Syalom aleikhem. Entah mengapa nyanyian utama dalam liturgi Romawi alias liturgi Latin melenyap hampir tanpa bekas. Memang di sana-sini masih ada, namun sangat tidak populer. Itulah nyanyian gregorian. Padahal, menurut petunjuk PUMR no. 41, nyanyian gregorian hendaknya diberi “tempat utama” (diprioritaskan). Ini bukan petunjuk untuk meminggirkan nyanyian lain yang lokal, yang bernada inkulturatif atau berbau musik daerah, melainkan untuk menekankan kesatuan universal sesama peraya liturgi Latin.
Kita di Indonesia beritus Latin, berliturgi Romawi. Ada baiknya semacam tali pengikat yang mempersatukan kita dengan Gereja Ritus Latin seluruh dunia. Tali pengikat itu nyanyian gregorian.
Sayang memang, dewasa ini umat tak terbiasa bernyanyi gregorian. Ada keberatan di sana-sini: gregorian itu sulit dinyanyikan. Mungkin bukan sulit, hanya tak terbiasa. Lalu, lingkaran setan berkuasa: gregorian dianggap sulit, maka jarang dinyanyikan; dan karena jarang dinyanyikan, maka dianggap sulit.
Benarlah bahwa nyanyian gregorian untuk bagian proprium tak mudah dilagukan, apalagi oleh umat kebanyakan; sedang kor terlatih pun sering tertatih-tatih mendaraskannya. Tuntutan PUMR sebenarnya tak berat-berat amat: “sangat diharapkan” sekurang-kurangnya umat mahir bernyanyi ordinarium Misa dalam nyanyian gregorian berbahasa Latin, terutama Credo dan Pater Noster dengan notasi yang sederhana. Catatlah ini: “sederhana”. Credo III sederhana, ambil contoh, juga Missa de Angelis. Jangan bunuh nyanyian utama.
Minggu, 01 September 2019
Hari Minggu Biasa XXII (Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional)
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada
serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak
akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi
dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang
dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju,
seraya mempercayai Ia yang mengasihimu” – Joseph Ratzinger (Paus
Emeritus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)
Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang
hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu
berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you
are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.
Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine
suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahamurah, Engkaulah sumber segala rahmat. Ajarilah kami
untuk rendah hati di hadapan-Mu sehingga kami mau menyadari kelemahan
kami dan membuka diri untuk menerima anugerah-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:19-21.30-31)
"Rendahkanlah dirimu, supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan."
Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih
disayangi daripada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, patutlah
makin kaurendahkan dirimu, supaya engkau mendapat karunia di hadapan
Tuhan. Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina-dina Ia
dihormati. Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan
keburukan berakar di dalam dirinya. Hati yang arif merenungkan amsal,
dan telinga yang pandai mendengar merupakan idaman orang bijak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4 PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10.11; R:11b)
1. Orang-orang benar bersukacita, Mereka beria-ria di hadapan Allah,
bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi
nama-Nya!Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, Itulah Allah di
kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang
sebatang kara,Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka
bahagia.
3. Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; tanah milik-Mu yang
gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam
kebaikan-Mu, ya Allah, Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.22-24a)
"Kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup."
Saudara-saudara, kamu tidak datang kepada gunung yang tidak dapat
disentuh, dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala, kamu tidak
mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai, kamu tidak mendengar
bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya
memohon supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka.
Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang
hidup, Yerusalem surgawi. Kamu sudah datang kepada beribu-ribu malaikat,
suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang
namanya terdaftar di surga; kamu telah sampai kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah
menjadi sempurna. Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara
perjanjian baru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab)
Pikullah kuk yang Kupasang padamu, sabda Tuhan, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-14)
"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari
orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati
Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat
kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini, “Kalau engkau
diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan.
Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu.
Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan
berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan
malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi,
apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin
tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, ‘Sahabat, silakan duduk di
depan’. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di mata semua
tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan
barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.” Dan Yesus berkata juga
kepada orang yang mengundang-Nya, “Apabila engkau mengadakan perjamuan
siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu,
saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya,
karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan
demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan
perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan
engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk
membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari
kebangkitan orang-orang benar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dalam
berbagai pertemuan bersama, termasuk dalam partisipasi Perayaan
Ekaristi di gereja, ada sementara (kebanyakan) orang menjauhi untuk
duduk di depan. Hal ini kiranya dilakukan bukan karena mereka itu rendah
hati, melainkan karena mereka malu atau agar dapat dengan bebas duduk,
bicara/bisik-bisik seenaknya alias tidak sungguh-sungguh berpartisipasi
dalam pertemuan atau perayaan. Dengan kata lain mereka tidak mau diatur
atau diperintah alias jauh dari penghayatan keutamaan kerendahan hati,
keutamaan dasar,yang pertama dan terutama. Sabda atau pesan Yesus hari
ini mengajak kita untuk bertindak dengan rendah hati, maka marilah kita
tingkatkan, perdalam dan teguhkan penghayatan keutamaan rendah hati
dalam hidup kita sehari-hari. Bentuk kerendahan hati yang paling mudah
dan pokok adalah mentaati dan melaksanakan aneka macam peraturan atau
tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pekerjaan kita,
dengan kata lain disiplin, jujur dan terbuka/transparant dalam kegiatan
atau cara bertindak di manapun dan kapanpun. Pada tingkat berikutnya,
jika orang sudah mencoba dan berusaha untuk mentaati dan melaksanakan
aturan yang ada ternyata tidak berbuah dengan keselamatan atau
kesejahteraan hidup (lebih-lebih keselamatan jiwa), maka orang dapat
mendengarkan dan mentaati serta melaksanakan bisikan Roh Kudus atau
kehendak Tuhan, yang memang bersuara dan bergema begitu lembut, hanya
dapat dipahami, ditangkap dan dimengerti dengan dan melalui keutamaan
kerendahan hati.
"Kamu
sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi
dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada
jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada
Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar
yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian
baru," (Ibr12:22-24a)
Kutipan di atas ini mengindikasikan
suatu ingatan bahwa ketika kita sedang memasuki atau berada di dalam
tempat ibadat (gereja/kapel, masjid, kuil, pura, dst..) pada umumnya
bersikap rendah hati, penuh hormat, hening serta merasa damai dan
tenteram dalam persaudaraan dengan Tuhan maupun sesama manusia.
Hendaknya pengalaman tersebut tidak dipisahkan dari pengalaman atau cara
hidup dan cara bertindak sehari-hari dimanapun dan kapanpun. "Iman
tanpa perbuatan pada hakekatnya mati", demikian kata Yakobus dalam
suratnya. Sikap hidup terhadap Tuhan dan sikap hidup terhadap sesama
manusia serta ciptaan lainnya bagaikan mata uang bermuka dua, dapat
dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan.
Marilah kita hidup bersama
dalam kemeriahan sebagai anak-anak Allah, orang-orang yang
mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, sebagai orang-orang `yang
namanya terdaftar di sorga'. Harap disadari dan dihayati baru dalam
status `terdaftar', belum `diakui', apalagi `disamakan', hidup kita di
dunia ini belum atau tidak sama di sorga. Panggilan atau tugas
pengutusan kita semua adalah berusaha agar hidup dan bertindak kita di
dunia ini sama seperti di surga, sebagaimana setiap kali kita doadakan
dalam doa Bapa Kami "Jadilah kehendak-Mu di dunia ini seperti di dalam sorga". Cara
untuk itu antara lain senantiasa setia pada dan melaksanakan sepenuhnya
janji-janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji
perkawinan, janji imamat, kaul, janji atau sumpah pegawai atau jabatan
dst… "Lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, ya anakku, maka
engkau akan lebih disayangi dari pada orang yang ramah-tamah. Makin
besar engkau, makin patut kaurendahkan dirimu, supaya kaudapat karunia
di hadapan Tuhan"(Sir 3:17-18). Kutipan ini kiranya
semakin menegaskan dan meneguhkan kita semua untuk hidup dan bertindak
dengan rendah hati yang mendalam. Marilah kita lakukan pekerjaan kita
apapun dengan sopan. Sopan berarti menghadirkan diri sedemikian rupa
sehingga tidak melecehkan atau merendahkan yang lain dan membuat orang
lain semakin tergerak untuk semakin beriman atau semakin mempersembahkan
diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan
dan sesama manusia. Kami harapkan kita senantiasa berpakaian sopan,
jauhkan cara berpakaian yang merangsang orang lain untuk berbuat dosa
atau melakukan kejahatan. Berpakaianlah sedemikian rupa sehingga orang
yang melihat anda akan memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi
Tuhan.
Dalam seluruh kehidupan-Nya Yesus merupakan contoh kita Bdk. Rm 15:5; Flp 2:5.:
Ia adalah "manusia sempurna" (GS 38), yang mengundang kita supaya
menjadi murid-Nya dan mengikuti Dia. Oleh pelayanan-Nya yang rendah hati
Ia memberi kepada kita contoh untuk diteladani Bdk. Yoh 13:15., oleh doa-Nya Ia mengajak kita untuk berdoa Bdk. Luk 11:1., oleh kemiskinan-Nya Ia mengajak kita agar menanggung penderitaan dan penganiayaan dengan rela hati Bdk. Mat 5:11-12. ---- Katekismus Gereja Katolik, 520
Sabtu, 31 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XXI
“Hiaslah rumahmu sebaik-baiknya, tetapi ingatlah juga si miskin.” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku menaruh cinta kasih kepadamu.
Doa Pembuka Allah Bapa Maha Pengaish,
semua orang Kauberi kesempatan untuk menaruh cinta kasih. Kami mohon,
semoga anugerah itu dapat berkembang dengan suburnya pada kami, sehingga
dengan demikian dunia ini menjadi tempat penuh dengan cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin. Kita
harus terus belajar mengasihi Allah secara sungguh-sungguh. Caranya,
bukan hanya lewat kata-kata tetapi dalam setiap langkah kehidupan kita.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 4:9-11)
"Kalian belajar kasih mengasihi dari Allah."
Saudara-saudara, tentang kasih persaudaraan, kiranya tidak perlu aku
menulis kepadamu. Sebab kalian sendiri telah belajar kasih mengasihi
dari Allah. Hal itu kalian amalkan juga terhadap semua saudara di
seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kalian,
Saudara-saudara, agar kalian lebih sungguh-sungguh lagi mengamalkannya.
Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk
mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan,
sebagaimana telah kami pesankan kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi para bangsa dengan adil.
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di
dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung
bersorak-sorai bersama-sama di hadapan Tuhan.
3. Sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia
dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya. Tuhan
mempercayakan banyak hal yang baik dalam diri setiap orang sesuai
dengan kemampuannya. Tuhan hanya minta agar rahmat itu kita bagikan dan
kembangkan, bukan pertama-tama berapa banyak hasilnya tetapi berapa
besar usaha kita membagikan dan mengembangkan rahmat Tuhan itu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)
"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."
Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada
murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan memercayakan
hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang
seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut
kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima
lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima
talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan
mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu
pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.
Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan
perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan
membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan
percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’.
Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang
baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang
menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan
kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan
itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia!
Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil,
maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga
hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa
Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan
memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi
menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’
Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau
tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di
tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang
yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta
dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu daripadanya, dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena
setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi
siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan
buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling
gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan Orang yang layak untuk
Kerajaan Surga adalah mereka yang "tahu bersyukur". Rasa syukuritu
terungkap lewat menghargai segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan
dalam hidup. Orang yang bersyukur tahu bahwa segala sesuatu itu hanya
dapat terjadi karena penyelenggaraan Tuhan, bukan karena kuat dan
hebatnya orang itu. Hal-hal ini sulit dilakukan oleh orang yang tidak
tahu atau bahkan malas bersyukur, mereka hanya menyimpan rahmat bagi
dirinya sendiri. Antifon Komuni (Mat 25:16)
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta. Ia menjalankan uang itu lalu memperoleh laba lima talenta.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Pengasih, kami
menerima bakat agar kami gunakan untuk memperoleh kedamaian.
Berkenanlah membantu kami dengan perantaraan Roh Kudus agar kami dapat
melaksanakan semuanya itu dan menjadi orang yang berkenan di hati-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Syalom aleikhem. Apa artinya “apostolik”? Kata ini berasal dari bahasa Yunani: apostolos yang artinya ‘rasul’. Maka, apostolik artinya ‘bersifat rasuli; rasuliah’.
Apakah artinya ketika disebut bahwa Gereja itu apostolik? Gereja disebut apostolik karena didirikan atas Para Rasul. Apa maknanya “didirikan atas Para Rasul”? Ada tiga makna: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya; (3) tetap diajar oleh Para Rasul sampai hari ini. Mari urai satu per satu.
Dasar ajaran Gereja Katolik adalah ajaran Para Rasul. Itulah mengapa Gereja ini disebut apostolik, rasuliah. Para Rasul adalah saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Sang Kristus. Para Rasul diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk menggembalakan umat-Nya di muka bumi ini setelah Beliau naik ke surga. Juga, kuasa-kuasa lain, seperti mengampuni dosa, diberikan kepada mereka oleh Tuhan kita. Ajaran Para Rasul penting sekali sebab generasi setelahnya mengenal Kristus dari ajaran Para Rasul. Kita ini, contohnya, tak pernah ketemu Tuhan Yesus. Seperti apa dan bagaimana Tuhan Yesus itu kita kenal dari ajaran Para Rasul.
Makna kedua apostolik terkait dengan menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya. Ajaran Para Rasul terjaga hingga kini dalam Gereja Katolik untuk kemudian diteruskan kepada generasi berikutnya. Para Rasul merayakan Ekaristi – salah satu contohnya – Gereja pun merayakan Ekaristi. Para Rasul memegang dengan teguh ajaran yang tertulis dan yang disampaikan lisan, Gereja pun demikian, memegang teguh ajaran tertulis (Alkitab Suci) dan ajaran lisan (Tradisi Suci). Para Rasul melaksanakan sakramen-sakramen, Gereja Katolik pun demikian.
Ada banyak contoh yang dapat disebut megenai ajaran Para Rasul yang nyata-nyata masih terjaga dalam Gereja Katolik. Di atas sekadar contoh-contoh penting yang langsung terlihat. Tak hanya menjaga, Gereja Katolik juga meneruskan ajaran Para Rasul. Di dalam Gereja Katolik, ajaran Para Rasul terjaga dan tersalurkan kepada generasi berikutnya sampai akhir zaman. Inilah makna kedua apostolik.
Semua Rasul meninggal dunia pada abad pertama. Lalu, apakah Gereja abad-abad selanjutnya tak bergembala, berjalan semaunya sendiri seperti kawanan domba tanpa gembala? Oh tidak! Kristus melengkapi Gereja-Nya dengan “para rasul baru”, artinya orang-orang yang dipercaya menggantikan peran Para Rasul ketika mereka telah tiada. Pengganti Para Rasul itulah para uskup Gereja Katolik.
Dalam diri para uskup yang tergabung dalam Dewan Para Uskup, sebagaimana “dewan” Para Rasul zaman dulu, Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik tetap diajar, dikuduskan, dibimbing oleh Para Rasul. Jadi, Para Rasul “tidak mati”, dalam arti perannya. Gereja Katolik tetap punya “para rasul zaman modern”, yaitu para uskup yang bersekutu dalam dewan bersama dengan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Gembala Tertinggi Gereja, dialah Sri Paus Roma.
Jadi, makna apostolik secara ringkas: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran itu dan meneruskannya; (3) tetap digembalakan oleh Para Rasul melalui para pengganti mereka.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 857
“…
Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat,
yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat
diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan:
meskipun Allah Bapa telah melahirkanPutra, dan Putra lahir dari
Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah
Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Mzm 97:10, 12)
Terang terbit bagi orang benar; sukacita bagi orang tulus hati.
Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar, muliakanlah nama-Nya yang
kudus.
Doa Pembuka
Allah
Bapa, sumber segala harapan, semoga hati kami selalu terbuka untuk
menerima sabda-Mu yang menjadi cahaya kehidupan kami, serta memberi
pengharapan kepada siapa saja dalam bahaya maut. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan
sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)
"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian:
Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya
berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi
baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu
juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama
Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia
menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu
masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan
kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan
saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan
membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami
tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang
cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa
menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang
telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
atau Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12) 1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak
pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan
Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa
melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia
memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan
mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi
orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai
orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak
membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama
tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah
malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang
bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit,
sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak,
jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik
kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka
pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk
bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian
datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan,
bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata
kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab
kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Injil Matius bab 25 adalah bagian dari
yang disebut khotbah tentang kepenuhan Kerajaan Allah, yang meliputi
Injil Matius bab 24-25. Ada lima khotbah besar dalam Injil Matius.
Khotbah pertama terdapat pada bab 5-7 yang bisa diberi judul khotbah
pernyataan Kerajaan Allah. Khotbah kedua, pada bab 10, berisi perutusan
untuk mewartakan Kerajaan Allah. Khotbah ketiga, pada bab 13, berisi
rahasia Kerajaan Allah, Khotbah keempat, pada bab 18 biasa disebut
khotbah gerejawi, karena berisi pengajaran mengenai Gereja sebagai wujud
Kerajaan Allah. Khotbah kelima, pada bab 24-25 berisi khotbah tentang
Kerajaan Allah dan pemenuhannya.
Injil
Matius bab 25 ayat 13 berisi perumpamaan mengenai sepuluh gadis, lima
yang disebut bijaksana dan lima yang lain disebut bodoh. Ada
sekurang-kurangnya dua lapisan makna yang dapat kita gali dari
perumpamaan seperti adanya sekarang ini. Manakah pesan awal dari
perumpamaan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diingat bahwa pada
waktu itu orang-orang Yahudi pada umumnya tidak mengakui Yesus sebagai
Sang Penyelamat. Padahal mereka adalah penerima janji yang pertama,
"bangsa pilihan". Seharusnya seluruh sejarah mereka adalah persiapan
untuk menyambut Sang Mesias, tetapi ternyata mereka tidak siap. Kalau
demikian pada mulanya perumpamaan ini ditujukan untuk menunjukkan
kesalahan orang Yahudi (pada zaman itu).
Lapis kedua muncul
ketika perumpamaan itu diterapkan untuk Gereja. Mempelai pria yang
ditunggu-tunggu adalah Yesus, sementara Gereja dilambangkan dengan
kesepuluh gadis yang sebagian bijaksana, sebagian lain tidak. Itulah
kenyataan hidup orang beriman di dalam Gereja, sampai sekarang, ada yang
bijaksana, ada yang bodoh - dalam arti yang seluas-luasnya dan dalam
segala macam bentuknya. Semoga berkat rahmat Tuhan, kita dibantu untuk
menjadi pribadi yang bijaksana.(IS/INSPIRASI BATIN)
Antifon Komuni (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah sebab kalian tidak tahu kapan Putra Manusia datang.
Kamis, 29 Agustus 2019
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
“Yohanes Pembaptis, yang diberi karunia istimewa membaptis Penebus
dunia, dibaptis dengan darahnya sendiri” (St. Beda Venerabilis)
Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)
Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para
raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.
Doa Pembuka
Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah
Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih.
Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih
berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Tuhan telah berjanji untuk berperang bagi bangsa-Nya. Oleh karena itu, Tuhan pasti akan membuktikan janji dan kesetiaan-Nya.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau
bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang
Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan
Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada
hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang
besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang
raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat
negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan
engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu. atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat
malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya
Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak
masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan
keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang
aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Bahaya
menyimpan dendam akan bisa mengakibatkan tindakan yang sangat jahat.
Dibutuhkan kerendahan hati yang besar untuk dapat menerima kritikan atau
teguran atas dosa yang kita lakukan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan
membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus
saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau
mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh
dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes
adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap
kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun
ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan
yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya
– mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan
orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil
lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka
Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja
yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah
kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun
itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada
ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes
Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau,
supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes
Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi
karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja
segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala
Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia
membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid
Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Tindakan
Yohanes Pembaptis adalah sebuah tindakan yang benar: berani mengatakan
yang salah. Tetapi, justru ia dinilai salah, menyakiti hati orang lain
dan dianggap sebagai pengacau bagi Herodes, sebagai wakil dari para
penguasa yang lalim. Ini pula yang sedang dialami dunia zaman ini.
Panggilan Kristiani adalah panggilan untuk menyatakan kebenaran dan
keadilan. Sudahkah kita berani mengungkapkan kebenaran dan keadilan
dalam keseharian hidup kita tanpa takut dan ragu?
Doa Malam
Allah yang Mahamurah, berilah kami kebijaksanaan dan kejujuran dalam
memilah dan melakukan mana yang baik dan tidak. Jangan biarkan kami
terseret pada kesibukan semata tetapi buatlah kami senantasa
mencintai-Mu dalam diri sesama. Rahmat ini kami mohon kepada-Mu, kini
dan sepanjang masa. Amin.
Mrk. 5:18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.
Cumque ascenderet navem, qui daemonio vexatus fuerat, deprecabatur eum, ut esset cum illo.
Syalom aleikhem. Karena diminta meninggalkan daerah Gerasa oleh penduduk di sana, Tuhan Yesus (dan para murid-Nya) pergi dari sana. Orang yang telah disembuhkan dari kerasukan ingin ikut Tuhan Yesus.
Mrk. 5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”
Et non admisit eum, sed ait illi: “ Vade in domum tuam ad tuos et annuntia illis quanta tibi Dominus fecerit et misertus sit tui ”.
Tuhan tak memperkenankan orang itu ikut serta-Nya. Sebaliknya, orang itu diberi sabda khusus, yaitu agar orang itu pulang ke tempat asalnya dengan tujuan mewartakan apa yang telah dilakukan Sang Kristus baginya. Orang itu diminta bercerita kepada orang-orang di tempat asalnya bagaimana Tuhan Yesus telah melepaskannya dari kuasa roh-roh jahat yang banyak jumlahnya.
Ungkapan “telah mengasihani” artinya ‘melakukan tindakan dan kebaikan yang besar’, bukan hanya mengenai perasaan iba. Kata kerja ini dalam bahasa Yunani tak pernah digunakan untuk menunjukkan suasana hati belaka, melainkan untuk perbuatan.
Mrk. 5:20 Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Et abiit et coepit praedicare in Decapoli quanta sibi fecisset Iesus, et omnes mirabantur.
Orang itu taat kepada Tuhan Yesus, lalu menjadi pewarta di Dekapolis. Penduduk Dekapolis umumnya bukan orang Yahudi. Orang itu memberitakan perbuatan dahsyat Tuhan kepada orang-orang yang belum mengenal Allah di sana. Bahasa sekarang, orang itu jadi “misionaris”. Selanjutnya dijelaskan bagaimana tanggapan orang-orang Dekapolis atas warta yang dibawa si misionaris, yaitu bahwa penduduk Dekapolis heran, artinya ‘kagum dan terpana sehebat-hebatnya’.
Mrk. 5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
Et cum transcendisset Iesus in navi rursus trans fretum, convenit turba multa ad illum, et erat circa mare.
Tuhan telah berada di seberang dari Gerasa, artinya di tepi bagian barat Danau Galilea, tempat yang biasa dikunjungi Tuhan, dan orang-orang di sana pun sudah sangat mengenal siapa Beliau. Tak heran, mereka langsung datang seperti yang sudah-sudah. Tempat kejadian adalah di tepi danau, jadi masih dekat dengan danau.
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
“Kita
selalu perlu dibasuh oleh Kristus, yang membasuh kaki kita, dan
diperbarui oleh-Nya. Kita memerlukan pertobatan yang tiada henti, yang
setiap harinya dalam doa kita ucapkan: ampunilah kesalahan kami, seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Hingga akhir hidup kita,
kita memerlukan kerendahan hati yang menyadarkan kita bahwa dalam
peziarahan ini, kita adalah pendosa, hingga Tuhan menjulurkan tangan-Nya
secara definitif dan mengantar kita ke dalam kehidupan kekal.
Kerendahan hati inilah yang dijalani hari demi hari, hingga wafatnya.”
(Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Sir 15:5)
Di tengah umat, Tuhan membuka mulut orang yang takut akan Dia dan
memenuhi dia dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan, serta mendandani
dia dengan jubah kemuliaan.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, Engkau telah memenuhi Santo Agustinus, Uskup dengan roh
kebijaksanaan dan pengetahuan. Bantulah dan penuhilah Gereja-Mu dengan
roh yang samam agar kami selalu haus akan Dikau, satu-satunya Sumber
Kebijaksanaan Sejati, dan mencari Dikau, pemberi cinta ilahi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
"Sambil bekerja siang malam kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah
kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi
siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah
kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh,
adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah
menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan
menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap
anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian
hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam
Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya
mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah
yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan
sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang
demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang
percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Ayat. (Mzm 139:7-8, 9-10, 11-12ab; Ul: 1)
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari
hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung
laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu
memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang
sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan
bagi-Mu. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama
seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan
pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun
makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika
kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan
mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu
bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan
pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Marilah
kita merenungkan hidup St. Agustinus yang peringatannya kita rayakan
hari ini. Sabda Tuhan yang kita renungkan hari ini sungguh terjadi dalam
hidup St. Agustinus. Semasa mudanya dia bertualang dalam kubangan
kesenangan duniawi yang membelenggunya dalam dosa. Berkat doa St. Monika
ibunya, dan tumbuhnya kesadaran dirinya untuk bangkit dia berbalik
menjadi penurut Tuhan, setelah berdebat dengan St. Ambrosius tentang hal
rohani dan kekekalan jiwa serta hidup dalam kekudusan. Sejak itu St.
Agustinus jiwanya terpaut pada Tuhan. Melalui buku "Pengakuanku" serta
ungkapannya "Terlambat aku mencintai-Mu. Kekekalan yang senantiasa baru" menyentuh nurani banyak orang yang rindu untuk mengecap kedamaian dan ketenteraman hidup rohani dalam persatuan dengan Tuhan.
Menurut St. Agustinus, kehendak bebas
tidak dimaksudkan untuk berbuat dosa, juga tidak berarti bahwa kehendak
bebas memiliki kecenderungan yang sama pada kebaikan dan kejahatan.
Suatu kehendak yang telah dikotori oleh dosa tidak lagi dianggap sebagai
"bebas" seperti sebelumnya karena kehendak tersebut telah terikat
dengan hal-hal duniawi, yang mana dapat saja hilang atau sulit untuk
lepas darinya karena dosa. Akibat dosa menghasilkan ketidakbahagiaan.
Dosa merusak kehendak bebas meskipun tidak sampai menghancurkannya.
Semoga semangat pertobatan St. Agustinus menginspirasi hidup kita hari
ini. (MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN)
Doa yang Indah
oleh St. Agustinus
Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu
sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa
melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki
diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih disini, sehingga aku dapat
mencintai-Mu dengan sempurna disana, sehingga kegembiraanku besar
disana, dan lengkap di surga bersama-Mu. O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna. Sementara ini, biarkan pikiranku memikirkannya, biarkan lidahku membicarakannya, biarkan hatiku merindukannya, biarkan mulutku mengatakannya, biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya, biarkan dagingku merasa haus setelahnya, biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya, sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan
Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya, dalam dunia tanpa akhir. Amin.
Syalom aleikhem. Ada peribahasa jadul: “Bernyanyi dengan baik [sama dengan] berdoa dua kali.” Besarlah manfaat nyanyian. Rasul Paulus menganjurkan jemaat agar menantikan kadatangan Tuhan dengan bernyanyi. Karena itu, pantaslah teks-teks Misa dilagukan.
Manakah teks-teks yang perlu mendapat prioritas (didahulukan) untuk dinyanyikan? PUMR no. 40 memberi petunjuk: (1) teks-teks yang dilagukan oleh imam atau diakon atau lektor dengan jawaban oleh umat; (2) teks-teks yang dilagukan bersama-sama oleh imam dan umat.
Pertama-tama nyanyian itu bukan nyanyian pembuka atau nyanyian persembahan dsb. Bukan, pertama-tama bukan itu. Bahwa nyanyian-nyanyian semacam itu penting, benarlah. Namun, PUMR memberi petunjuk bahwa kita diminta “menyanyikan Misa”, bukan hanya “bernyanyi dalam Misa”. Kalau anda imam, anda punya tanggung jawab lebih untuk melaksanakan hal tersebut.
Apa bedanya “menyanyikan Misa” dan “bernyanyi dalam Misa”? Mari tilik sejenak. Ketika kita menyanyikan nyanyian pembuka, seperti “Awalilah” atau “Wahai Saudara”, atau nyanyian persembahan, semacam “Kususun Jari” atau “T’rimalah”, kita sedang “bernyanyi dalam Misa”. Ketika kita menyanyikan “Bapa Kami” atau “Dialog Prefasi” atau “Kudus”, kita sedang “menyanyikan Misa”.
Mari kita belajar dan berlatih, dan meneruskan kalau sudah terjadi, “menyanyikan Misa”.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati