Syalom aleikhem. Lantang dan jelas adalah dua hal yang ditunjukkan PUMR no. 38 yang bicara mengenai teks Misa: doa, dialog, aklamasi dsb. Lantang terkait dengan volume suara. Bukan teriak, namun bukan lirih. Maka, berdoa dengan lirih-lirih kurang cocok dalam Misa. Jelas artinya kata demi kata diucapkan dalam lafal yang dapat dimengerti. Membaca terlampau cepat dan diseret-seret kurang cocok untuk Misa. Sekali lagi, lantang dan jelas. Penting diingat itu.
Tiap teks punya maksud dan tujuan. Ya, sebagaimana kata-kata sehari-hari kita pun demikian. Hardikan beda dengan bujukan, hiburan beda dengan amarah, dsb. Kata yang sama bila diucapkan dengan cara berbeda akan jadi beda arti dan makna pula. PUMR no. 38 menyarankan ini: teks harus dibawakan sesuai dengan maksud dan tujuan.
Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie) berbeda dengan Kemuliaan (Gloria), contohnya. Yang pertama doa memohon, yang kedua doa memuji. Beda ‘kan. Memohon pastilah dengan sopan dan lembut, sementara memuji pastilah bersemangat. Konsekuensinya, cara membawakan Kyrie dan Gloria mesti berbeda. Perbedaaan bisa dari kuat lemahnya (dinamika) atau dari cepat lambatnya (tempo). Memohon, contoh untuk tempo, umumnya lebih lambat; memuji pastilah lebih cepat. Perbedaan tempo menunjukkan dan menggarisbawahi makna.
Contoh lain, Kudus (Sanctus) dan Anak Domba Allah (Agnus Dei) juga berlainan maksud dan tujuan. Contoh lain lagi bisa dikemukan, namun intinya: “tiap-tiap teks punya maksud dan tujuan tersendiri sehingga perlu dibawakan secara berbeda-beda”.
Percaya kepada Kristus adalah jalan untuk sampai dengan pasti kepada keselamatan --- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Mzm 146:2)
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber cinta kasih, Engkau menghendaki kami saling menaruh
cinta kasih. Semoga hati kami terbuka terhadap kesulitan, yang dihadapi
oleh orang-orang di sekitar kami dan perkenankanlah kami membantu mereka
dengan rela dan tulus hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan
kami yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Rut (1:1.3-6.14b-16.22)
"Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem."
Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka
pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta
isterinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana
sebagai orang asing. Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi,
sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya. Kedua anaknya itu lalu
mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama
Rut. Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu
matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua
anaknya. Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau
pulang meninggalkan daerah Moab. Sebab di daerah Moab itu Naomi telah
mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan
makanan kepada mereka. Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke
rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya. Berkatalah Naomi,
“Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah
juga menyusul dia!” Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku
meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau
pergi, ke situ pula aku pergi. Di mana pun engkau bermalam, di situ pula
aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.”
Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa
Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim
panen jelai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Ayat. (Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10; Ul: 2a)
1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang
harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi
roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang
terkurung.
3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik
dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya
Sion, turun temurun!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 25:5c,5a)
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam
orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari antaranya, seorang
ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum
manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?” Yesus menjawab, “Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya
sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan
satu kesatuan, tak terpisahkan.
Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua
kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk
dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di
surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu
melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan
sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan
dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo
Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi
Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37)
berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan
Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja.
Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan
tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia
menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).
Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang
begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus,
disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal,
serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian
masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen
lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar
biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan
segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri
sendiri dengan lebih baik lagi.
Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah
yang demikian besar ini?
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)
Antifon Komuni (Mat 22:37, 39)
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
(Renungan oleh: RP. Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)
******
St. Rosa dari Lima "Salib adalah satu-satunya tangga ke surga"
St. Rosa dari Lima tidak terlena dengan kecantikan lahiriahnya. Ia lebih suka menjadi cantik secara rohani bagi Yesus. Jadi, jika kita merasa khawatir akan penampilan lahiriah kita, kita boleh mohon bantuan doa St. Rosa agar ia membantu kita untuk memusatkan perhatian pada hal yang lebih penting dalam hidup kita.
Pada tanggal 20 April 1586, dari sebuah keluarga yang miskin di Lima, Peru, lahir seorang bayi perempuan yang diberi nama Isabel De Flores Y Del Oliva. Semua orang lebih suka memanggilnya 'Rosa' (mawar) karena bayi itu sungguh amat cantik dengan pipinya yang kemerahan-merahan. Lagipula semasa Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik, wajahnya berubah menjadi sekuntum mawar.
Sejak kanak-kanak Rosa amat mengasihi Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah besar, hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya akan bersinar dan matanya berbinar-binar. Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi Yesus dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada mereka berjam-jam lamanya di gereja. Ia juga sering melakukan matiraga secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari ibunya mengenakan hiasan mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa tidak ingin dikagumi karena kecantikan lahiriahnya, sebab hatinya sudah diserahkannya kepada Yesus. Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk menonjolkan kecantikannya itu menjadi sarana bermatiraga. Sebuah peniti panjang disematkannya pada mahkotanya sehingga mahkota itu membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman. Rosa juga tidak suka orang-orang memandang serta memuji-muji kecantikannya. Baginya segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa takut kalau-kalau kecantikannya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak orang memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia mendengar mereka mengatakan betapa halus dan indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan merica hingga kulitnya menjadi merah dan melepuh. Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi orang yang akan memujinya! Ketika Rosa membaca kisah hidup St. Katarina dari Siena, ia terdorong untuk menjadikan St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia mulai dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu. Kemudian ia melakukan tapa silih, dan akhirnya memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk bekerja keras. Teman-teman dan keluarganya menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa yang mereka anggap aneh. Kedua orangtuanya juga tak henti mengecamnya. Rosa menderita karena ia tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus yang diterimanya setiap hari. Kemudian, Rosa memutuskan untuk mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua orangtuanya menentang keras kehendak Rosa. Mereka telah lama berharap agar kelak puteri mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Meski sepanjang hidupnya Rosa selalu taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh tahun lamanya pertentangan itu berlangsung sebelum pada akhirnya Rosa dapat memenangkan hati mereka dengan kesabaran dan doa. Rosa banyak menderita. Selain dari pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia mengalami saat-saat di mana ia merasa sendiri dan mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu ditanggungnya dengan iman yang teguh. Saat usianya duapuluh tahun, Rosa diterima dalam Ordo Ketiga Dominikus. Atas persetujuan pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke sebuah gubuk kecil yang dibangun di halaman rumah orangtuanya. Malam hari digunakannya untuk berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja keras menanam bunga, menyulam serta menjahit. Hasilnya digunakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan menghibur para fakir miskin dan para budak Indian, terutama mereka yang sakit dan menderita. Oleh sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan sosial di Peru. Beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa damai dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa mempersembahkan kepada-Nya semua silih dan matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan bangsanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa, dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian. Rosa lama menderita sakit sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi setelah kematiannya. Rosa dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus Klemens IX dan dikanonisasi pada tanggal 2 April 1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima adalah orang Amerika pertama yang dinyatakan kudus. Oleh sebab itu ia diangkat sebagai santa pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan juga Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 Agustus.
CATATAN ST. ROSA DARI LIMA "Tuhan, tambahlah penderitaanku, dan bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam hatiku." "Selain dari Salib, tidak ada tangga lain yang dapat membawa kita ke surga." "Tuhan dan Juruselamat kita memperkeras suara-Nya dan berbicara dengan keagungan yang tiada bandingnya: 'Biarlah semua orang mengetahui bahwa rahmat datang setelah penderitaan. Biarlah mereka mengetahui bahwa tanpa beban penderitaan, mustahillah untuk mencapai kepenuhan rahmat. Biarlah mereka mengetahui bahwa anugerah rahmat bertambah sementara pencobaan bertambah. Biarlah manusia waspada agar tidak tersesat dan ditipu. Salib adalah satu-satunya tangga sejati ke surga, dan tanpa Salib mereka tidak akan dapat menemukan jalan yang dapat membawa mereka naik ke surga.' Ketika aku mendengar kata-kata ini, suatu kekuatan dahsyat menyelubungi aku serta menempatkan aku di tengah jalan, sehingga aku dapat berseru dengan lantang kepada orang-orang dari segala usia, jenis kelamin serta kedudukan: “Dengarlah, hai manusia; dengarlah hai bangsa-bangsa. Aku memperingatkan kalian akan perintah Kristus dengan menggunakan kata-kata yang keluar dari bibir-Nya sendiri: Kita tidak dapat memperoleh rahmat jika kita tidak menanggung penderitaan. Kita harus menumpuk pencobaan di atas pencobaan guna beroleh keikutsertaan yang besar dalam hidup Ilahi, kemuliaan bagi anak-anak Allah dan kebahagiaan sejati bagi jiwa.” Jika saja manusia mengetahui betapa luar biasanya memperoleh rahmat surgawi, betapa indahnya, betapa agungnya, betapa berharganya. Betapa banyak kekayaan yang tersembunyi di dalam Salib, betapa banyaknya sukacita dan kebahagiaan! Tak seorang pun akan mengeluh akan Salib-nya atau akan pencobaan-pencobaan yang harus ditanggungnya, jika saja ia mengetahui timbangan di mana mereka kelak akan ditimbang ketika timbangan itu dikenakan kepada mereka.” Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Kamis, 22 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Perawan Maria, Ratu
“Salam, ya Ratu, ya Bunda Kerahiman! Salam hidup kami, penghiburan kami, dan pengharapan kami” (St. Alfonsus de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 44:10)
Permaisuri berdiri di sisi Baginda, pakaiannya beraneka warna dan selubungnya berkilau laksana emas.
Doa Pembuka
Ya
Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu
kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar
kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran,
perkataan maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan
dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga
Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm
119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
Korban
adalah tanda dan perwujudan iman. Orang yang beriman tidak akan pernah
ragu untuk mengorbankan apa yang dimilikinya bagi Allah yang diimaninya,
bahkan mereka yang dikasihinya.
Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (11:29-39a)
"Yang pertama-tama keluar dari rumahku akan kupersembahkan sebagai kurban."
Pada suatu hari Yefta, panglima Israel, tiba-tiba dihinggapi Roh Tuhan.
Ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui
Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah
orang-orang Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya, “Jika
engkau sungguh-sungguh menyerahkan orang Amon ke dalam tanganku, maka
yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku pada waktu aku pulang
dengan selamat dari orang Amon akan menjadi milik Tuhan. Aku akan
mempersembahkannya sebagai kurban bakaran.” Kemudian Yefta berjalan
terus untuk berperang melawan orang Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka
ke dalam tangannya. Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara
mereka, mulai dari Aroer sampai dekat Minit, dua puluh kota banyaknya,
dan sampai ke Abel-Keramin. Dengan demikian orang Amon ditundukkan di
depan orang Israel. Ketika Yefta pulang ke Mizpa, tampaklah anaknya
perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana dan menari-nari.
Dialah anaknya yang tunggal. Selain dia Yefta tidak mempunyai anak
laki-laki atau perempuan. Demi melihat anaknya, Yefta mengoyak-ngoyakkan
bajunya sambil berkata, “Ah Anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh
dan mencelakakan daku. Aku telah membuka mulut untuk bernazar kepada
Tuhan dan tidak dapat mundur lagi.” Tetapi anak itu menjawab, “Bapa,
jika engkau telah membuka mulut dan bernazar kepada Tuhan, maka
perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, sebab Tuhan
telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni orang Amon.”
Lalu anak itu menyambung, “Hanya saja, izinkanlah aku melakukan satu
hal ini: berilah aku waktu dua bulan, supaya aku pergi mengembara di
pegunungan, dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan
teman-temanku.” Jawab Yefta, “Pergilah!” Dan ia membiarkan anaknya pergi
dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama dengan
teman-temannya untuk menangisi kegadisannya di pegunungan. Setelah lewat
kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan
apa yang telah dinazarkannya kepada Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:5.7-8a.8b-9.10)
1. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, yang
tidak berpihak kepada orang-orang yang angkuh, atau berpaling kepada
orang-orang yang menganut kebohongan!
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka
telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku
berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
Tidak semua orang mampu menikmati anugerah Allah. Pasalnya, tidak semua
orang mau menerima tawaran atau undangan Allah. Ada saja pelbagai alasan
yang membuat orang menolak tawaran kasih-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka
rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu
seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia
menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke
perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh
pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan:
Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku
telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah
ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke
ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap
para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia
lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh
itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba,
‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk
itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah
setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka
pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya
di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah
ruang perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui
para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia
berkata kepadanya, ‘Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa
berpakaian pesta?’ tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata
kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang
itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan
kertak gigi’. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Menghadiri pesta nikah bukan hal baru dalam masyarakat kita. Bahkan akan
merasa bersalah apabila ada seorang sahabat menikah dan kita tidak bisa
hadir dalam pesta nikahnya. Dalam Injil hari ini difirmankan, “Kerajaan
Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk
anaknya.” Ungkapan ini kiranya mengantar kita kepada pemahaman bahwa
menghadiri “perjamuan nikah” bukan hanya sekadar hadir dalam resepsi
duniawi, melainkan mengikuti upacara suci. Kebenaran ini akan semakin
tampak bila kita hubungkan dengan Kitab Kidung Agung, di mana kedua
mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9; 2:7), saling
mengungkapkan rasa rindu (Kid 3:1-5; 5:2-8), dan saling mengungkapkan
nikmatnya saat berduaan (Kid 7:6-8:4).
Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai
tempat kehadiran yang ilahi. Kehadiran-Nya memanusia dalam wujud yang
paling bisa dirasakan. Oleh karena itu, bagi orang Yahudi, ikut serta
dalam perjamuan nikah berarti mendekatkan orang pada kemanusiaan dan
keilahian sekaligus. Sebaliknya, penolakan terhadap undangan ikut serta
dalam perjamuan nikah bukan hanya sekadar tidak ikut pesta duniawi,
sebagaimana yang kita pahami dalam masyarakat.
Perumpamaan hari ini sungguh luar biasa. Sang Raja sungguh rendah hati
dan sabar. Perjamuan nikah sudah siap. Akan tetapi, para undangan tidak
mau datang bahkan menjadi takabur. Mereka bukan hanya menolak undangan,
melainkan membunuh pengantar undangan. Keadaan yang sungguh
mengecewakan. Tampaknya justru inilah pesan pokok yang hendak
ditunjukkan sang pewarta, yakni Allah yang kecewa, karena kasih-Nya
bertepuk sebelah tangan, kasih-Nya tidak mendapatkan tanggapan dari
manusia.
Sungguh luar biasa, sang raja tidak patah arang. Melalui para hambanya
ia mengundang orang yang berada di persimpangan jalan. Akhirnya, pesta
nikah itu dimeriahkan oleh kehadiran orang-orang yang berasal dari
persimpangan jalan.
Persimpangan jalan ialah suatu tempat di mana orang berkumpul dengan
aneka macam keperluan: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan
waktu, berjualan, membeli, dan sebagainya. Orang-orang seperti itulah
yang diundang datang ke perjamuan nikah. Tampak di sini bahwa sang raja
ingin berbagi kegembiraan. Kegembiraan menjadi lengkap bila orang lain
ikut merasakannya.
Bagian akhir Injil hari ini agak mengejutkan. Mengapa? Karena setelah
ruangan pesta penuh, dimeriahkan oleh orang-orang dari persimpangan
jalan, sang raja marah dan menegur orang yang datang tanpa pakaian
pesta. Teguran sang raja kiranya bisa dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, dalam cara pikir orang Semit, pakaian memberi
bentuk kepada orang yang memakainya. Artinya, dengan pakaian yang
kenakan, ia dapat dikenali. Dengan berpakaian pesta, ia memang mau
menghadiri pesta itu, dan bukan untuk rapat RT atau urusan lain. Oleh
karena itu, dengan tidak mengenakan pakaian pesta, berarti ia datang
tanpa sungguh mau mengikuti pesta. Kedua, Kerajaan Surga bukanlah tempat yang sudah jadi,
seperti rumah yang tinggal menempati. Sebaliknya, setiap orang diajak
untuk membangun Kerajaan Surga itu. Bahkan untuk membangun Kerajaan
Surga adalah kehidupan sehari-hari, kehidupan di persimpangan jalan dan
komitmen untuk menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Kesungguhan seseorang
membangun dan menjadi anggota Kerajaan Surga tergambar datang ke pesta
dengan mengenakan pakaian pesta. Dengan mengenakan pakaian pesta berarti
hidupnya sedang atau sudah berubah dari kehidupan yang tidak jelas di
persimpangan jalan. Dengan perubahan itu, ia siap hidup dalam perjamuan
yang semakin memanusiakan dan semakin mendekatkan kepada keilahian.
Keselamatan terwujud apabila ada kerjasama antara Allah dan manusia.
Injil hari ini menunjukkan kepada kita tentang Allah yang kecewa,
bertepuksebelah tangan, kasih-Nya membentur dinding. Dia berusaha
menyelamatkan, namun manusia menolaknya. Apakah kita juga akan menambah
jumlah orang yang mengecewakan Allah?
Antifon Komuni (Luk 1:45)
Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.
Doa Malam
Allah yang Mahabaik, terimalah persembahanku hari ini. Jika ada
kekurangannya, sudilah Engkau menyempurnakannya seturut kehendak-Mu.
Dengan demikian, aku layak menjadi murid yang senantiasa berpakaian
kebenaran. Amin.
Rabu, 21 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Pius X, Paus
Tanggung jawab negara. "Kegiatan ekonomi, terutama yang menyangkut
ekonomi pasar, tidak dapat dikembangkan tanpa ketentuan-ketentuan hukum
dan norma-norma yuridis maupun politik. Sebaliknya kegiatan itu
mengandaikan jaminan yang sungguh andal terhadap kebebasan dan milik
perorangan, begitu pula situasi moneter yang stabil dan pelayanan umum
yang tepat guna. Maka dari itu, tugas utama negara ialah menjamin
keamanan sehingga kaum pekerja maupun para produsen dapat menikmati
hasil kerja mereka, dan dengan demikian didorong untuk bekerja secara
efektif dan jujur ... Selanjutnya negara wajib juga mengawasi dan
mengatur cara-cara merealisasikan hak-hak manusia di bidang
perekonomian. Tetapi dalam hal itu tanggung jawab utama tidak ada pada
negara, tetapi pada warga perorangan dan pelbagai serikat serta
kelompok, yang semuanya membentuk masyarakat" (CA 48).. --- Katekismus
Gereja Katolik, 2431 Antifon Pembuka (Sir 45:30)
Tuhan mengikat perjanjian
damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat
imam agung
Doa Pembuka
Ya
Allah, untuk menjaga iman Katolik dan membarui segala sesuatu dalam
Kristus, Engkau telah memenuhi Santo Pius, Paus, dengan kebijaksanaan
surgawi dan semangat rasuli. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami
yang mengikuti ajaran dan teladannya mencapai kehidupan yang kekal.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (9:6-15)
"Kalian berkata, “Seorang raja akan memerintah kami.”, padahal Tuhanlah rajamu."
Sekali peristiwa berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh
Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon
tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem. Setelah hal itu dikabarkan
kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu
berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: "Dengarkanlah aku,
kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga. Sekali
peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas
mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami! Tetapi
jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku
yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di
atas pohon-pohon? Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah,
jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka:
Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi
melayang di atas pohon-pohon? Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon
anggur: Marilah, jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon anggur itu
kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang
menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas
pohon-pohon? Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah,
jadilah raja atas kami! Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu:
Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu,
datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api
keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung
Libanon.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita
Ayat. (Mzm 21: 2-3,4-5,6-7, R: 2a)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar
kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! Apa yang menjadi
keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya
tidak Kautolak
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh
mahkota dari emas tua di atas kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu;
Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan
selama-lamanya.
3. Besar kemuliaannya karena kemenangan yang dari pada-Mu; keagungan dan
semarak telah Kaukaruniakan kepadanya. Ya, Engkau membuat dia menjadi
berkat untuk seterusnya; Engkau memenuhi dia dengan sukacita di
hadapan-Mu. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada
murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah
yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun
anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah
sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul
sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain
menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun
anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun
pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula
dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar
lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka:
Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka
kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka:
Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata
kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah
mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk
terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul
lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah
mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak,
tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka
menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka
yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan
mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas
terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara,
aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah
sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau
memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau
iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi
yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Yesus
berbicara tentang situasi sosial di zaman-Nya. Tetapi, isi pesan-Nya di
dalam perumpamaan itu, dalam kenyataannya tidak pernah terjadi di dalam
masyarakat pada waktu itu. Maklumlah bahwa tuan rumah yang dimaksudkan
Yesus adalah Allah, Bapa-Nya. Karena itu memang total lainlah sikap,
keputusan dan tindakan tuan rumah itu terhadap pekerja-pekerjanya.
Dengan pekerja-pekerja yang datang
paling pagi, diadakan kesepakatan mengenai upah kerja mereka, sedinar
sehari. Dengan mereka yang datang di jam-jam berikutnya, tidak diadakan
kesepakatan dengan gaji. Pada akhir jam kerja, diadakan pembayaran upah,
dan semuanya tanpa perbedaan menerima upah yang sama. Keanehan tindakan
tuan rumah itu tidak normal, bagi kita pun terasa sangat janggal.
Jawaban tuan rumah kepada pekerja-pekerja, yang telah bekerja lebih
lama, tetapi tidak menerima upah yang sama seperti mereka yang bekerja
lebih pendek: Aku tidak berbuat tidak adil, aku membayar kamu sesuai
dengan kesepakatan kita. Apakah aku tidak berhak bertindak menurut
kehendakku sendiri? Mengapa kamu tidak rela bahwa aku berbuat baik
kepada orang lain? Inti jawaban Yesus: Mengapa kamu cemburu, dengki,
atau iri hati bahwa aku berbuat baik. Allah memang tidak sama
pemikiran-Nya dengan pemikiran kita (lih. Yes 55:8-9).
Latar belakang perumpamaan Yesus itu
ialah keadaan Yesus. Para pekerja pagi hari pertama itu adalah bangsa
Yahudi, bangsa terpilih, yang diundang Allah bekerja di kebun
anggur-Nya. Mereka menanggung beban hidup dan pekerjaan berat mulai
Abraham sampai Musa, lebih dari seribu tahun. Yesus mengundang 'kaum
kafir', bangsa-bangsa lain untuk bekerja di ladang anggur-Nya. Mereka
berhasil menerima balasan berkat Allah." Demikianlah mereka yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi
yang terakhir."(HS/INSPIRASI BATIN)
Antifon Komuni (Mat 20:16a)
Demikianlah, yang terakhir menjadi yang pertama, dan yang pertama menjadi yang terakhir.
Syalom aleikhem.
Kalau orang yang tak mengenal Sang Kristus dan Gereja-Nya dapat diselamatkan – tentu dengan beberapa syarat yang telah diuraikan pada edisi lalu – apa bedanya dengan orang Katolik yang jelas-jelas pengikut Kristus, berada dalam Gereja yang didirikan-Nya? Apa “untungnya” jadi katolik jika demikian? Gambaran berikut ini semoga membantu pengertian.
Alkisah, ada satu tempat yang jadi tujuan semua manusia. Seluruh manusia dari segala benua berbondong-bondong menuju ke sana – sebut saja tempat itu X. Dalam perjalanan, ada banyak rombongan, mereka berkelompok-kelompok. Celakanya, tak satu pun kelompok tahu persis jalan menuju ke X. Semuanya meraba-raba, trial and error, mencoba aneka rute yang diduga paling pasti menuju ke X.
Macam-macam kejadian berlangsung di sana: ada kelompok yang tersesat di hutan rimba, ada yang habis orangnya karena diserbu biatang buas, ada yang terjerumus ke jurang, ada yang kelaparan dan kehausan di gurun kering, ada yang tinggal separuh anggota, ada yang segar-bugar tapi berputar-putar tak sampai-sampai, dsb.
Pemimpin tiap kelompok itu beda-beda. Tiap pemimpin, meski tujuannya sama, punya rute yang beda-beda sesuai kemampuan dan pengetahuannya.
Syukurlah, satu kelompok bertemu dengan pemimpin yang tahu persis rute menuju ke X sebab si pemimpin memang berasal dari X, maka tahu persis. Sebutlah kelompok ini XTN karena pemimpinnya bernama XT. Kelompok XTN dibawa oleh XT menuju ke X. Mereka semua selamat sebab rute mereka pasti, sedangkan kelompok lain untung-untungan.
Itu gambarannya. Umat Katolik punya kepastian akan keselamatan abadinya berkat penebusan Sang Kristus, berkat ajaran-Nya, dan upaya Gereja-Nya. Kelompok – agama – lain bagaimana? Mereka tak punya kepastian mengenai “rute” menuju keselamatan kekal. Pengetahuan mereka ada yang samar, setengah, sepotong, bahkan ada yang kabur dan buram, bahkan gelap.
Jalan yang dilalui umat Katolik pasti. Kepastian akan keselamatan abadinya jelas, melalui Yesus Kristus Sang Jalan.
Kewajiban Bermisi
Karena itulah, meski – telah disebutkan pada edisi lalu – orang yang tak mengenal Kristus dapat diselamatkan, Gereja Katolik tetap mewartakan Kristus sebab Gereja punya keharusan dan hak yang suci untuk mewartakan Injil kepada semua manusia. Supaya? Supaya semua manusia mengenal dengan pasti jalan menuju keselamatan abadi. Itulah dasarnya mengapa Gereja Katolik menganggap penting misi mewartakan Injil Kristus.
Amanat misi itu jelas tercantum dalam Alkitab, Mat. 28:19-20. Inilah perintah Sang Pendiri Gereja, Yesus Kristus, bagi Gereja-Nya. Tak ada alternatif, Gereja Kristus wajib mengenalkan Kristus kepada semua manusia. Ini kewajiban prinsipiil. Mengenai cara pelaksanaannya, kita bisa berdiskusi lain kali.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 848-849
Selasa, 20 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja
“Sifat orang baik itu, di tengah-tengah penderitaan dan kesusahan sendiri, tidak lupa memperhatikan kesejahteraan orang lain.” (St. Gregorius Agung) Antifon Pembuka (Lih. Sir 44:13.14)
Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun. Pengantar Bernardus
lahir di dekat Dijon, Perancis, pada tahun 1090. Ia adalah seorang abas
dan pendiri kedua Ordo Sistersian. Pengaruhnya besar terhadap paus,
uskup dan raja pada masanya. Ia berkeliling Eropa dalam usaha mencegah
perpecahan dalam Gereja Katolik dan menciptakan kerukunan serta damai.
Ia banyak menulis di bidang teologi dan spiritualitas. Bernardus
meninggal pada 20 Agustus 1153 dan dinyatakan kudus (santo) pada 18
Januari 1174 di Roma oleh Paus Aleksander III. Berkat buku-buku teologi
dan spiritualitas yang ditulisnya, ia diberi gelar sebagai Pujangga
Gereja. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Agustus. (RUAH) Doa Pembuka Allah
Bapa, Cahaya Kebenaran, Santo Bernardus Abas sudah Kaunyalakan dengan
cinta kasih akan rumah-Mu, hingga bercahaya gilang-gemilang dalam
Gereja-Mu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang
sama dan selalu hidup sebagai putra cahaya. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan
dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga
Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm
119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (6:11- 24a)
"Gideon, engkau akan menyelelamatkan Israel. Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau."
Pada zaman para hakim datanglah Malaikat Tuhan dan duduk di bawah pohon
tarbantin di Ofra, milik Yoas, orang Abiezer. Ketika itu Gideon, anak
Yoas, sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur, agar
tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat Tuhan lalu menampakkan diri
kepadanya dan berkata, “Tuhan sertamu, pahlawan gagah berani.” Jawab
Gideon kepadanya, “Ah Tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa
semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya
yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika
mereka berkata: ‘Bukankah Tuhan telah menuntun kita keluar dari Mesir?”
Tetapi sekarang Tuhan membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam
cengkeraman orang Midian.” Lalu Tuhan berpaling kepada Gideon dan
bersabda, “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel
dari cengkeraman orang Midian. Ketahuilah, Akulah yang mengutus
engkau.” Tetapi Gideon menjawab, “Ah Tuhanku, dengan apakah akan
kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil
di antara suku Manasye, dan aku pun yang paling muda di antara kaum
keluargaku.” Bersabdalah Tuhan kepadanya, “Akulah yang menyertai engkau,
sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian sampai habis.” Maka
jawab Gideon kepada-Nya, “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di
hadapan-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang
bersabda kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang
membawa persembahan dan meletakkannya di hadapan-Mu.” Sabda-Nya, “Aku
akan tinggal di sini sampai engkau kembali.” Maka masuklah Gideon ke
dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari
tepung seefa; ditaruhnya daging itu dalam bakul dan kuahnya dalam
periuk. Lalu dibawanya kepada malaikat di bawah pohon tarbantin, dan
dihidangkannya. Bersabdalah Malaikat Tuhan itu kepada Gideon, “Ambillah
daging dan roti tak beragi itu, letakkanlah di atas batu ini, dan
tuangkanlah kuahnya.” Gideon berbuat demikian. Lalu Malaikat Tuhan
mengulurkan tongkat yang ada di tangannya. Dengan ujung tongkat itu
disentuhnya daging dan roti itu. Maka timbullah api dari batu dan
memakan habis daging dan roti itu. Kemudian Malaikat Tuhan itu
menghilang dari pandangan Gideon. Maka tahulah Gideon, bahwa itu
Malaikat Tuhan. Ia berkata, “Celakalah aku, Tuhanku Allah! Sebab aku
telah melihat Malaikat Tuhan dengan berhadapan muka.” Tetapi Tuhan
bersabda kepadanya, “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan
mati.” Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Tuhan, dan menamainya
‘Tuhan itu Keselamatan’.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menjanjikan keselamatan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm. 85: 9,10-12,13-14 R: 9)
1. Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia
hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang
yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
2. Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang
takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan
kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan
bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan
menjenguk dari langit.
3. Bahkan Tuhan akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi
hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak
kaki-Nya menjadi jalan.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)
"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sungguh,
sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali
lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang
jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Mendengar
itu gemparlah para murid dan berkata, “Jika demikian siapakah yang dapat
diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal
ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu
Petrus berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus
kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sungguh, pada waktu penciptaan
kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian
yang telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta
untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang demi
nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, bapa atau ibunya,
anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan
akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang
terdahulu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Orang kaya sekaligus pengusaha pada umumnya sibuk mengurusi pekerjaannya, yang mendominasi isi otak dan hatinya adalah pekerjaan, usaha beserta produksinya serta uang sebagai penunjang usaha. Ia sering bepergian ke luar kota atau luar negeri, sarat dengan rapat-rapat, dst.., dengan kata lain boleh dikatakan kurang memberi waktu dan tenaga untuk hidup rohani. Memang ia terhormat dan disanjung-sanjung dalam kehidupan bermasyarakat, sementara itu orang miskin akan semakin terpinggir dan kurang diperhatikan. St. Bernardus yang kita kenangkan hari ini telah memiskinkan dirinya, mengikuti Yesus atau melaksanakan sabda-Nya. Keputusan St. Bernardus untuk memasuki hidup membiara ini ditentang keras oleh ayah dan kedua kakaknya. Meskipun demikian Bernardus tetap teguh pada pendiriannya. Kepada ayah dan saudara-saudara dan iparnya, ia menjelaskan hasrat hatinya dengan segala alasan yang mendorong dia mengambil keputusan itu. Penjelasannya ini berhasil meyakinkan ayah dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang temannya, hingga mereka pun ikut bersamanya memasuki biara pertapaan itu.
“Setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal”. Sabda Yesus ini kiranya tidak hanya bagi Bernardus beserta para pengikutnya, melainkan bagi kita semua yang beriman kepada-Nya, maka marilah kita renungkan dan hayati. Sabda ini bagi kita semua antara lain berarti menghayati dan memfungsikan aneka macam harta benda atau kekayaan duniawi sebagai sarana; sarana untuk semakin beriman atau semakin suci, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi. Dengan menghayati hal itu maka kita akan menerimanya berlipat ganda dari apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Sabda Yesus di atas juga merupakan ajakan bagi kita semua untuk menghayati salah satu ciri khas hidup menggereja atau beriman kepada Yesus, yaitu keberpihakan kepada/bersama yang miskin dan berkekurangan. Sabda di atas semoga juga menyentuh anak-anak atau generasi muda untuk menanggapi panggilan khusus sebagai imam, bruder atau suster.
Antifon Komuni (Mat 19:24)
Lebih mudah seekor unta untuk masuk melalui lubang jarum. Daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan surga.
atau (Luk 1:45)
Berbahagialah engkau yang telah percaya, bahwa sungguh akan terlaksana apa yang sudah disampaikan Tuhan kepadamu.
Doa Malam
Tuhan Yesus, Engkau berkata, “Banyak orang yang terdahulu akan menjadi
yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Karena itu
ya Tuhan, berilah aku rahmat untuk tekun dalam iman akan Engkau, Tuhan
dan Juruselamatku, untuk selama-lamanya. Amin.
Kitab Mazmur mempunyai daya kekuatan mengobarkan jiwa kita untuk giat mengusahakan segala kebaikan. (St. Pius X, Paus)
Antifon Pembuka (Mzm 106:44)
Tuhan memperhatikan kesusahan umat-Nya, dan mendengarkan jeritan mereka.
Doa Pembuka
Ya
Allah, Engkau menghendaki agar semua orang diselamatkan. Semoga kami dapat mendengarkan sabda-Mu dan tidak mengikuti keinginan kami sendiri seturut teladan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang taat kepada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. Bacaan dari Kitab Hakim-Hakim (2:11-19)
"Tuhan membangkitkan hakim-hakim, tetapi para hakim pun tidak dihiraukan."
Setelah
Yosua meninggal dunia, orang Israel melakukan apa yang jahat di hadapan
Tuhan, dan mereka beribadah kepada para Baal. Mereka meninggalkan
Tuhan, Allah nenek moyang mereka, yang telah membawa mereka keluar dari
tanah Mesir. Mereka mengikuti allah lain, dewa-dewa dari bangsa-bangsa
di sekeliling mereka. Mereka sujud menyembah kepada dewa-dewa itu,
sehingga mereka menyakiti hati Tuhan. Demikianlah mereka meninggalkan
Tuhan dan beribadah kepada Baal dan para Ashtoret. Maka bangkitlah murka
Tuhan terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan
perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga
mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka. Setiap kali mereka
maju, tangan Tuhan melawan mereka dan mendatangkan malapetaka ke atas
mereka. Hal ini sesuai dengan peringatan yang disampaikan Tuhan kepada
mereka dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak. Maka Tuhan
membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan para
perampok. Tetapi para hakim pun tidak dihiraukan mereka, karena mereka
berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya.
Bangsa Israel segera menyimpang dari jalan yang ditempuh nenek moyang
mereka yang mendengarkan perintah Tuhan. Mereka melakukan yang tidak
patut. Setiap kali, apabila Tuhan membangkitkan seorang hakim bagi
mereka, maka Tuhan menyertai hakim itu, dan menyelamatkan mereka dari
tangan musuh selama hakim itu hidup. Sebab Tuhan berbelas kasih
mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas
mereka. Tetapi begitu hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat,
lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Mereka mengikuti allah lain,
beribadah dan sujud menyembah kepadanya. Dalam hal apa pun mereka tidak
menghentikan perbuatan jahat dan kelakuan mereka yang tegar itu. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Ref. Ingatlah akan kami, ya Tuhan yang Mahamurah. Ayat. (Mzm 106:34-37.39-40.43ab.44) 1.
Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa kafir seperti yang diperintahkan
Tuhan kepada mereka, mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa
itu, dan meniru kebiasaan mereka. 2. Mereka beribadah kepada
berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka. Mereka
mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka
kurbankan kepada roh-roh jahat. 3. Mereka menajiskan diri dengan apa
yang mereka lakukan, dan berlaku serong dalam perbuatan-perbuatan
mereka. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik
kepada milik pusaka-Nya. 4. Banyak kali mereka dibebaskan oleh-Nya,
tetapi mereka memberontak dengan sengaja, namun Ia menilik kesusahan
mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka. Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya Ayat. (Mat 5:3); 2/4 Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
Pada
suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru,
perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup
kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku
tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke
dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada
Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah
ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih
kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah,
juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,
maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari
dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda
itu dengan sedih, sebab hartanya banyak. Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Seorang muda yang sangat kaya ingin hidup lebih sempurna. Orang muda itu sudah lama melakukan perintah Allah. Maka ia datang kepada Yesus dan bertanya, “Apa yang harus aku lakukan untuk hidup kekal?” Yesus menjawab, “Kalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, berikan kepada orang miskin, dan ikutilah Aku.” Orang muda itu akhirnya pergi karena hartanya banyak. Maka Yesus berkata, “Lebih mudah unta masuk lubang jarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Surga.”
Barangkali kalau orang muda tadi hanya diminta menjual sebagian hartanya dan memberikan kepada orang miskin, tidak terlalu berat. Tetapi karena diminta menjual seluruh hartanya, memberikan kepada orang msikin, dan ikut Yesus, maka berat! Ikut Yesus berarti orang tadi tidak mempunyai lagi kekayaan yang dapat menjadi pegangan dan jaminan masa depan. Itulah yang sangat berat. Awalnya punya jaminan masa depan yang jelas yaitu seluruh kekayaannya; lalu harus hidup tanpa jaminan yang jelas; sungguh mahaberat! Maka ia pergi. Dia memilih hidup dengan jaminan kekayaannya.
Bagaimana dengan aku? Apakah bagiku mudah untuk melepaskan kekayaan, untuk ikut Yesus? Barangkali yang mengikat dan menghalangi kita bukan kekayaan, tetapi hobi, kesenangan, nafsu, ikatan, keinginan tidak teratur dalam hidupku. Hal-hal itu dapat menghambat aku untuk mengikuti Yesus secara penuh. Bagaimana aku dapat melepaskan hal-hal yang menghalangi aku untuk ikut Yesus dalam hidup ini? Apa yang harus aku lakukan?
Antifon Komuni (Mat 19:16, 17)
Guru, perbuatan baik apakah yang
harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal? Jika engkau ingin memasuki
hidup kekal, taatilah perintah Allah.
Doa Malam
Tuhan
Yesus, untuk menjadi pengikut-Mu harus berani meninggalkan segala
sesuatu karena hidup dan segala kekayaan hanyalah sarana dan bukan
tujuan hidup. Berilah aku keberanian untuk menumpukan hidup dan masa
depanku hanya kepada-Mu, sebab Engkaulah Juruselamatku, untuk
selama-lamanya. Amin.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati