Jumat, 17 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV
Pujilah Tuhan, hai jiwaku; seluruh diriku, pujilah nama-Nya yang kudus! (Mzm 103:1)
Antifon Pembuka (Mzm 115:17-18)
Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu sambil menyerukan nama
Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Mahabaik, sebagai bekal dalam perjalanan Engkau telah
memberi kami rezeki, yaitu Yesus, Anak Domba Paskah baru. Semoga Engkau
berkenan datang dan mencipta baru kami pada waktu kami berkumpul memuji
nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (11:10-12:14)
"Hendaklah kalian menyembelih anak domba pada waktu senja. Apabila Aku melihat darah, maka Aku akan melewati kalian!"
Musa dan Harun telah melakukan segala mukjizat di depan Firaun. Tetapi
Tuhan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel
pergi dari negeri Mesir. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun
di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu,
bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap
jemaat Israel, ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor
anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor untuk
tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil
jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia
bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah
jiwa; tentang anak domba itu kamu buatlah perkiraan menurut keperluan
tiap-tiap orang. Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur
setahun, boleh domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kalian kurung
sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang
berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Dan darahnya harus
diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang
atas rumah tempat orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka
harus makan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka
makan dengan roti tak beragi dan sayuran pahit. Janganlah kalian
memakannya mentah atau direbus dalam air; tetapi hanya dipanggang di
api, lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya. Janganlah kalian
tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi. Apa yang tinggal sampai
pagi harus dibakar habis dalam api. Beginilah kalian memakannya:
pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya
kalian memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada
malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, membunuh semua anak sulung,
baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan, dan semua dewata
Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah, Tuhan. Adapun darah domba tersebut
menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kalian tinggal. Apabila Aku
melihat darah itu, Aku akan melewati kalian. Jadi tidak akan ada tulah
kemusnahan di tengah kalian pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari
itu harus menjadi hari peringatan bagimu dan harus kamu rayakan sebagai
hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Hari itu harus kalian rayakan
sebagai suatu ketetapan untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku
akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang
dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan
nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh
umat-Nya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading
gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan
memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus,
“Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada
hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang
dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam
bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan
kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat,
bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam
bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang
melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang
kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian
tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tidak dapat diingkari bahwa manusia selalu membutuhkan aturan untuk
dapat bertahan hidup. Paling kurang ada tiga jenis aturan yang harus
dipatuhi manusia agar hidupnya menjadi semakin manusiawi. Pertama,
aturan kosmis, yakni dalam bentuk pergantian hari dan pergantian musim.
Kedua, aturan tubuh manusia itu sendiri, dalam bentuk rasa lapar, haus,
ngantuk, lelah, dan lain sebagainya. Ketiga, aturan yang lebih
artifisial, seperti hukum adat, hukum sipil, dan aturan komunitas dan
lembaga lainnya. Aturan-aturan ini harus ditaati agar seseorang bisa
bertahan hidup dengan kualitas yang baik. Jika seorang manusia, misalnya
tidak pernah mau mematuhi rasa laparnya dengan makan secara teratur,
dapat dipastikan bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama. Jika setiap
hari ia bekerja dan tidak pernah peduli dengan rasa lelah atau
ngantuknya, dapat dipastikan juga bahwa usia hidupnya amatlah pendek.
Aturan mesti dihargai agar kemanusiaan semakin diangkat dan dimuliakan.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus sekali lagi menegaskan pentingnya
peran aturan untuk mengangkat dan memuliakan kemanusiawian manusia.
Aturan yang dihayati tidak boleh merendahkan, apalagi membinasakan
manusia. Aturan mesti ditegakkan untuk membela kemanusiaan. Ketika tidak
lagi membela kemanusiaaan, dan malah melecehkannya, aturan itu dapat
dilanggar dan dibatalkan. Manusia adalah tuan atas aturan, dan manusia
dapat melangkahi atau melompati aturan yang ada jika ada nilai
kemanusiaan yang lebih tinggi yang sedang diperjuangkan. Dengan kata
lain, aturan harus mengabdi pada kebaikan yang lebih tinggi, dan bukan
sebaliknya kita membatalkkan sebuah perbuatan baik hanya karena takut
melanggar aturan. Cinta dan belas kasih berada jauh di atas semua aturan
yang ada, karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)
Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan kepadaku? Aku mengangkat
piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.
Doa Malam
Bapa kami di surga, kepada-Mulah semua bangsa berharap melalui Yesus
yang Kaukasihi. Tambahkanlah iman kami akan pemeliharaan-Mu terhadap
hidup kami walau jauh dari jangkauan akal budi kami. Sebab Engkaulah
harapan kami sepanjang masa. Amin.