Jumat, 05 Juni 2020 Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir
Doa
kepada Bapa kita adalah doa kita, kalau itu didoakan dalam nama Yesus
Bdk. Yoh 14:13; 15:16; 16:24.26.. Yesus berdoa dalam doa Imam
Agung-Nya: "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu
nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku" (Yoh 17:11). (Katekismus
Gereja Katolik, 2815)
Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46) Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran Ilahi.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, Santo Bonifasius, martir, telah memeteraikan dengan darah iman
yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doanya kami teguh
berpegang pada iman yang sama dan setia mengamalkannya dalam karya.
Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan
dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Martir,
misalnya: 1Kor 1:18-25, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 5b, Mat 5:3-19
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (3:10-17)
"Setiap orang yang mau hidup saleh dalam Kristus, akan menderita aniaya."
Saudara terkasih, engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku,
pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah
ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita
di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu
kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya. Memang setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita
aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka
menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada
kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu
mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa
dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat
kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada
Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ref. Besarlah ketenteraman orang-orang yang mencintai hukum-Mu, ya Tuhan. Ayat. (Mzm 119:157.160.161.165.166.168) 1. Pengejar dan lawanku banyak, tetapi aku tidak menyimpang dari peringatan-peringatan-Mu. 2. Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan untuk selama-lamanyalah segala hukum-Mu yang adil. 3. Para pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar. 4. Besarlah ketenteraman orang-orang yang mencintai hukum-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. 5. Aku menantikan keselamatan yang datang dari pada-Mu ya Tuhan, dan perintah-perintah-Mu kulakukan. 6. Aku berpegang pada titah dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959 Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Ayat. (Yoh 14:23) Ayat. Barangsiapa mengasihi Aku, akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:35-37)
"Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?"
Pada
suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, "Bagaimana
ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud
sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, "Tuhan telah bersabda kepada
Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di
bawah kaki-Mu. Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin
Ia sekaligus anaknya?" Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus
dengan penuh minat. Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Kita mungkin bertanya-tanya mengapa orang-orang senang dengan apa yang dikatakan Yesus. Apa yang tampak seperti kabar baik bagi mereka? Topik diskusi adalah judul "Kristus" yang berarti yang diurapi. Judul itu terkait erat dengan gelar lain "Putra Daud". Pada saat itu para pejabat agama menyatakan bahwa Kristus harus menjadi keturunan langsung Raja Daud. Namun masalahnya adalah bahwa garis keturunan langsung Raja Daud sudah berakhir ketika Persia menaklukkan Yehuda. Jadi ada pertanyaan tentang Kristus sebagai anak Daud karena kemungkinannya hampir tidak ada. Jadi ketika Yesus mengutip mazmur dari Daud dan menjelaskannya, Dia membersihkan kebingungan dan keraguan orang-orang dalam pikiran mereka. Itulah sebabnya mereka senang, karena mereka sekarang bisa percaya lagi.
Kita juga memiliki pertanyaan tentang kehidupan, tentang keberadaan Tuhan, tentang penderitaan dan tentang kehidupan kekal. St Paulus mengatakan dalam bacaan pertama bahwa siapa pun yang mencoba hidup dalam pengabdian kepada Kristus pasti akan diserang, dan bahwa ia memiliki bagiannya. Tetapi St Paulus memberi tahu Timotius bahwa Tuhan telah menyelamatkannya dari setiap penganiayaan dan kesulitan. Semoga iman Santo Paulus dan iman tokoh-tokoh itu dalam Alkitab mengilhami kita dalam iman kita dan memberi kita harapan dalam keraguan dan kesulitan kita.
Doa Malam
Allah
yang berbelas kasih, lewat Putra-Mu Kautunjukkan kasih-Mu secara
nyata. Jauhkanlah dalam diri kami tipu muslihat setan agar kami tetap
dalam naungan kasih-Mu dan dapat berpegang pada teladan kasih Putra-Mu,
Yesus Kristus, kini dan sepanjang masa. Amin.
Antifon Komuni (Mrk 12:10) Justru batu yang dibuang para tukang telah menjadi batu sendi.
“Kerendahan hati itu ibu dan ratu semua kebajikan.” (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 25:4bc)
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku.
Doa Pembuka
Allah
Bapa Mahakudus, Engkau takkan menyangkal diri-Mu, melainkan melimpahkan
janji setia-Mu kepada umat manusia. Ajarilah kami cinta kasih-Mu
melalui Yesus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala
masa. Amin.
Lewat
suaranya, Rasul Paulus ingin meneguhkan Timotius. Intinya, dia harus
setia dan siap menderita sebagai pewarta Injil dan tidak malu untuk
mewartakan sabda kebenaran dengan terus terang.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2:8-15)
"Sabda Allah tidak terbelenggu. Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia."
Saudara
terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud yang telah
bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malahan dibelenggu seperti
seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku
sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya
mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan
yang kekal. Sabda ini benar: “Jika kita mati dengan Kristus, kita pun
akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut
memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal
kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat
menyangkal diri-Nya.” Ingatkanlah dan pesankanlah dengan sungguh semua
itu kepada mereka di hadapan Allah. Dengan demikian mereka tidak akan
bersilat kata, yang sama sekali tidak berguna, tetapi malah mengacaukan
orang yang mendengarnya. Berusahalah agar engkau layak di hadapan Allah
sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang mewartakan sabda
kebenaran itu dengan terus terang. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, Ref. Ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10-14) 1.
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah
lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan
ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku. 2. Tuhan
itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang
sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja. 3. Segala
jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang
pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib
dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan
kepada mereka. Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya Ayat. (Mzm 119:34)
Berilah aku pengertian, maka aku akan menaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan. Perintah
utama yang diajarkan Yesus kepada seorang ahli Taurat dan para
pengikut-Nya ialah kasih. Kasih yang sepenuh hati, jiwa, akal budi, dan
kekuatan kepada Allah dan kasih kepada sesama seperti mengasihi diri
sendiri.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
"Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama."
Pada
suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya,
“Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang
utama ialah, ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan
yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap
jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan
perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.’
Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini.”
Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang
Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan
dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri
sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.”
Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata
kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun
masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus. Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
St. Thomas Aquinas (1225 - 1274) adalah seorang yang terpelajar dan seorang teolog yang hebat. Dia adalah penulis karya agung itu "Summa Theologica" (Latin: "Teologi Tertinggi"). Tetapi menjelang akhir hidupnya, dia menghentikan pekerjaan akademisnya setelah dia memiliki pengalaman mistis tentang Tuhan, dan dia berkata: semua yang saya tulis tampak seperti halangan bagi saya.
Dalam aspek-aspek tertentu, apa yang St. Thomas Aquinas menggemakan apa yang dikatakan Santo Paulus dalam bacaan pertama bahwa hidup bukanlah perselisihan tentang kata-kata. St Paulus mendesak Timotius untuk berani dan berdiri di hadapan Allah sebagai orang yang telah melalui cobaannya dan tidak memiliki alasan untuk malu akan pekerjaan hidupnya. St Paulus sendiri telah menghadapi permusuhan dan penganiayaan dan pemenjaraan serta kecelakaan kapal. Jadi dia tidak hanya bicara; dia sudah berjalan.
Jalan yang harus kita ambil adalah di jalan perintah yang Yesus berikan dalam Injil. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama adalah semua yang diperlukan dan yang paling mendasar. Jika kita tidak melakukan ini, maka semua yang kita lakukan adalah seperti jerami.
Antifon Komuni (Mrk 12:34)
Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Doa Malam
Allah
Bapa Maha Pengasih, semoga hidup kami didukung oleh cinta kasih, agar
selalu sanggup ikut memikul beban sesama dengan cinta kasih pula. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Kalau dalam daur tahunan, Gereja merayakan peringatan akan para martir
dan para kudus yang lain, maka ia "mewartakan misteri Paska" di dalam
mereka, "yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja
menyajikan kepada kaum beriman teladan mereka, yang menarik semua orang
kepada Bapa melalui Kristus, dan karena pahala-pahala mereka Gereja
memohonkan karunia-karunia Allah" (SC 104) Bdk. SC 108 dan 111.
(Katekismus Gereja Katolik, 1173)
Antifon Pembuka (Keb 3:6-7, 9)
Emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima
bagaikan korban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan
bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami. Orang
yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia
dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan
menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.
As gold in the furnace, the Lord put his chosen to the test; as
sacrificial offerings, he took them to himself; and in due time they
will be honored, and grace and peace will be with the elect of God.
atau
Mereka itulah orang suci yang jaya berkat darah Anak Domba. Hidup tidak
mereka sayangi, maut tidak mereka takuti. Sebab itu mereka jaya bersama
Kristus selama-lamanya.
Pengantar
Karolus Lwanga adalah seorang pelayan di istana raja Muanga, di Uganda,
Afrika. Sebagai seorang Katolik, Karolus giat membawa teman-temannya
kepada Yesus. Aksinya ini, menyebabkan ia bersama 21 temannya dibunuh
dengan dilemparkan ke dalam kobaran api pada 3 Juni 1886. Pada 6 Juni
1920 ia bersama teman-temannya dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1964
Paus Paulus VI menggelari mereka sebagai santo dan martir.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Tuhan panenan, Engkau memberkati darah para saksi iman
menjadi benih yang menumbuhkan umat baru. Semoga ladang Gereja-Mu di
Afrika, yang sudah disiram dengan darah Santo Karolus Lwanga dan
teman-temannya membuahkan panenan berlimpah. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan
Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin. Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-3.6-12)
"Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk
memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada
Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai
sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai
engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati
nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu
aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah
yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah
memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu
bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang
hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh
kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita
dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan
berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah
dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman
dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus
Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan
hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah
ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru Itulah
sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku
tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa
memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada
hari Tuhan. Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku melayangkan mataku. Ayat.(Mzm 123:1-2.2bcd) 1.
Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di surga.
Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan
tuannya. 2. Seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan
nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan, Allah kita,
sampai Ia mengasihani kita.
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Pada
suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang
berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya,
"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang
mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri
tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan
isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh
orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati
tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi
juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan
begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan.
Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka
bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab
ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka,
"Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun
kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin
atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai
kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu
dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa,
'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah
Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat." Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dalam
Gereja Katolik, ada kelompok biarawan-biarawati. Dengan kebebasan
penuh, mereka memilih untuk hidup selibat, yakni hidup tidak menikah.
Tujuan hidup selibat antara lain adalah memberikan kesaksian kepada
orang lain bahwa ada kehidupan kekal di surga, di mana orang tidak kawin
dan tidak dikawinkan.
Yesus mengakui dan mengajarkan adanya
kebangkitan badan di akhir zaman (bdk Mat 12:41; Yoh 5:29), suatu hal
yang tidak diterima oleh orang-orang Saduki (Kis 23:8). Oleh karena itu,
mereka ingin menyerang Yesus dengan mengajukan kasus tentang tujuh
orang bersaudara yang pernah menikahi seorang perempuan yang sama. Di
surga kelak, suami siapakah dia itu? Tampaknya kasus ini amat sulit.
Mereka yakin, Yesus pasti tidak mampu menjawabnya. Namun, jawaban Yesus
mengejutkan. "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci
maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati,
orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat
di surga." Untuk membuktikan kesesatan mereka, Yesus menggunakan logika
yang lazim dipakai orang pada zaman itu. Beginilah logika Yesus. Allah
adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub (A=B). Allah adalah Allah orang
hidup (A=C). Jadi, Abraham, Ishak, dan Yakub (B) adalah orang hidup (C),
padahal sebenarnya sudah berabad-abad yang lalu mereka meninggal dunia.
Orang sering lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara.
Ada suatu kehidupan lain sesudah kematian. Kita diingatkan oleh bacaan
Injil hari ini bahwa ada kehidupan lain, di mana orang akan hidup
seperti malaikat: tidak kawin dan tidak dikawinkan. Itulah tujuan hidup
manusia yang sebenarnya, bukan hidup di dunia yang fana dan penuh
penderitaan ini. Hidup di dunia ini hanyalah persiapan menuju hidup
kekal di surga. (HP/Inspirasi Batin)
Antifon Komuni (Yoh 14: 18; 16: 22)
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, demikianlah firman
Tuhan; Aku akan datang lagi, dan hatimu akan bersukacita, alleluya.
I will not leave you orphans, says the Lord; I will come to you again, and your heart will rejoice, alleluia.
“Gereja itu bagaikan bahtera besar berlayar di lautan dunia dan ditempuh oleh gelombang cobaan di dalam hidup” (St. Bonifasius) Antifon Pembuka
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat menyukai segala perintah-Nya.
Doa Pembuka Allah
Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki semua orang mengalami
keselamatan dan damai-Mu. Jauhkanlah kami dari segala kesesatan yang
menghalangi kami melakukan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan
bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (3:12-15a.17-18)
"Kita menantikan langit dan bumi yang baru."
Saudara-saudara
terkasih, kalian menantikan dan berusaha mempercepat kedatangan hari
Allah. Pada hari itu langit akan binasa oleh api dan unsur-unsur dunia
akan lebur oleh nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji Allah, kita
menantikan langit dan bumi yang baru, tempat terdapat kebenaran. Sebab
itu, Saudara-saudaraku terkasih, seraya menantikan semuanya itu,
haruslah kalian berusaha supaya kedapatan tak bercacat dan tak bernoda
di hadapan-Nya, serta dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran
Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat.
Saudara-saudaraku terkasih, kalian telah mengetahui hal ini sebelumnya.
Karena itu waspadalah! Jangan sampai kalian terseret ke dalam kesesatan
orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan sampai kehilangan
peganganmu yang teguh. Tetapi hendaklah kalian bertumbuh dalam kasih
karunia dan semakin mengenal Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Terpujilah Dia. Bagi-Nya kemuliaan sekarang dan selama-lamanya. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Ref. Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-temurun. Ayat. (Mzm 90:2.3-4.10.14.16) 1.
Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum bumi dan dunia diperanakkan,
bahkan dari sediakala sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. 2.
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata,
“Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama
seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam. 3.
Masa hidup kami tujuh puluh tahun, atau jika kuat, delapan puluh tahun,
tapi isinya hanyalah kesukaran dan penderitaan; begitu cepat mereka
lewat dan kami hanyut lenyap. 4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi
dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita
sepanjang hayat. Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu,
biarlah anak cucu mereka menyaksikan semarak-Mu.
Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Ayat. (Ef 1:17-18) Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita. .
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:13-17)
"Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah."
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap
Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu
datang dan berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak
mencari muka, tetapi dengan jujur mengatakan jalan Allah. Nah, bolehkah
kita membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui
kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, “Mengapa kalian mencobai
Aku? Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!” Mereka menunjukkan
sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, “Gambar dan tulisan siapakah ini?”
Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Maka Yesus berkata kepada
mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan
kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!” Mereka sangat heran mendengar
Dia. Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus.
Renungan Berpolitik
adalah kegiatan yang dilakukan karena alasan atau tujuan politik, atau
sebaliknya, mempromosikan diri sendiri atau kebijakan seseorang. Dalam
pengertian yang terakhir, itu bisa berarti manuver atau merencanakan
kekuasaan. Jadi mengingat pengertian politik dan politik sebagaimana
dipahami dalam pengertian itu, kita dapat melihat mana dari keduanya
yang tidak diinginkan.
Dalam Injil, pertanyaan tentang membayar
pajak bukan pertanyaan politis, melainkan pertanyaan politisasi. Itu
adalah pertanyaan yang diajukan untuk menjebak Yesus dan untuk menangkap
Dia dalam jawaban-Nya. Tetapi untuk pertanyaan politisasi itu, Yesus
memberikan jawaban politis sekaligus spiritual. Dengan mengatakan “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan
kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!”, Yesus tidak membuat
dikotomi antara dua entitas. Sebaliknya Dia berbicara tentang integritas
- apa yang "milik" Kaisar, pada kenyataannya milik Tuhan!
Bahkan bacaan pertama mendesak kita untuk hidup suci dan suci, dan itu berarti menjadi warga negara yang baik dan setia. Kita
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kita adalah jalan Tuhan,
yang merupakan jalan cinta dan damai. Sudah seharusnya kita memberikan
kembali kepada dunia apa yang menjadi milik dunia. Kita berjalan di
jalan Tuhan, dan kita harus menunjukkan jalan itu ke dunia yang telah
kehilangan arahnya.
Antifon Komuni (Mrk 12:16)
Berikanlah kepada kaisar, yang menjadi hak kaisar. Berikanlah kepada Allah, yang menjadi hak Allah.
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Bunda Gereja
“Maria
adalah sungguh ibu dari anggota- anggota Kristus, yaitu kita semua.
Sebab oleh karya kasihnya, umat manusia telah dilahirkan di Gereja,
[yaitu] para umat beriman yang adalah Tubuh dari Sang Kepala, yang telah
dilahirkannya ketika Ia menjelma menjadi manusia.” (St. Agustinus, De
sancta virginitate, 6 (PL 40, 399)
Antifon Pembuka (Lih. Kis 1:14)
Dengan sehati para murid bertekun dalam doa, bersama Maria, ibu Yesus.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang
Maharahim, Putra Tunggal-Mu yang dipaku di kayu salib, telah memilih
Santa Perawan Maria, Bunda-Nya, untuk menjadi Bunda kami juga. Semoga
dengan pertolongan kasih-Nya, Gereja-Mu semakin berbuah limpah dari hari
ke hari dan bersukacita dalam kekudusan anak-anaknya serta mampu
merangkul seluruh keluarga umat manusia. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-15.20)
"Dialah yang menjadi ibu semua yang hidup."
Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang,
Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah
engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku
bersembunyi.” Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan
kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang
Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu
kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada
perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu,
“Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah Tuhan
Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah
engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan!
Dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan
seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu
memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua
yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
Ayat. (Mzm 87:1b-3.4-5.6-7; Ul: 3)
1. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangun-Nya; Tuhan lebih
mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman
Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
2. Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku,
bahkan tentang Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, “Ini dilahirkan
di sana.” Tetapi tentang Sion dikatakan, “Tiap-tiap orang dilahirkan di
dalamnya,” dan Dia, yang Mahatinggi, menegakkannya.
3. Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung,”Ini dilahirkan di
sana.” Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, “Semua
mendapatkan rumah di dalammu.”
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah engkau,
Perawan yang mengandung Tuhan; engkaulah Bunda Gereja yang bersukacita
yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus, Putramu. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27)
"Inilah anakmu. Inilah ibumu."
Waktu
Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan
saudara ibu Yesus, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus
melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia
kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada
murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu
Yesus di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis
dalam Kitab Suci?: "Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur
asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam
anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai."
Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari
itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak
tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang
besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta
kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya
diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang
yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama
dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa
Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari
antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera
mengalir keluar darah dan air. Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Sejak
tahun lalu (2018), Bapa Suci Paus Fransiskus telah menetapkan bahwa
sebab setelah Hari Raya Pentakosta merupakan peringatan wajib Maria
Bunda Gereja. Kita tahu bahwa Allah telah memilih Maria sebagai Bunda
Allah. Mengapa? Karena Kristus yang dikandung dan dilahirkannya adalah
Allah.
Dengan melahirkan Kristus, Maria juga dapat disebut
sebagai Bunda Gereja Mengapa? Karena Kristus sebagai Kepala Gereja
selalu berada di dalam kesatuan dengan Gereja. Dan Gereja itu adalah
anggota-anggota Tubuh-Nya yang memperoleh hidup di dalam Dia.
Demikianlah, peringatan Maria sebagai Bunda Gereja hendak menjelaskan
peranannya yang istimewa sebagai ibu kita semua. Yang membuat Maria
menjadi istimewa bukan karena dirinya sendiri tetapi karena Kristus yang
dikandung dan dilahirkannya.
Dalam Kitab Kejadian 3:15, kita melihat salah satu keistimewaan Bunda Maria. “Aku
akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan
engkau akan meremukkan tumitnya.” Para Bapa Gereja (St. Yustinus
Martir, St. Irenaeus, Tertullianus, dan St. Agustinus) mengatakan bahwa
“perempuan” yang keturunannya akan mengalahkan iblis itu mengacu kepada
Bunda Maria, karena keturunan yang dimaksud adalah Yesus. Bunda Maria
mengalahkan iblis dengan meremukkan kepalanya dan ini terjadi karena
kuasa Yesus semata.
Kita sungguh bersyukur atas peran Bunda
Maria, Bunda Gereja, bunda kita semua. Dialah yang membuat kita turut
mengalami keselamatan dari Yesus Tuhan kita. Bersama Maria Sang Bunda
Gereja, yang hatinya bersahaja karena “miskin di hadapan Allah”, marilah
kita ucapkan dengan penuh penghayatan Sabda Bahagia dari Yesus Tuhan
kita! (lih. Mat. 5:1-12). (AHS/INSPIRASI BATIN)
Antifon Komuni (Yoh 19:26-27)
Ketika bergantung di kayu salib, Yesus berkata kepada murid yang Dia kasihi, "Inilah Ibumu."
Tuhan berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk membuat kita siap bagi
rencana Allah. Sebab, seperti tepung kering tidak dapat melekat menjadi
adonan, apalagi menjadi roti, tanpa sesuatu yang cair, begitu pula kita,
karena banyak, tidak dapat menjadi satu dalam Kristus Yesus tanpa air
yang datang dari surga (bdk. Yoh 7:38-39). Dan seperti tanah kering
tidak dapat menghasilkan buah tanpa diberi air, begitu pula kita, yang
semula adalah kayu kering, tidak akan dapat menghasilkan buah kehidupan
tanpa hujan dari surga turun atas kemauan-kemauan kita. (St. Ireneus, Sumber: Bacaan Ofisi Hari Raya Paskah)
Antifon Pembuka (lih. Keb 1:7)
Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.
The Spirit of the Lord has filled the whole world and that which contains all things understands what is said, alleluia.
atau
Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet
omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
Mzm. Exsurgat Deus, et dissipentur inimici eius: et fugiant, qui oderunt eum, a facie eius.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta
Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dan segala bahasa.
Sebarluaskan anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat
Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang
Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)
"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus
berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi
seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka
duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa
lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk
dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang
saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu,
berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing
mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua
tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang
berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing
mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang
kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita
penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan
Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene,
pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama
Yahudi, orang Kreta dan orang Arab; kita semua mendengar mereka
berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar
yang dilakukan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul. 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar!
Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan
bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! Biarlah renunganku manis
kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
3. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila
Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi
debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau
membaharui muka bumi.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:3b-7.12-13)
"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."
Saudara-saudara, tidak seorang pun dapat mengaku, “Yesus adalah Tuhan”’
selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh.
Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu; Dialah yang
mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama
seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota
itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang
merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita
semua diberi minum dari satu Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)
1. Veni, Sancte Spiritus et emitte caelitus lucis tuae radium.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen.
atau
1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti.
Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-23)
"Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus."
Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat,
berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang
terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai
sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan
tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika
mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera
bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku
mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka
dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang,
dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada,
dosanya tetap ada.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Hari ini adalah hari Minggu
Pentakosta. Dan kita biasanya mengasosiasikan Pentakosta dengan Roh
Kudus, sedemikian rupa sehingga Pentakosta berarti Roh Kudus. Tetapi
untuk memulainya, arti kata “Pentakosta” hampir tidak ada hubungannya
dengan Roh Kudus.
Pentakosta adalah kata Yunani yang berarti
"kelima puluh". Ini menunjuk pada festival Yahudi tentang "Pesta Panen"
(Keluaran 23:16), yang diadakan pada hari kelima puluh setelah Paskah.
Tujuan dari pesta itu adalah untuk memperingati penyelesaian panen
gandum. Jadi sebagaimana adanya, pergi dengan arti kata Pentakosta, itu
adalah "hari kelima puluh". Itu tidak mengatakan apa-apa tentang
festival Yahudi tentang "Pesta Panen", juga tidak mengatakan apa pun
tentang Roh Kudus. Tetapi dalam bacaan pertama, kita mendengar tentang
bagaimana Pentakosta, atau "hari kelima puluh" yang pertama kali
dikaitkan dengan "Pesta Perayaan" orang Yahudi, dihubungkan dengan Roh
Kudus.
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus
berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi
seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka
duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus
Dan
karena itulah Pentakosta (atau hari kelima puluh) dikaitkan dengan Roh
Kudus. Dan dari bacaan hari ini, kita bisa melihat bagaimana Roh Kudus
dimanifestasikan. Roh Kudus datang seperti angin yang kuat dari surga,
dan kemudian seperti lidah api, dan kemudian karunia berbicara. Ada
beragam karunia tetapi Roh selalu sama. Dan Kristus Yang Bangkit
menghembusi murid-murid-Nya dan memberi mereka Roh Kudus. Semua ini
adalah manifestasi dari Roh Kudus, tetapi dalam semua bacaan, ada satu
faktor umum yang menunjukkan kehadiran Roh Kudus - kata-kata.
Dalam
bacaan pertama, para murid mulai berbicara bahasa asing ketika Roh
memberi mereka karunia berbicara. Bacaan ke-2 menyatakan bahwa tidak ada
yang bisa mengatakan "Yesus adalah Tuhan" kecuali dia berada di bawah
pengaruh Roh Kudus. Dan di dalam Injil, Yesus berkata kepada para
murid-Nya: Damai sejahtera bagi kamu. Terimalah Roh Kudus. Kata-kata
bisa sangat umum, dan bahkan sangat banyak karena beberapa orang bisa
bertele-tele, tetapi kata-kata bisa sangat kuat sehingga Roh Kudus
dimanifestasikan melalui kata-kata.
Yang mengingatkan saya pada
perkataan: Berpikirlah sebelum berbicara. Dan jika diam itu emas, maka
ucapkan saja ketika kata-kata Anda lebih baik daripada diam. Ya,
pikirkan sebelum Anda berbicara. Dan ketika kita memikirkannya, kata
BERPIKIR dapat menjadi akronim yang mengingatkan kita tentang bagaimana
Roh Kudus ingin kita menggunakan kata-kata kita. Jadi sebelum kita
berbicara, kita harus “BERPIKIR”.
Apakah kita berbicara apa yang benar?
Roh Kudus juga adalah Roh Kebenaran dan ketika kita berbicara apa yang
benar, maka Roh Kudus hadir. Tetapi jika kita berbicara apa yang tidak
benar, maka roh yang tidak suci hadir, roh yang tidak suci yang tidak
baik.
Apa yang kita katakan harus bermanfaat
dan tidak berbahaya. Kata-kata sembrono menembus seperti pedang tetapi
lidah orang bijak membawa kesembuhan (Ams. 12:18). Roh Kudus adalah
Penolong kita, jadi ketika kita berbicara apa yang membantu, Roh Kudus
benar-benar hadir.
Kata-kata harus baik dan tidak
digunakan untuk membunuh. Kata-kata yang baik mencerminkan sifat orang
yang baik hati. Dengan kata-kata kita, kita akan tahu apa yang ada di
dalam diri kita. Jadi pikirkan sebelum kita bicara. Dan hanya "berpikir"
adalah satu kata, jadi apa yang kita katakan juga harus benar,
bermanfaat, inspirasional, perlu dan dibutuhkan, dan baik hati. Dengan
kata lain, semua itu harus dipenuhi dengan kata-kata yang kita ucapkan.
Seseorang tidak dapat melakukannya tanpa yang lain. Kita tidak bisa
mengatakan apa yang benar tanpa menjadi baik juga. Kita tidak dapat
mengatakan apa yang perlu dan dibutuhkan tanpa menjadi inspirasi dan
juga membantu. Jadi semua syarat harus dipenuhi, sehingga kita harus
berpikir sebelum berbicara.
Ketika kita berbicara apa yang benar,
apa yang membantu, apa yang menginspirasi, apa yang perlu dan
dibutuhkan, dan apa yang baik, maka kita akan benar-benar mengalami
kehadiran Roh Kudus di dalam kita, dan orang lain akan mengalami Roh
Kudus melalui kata-kata kita. Dan kemudian kita juga akan benar-benar
memahami apa yang Yesus maksud ketika Dia berkata "Damai sejahtera bagi
kamu".
Antifon Komuni (lih. Kis 2:4.11)
Mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan memaklumkan karya agung Allah. Alleluya.
They were all filled with the Holy Spirit and spoke of the marvels of God, alleluia.
atau
Factus est repente de cælo sonus advenientis spiritus vehementis, ubi
erant sedentes, alleluia: et repleti sunt omnes Spiritu Sancto,
loquentes magnalia Dei, alleluia, alleluia. (Kis 2:2-4)
"Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan
Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui
bahwa Aku, Tuhan, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman
Tuhan." (Yeh 37:14)
Bentuk sederhana dari Misa Vigili
Antifon Pembuka (bdk. Rm 5:5, 8:11)
Cinta kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita berkat Roh-Nya yang tinggal dalam diri kita. Alleluya.
The love of God has been poured into our heartsthrough the Spirit of God dwelling within us, alleluia.
atau
Caritas Dei diffusa est in cordibus nostris, alleluia: per inhabitantem Spiritum eius in nobis, alleluia, alleluia.
Mzm. Benedic anima mea Domino: et omnia quæ intra me sunt, nomini sancto eius.
Doa Sore
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki agar perayaan Paskah
dirangkum dalam masa suci lima puluh hari. Anugerahkanlah Roh-Mu agar
bangsa-bangsa yang tercerai-berai dan yang berbeda bahasa dan budaya
dihimpun kembali dan bersatu padu memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin. Bacaan Pertama dan atau Kel 19:3-8a.16-20b atau Yeh 37:1-14 atau Yl 2:28-32 (bacaan dapat digunakan semuanya)
Bacaan dari Kitab Kejadian (11:1-9)
"Kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan Tuhan bahasa seluruh bumi."
Pada zaman dahulu, seluruh bumi satu bahasanya dan sama logatnya. Pada
suatu hari mereka berangkat ke arah timur dan menemukan tanah datar di
tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata satu sama
lain, "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Batu
bata itu mereka pakai sebagai batu bangunan, dan aspal sebagai
perekatnya. Mereka berkata, "Marilah kita dirikan sebuah kota dengan
sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari
nama, supaya kita jangan sampai terserak ke seluruh bumi." Lalu turunlah
Tuhan untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak
manusia itu. Maka Tuhan bersabda, "Mereka ini satu bangsa dan satu pula
bahasa mereka semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka. Mulai dari
sekarang apa pun yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan
terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacau-balaukan bahasa mereka,
sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah
mereka diserakkan oleh Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka
berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota
itu disebut Babel, karena di situlah bahasa seluruh bumi
dikacau-balaukan Tuhan, dan dari situlah mereka diserakkan Tuhan ke
seluruh bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku, ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 104:1-2a.24.25c.27-28.29bc-30; R: 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar!
Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Apabila Engkau mengambil roh mereka, matilah mereka dan kembali
menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu mereka pun tercipta kembali
dan Engkau membaharui muka bumi.
3. Biarlah kemuliaan Tuhan untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan
bersukacita atas semua yang diciptakan-Nya. Biarlah renunganku berkenan
kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
Pilihan lain Mazmur Tanggapan: Mzm 33:10-11, 12-13, 14-15; Ul: 12b; MT
Daniel 3:52, 53, 54, 55, 56; Ul: 52b atau Mzm 19:8,9,10,11; Ul: Yoh
6:68c; Mzm 107:2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Ul: 1 (dapat digunakan seluruhnya) Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:22-27)
"Roh berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk
sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya
mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita
juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai
anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam
pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi;
sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi
jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya
dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud
Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk
orang-orang kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. 2/4
Datanglah hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman, dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:37-39)
"Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan Pondok Daun, Yesus
berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan
minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab
Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (lih. Yoh 7:37)
Pada hari
terakhir, yaitu pada puncak perayaan, Yesus berdiri dan berseru, "Siapa
saja yang haus, hendaklah ia datang kepada-Ku, dan minum!" Alleluya
Renungan
"Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang
puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita
jangan terserak ke seluruh bumi." (Kej 11:4), demikian cita-cita dan
impian orang sombong serta serakah. Orang yang berusaha merealisasikan
cita-cita dan impian yang demikian itu akhirnya akan jatuh berantakan,
sebagaimana telah terjadi di Babel. "Mereka ini satu bangsa dengan
satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai
dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak
akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa
masing-masing." (Kej 11:6-7). Karena egoisme, kesombongan dan
keserakahan orang kaya tertentu maka hancur dan rusaklah lingkungan
hidup maupun kehidupan bersama. Hampir semua lapisan tanah ditutupi
beton dan bangunan yang tinggi, maka banjir bandang tak terhindari,
itulah yang akhir-akhir ini terjadi. Dibalik kejayaan keberhasilan
duniawi yang antara lain ditandai oleh gedung-gedung pencakar langit,
hotel dan losmen terjadilah kemerosotan moral manusia. Maklum cukup
banyak hotel dan losmen telah menjadi tempat terselubung untuk
pelacuran, tempat untuk melakukan ketidak-setiaan atau perselingkuhan.
Dibalik hingar bingar dan nyanyian ada narkoba dan pelecehan seksual.
Dibalik kesuksesan kepemilikan sarana komunikasi seperti HP ada
kehancuran komunikasi kasih antar manusia. Memperhatikan kasus Babel
yang menjadi simbol kesombongan dan keserakahan manusia, marilah kita
sebagai orang beriman mawas diri: apakah saya juga tergerak atau dijiwai
untuk membangun sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit alias
dambaan atau impian kosong, hampa?
Saat di Babel, menurut catatan Alkitab, orang-orang tercerai berai dan
terjadilah kekacauan bahasa, hasil dari kesombongan dan keangkuhan
manusia yang ingin membangun dengan usahanya sendiri, tanpa Allah, “sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit”
(Kej 11:4). Menara babel adalah contoh yang tepat dari kesombongan yang
sia-sia. Pada saat Pentakosta, perpecahan ini disatukan. Tidak ada lagi
keangkuhan terhadap Allah, tidak ada pula perdebatan antara manusia
dengan sesamanya; namun, ada keterbukaan pada Allah, ada keterbukaan
untuk menyerukan perkataan-Nya: bahasa baru, karena kasih Allah telah
dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada
kita (Rm 5:5); bahasa yang dapat dimengerti setiap orang dan, yang
sekalinya diterima, dapat diekspresikan dalam tiap kehidupan dan tiap
kebudayaan. Bahasa Roh, bahasa Injil, adalah bahasa persatuan yang
mengundang kita untuk menjadi lebih baik dari sikap tertutup, sikap masa
bodoh, perpecahan, dan permusuhan.
Perikop injil Yohanes berbicara tentang hati yang akan mengalir
aliran-aliran air hidup. Dikatakan bahwa pada hari terakhir, yaitu pada
puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus,
baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan Yesus dengan
aliran-aliran air hidup ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan. Dengan kata lain, aliran-aliran air yang keluar dari hati
manusia itu, membawa kehidupan dan bukan kematian. Karena aliran-aliran
air tersebut berasal dari Allah sendiri. Dan kita sudah tahu hakikat dan
sifat air. Air itu bisa memberi kesegaran, kesejukan, menghilangkan
haus dan memberi kehidupan bagi seluruh umat manusia. Dan aliran-aliran
air hidup itu adalah Roh Kudus yang akan diutus oleh Yesus.
Kehadiran Roh Kudus dalam diri kita, mampu mengubah kehidupan manusia
yang lama menjadi manusia baru. Kehidupan manusia lama kita, biasanya
ditandai dengan beberapa sikap. Pertama, sikap suka mengeluh. Sikap suka
mengeluh, membuat hidup kita tidak bahagia. Sebab kita tidak mampu
melihat hal yang baik dalam diri kita. Sebaliknya, jika kita menerima
Roh Kudus, maka sikap suka mengeluh akan diubah dengan kemampuan
mengucap syukur. Roh Kudus membuat kita bisa bergembira, walaupun kita
hanya makan tempe dan tahu. Kedua, sikap tidak mempunyai pengharapan.
Tidak ada orang yang paling sial di dunia, selain orang yang tidak
mempunyai pengharapan. Sementara dengan kehadiran Roh Kudus, kita bisa
melihat masa depan dengan keyakinan bahwa Allah tidak pernah
meninggalkan kita. Ketiga, sikap suka menebar kebencian dan mementingkan
diri sendiri. Dengan kuasa Roh Kudus, kita mampu menjadi pembawa damai.
Saat menjadi pembawa damai, hati kita akan jadi tenang dan damai. Lebih
lanjut, Katekismus Gereja Katolik, No. 2630 menerangkan:
"Perjanjian Baru hampir tidak mengenal doa keluhan, seperti yang sering
ditemukan dalam Perjanjian Lama. Dalam Kristus yang bangkit, doa Gereja
diwarnai oleh harapan, meskipun kita masih menanti dan masih harus
menobatkan diri hari demi hari. Doa Kristen muncul dari kedalaman yang
lebih besar. Santo Paulus menamakan asal doa ini "mengeluh"; yang ia
maksudkan, ciptaan yang "mengeluh dan merasa sakit bersalin" (Rm 8:22).
Ia juga maksudkan kita, karena kita "mengeluh dalam hati sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab
kita diselamatkan dalam harapan" (Rm 8:23-24). Akhirnya Santo Paulus
juga maksudkan Roh Kudus, yang, menggantikan kita "dalam kelemahan kita,
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan" (Rm 8:26)."
Marilah kita buka hati kita terhadap bisikan atau sentuhan Roh Kudus.
Hidup doa adalah masalah hati, perjumpaan hatiku dengan Hati Allah,
sehingga hatiku dikuasai oleh Allah dan dengan demikian kita hidup dan
bertindak sesuai dorongan atau bisikan Roh-Nya, dan tidak mengikuti
kemauan atau keinginan pribadi. Maka salah satu ujud doa yang baik
adalah permohonan rahmat Allah, yang kita butuhkan agar kita dapat hidup
dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain jika kita
mohon keselamatan jiwa kita sendiri maupun orang lain, yakinlah bahwa
permohonan kita pasti dikabulkan. Pengabulan doa butuh kerjasama kita
sebagai manusia yang lemah dan rapuh ini. Jika kita mohon keselamatan
jiwa maka semua usaha, kerja dan pelayanan kita memiliki tujuan utama
keselamatan jiwa manusia, bukan harta benda atau uang. Kita tidak
mungkin mengetahui kuasa Allah sepenuhnya, karena Ia adalah Mahakuasa,
maka juga tak mungkin kita memaksa Allah untuk mengabulkan permohonan
atau dambaan kita, apalagi yang menjadi permohonan atau dambaan kita
bukan keselamatan jiwa manusia. Namun jika kita mohon keselamatan jiwa
manusia, sekali lagi percayalah pasti akan dikabulkan, karena Ia Mahakuasa.
Antion Komuni (Yoh 7:37)
Pada hari
terakhir, yaitu pada puncak perayaan, Yesus berdiri dan berseru, "Siapa
saja yang haus, hendaklah ia datang kepada-Ku dan minum!" Alleluya.
On the last day of the festival, Jesus stood and cried out: If anyone is thirsty, let him come to me and drink, alleluia.
atau
Ultimo festivitatis die dicebat Iesus: Qui in me credit, flumina de ventre eius fluent aquæ vivæ.
Hoc autem dixit de Spiritu, quem accepturi erant credentes in eum, alleluia, alleluia. (Yoh 7:37-39)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati