Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pemindahan Sakramen
Mahakudus dan Tuguran pada hari Kamis Putih: Tidak diizinkan menggunakan
monstrans. Sakramen harus berada dalam tabernakel altar persinggahan,
atau dalam pixis/sibori. Tempat sakramen disinggahkan tidak dizinkan
dibuat seolah sebuah makam. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah
dan persiapannya, 16 Januari 1988)
Antifon Pembuka (Mzm 56:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya
dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau
menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk
redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda
pengampunan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong.
Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang
mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi,
Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap
aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari
yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya.
Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah
membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya.
Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap
darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel,
katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di
tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang
Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan
dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu
memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah
rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada
Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami
sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu
kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang
tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka
dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan
berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan,
sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan
menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang
yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan
telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah
kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia,
katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?”
Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata,
“Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah
menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu
disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya.
Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan
bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu
birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu
dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu
karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu!
Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah
kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon
berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu
sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang
terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!” Maka berserulah
seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang
menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka
bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan
dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian
palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau
mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu
dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: lih 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di
rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan
yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak
takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat
penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku
selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang
dan senantiasa.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia
berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus
duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada
Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat
zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan
batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal
ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka
memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu
menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus
bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka,
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan
menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah
Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu
Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah
mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak
ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah,
dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Orang cenderung lebih mudah mencari-cari kesalahan orang lain
dibandingkan mengakui kesalahannya sendiri. Orang tua-tua yang tidak
dapat memuaskan keinginannya membuat fitnah atas diri Susana dengan
mengatakan kesaksian palsu seolah-olah Susana berbuat salah. Demikian
juga ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang
tertangkap basah melakukan perzinahan kepada Yesus untuk menjatuhi
hukuman kepadanya. Allah tidak menghendaki umat-Nya mengalami
ketersesatan karena kerakusan dan kejahatan orang-orang semacam itu,
maka Allah mengutus Roh Kudus-Nya untuk membangkitkan keberanian dalam
salah seorang hamba-Nya untuk menyatakan yang benar adalah benar dan
yang jahat adalah jahat. Daniel dipilih Allah untuk menunjukkan mana
yang benar dan mana yang salah. Dan kemudian melalui Putera-Nya, Yesus
Kristus, Allah memperingatkan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
atas kejahatan-kejahatan mereka sendiri dengan mengatakan, ”barangsiapa
di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu”.
Tuhan mengingatkan bahwa kita ini berdosa. Jadi, kita tidak perlu dan
tidak boleh me*nunjukkkan atau menyudutkan orang lain dengan mengangkat
kesalahan dan dosanya. Sebaliknya, kita harus rendah hati mengakui bahwa
kita ini orang berdosa. Tidak ada seorangpun di antara kita yang luput
dari dosa. Dan kita diingatkan bahwa Tuhan selalu membuka pintu ampun
bagi kita dengan mengatakan, ”Aku tidak menghukum engkau, pergilah dan
jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Tuhan selalu memberi
ampun, tetapi Dia juga meminta supaya setelah kita diampuni, kita tidak
lagi berbuat dosa.
Tuhan tuntunlah aku untuk menjadi rendah hati, agar aku lebih menyadari
dan menyesali kedosaanku daripada mencibir dan merendahkan orang lain
yang melakukan kesalahan dan dosa. Ampunilah dosa-dosaku. Amin.
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17)
Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat
orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada
mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas
Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di
surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita
karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan
kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja
Katolik, 545)
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian