menyadari keterbatasan kita sebagai manusia. Manusia itu makhluk yang terbatas. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, kalau ia menyingkirkan orang lain dalam hidupnya.

Karena itu, saling melayani dalam hidup ini menjadi sangat penting. Suami mesti melayani istrinya yang membutuhkan bantuannya. Suami membutuhkan bantuan istrinya. Anak-anak membutuhkan bantuan dari orangtuanya untuk hidup lebih baik. Kita semua saling membutuhkan, sehingga kita mesti saling melayani.

Setiap hari kita mengalami begitu baiknya sesama terhadap kita. Ada yang membantu kita dengan membersihkan lantai yang kotor. Ada yang membantu kita dengan menyediakan minuman. Ada yang memberi kita seteguk air untuk melepaskan dahaga. Karena itu, mari kita syukuri kebaikan-kebaikan itu. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ
 





 
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
 
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
    

Kamis, 10 September 2020 Hari Biasa Pekan XXIII

Kamis, 10 September 2020
Hari Biasa Pekan XXIII

“Para kudus selalu menjadi sumber dan akar pembaruan dalam masa-masa paling sulit di dalam sejarah Gereja.” (St. Yohanes Paulus II)

     

Antifon Pembuka (1Kor 8:6)

Bagi kita hanya ada satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus. Segala sesuatu diciptakan dengan pengantaraan-Nya dan kita hidup karena Dia.    

Doa Pembuka


Ya Allah yang penuh kasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengasihi, sebagaimana Engkau sendiri telah mengasihi kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu yang rela mengorbankan Diri-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 8:1b-7.11-13)
   
"Bila engkau melukai hati mereka yang lemah, engkau berdosa terhadap Kristus."
    
Saudara-saudara, pengetahuan menjadikan orang sombong, tetapi kasih itu membangun. Orang yang menyangka diri mempunyai pengetahuan sebenarnya belum mencapai pengetahuan yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, dikenal oleh Allah. Tentang makan daging persembahan berhala kita tahu bahwa tidak ada berhala di dunia ini, dan tidak ada Allah lain, selain Allah yang esa. Sebab sungguhpun ada apa yang disebut allah, baik di surga maupun di bumi dan memang benar ada banyak allah dan banyak tuhan yang demikian, namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, asal segala sesuatu. Bagi Dialah kita hidup. Dan bagi kita hanya ada satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus; segala sesuatu diciptakan dengan perantaraan-Nya dan kita hidup karena Dia. Tetapi tidak semua orang mempunyai pengetahuan ini. Ada orang yang karena masih terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Karena hati nurani mereka lemah, maka hati nuraninya ternoda. Dengan demikian, “pengetahuan” menyebabkan kebinasaan saudaramu yang masih lemah. Padahal Kristus juga wafat untuk dia. Maka engkau berdosa terhadap saudara-saudaramu, karena engkau melukai suara hati mereka yang masih lemah. Dan dengan demikian engkau sebenarnya berdosa terhadap Kristus sendiri. Oleh karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, untuk selama-lamanya aku takkan mau makan daging lagi, jangan sampai aku menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.23-24)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
3. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)
     
"Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya."
    
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang berbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. [Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.] Lagipula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah yang maha tinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kalian pakai, akan diukurkan pula kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
  
Guilemot adalah sejenis burung laut yang senang hidup berkelompok. Ribuan burung ini hidup bersama di puncak tebing dan batu karang. Karena tidak pandai membuat sarang, mereka hanya meletakkan telur di atas batu karang atau di tanah terbuka. Untung, telur mereka tidak mudah jatuh dari tebing, karena memiliki bentuk yang unik, yaitu seperti buah pir dengan salah satu ujung lebih runcing daripada ujung lainnya. Bentuk yang unik ini membuat telur mereka hanya menggelinding melingkar jika didorong atau terantuk.

Karena burung Guilemot tinggal di tebing batu karang yang sulit dijangkau, sebagian besar pemburu darat tidak bisa mengambil burung ini atau telur mereka. Untuk menghadapi burung lain yang mau mencuri telur mereka, seluruh kawanan burung itu bersatu memekik dan mematuk musuh-musuhnya. Kebersamaan mereka dan kepandaian mereka mencari tempat berlindung benar-benar patut mendapat acungan jempol.

Kehidupan bersama di jaman sekarang masih dibutuhkan. Orang yang hanya mau hidup sendiri biasanya akan kehilangan banyak hal dalam hidupnya. Ia tidak bisa mempertahankan cara hidupnya. Cepat atau atau lambat orang seperti ini akan tenggelam dalam persoalan hidupnya sendiri.

Karena itu, orang butuh sesama dalam hidup ini. Ada sesama yang ekslusif. Ada sesama yang inklusif. Yang penting adalah orang mau hidup dalam kebersamaan. Kisah di atas mau menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hidup bersama itu. Burung-burung itu dapat mempertahankan hidup mereka dari serangan musuh-musuh.

Tentu saja hidup bersama yang kita bangun bukan pertama-tama untuk menghadapi musuh-musuh. Tetapi kita bangun hidup bersama untuk suatu kehidupan yang lebih baik dalam lingkungan kita.

Untuk itu, orang beriman itu mesti belajar hidup berkelompok seperti burung Guilemot. Kita mesti berani hidup berdampingan dalam persekutuan, sehingga kelemahan kita ditutupi oleh yang lain. Kelemahan orang lain ditutup oleh kekuatan kita. Ketika menghadapi persoalan yang berat, kita mesti saling mendukung. Suasana seperti ini paling ideal dikembangkan dalam kelompok kecil, yang jumlah anggotanya tidak begitu besar. Tujuannya untuk membangun kebahagiaan bersama. Kita membangun kepedulian di antara kita. Mengapa? Karena kita tidak diciptakan untuk hidup sendirian. Kita diciptakan untuk hidup bersama dalam suatu komunitas tertentu.

Mari kita berusaha membangun kebersamaan sebagai orang-orang beriman. Dalam kebersamaan itu kita dapat membaktikan hidup kita bagi orang lain. Kita dapat membagikan pengalaman-pengalaman hidup kita kepada sesama. Kita dapat saling menguatkan. Tuhan memberkati. **
 

Doa Malam

Terima kasih ya Yesus, atas sabda-Mu hari ini. Engkau mengajak aku untuk terus menerus membarui diri. Engkau juga mengajar aku untuk bersikap rendah hati kepada sesama. Berkatilah usahaku untuk bersikap penuh kasih, terutama kepada mereka yang menyakiti hatiku. Amin.
  
 
Frans de Sales, SCJ

Rabu, 09 September 2020 Hari Biasa Pekan XXIII

Rabu, 09 September 2020
Hari Biasa Pekan XXIII
     
“Tanpa Ekaristi Kudus tidak ada kebahagiaan di dunia ini; tidak ada yang menopang hidup. Ketika kita menerima Komuni Kudus, kita menerima kegembiraan dan kebahagiaan kita. Allah yang baik, berkenan memberikan diri-Nya sendiri bagi kita dalam Sakramen Cinta kasih-Nya. Ia memberikan kepada kita kerinduan yang hebat dan besar dan hanya Dia sendiri dapat memuaskannya. Di hadapan Sakramen yang indah ini, kita laksana seorang yang hampir mati kehausan dan tiba di tepi sungai – dia hanya perlu menundukkan kepalanya saja; seperti seorang yang tetap miskin dekat dengan harta karun yang besar – dia hanya perlu mengulurkan tangannya saja. Dia yang menerima Komuni kehilangan dirinya di dalam Allah, seperti setitik air di dalam lautan. Mereka tidak dapat dipisahkan lagi.” — St. Yohanes Maria Vianney
   
Antifon Pembuka (Luk 6:20)
  
Berbahagialah orang yang miskin karena merekalah yang empunya Kerajaan Allah.
       
Doa Pembuka

Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menyampaikan Sabda Bahagia kepada kami yang miskin dan lemah ini. Semoga, Sabda Putra-Mu itu menjadikan kami kaya akan belas kasih dan perhatian kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (7:25-31)
 
"Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seseorang." 
   
Saudara-saudara, mengenai para gadis aku tidak mendapat suatu perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercaya berkat rahmat yang telah kuterima dari Tuhan. Aku berpendapat bahwa mengingat zaman darurat sekarang ini baiklah orang tetap dalam keadaannya. Adakah engkau terikat pada seorang wanita? Janganlah mengusahakan perceraian. Adakah engkau tidak terikat pada seorang wanita? Janganlah mencari seorang. Tetapi kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi, orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani, dan aku mau menghindarkan kalian dari kesusahan itu. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan: Waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa ini: mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia yang kita kenal sekarang ini akan berlalu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
      
Mazmur Tanggapan
Ref. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu.
Ayat. (Mzm 45:11-12.14-15.16-17)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!
2. Keindahan belaka puteri raja itu, pakaiannya bersulamkan emas. Dengan pakaian bersulam berwarna-warni ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.
3. Dengan sukacita dan sorak sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. Para leluhurmu akan diganti oleh anak-anakmu nanti; mereka akan kauangkat menjadi pembesar di seluruh bumi.
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 6:23ab) 
Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)
 
"Berbahagialah orang yang miskin, celakalah orang yang kaya." 
   
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Injil Lukas hendak berbicara kepada orang yang miskin, yakni orang yang kekurangan material, orang yang tak bisa mencukupi kebutuhan hidup, paling-paling pas-pasan saja. Tetapi Injil juga berbicara kepada orang berkepunyaan, orang yang berkelebihan, orang yang tak merasakan kekurangan. Kepada yang miskin dikatakan bahwa mereka tak dilupakan Kerajaan Allah, mereka itu malah boleh merasa empunya Kerajaan Allah. Kepada orang kaya tidak dikatakan kalian tak memiliki Kerajaan Allah. Namun kehidupan mereka itu kiranya tak ada artinya ("celakalah....") bila mereka sudah puas dan merasa aman dengan kelimpahan mereka. Wartanya apa? Yesus tidak menjajakan kemiskinan sebagai keutamaan dan mencerca kekayaan sebagai sumber laknat. Orang bisa sombong dan sukses dan bersukaria secara berlebihan dan dalam kegagalan bisa merasa terpukul sampai putus asa, karena orang terpaku pada yang dilihat dan dialami sekarang ini. Ia lupa bahwa masih ada takdir yang tidak terelakkan dan hidup yang akan datang. Sabda bahagia hendaknya juga menjadikan kita makin sadar akan pentingnya mengembangkan semangat solider. Orang Kristen perlu belajar menjembatani jurang pemisah yang makin menganga antara kaya-miskin, kenyang-lapar, terkenal-terlupakan.
   
Antifon Komuni (Luk 16:20)
 
Berbahagialah kalian yang miskin, sebab milik-Mulah Kerajaan Allah. 
  
 
 
 
 

Selasa, 08 September 2020 Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

Selasa, 08 September 2020
Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria
 
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Yusuf bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam. (Mat 1:18-19c)
 

Antifon Pembuka

Marilah kita bersukacita merayakan kelahiran Santa Perawan Maria. Sebab dari padanya telah terbit cahaya dunia, yakni Kristus, Allah kita.

Let us celebrate with joy the Nativity of the Blessed Virgin Mary, for from her arose the sun of justice, Christ our God

Pengantar

Hari ini Gereja merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Maria adalah sosok perempuan yang begitu akrab dengan umat Katolik. Dia menghadirkan sosok Allah dalam diri seorang ibu. Maria bukan hanya ibu Yesus, tetapi juga ibu kita. Banyak orang berdevosi secara khusus pada Bunda Maria. Ada sosok yang mempesona dalam diri Ibu Maria ini. Kelahirannya bukan hanya menjadi berkat bagi St Yoakhim, dan Sta. Anna, orang tuanya, tetapi juga berkat bagi kita. Menghormati Bunda Maria juga memberikan inspirasi bagi kita untuk menghargai keberadaan ibu kita masing-masing. Ibu yang menjadi sarana Allah menghadirkan kita ke dunia dan menyalurkan kasih Allah kepada kita. Pernahkah kita ingat ulang tahun ibu dan memberinya sesuatu wujud kasih yang istimewa?

Doa Pembuka


Allah Bapa kami, sumber belas dan cinta kasih, penuhilah hamba-hamba-Mu dengan anugerah surgawi. Tingkatkanlah kiranya kesejahteraan dunia berkat pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Sebab Putra yang dilahirkannya adalah sumber keselamatan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Nubuat Mikha (5:1-4a)
    
  
"Tibalah saatnya perempuan yang mengandung itu melahirkan."
     
Beginilah firman Tuhan, “Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka, ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
atau
     
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:28-30)

Saudara-saudara, kita tahu, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya itu, juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku bersukacita dalam Tuhan.
Ayat. (Mzm 13:6ab,6cd)
1. Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.
2. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Berbahagialah engkau, hai Perawan Maria, dan sangat terpuji. Sebab dari padamu telah terbit Sang Surya Keadilan, yakni Kristus, Allah kita.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius [1:1-16.18-23 (1:18-23)]
 
"Anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."
   
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya. Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dan Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram. Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai. Isai memperanakkan Raja Daud, Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa. Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia. Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia. Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel. Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor. Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim. Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan. Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Kelahiran Yesus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang dinyatakan oleh nabi, "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Immanuel" yang berarti: Allah menyertai kita.)
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  
Kapanpun kita memikirkan kue ulang tahun, kita akan memikirkan kue dengan lilin yang menyala, atau setidaknya satu lilin, dan orang yang merayakan ulang tahun akan membuat permohonan dan kemudian meniup lilinnya.

Arti lilin yang menyala yang diletakkan di atas kue adalah untuk melambangkan "terang kehidupan" dan untuk merayakan hidup orang tersebut.

Seperti halnya meniup lilin, banyak budaya kuno percaya bahwa asap membawa doa mereka ke langit. Tradisi saat ini membuat permohonan sebelum meniup lilin ulang tahun mungkin dimulai dengan kepercayaan tersebut.

Hari ini saat kita bergabung dengan Gereja untuk merayakan kelahiran Bunda Maria, mungkin tidak ada kue ulang tahun untuk dipotong atau lilin untuk ditiup.

Tetapi tujuan merayakan kelahiran SP. Maria pada dasarnya adalah untuk bersyukur kepada Tuhan karena telah memenuhi janji keselamatan melalui dia.

Seperti yang dikatakan nabi Mikha dalam nubuatannya "
Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel."

Juga malaikat Tuhan dalam Injil Matius mengatakan ini kepada Yusuf:
"Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 
 
Jadi saat kita menghormati Maria dan bersyukur kepada Tuhan atas pemberian Yesus melalui dia, kita mempersembahkan diri kita kepada Maria seperti lilin yang menyala di kue ulang tahun karena dia telah memberi kita Yesus, Terang Hidup.
Mari kita berusaha untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Dengan demikian, hidup ini memiliki makna yang mendalam. Kita mengalami sukacita dan damai, karena Tuhan yang senantiasa hadir dalam hidup kita. Tuhan memberkati. **
  
Contemplatio: Bayangkanlah juga tentang silsilahmu sendiri, apakah kamu menerima orangtuamu? Menerima garis keturunanmu?

Oratio: Ya Yesusku, terima kasih atas rahmat penebusan-Mu yang Engkau hadirkan untuk kami umat manusia lewat Bunda Maria. Bunda Maria, doakanlah kami anak-anakmu. Amin.
 
Missio: Aku mau mendoakan doa Salam Maria untuk anak-anak yang dibuang oleh orangtuanya karena tidak mau menerima mereka.  
 
 

Antifon Komuni (Yes 7: 14; Mt 1: 21)

Seorang perawan akan melahirkan. Putranya akan menyelamatkan bangsa-Nya dari dosa mereka.

Behold, the Virgin will bear a son, who will save his people from their sins.

Doa Malam
 
Bapa di surga, kami berterima kasih atas Bunda Maria yang Kauberikan kepada kami sebagai ibu rohani kami. Banyak teladan yang dapat kami contoh dari hidup Bunda Maria. Semoga kami dapat meneladan hidup Bunda Maria, khususnya dalam hal penyerahan diri kepada-Mu. Amin. 



RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy