"Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."

Kamis, 14 Agustus 2014
Peringatan Wajib. St. Maksimilianus Maria Kolbe

Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 - 19:1.

"Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."

Yesus berbicara tentang Kerajaan Sorga dalam kaitannya dengan pengampunan yang disampaikan-Nya dalam sebuah perumpamaan. Ya memang. Kerajaan Sorga selalu terkait erat dengan pengampunan. Tanpa adanya pengampunan, kita tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sebab, dosa-dosa kita menjadi penghalang utama kita untuk memasuki Kerajaan Sorga, sebagaimana ditegaskan St. Paulus bahwa upah dosa adalah maut/kematian (Rm. 6:23). Oleh karena itu, kita mutlak membutuhkan rahmat pengampunan dari Tuhan. Nah untuk tetap mendapatkan pengampunan dari Tuhan, kita juga harus mengampuni sesama kita sebagaimana dijelaskan-Nya dalam perumpamaan. Meski pada dasarnya Tuhan itu maha pengampun dan telah mengampuni dosa kita, tetapi kalau kita tidak mau mengampuni dosa sesama, Tuhan akan menarik kembali pengampunan-Nya dan menggantikannya dengan hukuman (bdk. Mat 18:32-35). Padahal, dosa kita yang diampuni (dihapuskan) oleh Tuhan itu sangat besar dan banyak, diumpamakan dengan hutang 10.000 talenta. 1 talenta = 6.000 dinar. 1 dinar = upah pekerja sehari. Jadi, kalau kita bekerja selama 6.000 hari, kita baru bisa membayar hutang 1 talenta. Lha kalau hutangnya, 10.000 talenta, berarti kita harus bekerja selama 60.000.000 hari. Kalau 1 tahun itu terdiri dari 365 hari, berarti kita harus bekerja selama 164 tahun lebih, tanpa istirahat. Lah umur kita hanya berapa, paling separuhnya. Artinya, sampai kapan pun kita tidak mungkin bisa melunasi hutang tersebut. Syukur, Tuhan yang penuh belas kasih berkenan menghapuskan hutang tersebut. Sekarang kita bandingkan dengan kesalahan sesama pada kita yang digambarkan hanya dengan angka hutang 100 dinar, tidak sampai 0,2 talenta. Sangat kecil dan sedikit. Hanya butuh waktu 3 bulan lebih sedikit untuk melunasinya. Ironis kan. Dosa kita yang amat sangat besar dan banyak sekali saja diampuni oleh Tuhan, tapi kita seringkali sulit bahkan tidak mau mengampuni dosa sesama yang amat sangat kecil dan sedikit sekali. Maka, marilah kita tidak usah berpikir-pikir untuk mengampuni. Tidak hanya sampai 7 kali tetapi sampai 70 x 7 kali. Sebab, Tuhan telah mengampuni kita, sebarapa pun banyak dan seringnya kita berbuat dosa. Dan pengampunan itu akan tetap dan selalu dianugerahkan kepada kita, kalau kita juga mengampuni sesama kita.

Doa: Ya Bapa, berilah kami rahmat-Mu untuk mengampuni sesama kami, sebagaimana Engkau selalu mengampuni setiap dosa dan kesalahan kami. Amin. -agawpr-

Mengampuni Tanpa Putus

Masing – masing dari kita mempunyai pengalaman hidup yang tidak dapat dipungkiri kadang mendapat tekanan dari orang lain. Sering kali, tindakan sahabat – sahabat kita melukai perasaan, bahkan tidak tanggung – tanggung, tidak dapat dihindari perasaan kesal yang amat mendalam disertai emosi muncul begitu saja, sehingga sulit bagi kita untuk mengampuni dengan setulus – tulusnya.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita suatu perumpamaan bagaimana Raja dengan kebijaksanaannya mengumpulkan semua orang yang berhutang kepadanya. Seorang hamba memiliki hutang sebesar 10 talenta kepada Raja. Apa yang terjadi? Semula Raja hendak menjual sanak – saudaranya (Mat 18:25) karena hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya. Sang hamba pun sujud dan meminta kepada Raja waktu baginya untuk dapat melunaskan hutangnya suatu saat nanti. Diluar dugaan, Raja menghentikan niatnya untuk menjual sanak – saudaranya, dan dengan belas kasihan memberikan kepada hambanya itu untuk melunaskan hutangnya di lain waktu. Perumpamaan ini mengajarkan bagaimana kita harus tegas tetapi juga harus penuh dengan belas kasihan. Emosi yang bergejolak terkadang membuat mata hati kita tertutup dan sulit mengampuni. Kita harus mengingat kembali apa yang Yesus katakan , agar kita mengampuni tidak hanya tujuh kali “…melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22).

Dalam Kitab Suci, angka “tujuh” adalah angka yang sempurna, sehingga “tujuh puluh kali tujuh kali” mau mengajarkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain tanpa putus – putusnya, namun juga tegas. Mengampuni bukan berarti membiarkan kesalahan merajarela. Melainkan memberikan maaf setulus – tulusnya namun juga memberikan ketegasan dengan kasih kepada mereka yang berbuat salah, sehingga kita semua dapat saling memberikan didikan dan hikmat. Semoga, Injil hari ini memampukan kita untuk mengampuni orang lain tanpa putus, tidak hanya memberikan maaf di bibir, tetapi juga di hati, dengan tidak lagi bersungut – sungut dan mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, yang terkadang memunculkan emosi baru dalam hidup kita, dan menghambat sukacita dalam hidup kita.

Kamis, 14 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir

Kamis, 14 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir

“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun; hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun” (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
     
Antifon Pembuka 
   
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran ilahi.
 
Doa Pagi
     
Allah Bapa yang Maharahim, kasih setia dan kesabaran-Mu sungguh tidak terbatas. Kami mohon, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat saling memaafkan dan mengampuni satu sama lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Orang-orang Israel sudah tidak mau peduli terhadap kata-kata Allah. Mereka malah semakin menjauhkan diri dari Allah. Namun Allah masih mencintai mereka. Tiada henti-hentinya Allah memberikan peringatan kepada orang-orang Israel supaya bertobat. Kali ini Allah memperingatkan mereka dengan nubuat pembuangan jikalau mereka tidak bertobat.
   

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)
    
   
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
     
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
 
Pengampunan yang diberikan kepada orang lain akan membawa anugerah baik bagi si pengampun. Bahkan Yesus menegaskan bahwa pengampunan Allah pun akan diberikan kepada mereka yang mau mengampuni saudara-saudari yang bersalah kepadanya. Kemauan untuk mengampuni itu pun mengandaikan kesabaran dan kesediaan untuk melakukannya terus menerus.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
   
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
        
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Bagi Maksimilianus Maria Kolbe, pengampunan itu memberikan kehidupan. Itulah yang membuatnya mau mengorbankan diri asal kawan se-selnya diampuni dan dibebaskan dari hukuman mati. Itulah juga yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus di salib. Ia rela melakukannya agar manusia bebas dari dosa dan diampuni oleh Bapa-Nya. Zaman sekarang ini pengampunan sering ditinggalkan orang. Orang lebih suka mendendam daripada memberi pengampunan. Tuhan sudah lebih dahulu mengampuni kita, apakah aku juga bersedia mengampuni sesama yang bersalah padaku?
 
Doa Malam
 
Ya Tuhan, semoga kami sepanjang hari ini mampu berbelas kasih terhadap sesama kami. Semoga kami tidak hanya mohon pengampunan tetapi juga mau mengampuni, dengan pengampunan yang telah kami terima dari-Mu. Sadarkanlah kami akan hal ini, ya Tuhan. Amin.
 
 
RUAH

"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Rabu, 13 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XIX

Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6; Mat. 18:15-20.

"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
  
Berdoa bersama itu amat penting. Tidak kalah pentingnya dengan doa pribadi yang juga ditekanlah oleh Yesus ketika bersabda, "Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Mat 6:6). Kali ini Yesus menegaskan pentingnya doa bersama. "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20). Doa bersama di sini, tidak hanya dimaksudkan pada perayaan-perayaan bersama di Gereja atau lingkungan dan kelompok umat lainnya, tetapi juga pada doa bersama dalam keluarga. Dengan kata lain, hendak ditegaskan bahwa berdoa bersama dalam keluarga itu sangat penting. "The family that pray together, stay together" (Keluarga yang berdoa bersama, dijamin tetap utuh). Sebab, keluarga tersebut selalu bersama Tuhan yang sejak semua telah mempertemukan, mempersatukan dan memberkati mereka serta menganugerahkan anak-anak dan banyak hal lainnya. Untuk itu, baiklah kita selalu membiasakan doa bersama dalam keluarga, misalnya pada pagi hari sebelum saling berpisah untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing. Juga pada malam hari setelah kembali berkumpul. Jangan sampai kebersamaan keluarga dalam doa terhalang oleh kesibukan dan fisik yang lelah karena justru doa itulah yang menjadi sumber daya dan kekuatan hidup. Jangan sampai pula doa bersama keluarga dirusak oleh televisi yang untuk zaman sekarang sudah tidak lagi di ruang keluarga tetapi bahkan ada di kamar masing-masing. Jangan sampai Tuhan tidak sempat singgah dalam keluarga dan hati kita karena kita terlalu sibuk "berdevosi" pada "santa Nokia, santo Samsung, santo Iphone, dll". Jarak yang jauh antar anggota keluarga juga tidak perlu menjadi penghalang untuk doa bersama karena sudah selayaknya alat komunikasi yang ada juga kita pakai untuk mempermudah kebersamaan dalam doa pula.

Doa: Tuhan, berkatilah keluarga kami agar selalu bersatu padu dalam doa. Amin. -agawpr-

Rabu, 13 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX

Rabu, 13 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
   
Yesus bersabda, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
   
Antifon Pembuka (Mzm 113:1-2)

Pujilah hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selamanya.

Doa Pagi
   
Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengingatkan dalam cinta kasih. Semoga kami tidak tinggal diam ketika melihat kejahatan ataupun buta terhadap kelaliman tetapi mau ikut serta membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah memberikan perlindungan bagi mereka yang masih memiliki hati terhadap kebenaran Allah dan prihatin terhadap segala kejahatan yang terjadi dalam masyarakat mereka. Allah mendengarkan doa-doa dan keluh kesah mereka dan membawa bagi mereka keselamatan. 
   
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)
      
    
"Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem."
    
Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring, "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. Kemudian firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar. Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan bagi masing-masing ada empat sayap dan di bawah sayap mereka ada yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
 
Allah benar-benar masih mengasihi manusia. Dia memberi kesempatan kepada manusia untuk berubah melalui teguran sesamanya. Namun demikian, ketika manusia benar-benar tidak mau bertobat, Allah tidak memaksa tetapi menempatkan mereka sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
 
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
     
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
  
Memperbaiki kesalahan memang membutuhkan proses panjang. Proses itulah yang diberikan oleh Tuhan Yesus lewat Injil hari ini. Menegur dengan penuh kasih, kemudian membawanya kepada beberapa orang yang dianggap lebih bijaksana. Di balik proses ini, sebenarnya Tuhan Yesus hendak menyatakan bahwa selalu ada jalan untuk berubah dan memperbaiki kesalahan. Itulah yang disebut dengan kasih dan pengampunan. Pertanyaannya adalah, "Apakah aku mau dengan sabar memberikan kesempatan kepada sesama untuk berubah dan memperbaiki kesalahannya?" Atau, "Apakah aku justru menjauhkan diri dari mereka?"

Doa Malam

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena telah menerima Putra-Mu. Semoga berkat anugerah agung ini, kami memperoleh semangat penyangkalan diri agar dapat menerima atau memberi nasihat dengan rendah hati demi kebaikan bersama sampai kami berkumpul lagi dalam Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
 
RUAH

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Selasa, 12 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX

Yeh. 2:8 - 3:4; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Mat. 18:1-5,10,12-14.

"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Bacaan Injil hari ini merupakan gabungan dari petilan-petilan ayat yang kalau dalam Alkitab dibagi dalam tiga judul, yaitu "Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:1-5), "Siapa yang menyesatkan orang" (Mat 18:6-11) dan "Perumpamaan tentang domba yang hilang" (Mat 18:12-14). Figur seorang anak kecil dipilih Yesus untuk menyatakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Ada banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil. Anak kecil itu jujur, lugu dan polos. Juga mudah sekali mengampuni dan berdamai. Mudah pula untuk berbagi. Namun, kalau dikaitkan dengan Kerajaan Sorga dan kehendak Bapa yang tidak menginginkan seorang pun di antara anak-anaknya hilang, saya rasa sifat anak kecil yang pas dalam konteks ini adalah bahwa anak kecil itu selalu merasa aman dan nyaman berada di dekat orangtuanya, apalagi dalam pangkuan dan pelukannya. Kalau tidur, anak-anak juga masih bersama orangtuanya. Kalau pergi ke mana-mana, mereka biasanya juga minta diantar atau ditemani oleh orangtuanya. Inilah yang dikehendaki Tuhan, yang adalah orangtua kita yang sesungguhnya. Ia menghendaki agar kita seperti anak kecil yang selalu merasa aman dan nyaman dekat dengan Tuhan, berada dalam pelukan kasih-Nya. Dalam perjalanan hidup kita, di mana pun kita berada, hendaknya kita juga senantiasa bersama Tuhan yang selalu siap sedia menyertai, mengantar dan menemani kita. Ia selalu menunjukkan jalan yang tepat bagi kita, bahkan Ia sendiri adalah jalan yang benar dan yang membawa kepada kehidupan sejati. Maka, kita jangan mencari jalan sendiri sehingga malah tersesat dan akhirnya hilang. Sikap seperti anak kecil inilah yang akan menghantar kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena kita selalu bersama dengan Tuhan.

 Doa: Tuhan, semoga kami selalu merasa aman dan nyaman bersama-Mu dan tidak mencari jalan hidup sendiri sehingga malah tersesat dan hilang, karena kami percaya bahwa hanya pada-Mulah ada jaminan akan Kerajaan Sorga. Amin. -agawpr-

Selasa 12 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX

Selasa 12 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
 
“Kita disembuhkan oleh penderitaan Sang Penebus” (Theodoret dari Cyrus)
 
Antifon Pembuka (Yeh 3:1)

Hai anak manusia, makanlah gulungan Kitab yang Kuberikan ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum terpilih.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, teladan kerendahan hati, Engkau selalu mengingatkan kami untuk menjadi anak kecil dan bertobat dari dosa-dosa kami. Semoga kami selalu mau belajar untuk menjadi anak kecil di hadapan-Mu dan sesama, menjadi orang yang tulus, jujur, pikiran yang bening dan hati yang bersih. Tolonglah kami sepanjang hari ini dengan rahmat-Mu. Amin.
 
Allah masih memperhatikan orang-orang Israel dengan mengutus utusan-Nya untuk menyampaikan firman Allah. Firman itu telah dikunyah oleh utusan dan ternyata membawa rasa manis. Manisnya firman Allah inilah yang mungkin perlu untuk selalu dicecap.
 
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

Kerendahan hati adalah unsur penting dalam membangun komunitas peziarahan sebagai murid-murid Yesus. Dalam kerendahan hati itulah kita diundang untuk saling meneguhkan dalam iman dan membawa pertobatan menuju Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
Untuk menjadi sempurna, tampaknya orang tak cukup hanya bertobat. Tuhan Yesus menambahkan bahwa selain bertobat orang perlu juga menjadi seperti anak kecil. Anak-anak kecil mendapat tempat istimewa dalam Kerajaan Surga. Alasannya bahwa anak-anak ini dipelihara dan dijaga oleh Malaikat Allah di surga. Betapa istimewanya anak-anak yang demikian itu. Kita pun akan dijaga dan dilindungi oleh para malaikat jika kita bertobat dan senantiasa menggantungkan kepercayaan hanya pada Tuhan seperti anak kecil yang polos dan suci dari dosa.

Doa Malam

Yesus, Bapa-Mu di surga tidak menghendaki kami anak-anak-Nya bagaikan domba yang hilang meskipun kami kadang-kadang suka menjadi anak yang hilang, berjalan menurut kehendak kami sendiri. Semoga firman-Mu menjadi pelita bagi langkahku dan cahaya bagi jalanku. Tuntunlah kami selalu di jalan yang benar. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy